Share

Part 3

Penulis: Noveriya
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-31 18:07:01

Dan sore itu.

Kediaman Park Somi terus kedatangan para tamu undangan. Dan salah satu tamu itu adalah Kim Jisoo yang akhirnya tiba dirumah mewah Somi.

Jisoo berdiri dengan canggung di sisi halaman rumah Somi yang menjadi tempat acara di gelar. Terlihat jelas jejeran dekorasi dengan hiasan bunga segar mempercantik suasana acara ulang tahun Somi.

Namun rupanya sosok Jisoo menjadi bahan bisik-bisik para tamu yang hadir disana. Bagaimana tidak, pakaian yang di kenakan Jisoo sangatlah kuno. Sangat berbeda dengan mereka.

"Mengapa Kim Jisoo miskin itu ada di sini?" bisik seorang gadis yang merupakan teman 1 kampus Somi dan Jisoo pada kelompoknya.

"Sudah pasti Somi yang mengundang dia.."

"Somi terlalu baik, mengapa harus mengundang dia? padahal Jisoo ini pasti ingin memanfaatkan Somi lagi seperti waktu itu!!" tuding seorang gadis sinis.

Dan dari kejauhan, Jisoo dapat melihat tatapan sinis dari kelompok teman kampusnya yang tak menyukai kehadirannya.

Namun Jisoo hanya menghela nafas pelan, ia akan mengabaikan kelompok sinis itu. Karena ia berada di sini untuk menghadiri undangan sang teman sejatinya, Park Somi.

Tak lama, di saat gelisahnya menunggu. Tiba-tiba saja Jisoo di kagetkan dengan satu kejutan kecil.

"Kim Jisoo!!" seru Somi tiba-tiba dari arah belakang.

Sontak Jisoo terkesiap.

"Yahk!!" seru Jisoo reflek kaget hingga hampir menjatuhkan kado yang ia bawa.

Melihat reaksi terkejut itu, sontak membuat tamu yang berada disana menoleh pada mereka.

Namun Somi dengan santai tertawa kecil seolah senang mengerjai sang teman.

"Somi??" seru Jisoo dengan ekspresi terkejutnya.

Somi membalas dengan senyum.

"Akhirnya kau datang, terimakasih" ucap Somi senang.

Mendengar hal itu seketika Jisoo pun mengembangkan senyum pada Somi. Dan tanpa ragu Jisoo langsung memberikan kado yang sedari tadi ia bawa bersama untuk sang teman.

Somi menatap kado berukuran sedang yang di sodorkan Jisoo pada dirinya.

"Hadiah untuk mu sahabat" kata Jisoo tulus.

Somi sedikit menantap kado itu bias, namun dengan senyum implusif ia menerimanya.

"Terima kasih, kau seharusnya tidak perlu repot-repot" tukas Somi, yang kemudian memanggil salah seorang pelayan dan memberikan kado itu untuk di bawa sang pelayan.

Namun untuk beberapa saat di tengah rasa senang Jisoo dan Somi. Tiba-tiba sekumpulan gadis menghampiri keduanya.

"Somi.. selamat ulang tahun" seru salah seorang gadis yang mengenakan gaun biru.

Somi menyambut kumpulan itu dengan senyum.

"Terima Kasih, Jeha.." sambut Somi ramah.

Dan tak lama beberapa gadis lain silih berganti memberi ucapan selamat pada Somi.

Di saat ucapan ulang tahun terus mengalir untuk Somi. Tiba-tiba saja seorang gadis yang mengenakan pakaian dress modern datang mendekat pada Somi.

"Somi? apa kau tidak risih dengan si Jisoo??" tanya gadis itu sinis menantapa Jisoo.

Jisoo bergeming.

Somi mengubah mimik wajah seolah bingung.

"Kenapa??"

"Kau tanya kenapa?? apa kau tidak liat sikap irinya yang sudah sangat terang-terangan ini??" cibir ketus gadis itu menantap Jisoo. Sehingga membuat yang lain juga ikut menantap Jisoo.

"Apa kalian tidak sadar, di undangan tertulis untuk menggunakan dress kostum, tapi coba liat ini, berani benar Jisoo meniru Somi memakai pakai hanbok putri korea!!" tudingnya.

Mendengar ucapan gadis itu, sontak beberapa teman Somi memperhatikan Jisoo dan juga Somi bergantian.

