Nino termenung di kamarnya. Nino masih menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga Cindy. Nino berjalan keluar kamar, Nino menengok Cindy di kamarnya, dia masuk secara perlahan, Nino melihat adiknya itu sudah tertidur pulas.
" Kaka minta maaf. Kaka belum bisa menjadi kaka yang baik. "
Di belainya rambut sang adik penuh kasih sayang. Nino berdiri, tapi seketika matanya teralihkan ke handphonenya Cindy yang tergeletak di atas meja. Ada rasa penasaran yang mengusik pikirian Nino terutama tentang Dewa.
Dengan hati-hati, Nino membuka handphonenya Cindy, terutama isi Chat W******p. Mata Nino terbelalak seketika saat membaca isi Chat Itu, tangannya semakin mengepal dan urat di wajahnya semakin menegang saat Nino membaca isi Chat dari Dewa yang terkesan merendahkan Cindy.
Nino meletakan handphonenya kembali di atas meja, kemudian keluar kamar. Tanpa sepengetahuan Nino, Cindy ternyata masih terjaga dan mengetahui apa yang di lakukan oleh Nino. Ada kesedihan yang menghinggapi Cindy saat itu, rasa bersalahnya semakin besar saat melihat orang-orang yang ia cintai merasa sedih karena perbuatannya.
Di kamarnya Nino kalut, dia tidak tahu harus bagaimana. Dalam pikirannya Nino sebenarnya ingin menghabisi anak itu, tapi akal sehatnya berusaha untuk menahan.
Di bukanya laptop yang tergeletak di atas meja, kemudian Nino mengirim pesan ke Angel sahabat dunia mayanya lewat Email.
Nino
NinoAdrian@g***l.comKepada:saya 20.30Gue nggak tau harus bicara sama siapa. Adik gue hamil
dan gue benar-benar sudah menjadi kaka yang palingbodoh saat ini, karena tidak bisa melindungi adiknya.Membaca Email dari Nino, Alya benar-benar kaget dia tidak menyangka anak itu sedang menghadapi masalah yang baru. Entah kenapa, Alya selalu merasa iba saat membaca curahan hati dari Nino walau di dunia nyata, Alya selalu sebal saat melihat tingkah Nino.
Lo tuh nyebelin tau enggak. Tapi kenapa gue ngerasa iba yah?, batin Alya.
Angel
Angelli@g***l.comKepada: Saya 20.33Gue turut prihatin atas apa yang terjadi, semoga kamu kuat.
Ini semua bukan kesalahanmu, adikmuhamil itu di luar kuasamu, jadi kamu berhenti terusmenyalahkan diri sendiri.Kamu selama ini sudah menjadi kaka yang baik, dan
adikmu pasti tau. Yang sekarang harus kamu lakukanadalah kamu harus terlihat tegar di depan adikmu. Dantunjukan kalau kamu sebagai kakanya bisa menerimakeadaan Adikmu. jangan biarkan Adikmu merasa bersalahkarena melihat orang-orang yang dia Cintai kecewa.Nino
NinoAdrian@g***l.comKepada:saya20.45Terima kasih atas dukungannyaAngel
Angelli@g***l.comKepada : saya 20.46Kamu tau apa yang bisa membuat adikmu kuat melewati
masalah ini?. karena dia tau, keluarga yang dia sayangiakan selalu ada di dekatnya dan selalu menerima danmerangkulnya ketika dia rapuh.Setelah membaca Email dari Alya Nino merasa lega, sekarang dia tahu apa yang harus dia lakukan untuk menghadapi masalah adiknya.
******
Alya berjalan pelan hendak mengambil sepedanya saat jam sekolah sudah selesai. Tapi kemudian amarahnya seketika meningkat saat ban sepedanya terikat rantai dan tidak bisa di gerakan.Gue tau siapa yang ngelakuin ini! Ini pasti perbuatan si manusia rese itu, batin Alya.
Sambil bertolak pinggang, mata Alya terus menatap kesekitar tempat itu mencari orang yang di maksud. Sampai kemudian matanya melihat sesuatu yang membuat amarahnya benar-benar meledak.
'' Ninooo!!'' teriak Alya, saat matanya menatap Nino yang berada di lantai dua dengan kunci gembok di tangannya.
