Share

Part 3

Dan sore itu.

Kediaman Park Somi terus kedatangan para tamu undangan. Dan salah satu tamu itu adalah Kim Jisoo yang akhirnya tiba dirumah mewah Somi.

Jisoo berdiri dengan canggung di sisi halaman rumah Somi yang menjadi tempat acara di gelar. Terlihat jelas jejeran dekorasi dengan hiasan bunga segar mempercantik suasana acara ulang tahun Somi.

Namun rupanya sosok Jisoo menjadi bahan bisik-bisik para tamu yang hadir disana. Bagaimana tidak, pakaian yang di kenakan Jisoo sangatlah kuno. Sangat berbeda dengan mereka.

"Mengapa Kim Jisoo miskin itu ada di sini?" bisik seorang gadis yang merupakan teman 1 kampus Somi dan Jisoo pada kelompoknya.

"Sudah pasti Somi yang mengundang dia.."

"Somi terlalu baik, mengapa harus mengundang dia? padahal Jisoo ini pasti ingin memanfaatkan Somi lagi seperti waktu itu!!" tuding seorang gadis sinis.

Dan dari kejauhan, Jisoo dapat melihat tatapan sinis dari kelompok teman kampusnya yang tak menyukai kehadirannya.

Namun Jisoo hanya menghela nafas pelan, ia akan mengabaikan kelompok sinis itu. Karena ia berada di sini untuk menghadiri undangan sang teman sejatinya, Park Somi.

Tak lama, di saat gelisahnya menunggu. Tiba-tiba saja Jisoo di kagetkan dengan satu kejutan kecil.

"Kim Jisoo!!" seru Somi tiba-tiba dari arah belakang.

Sontak Jisoo terkesiap.

"Yahk!!" seru Jisoo reflek kaget hingga hampir menjatuhkan kado yang ia bawa.

Melihat reaksi terkejut itu, sontak membuat tamu yang berada disana menoleh pada mereka.

Namun Somi dengan santai tertawa kecil seolah senang mengerjai sang teman.

"Somi??" seru Jisoo dengan ekspresi terkejutnya.

Somi membalas dengan senyum.

"Akhirnya kau datang, terimakasih" ucap Somi senang.

Mendengar hal itu seketika Jisoo pun mengembangkan senyum pada Somi. Dan tanpa ragu Jisoo langsung memberikan kado yang sedari tadi ia bawa bersama untuk sang teman.

Somi menatap kado berukuran sedang yang di sodorkan Jisoo pada dirinya.

"Hadiah untuk mu sahabat" kata Jisoo tulus.

Somi sedikit menantap kado itu bias, namun dengan senyum implusif ia menerimanya.

"Terima kasih, kau seharusnya tidak perlu repot-repot" tukas Somi, yang kemudian memanggil salah seorang pelayan dan memberikan kado itu untuk di bawa sang pelayan.

Namun untuk beberapa saat di tengah rasa senang Jisoo dan Somi. Tiba-tiba sekumpulan gadis menghampiri keduanya.

"Somi.. selamat ulang tahun" seru salah seorang gadis yang mengenakan gaun biru.

Somi menyambut kumpulan itu dengan senyum.

"Terima Kasih, Jeha.." sambut Somi ramah.

Dan tak lama beberapa gadis lain silih berganti memberi ucapan selamat pada Somi.

Di saat ucapan ulang tahun terus mengalir untuk Somi. Tiba-tiba saja seorang gadis yang mengenakan pakaian dress modern datang mendekat pada Somi.

"Somi? apa kau tidak risih dengan si Jisoo??" tanya gadis itu sinis menantapa Jisoo.

Jisoo bergeming.

Somi mengubah mimik wajah seolah bingung.

"Kenapa??"

"Kau tanya kenapa?? apa kau tidak liat sikap irinya yang sudah sangat terang-terangan ini??" cibir ketus gadis itu menantap Jisoo. Sehingga membuat yang lain juga ikut menantap Jisoo.

"Apa kalian tidak sadar, di undangan tertulis untuk menggunakan dress kostum, tapi coba liat ini, berani benar Jisoo meniru Somi memakai pakai hanbok putri korea!!" tudingnya.

Mendengar ucapan gadis itu, sontak beberapa teman Somi memperhatikan Jisoo dan juga Somi bergantian.

Seketika wajah mereka kian berubah tak senang.

"Apa kau sangat ingin menjadi orang dari kalangan kami Jisoo?" cibir gadis bertopi jaring ala putri Kate.

Melihat hal itu, Jisoo ingin melawan. Namun belum sempat itu terjadi Somi segera mengambil moment itu dengan berubah menjadi pahlawan untuk Jisoo.

"Sudahlah.. hanya baju kok, mengapa di permasalahan kan??" sela Somi bersikap bijak di tengah kekacauan yang sangat indah menurutnya.

Jeha kesal melihat sikap Somi yang selalu membela Jisoo.

Bisik-bisik kecil terdengar dari kumpulan itu atas sikap Somi. Namun seolah aji mumpung, Somi segera mendekat pada Jeha yang merupakan ketua kelompok klub anak konglomerat.

Ia merangkul Jeha dengan hangat.

"Jeha, hari ini aku sangat senang.. karena ulang tahun ini begitu spesial buatku.. apa lagi aku sudah menerima hadiah dari mu, itu sungguh luar biasa..kau memang terbaik untuk barang berkelas" ceplos Somi memuji Jeha agar kekesalnya akan Jisoo mereda.

Somi mengiring Jeha bersama menuju tempat berbeda. Meninggalkan Jisoo yang di tinggal begitu saja.