Seketika wajah mereka kian berubah tak senang.

"Apa kau sangat ingin menjadi orang dari kalangan kami Jisoo?" cibir gadis bertopi jaring ala putri Kate.

Melihat hal itu, Jisoo ingin melawan. Namun belum sempat itu terjadi Somi segera mengambil moment itu dengan berubah menjadi pahlawan untuk Jisoo.

"Sudahlah.. hanya baju kok, mengapa di permasalahan kan??" sela Somi bersikap bijak di tengah kekacauan yang sangat indah menurutnya.

Jeha kesal melihat sikap Somi yang selalu membela Jisoo.

Bisik-bisik kecil terdengar dari kumpulan itu atas sikap Somi. Namun seolah aji mumpung, Somi segera mendekat pada Jeha yang merupakan ketua kelompok klub anak konglomerat.

Ia merangkul Jeha dengan hangat.

"Jeha, hari ini aku sangat senang.. karena ulang tahun ini begitu spesial buatku.. apa lagi aku sudah menerima hadiah dari mu, itu sungguh luar biasa..kau memang terbaik untuk barang berkelas" ceplos Somi memuji Jeha agar kekesalnya akan Jisoo mereda.

Somi mengiring Jeha bersama menuju tempat berbeda. Meninggalkan Jisoo yang di tinggal begitu saja.

Jisoo menghela nafas. Ia merasa sakit hati setiap kali mendengar ucapan Jeha yang selalu menjadi tim anti mahasiswa miskin seperti dirinya, namun di satu sisi lagi-lagi ia merasa bersyukur dari sekian banyak manusia Somi sangat baik bahkan membela dirinya dengan tanpa ragu.

Jisoo menatap Somi dari kejauhan dengan hati tersentuh.

Namun di tengah lamunya, tiba-tiba sesosok pria bertopeng muncul dari arah belakang Jisoo. Jisoo yang tadinya melamun seketika tersadar ketika ia tak sengaja mencium aroma parfum yang begitu ia kenal.

"Bawang merah?? mengapa kamu berdiri disini!!" seru pria itu menegur Jisoo.

Deg.. jantung Jisoo berdegup ketika mendengar suara khas yang ia kagumi secara diam-diam. Dan dalam sekejap ia berbalik dengan tatapan terpanah.

"Hey liat pria bertopeng itu?" seru seorang gadis yang tak bisa menutupi kekagumannya akan sosok pria misterius yang tiba-tiba datang bak angin.

"Beakyung??" seru Jisoo terperangah ketika melihat sosok pria bertopeng dengan memakai pakaian tradisional pangeran korea.

Melihat respon Jisoo yang terperangah kaget, pria bertopeng itu memberi senyum simpul.

"Kau memerankan kostum putri?? atau pelayanan?" tanya Beakyung pada Jisoo yang terlihat tak berkutik.

Mendengarkan hal itu seketika Jisoo tersadar dan langsung menyentuh pakaian yang ia kenakan dengan canggung.

"Ah.. aku.." Namun belum sempat Jisoo menjawab. Tiba-tiba suara Somi hadir.

"Beakyung!! kemarilah.." panggil Somi dari kejauhan.

Beakyung langsung menoleh pada asal suara.

Dan terlihat beberapa kumpulan gadis kegiranan melihat sosok tampan Beakyung yang bak pangeran korea.

"Ayo kemarilah.. lilin ini tidak bisa menunggu terlalu lama!!" seru Somi kembali dengan nada girang memanggil sang pria bertopeng.

Seketika senyum Beakyung terkembang dan itu di tunjukkan untuk Somi, tak lama ia pun melangkah pergi meninggalkan Jisoo disana.

Tatapan Jisoo mengikuti langkah Beakyung yang menuju Somi.

Terlihat dari kejauhan semua gadis menyambut sosok Beakyung dengan kagum.

"Terima kasih, baju ini ternyata cocok untuk ku" ucap Beakyung pada Somi.

"Uuuhhh.." seru para kelompok gadis yang berseru iri mendengar ucapan pria tampan ini pada sang putri yang berulang tahun.

Somi hanya tersenyum kecil.

"Syukurlah itu ternyata begitu pas dengan mu, Beakyung.." balas Somi.

"Baiklah.. semua tamu aku rasa sudah hadir.. bagaimana kalau kita mulai saja.." seru Somi begitu hangat.

Semua setuju dengan ucapan sang pemilik acara.

