Pembalasan Sang Ratu

Pembalasan Sang Ratu

Oleh:  Nora_Lee  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
6Bab
938Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Elanor yang menyimpan dendam akhirnya berhasil membangun negaranya sendiri dan membalaskan dendamnya kepada orang-orang yang menghancurkan hidup wanita itu. Namun di belakang Eleanor, orang-orang yang ia tekan ternyata menyimpan dendam kesumat, akankah kekuasaan Eleanor berjalan dengan mulus selamanya? Ataukah wanita itu akan berakhir di tangan anak buahnya sendiri? Selengkapnya ada di Pembalasan Sang Ratu.

Lihat lebih banyak
Pembalasan Sang Ratu Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
6 Bab
Chapter 1
Arka menghela napas, ia menatap datar tumpukan dokumen di atas meja kerjanya. Belum apa-apa, pria itu sudah merasa lelah ketika melihatnya."Baru saja aku datang," gerutunya sembari menyeruput sedikit kopi yang dibelinya di perjalanan."Sudah banyak pekerjaan yang menunggu." Pria itu menghela napas, kemudian duduk di kursi kerjanya. Kunci mobilnya ia taruh begitu saja di atas meja, kentara sekali mood-nya tidak berada dalam kondisi yang baik.Arka kemudian memakai kacamatanya, satu dokumen ia raih dan baca sekilas. "Sudah kuduga," gumam pria itu kesal. "Unit 30 lagi, mau sampai kapan sih kasusnya selesai?"Dia kemudian mulai membaca perkembangan kasus yang sedang dikerjakannya, menyadari bahwa tak ada perkembangan yang berarti, Arka nyaris saja melempar dokumen itu ke tempat sampah. Ia kesal, sangat kesal. Entah sudah berapa bulan kasus yang tengah diselidiki pria berambut cokelat itu tak kunjung selesai."Apa-apaan ini? Yang ada hanya pertambahan
Baca selengkapnya
Chapter 2
"Kerja," jawab Tomoaki sembari mengerling. Melihat itu, Arka hanya mengangguk, pria itu tentunya mengerti apa maksud Tomoaki.Gadis itu dengan riang melangkah keluar dari ruangan Arka. Rambutnya yang dikuncir dua seolah bergerak mengikuti gerakannya yang lincah. Tomoaki hanya sesekali menyapa anak buah sang kakak yang berlalu-lalang di hadapan sang gadis.Permen yang ia kulum juga memang bukan permen biasa. Itu adalah sebuah perangkat untuk merekam video dan suara, yang dibuat khusus untuknya sebagai hadiah ulangtahun dari kakaknya, Arka. Setelah ia modifikasi sedikit, perangkat itu menjadi perangkat yang tahan air dengan kamera super jernih."Ah~ tidak manis, aku akan beli permen baru nanti." Tomoaki turun ke lantai dasar kantor kakaknya, kemudian keluar dan langsung menaiki taxi yang sudah ia pesan sebelumnya.-000-Gadis itu akhirnya sampai ke sebuah hotel mewah yang berada di distrik 4, distrik yang terkenal akan kemewahannya, dan tentunya daer
Baca selengkapnya
Chapter 3
"Dan Anneke, aku mendapat sesuatu yang mungkin kau suka dan berkaitan dengan Unit 30." Anneke menghela napas ketika mendengar perkataan Tomoaki."Ah, baguslah, berikan kepadaku saat kita sampai di kantor nanti," sahut Anneke serius. Gadis itu kemudian meraih permen milik Tomoaki dan mengulumnya. "Nanti jangan lupa beli permen lagi.""Iya, iya, dasar," gerutu Tomoaki sebal.-000-Ketiga gadis itu akhirnya sampai di ujung distrik dua, lebih tepatnya perbatasan antara distrik dua dan distrik tiga. "Ah ... kalau bukan demi penyelidikan tentang Unit 30, aku tidak mau pergi ke distrik merah." gerutu Anneke sembari mengulum sebuah lolipop berwarna merah, sama seperti Tomoaki."Aku sih senang-senang saja, toh, menggoda pria itu menyenangkan." Tomoaki menyahut, ia merenggangkan tubuhnya sembari melepas dua kancing teratas dari seragam petugas kebersihan yang dipakainya tadi.Gadis itu tentunya merasa lelah setelah penyamaran yang dilakukan pemilik ma