Jisoo menghela nafas. Ia merasa sakit hati setiap kali mendengar ucapan Jeha yang selalu menjadi tim anti mahasiswa miskin seperti dirinya, namun di satu sisi lagi-lagi ia merasa bersyukur dari sekian banyak manusia Somi sangat baik bahkan membela dirinya dengan tanpa ragu.

Jisoo menatap Somi dari kejauhan dengan hati tersentuh.

Namun di tengah lamunya, tiba-tiba sesosok pria bertopeng muncul dari arah belakang Jisoo. Jisoo yang tadinya melamun seketika tersadar ketika ia tak sengaja mencium aroma parfum yang begitu ia kenal.

"Bawang merah?? mengapa kamu berdiri disini!!" seru pria itu menegur Jisoo.

Deg.. jantung Jisoo berdegup ketika mendengar suara khas yang ia kagumi secara diam-diam. Dan dalam sekejap ia berbalik dengan tatapan terpanah.

"Hey liat pria bertopeng itu?" seru seorang gadis yang tak bisa menutupi kekagumannya akan sosok pria misterius yang tiba-tiba datang bak angin.

"Beakyung??" seru Jisoo terperangah ketika melihat sosok pria bertopeng dengan memakai pakaian tradisional pangeran korea.

Melihat respon Jisoo yang terperangah kaget, pria bertopeng itu memberi senyum simpul.

"Kau memerankan kostum putri?? atau pelayanan?" tanya Beakyung pada Jisoo yang terlihat tak berkutik.

Mendengarkan hal itu seketika Jisoo tersadar dan langsung menyentuh pakaian yang ia kenakan dengan canggung.

"Ah.. aku.." Namun belum sempat Jisoo menjawab. Tiba-tiba suara Somi hadir.

"Beakyung!! kemarilah.." panggil Somi dari kejauhan.

Beakyung langsung menoleh pada asal suara.

Dan terlihat beberapa kumpulan gadis kegiranan melihat sosok tampan Beakyung yang bak pangeran korea.

"Ayo kemarilah.. lilin ini tidak bisa menunggu terlalu lama!!" seru Somi kembali dengan nada girang memanggil sang pria bertopeng.

Seketika senyum Beakyung terkembang dan itu di tunjukkan untuk Somi, tak lama ia pun melangkah pergi meninggalkan Jisoo disana.

Tatapan Jisoo mengikuti langkah Beakyung yang menuju Somi.

Terlihat dari kejauhan semua gadis menyambut sosok Beakyung dengan kagum.

"Terima kasih, baju ini ternyata cocok untuk ku" ucap Beakyung pada Somi.

"Uuuhhh.." seru para kelompok gadis yang berseru iri mendengar ucapan pria tampan ini pada sang putri yang berulang tahun.

Somi hanya tersenyum kecil.

"Syukurlah itu ternyata begitu pas dengan mu, Beakyung.." balas Somi.

"Baiklah.. semua tamu aku rasa sudah hadir.. bagaimana kalau kita mulai saja.." seru Somi begitu hangat.

Semua setuju dengan ucapan sang pemilik acara.

Namun sebelum itu di mulai, Somi malah melambaikan tangan pada Jisoo untuk ikut berkumpul.

"Jisoo, ayo kemari.." seru Somi pada Jisoo yang terpisah dari kumpulan tamunya. "Ayo, kemari.. aku tidak akan memulai jika kamu tidak kemari!!" seru Somi mengancam.

Namun reaksi mencibir segera terlihat. Tapi Somi tak peduli, ia tetap memanggil Jisoo untuk berkumpul bersama.

Dan Jisoo dengan berat hati mengikuti keinginan sang teman terbaik.

Jisoo pun akhirnya berkumpul bersama dengan suasana canggung. Somi tersenyum hangat.

"Terima kasih teman, kalian sudah mau hadir mengisi kebahagiaan ulang tahun ku kali ini.. Terima kasih untuk kebaikan kalian yang sungguh luar biasa.." ucap Somi memberi kata sambutan selaku pemilik acara.

Para teman-teman Somi merespon dengan senyum tulus bahkan ada yang memberi tepuk tangan.

"Baiklah.. aku tidak akan berlama-lama, mari bantu aku untuk berdoa agar semua harapan ku terkabul di usia baru ku ini.. Park Somi selamat ulang tahun!!" ucap Somi dengan segera menghembus nafasnya pada lilin yang melingkar indah pada cake bertingkat itu.

"Fuuuuuuhhh.." hela Somi. Dan sekejap itu pula lilin padam.

Seketika riuh tepuk tangan dan ucapan selamat kembali terdengar ramai di berikan pada Somi yang sedang berbahagia.

Tak luput juga Jisoo yang paling terharu melihat kebahagiaan Somi sang teman.

Namun di sisi lain, terlihat Beakyung menantap Somi dengan dalam. Hingga tak lama terdengar ucapan yang mengejutkan.

"Park Somi.. maukah kau menjadi kekasih ku??" ucap Beakyung tiba-tiba di tengah kerumunan itu.

Siiiingg.. Seketika sepi dan semua terkejut mendengar ucapan itu.

Somi yang tak kalah kaget reflek menoleh pada Beakyung yang berdiri tak jauh dari dirinya.

"Beakyung??" lirih Somi.

Dengan gerak cepat Beakyung membuka topeng yang ia kenakan lalu ia menatap lekat Somi yang terkejut.

"Aku mencintaimu, Somi.." ucap Beakyung yang kini terdengar jelas.

Jlebb..Jisoo membeku.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status