Namun sebelum itu di mulai, Somi malah melambaikan tangan pada Jisoo untuk ikut berkumpul.

"Jisoo, ayo kemari.." seru Somi pada Jisoo yang terpisah dari kumpulan tamunya. "Ayo, kemari.. aku tidak akan memulai jika kamu tidak kemari!!" seru Somi mengancam.

Namun reaksi mencibir segera terlihat. Tapi Somi tak peduli, ia tetap memanggil Jisoo untuk berkumpul bersama.

Dan Jisoo dengan berat hati mengikuti keinginan sang teman terbaik.

Jisoo pun akhirnya berkumpul bersama dengan suasana canggung. Somi tersenyum hangat.

"Terima kasih teman, kalian sudah mau hadir mengisi kebahagiaan ulang tahun ku kali ini.. Terima kasih untuk kebaikan kalian yang sungguh luar biasa.." ucap Somi memberi kata sambutan selaku pemilik acara.

Para teman-teman Somi merespon dengan senyum tulus bahkan ada yang memberi tepuk tangan.

"Baiklah.. aku tidak akan berlama-lama, mari bantu aku untuk berdoa agar semua harapan ku terkabul di usia baru ku ini.. Park Somi selamat ulang tahun!!" ucap Somi dengan segera menghembus nafasnya pada lilin yang melingkar indah pada cake bertingkat itu.

"Fuuuuuuhhh.." hela Somi. Dan sekejap itu pula lilin padam.

Seketika riuh tepuk tangan dan ucapan selamat kembali terdengar ramai di berikan pada Somi yang sedang berbahagia.

Tak luput juga Jisoo yang paling terharu melihat kebahagiaan Somi sang teman.

Namun di sisi lain, terlihat Beakyung menantap Somi dengan dalam. Hingga tak lama terdengar ucapan yang mengejutkan.

"Park Somi.. maukah kau menjadi kekasih ku??" ucap Beakyung tiba-tiba di tengah kerumunan itu.

Siiiingg.. Seketika sepi dan semua terkejut mendengar ucapan itu.

Somi yang tak kalah kaget reflek menoleh pada Beakyung yang berdiri tak jauh dari dirinya.

"Beakyung??" lirih Somi.

Dengan gerak cepat Beakyung membuka topeng yang ia kenakan lalu ia menatap lekat Somi yang terkejut.

"Aku mencintaimu, Somi.." ucap Beakyung yang kini terdengar jelas.

Jlebb..Jisoo membeku.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Love My Second Lead   Part 38

    Maya mengeliat manja pada tempat yang terasa nyaman ia peluk."Nyamannya.. dan ada detak jantung" gumam batin Maya dalam dunia mimpi.Hening, ia kian mendengar jelas detak jantung yang membuatnya harus segera sadar.Kedua mata Maya terbuka dengan terkaget melihat dirinya memeluk tubuh sang suami yang terlihat tidur dengan lelapnya."Aaaaaaaa" jerit Maya yang histeris. Lalu ia cepat-cepat menjauh dari tubuh Ferdian yang terlihat terusik dengan jeritan histeris Maya."Ada apa??" seru Ferdian dengan berusaha benar-benar sadar.Maya terlihat kelabakan meraba tubuhnya sendiri. Lalu menatap wajah Ferdian yang baru saja bangun dengan terpaksa."Ma-s?? ki-ta?? ki-ta??" ucap Maya terbatah-batah mencoba mencerna situasi macam apa pagi ini."Apa?? kita kenapa??" tanya Ferdian kesal karena terbangun dengan kegaduhan."Mas harus jelasin, kenapa Maya sampai ada di ranjang ini?" tuntut Maya dengan wajah gusar."Kan kau sendiri y

  • Love My Second Lead   Part 37

    "Mulai detik ini, aku umumkan jika New-A akan berganti menjadi New-Dragon.. dengan Direktur pelaksanaan Zarulita Maya" ucap Ferdian lantang saat itu.Dan ucapan itu kian terngiang di benak Maya. Kini Maya berada di ruang Direktur utama. Ia termenung menatap kursi Direktur yang kosong.Tak lama terdengar suara pintu di ketuk, lamunan Maya buyar.Tok..tok..Ceklek...pintu ruang Direktur terbuka.Akhirnya sang pahlawan itu datang. Maya pun berbalik untuk menyambut suaminya itu. Namun ketika ia berbalik, tatapan terpaku ketika melihat sang kembaran lah yang masuk."Marcel?"Senyum dari wajah sang kembaran terlihat jelas."Selamat kembaran ku, kau akhirnya bisa mengakhiri perang ini" ucap dengan berjalan lalu seketika memeluk tubuh Maya.Maya hanya bisa menerima tanpa menolak. Ia menikmati pelukan saudara kandungnya itu.Pelukan itu tererai, Marcel menatap wajah kembarnya."Kalau begitu, aku akan kembali k