Baca selengkapnya
Chapter 4
"Sigh ..." Nekh menghela napas, ia menatap wajah tegas Eleanor dengan tatapan datar. "Lalu aku harus apa?" tanyanya sebal.Sudut bibir Eleanor perlahan naik beberapa derajat, wanita berkacamata itu menatap anak buahnya tenang. "Aku ingin kau melenyapkannya, direktur utama perusahaan Cosh.Inc, dia sudah tahu terlalu banyak. Pastikan dia bertemu maut."Nekh menelan ludahnya perlahan. Ini akan sulit, ia tahu itu. "Caranya?" tanyanya lagi. Eleanor tertawa, lalu menjawabnya dengan berkata kalau itu bukanlah urusannya."Sialan," bisik Nekh, nyaris tak terdengar oleh Eleanor. "T-tapi aku tidak mungkin membunuh seseorang, kamu tentu tahu apa jabatanku kan?"Eleanor tertawa. "Pikirmu, itu urusanku? Pikirkan caranya sendiri, aku tidak mau tahu, pria itu harus mati di tanganmu, atau nyawamu sebagai gantinya."Nekh kembali mendecih, kalau sudah seperti itu, tentu saja dirinya tak bisa melawan sama sekali. Eleanor itu absolut, dan itu sukses menyusahkan Nekh se
Baca selengkapnya
Chapter 5
Sudut bibir Eleanor perlahan naik beberapa derajat, wanita berkacamata itu menatap anak buahnya tenang. "Aku ingin kau melenyapkannya, direktur utama perusahaan Cosh.Inc, dia sudah tahu terlalu banyak. Pastikan dia bertemu maut."Nekh menelan ludahnya perlahan. Ini akan sulit, ia tahu itu. Nekh menatap wajahnya, kemudian menanyakan bagaimana caranya. Eleanor tertawa. "Itu ... bukan urusanku, Nekh."'Pahamilah kalau kau bukan apa-apa tanpaku,' lanjut Eleanor dalam hati."Sialan," bisik Nekh, nyaris tak terdengar oleh Eleanor. "T-tapi aku tidak mungkin membunuh seseorang, kamu tentu tahu apa jabatanku kan?"Eleanor tertawa, lagi. "Pikirmu, itu urusanku? Pikirkan caranya sendiri, aku tidak mau tahu, pria itu harus mati di tanganmu, atau nyawamu sebagai gantinya."'Karena aku tidak benar-benar membutuhkanmu, Nekh sayang, kau hanya bonekaku.'-000-Eleanor menatap bosan kepada anak buahnya. "Ada apa?"Sang anak buah memberi hormat s
Baca selengkapnya
Chapter 6: The general
"Ya, selamat siang, Ishiwa."Nora menghela napas tatkala ia mendengar suara Eleanor. Pria itu menatap dokumen yang sedang ia kerjakan dengan tatapan datar."Maaf, yang mulia, tetapi pasukan yang saat ini bisa bergerak ke sana sedang tidak ada, jadi kami tidak bisa mengantisipasi kekacauan yang ada," kata sang jenderal tanpa menunggu basa-basi dari Eleanor. Nora malas sekali sebenarnya, jika ia harus berurusan dengan Eleanor."Dengar ya, Ishiwa, aku tidak mau tahu! Siapkan pasukan terbaik, aku akan turun ke distrik itu, jangan membantah dan lakukan saja, atau apapun yang kau lindungi, akan aku hancurkan!"Mendengar ancaman Eleanor, Nora kembali menghela napas, pria itu melirik bingkai foto yang terpajang di atas meja kerjanya. Ada foto dirinya bersama gadis lain. Hal ini sukses membuat amarah Nora memuncak.Setelah Eleanor mematikan panggilannya, Nora langsung melempar ponsel milik pria itu ke lantai. "SIALAN!!" bentak Nora dipenuhi dengan amarahnya. "BERAN
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status