Sambil tersenyum miring, Nino sengaja mengayun-ayunkan kunci yang ada di tangannya untuk memancing amarah Alya.
'' Awas lo yah,'' gumam Alya kemudian berjalan cepat naik ke lantai atas. Sedang Nino dengan santai menunggu kedatangan Alya di koridor atas dengan senyum di wajah.
'' Lo nggak bisa yah, sehari aja nggak nyebelin!'' tukas Alya mengerucut sebal. Alya sadar berdebat dengan Nino sebenarnya suatu kesia-siaan, tapi tingkah nyebelin Nino membuatnya sulit untuk tidak berdebat.
'' Masa sih gue nyebelin?'' tanya Nino dengan ekspresi yang membuat Alya semakin sewot.'' Kata anak-anak yang lain gue nyenengin. Oh! gue lupa, lo kan seleranya kaya si Ucup, Tono, sama si Dayat, iyakan?''
Mata Alya semakin menatap tajam Nino. Nino sudah berhasil membuat Alya semakin jengkel.
'' Lo nyebelin banget sih!'' balas Alya sambil bertolak pinggang. Tapi kemudian perhatian Alya teralihkan saat Ucup yang namanya di sebut oleh Nino muncul.
'' Nino,'' panggil Ucup,'' Lo bilang tadi ada yang suka sama gue. Siapa orangnya?''
Nino menatap Alya sebentar , kemudian ia terseyum pelan lalu tertawa. '' Hahaha!! lo nggak salah dengar Cup. Memang ada anak baru yang suka banget sama lo.''
'' Siapa-sapa?'' tanya Ucup antusias. Nino tidak berbicara, Nino hanya memberikan kode dengan bibirnya mengarah ke Alya.
Mata Ucup teralihkan ke Alya yang berdiri di sampingnya, dengan wajah berseri. Sedang Alya wajahnya mengernyit, ada rasa muak yang terlihat.
'' Alya, jadi ... ya Tuhan. Jadi selama ini lo suka sama gue,'' kata Ucup dengan pedenya.
Glup!
Alya menelan ludah saat Ucup berkata seperti itu, kemudian mata Alya menatap Nino yang masih tertawa penuh kemenangan.
'' Ucup!!'' geram Alya, '' siapa yang suka sama lo!''
'' Tadi kata Nino?'''' Nino bohongin lo! Gue nggak suka sama lo. Lo pergi atau ...,'' Alya mengepalkan satu tangannya, yang membuat mata ucup terbelalak.'' Iya,iya gue pergi!'''' Hahaha! Cup lo mau kemana?'' tanya Nino setelah Ucup kabur meninggalkan mereka.'' Cup Alya benar-benar suka sama lo. Dia hanya malu sama gue, kalau dia suka sama lo!'''' Auuuw!!!'' teriak Nino saat kakinya di injak oleh Alya.'' Sakit tau!''
'' Biarin! Rasa sakit lo nggak seberapa, di bandingkan rasa muak gue sama lo.'''' Hahaha!! lo tu rugi tau nggak muak sama gue,'' Nino semakin mendekatkan wajahnya, sementara Alya menghindar.'' Rasa suka biasanya berawal dari rasa muak,'' bisik Nino, sedang Alya wajahnya semakin menegang.'' Gue bersumpah, gabakalan suka sama lo. Kalau gue sampai suka sama lo, gue akan cium tuh ketek si Ucup!'''' Hahaha!!'' tawa Nino semakin kencang, dan itu membuat Alya semakin kesal.'' Ngapain lo ngetawain gue? Dari pada lo berharap nggak jelas, mending siniin kunci gemboknya,'' pinta Alya ke Nino.'' Ya Tuhan semoga kejadian ya Tuhan,'' canda Nino sambil menengadahkan tangan.
Alya mendengus kesal, mata Alya menatap Nino tajam. '' Siniin nggak kuncinya,'' pinta Alya.
Nino kembali mempermainkan kesabaran Alya, ia sekali lagi mengayun-ayunkan kunci itu di tangannya.
'' Kalau lo bisa, tinggal ambil saja,'' tantang Nino, sekali lagi dengan eskpresi wajah yang membuat Alya semakin muak.