  • Love My Second Lead   Part 36

    Keesokan paginya.Tidur lelap Ferdian pun terusik ketika mendengar suara guyuran air shower dari ruang wadrobe.Perlahan ia pun bangun dari tidurnya lalu terduduk dengan menoleh pada ruang wadrobe."Apa dia mandi sepagi ini lagi??" seru Ferdian sembari merenggangkan tubuhnya dan menatap sofa tempat tidur Maya yang kini kosong.Lalu sekilas ia melihat di sisi tempat tidurnya terlah tersusun bantal-bantal dengan rapi.Ferdian pun berdecak sehingga terlihat senyum simpul dari wajahnya. Ternyata ia benar-benar tertidur dengan lelap sampai tak menyadari jika wanita itu bangun lebih awal dan merapikan bantal seperti perintahnya tadi malam.Sekilas ia mengingat ucapan Maya."Mungkin mas gak akan faham arti kehadiran orang tua, karena kehilangan mereka itu benar-benar sangat menyakitkan" tutur Maya malam itu.Namun tak lama, lamunan Ferdian bayar ketika mendengar langkah Maya yang baru saja keluar dari ruang wadrobe dengan handuk melil

  • Love My Second Lead   Part 35

    Waktu berjalan cepat hingga jam menunjukkan 12 malam.Maya dan Ferdian berdiri di depan rumah mereka dengan melambaikan tangan pada Papa Johan yang pergi meninggalkan kediaman Bastian."Apa tadi terjadi pertengkaran??" singgung Maya bertanya dengan ekspresi datar dan masih menatap mobil sedan mewah itu pergi meninggalkan halaman rumah.Ferdian hanya diam tak menjawab, lalu tanpa di duga ia pergi meninggalkan Maya sendiri di sana.Maya menoleh dengan wajah bingung."Ckckck.. heran, kok bisa ada orang kayak begini, di tanya gak di jawab.. di diemin malah maen tinggal aja.. manusia gak sih nie orang??" gumam Maya sendiri sembari ikut melangkah di belakang suaminya."Tunggu mas!!" seru Maya dengan sedikit mempercepat langkah kakinya. Namun hal itu malah menimbulkan rasa sakit di bekas jahitan."Akh!!"pekik Maya yang reflek menahan perutnya yang sakit dengan tangan.Hal itu membuat Ferdian mencuri perhatian dirinya yang akhirn

  • Love My Second Lead   Part 34

    Waktu pun berlalu.Kini Maya pun kembali ke kediaman Bastian. Maya berjalan dengan sedikit pelan, walau dokter menyatakan bekas operasi aman. Namun Maya tidak boleh gegabah dalam berjalan agar bekas lem jahit operasi tidak rusak. Dan hal itu di patuhi oleh Maya.Dirumah Bastian pun, Mami Sari menyambut Maya dengan suka cita. Ia memberi perhatian ekstra pada cucu menantunya itu."Lain waktu, kamu harus makan tepat waktu.. kesehatan itu mahal harganya Maya" ceramah Mami Sari panjang lebar.Maya yang hanya bisa tersenyum kecil mendengar ceramah sang nenek."Untuk sementara waktu kamu makan bubur saja, jangan makan yang pedas-pedas dulu.. dan harus banyak makan buah juga sayur" timpal sang nenek menyambung ceramahnya yang kian panjang."Iya mami" sahut Maya patuh sembari berjalan pelan menuju ruang makan.Ferdian pun mengikuti langkah keduanya dari belakang.Dan tanpa terduga, sosok pria paruh baya pun terlihat duduk dengan w

  • Love My Second Lead   Part 33

    Kehadiran sang mama telah membuat sisi manja Maya pun muncul.Maya kembali bersama sang Mama yang membantunya berjalan hingga ke kamar pasien super VIP itu."Syukurlah jika kamu sekarang jauh lebih baik, mama panik sekali ketika mendengar kabar dari suamimu" jelas sang Mama dengan duduk di sisi kiri sang putri.Maya terlihat merasa bersalah ketika mendengar ucapan sang mama."Maaf ya mah, Maya udah buat mama jadi khawatir"Mama Marwah menghela nafas pelan sembari mengenggam jemari sang putri."Mama cuma bisa bersyukur jika saat ini kamu memiliki pendamping hidup, yang sangat menjaga kamu.." ujar sang mama nanar."Dia, pasti suami yang sangat baik" timpal sang mama dengan menoleh pada pintu yang terdapat kaca bening. Sehingga sosok sang menantu yang berada di luar kamar itu terlihat.Maya pun ikut melihat dengan terteguh pada pria yang terlihat serius berbicara dengan handphonenya itu.Lalu mama kembali menatap

  • Love My Second Lead   Part 32

    Hening..Kamar pasien Maya seketika hening, ketika dokter dan perawat itu meninggalkan ruangan kamarnya.Terlihat Maya dan Ferdian melirik dengan wajah canggung.Maya hanya menghela nafas pelan.Ferdian berjalan menuju meja di samping tempat tidur Maya dengan meletakkan plastik bungkusan yang ia bawa tadi.Maya meremas selimut yang ada di tubuhnya."Ehem.." suara grehem Maya yang seolah mencairkan suasana."Sepertinya dokter terlalu berlebihan, kalau cuma belajar jalan mah, kayaknya Maya bisa sendiri" celetuka Maya yakin dengan menyingkirkan selimut dari tubuhnya.Ferdian hanya melihat gerakan Maya yang berusaha untuk bangun dari tidurnya.Dan terlihat jelas jika Maya berusaha bangun dengan ekspresi wajah menahan sakit."Ssst.." desis bibir Maya mengeluarkan suara rintihan samar.Ferdian sudah menduga jika wanita ini hanya bermulut besar dan berlawanan pada kenyataan yang jelas-jelas terlihat jika ia tak sang

  • Love My Second Lead   Part 31

    "MAYA!!" seru Ferdian untuk mencoba menyadarkan istrinya.Namun tak satupun panggil itu menyadarkan sang istri yang terlihat telah hilang kesadarannya.Hingga tanpa pikir panjang Ferdian dengan cepat mengendong tubuh Maya yang terlihat benar-benar tak berdaya.Dan kepanikan Ferdian berhasil membuat seisi rumah Bastian itu panik.Mami Sari sampai tercengangg melihat tubuh Maya berada dalam gendong Ferdian."Apa yang terjadi?? Maya kenapa?" tanya Mami Sari yang panik.Ferdian berjalan cepat menuju garasi mobil tanpa menjawab pertanyaan sang Mami yang mengikuti langkahnya dari belakang."Panggilkan Pak Dendi!! CEPAT!!" hardik Ferdian tanpa melihat pada siapa yang ia suruh.Wajahnya benar-benar di baluti rasa cemas.Tak lama seorang pria tua datang dengan setengah berlari."Cepat bukakan pintu!!" seru Ferdian pada sang Supir.Pak Dendi pun dengan segera membuka kunci mobil otomatis itu. Lalu membuka pintu mobil

  • Love My Second Lead   Part 30

    Waktu pun berlalu dua hari. Dan pertikaian antara Maya dan Ferdian pun terus berlangsung dingin. Keduanya benar-benar menghindar satu sama lain.Maya terus berusaha tanpa pantang menyerah, ia menghabiskan banyak waktu untuk bisa kembali masuk ke dalam perusahaan Dragon.Sungguh ia akan mencoba cara apa pun untuk bisa bertemu kembali dengan Master.Namun sayangnya, Ferdian sudah memerintahkan jika Juan untuk sementara waktu untuk tak masuk ke kantor agar terhindar dari Maya.Dan dari info yang di terima, Maya terus menunggu sosok Master Kw itu hingga sore. Ia benar-benar menunjukkan kegigihannya. Ia membuang segala gengsi untuk bisa bertemu kembali dengan sang Master dengan bertanya pada satu persatu karyawan Dragon tempat tinggal sang Master.Ferdian benar-benar di buat terperangah, ia tak menyangka jika Maya benar-benar nekat. Namun sayang, Ferdian tak sedikit pun bersimpati pada perjuangan Maya.***Di sisi lain, sang Mami ter

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status