Alya menghela napas, mata Alya menatap tajam Nino.'' Siniin nggak kuncinya!''
Nino tidak merespon permintaan Alya, Nino malah semakin membuat Alya kesal di buatnya.
'' Nino sini kuncinya!''
Alya berusaha merebut kunci dari Nino, sekuat tenaga Alya mencoba meraihnya. Sedang Nino dengan gesit ia menghindar dari tangan Alya yang berusaha merebut kunci itu. Badan Nino yang lebih tinggi sedikit dari Alya, membuat Alya kesulitan saat Nino mengangkat kunci itu keatas.
'' Nino sini kuncinya!'' pinta Alya sekali lagi.
Nino tetap mepertahankan kuncinya, Nino terus menghindar dari tangan Alya yang terus berusaha merebut kunci itu.
'' AAAA!!!''
'' Buuuk!!"'Alya teriak saat ia dan Nino jatuh secara bersamaan. Nino jatuh dengan posisi di bawah, menahan badan Alya yang menimpanya. Bukan hanya itu, Alya tidak sengaja bibirnya mencium pipi Nino, karena saat jatuh, wajah Alya tepat di wajah Nino.Apes buat Alya, karena secara bersamaan, anak-anak yang baru saja hendak pulang melihat kejadian itu. Alhasil apa yang mereka alami menjadi bahan tontonan anak-anak yang lain.
'' Cieee! pacaran di sekolah,'' ledek anak-anak yang lain.
''Iiiiih! iiiih!'' Alya replek bangun, Alya begidik sambil menatap Nino yang masih terlentang di lantai sambil senyum-senyum sendiri. Nino perlahan berdiri, membersihkan bajunya sebentar kemudian menatap Alya yang terlihat kesal.
'' Gue nggak nyangka,'' Nino menggelangkan kepala.'' Lo selama ini nafsu sama gue, sampai berani mencium gue di depan umum.''
Alya mengernyit,'' Siapa yang nafsu sama lo? Najis tau enggak. DI bibir gue nih, ada najis mugholadoh yang harus gue bersihiin pake tanah, terus pake kembang tujuh rupa, terus gue harus mandi di tujuh sumur.''
'' Sialan lo, emang gug gug!''
'' Puih! Puih! Ooo!"Alya berusaha mengelap bibirnya dengan tisu yang ia bawa. Sedang Nino, bukannya marah malah menatapnya lucu saat melihat tingkah Alya seperti itu.
'' Kalian serasi banget,'' celetuk salah satu anak yang ada di situ.
'' Enggak!!'' Alya dan Nino menjawab secara bersamaan ocehan anak itu sambil menatap tajam.'' Sini kuncinya!'' seru Alya, sambil menatap Nino tajam.
'' Iya deh, gue kasih. Karena lo sudah nyium pipi gue, gue anggap itu hadiah.'''' Enggak!! itu kecelakaan,'' jelas Alya, kemudian jari telunjuk Alya mengarah tepat di wajah Nino.'' Awas lo yah, kalau sampai lo cerita sama teman-teman gue. Gue ... gue, pokonya awas saja.''
Alya berbalik badan, kemudian berjalan cepat menuruni tangga dengan kunci yang sudah ia pegang di tangan. Sedang Nino terus menatap Alya dengan senyum tipis di wajah.
'' Cup,'' panggil Nino, sepersekian detik si Ucup sudah berada di samping Nino.'' Lihat Cup,'' kata Nino sambil menatap tajam Alya yang sedang berjalan di halaman sekolah, sedang si Ucup mendengarkan apa yang di katakan oleh Nino, mata si Ucup juga sama, menatap serius Alya.
'' lo perhatikan yah ... gue hitung sampai tiga. Alya pasti nengok ke arah gue.''
Si Ucup memperhatikan apa yang di katakan oleh Nino. Mata si Ucup menatap tajam Alya yang baru saja membuka gembok yang merantai sepedanya. Tatapan si Ucup semakin serius saat Alya berdiri, ia semakin penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya.
'' Satu, dua, tiga! Tukan Cup, gue bilang apa.'' Nino berseru girang saat ia berhasil membuktikan ucapannya, Alya tiba-tiba menatap Nino walau ada rasa kesal di wajah Alya.
'' Terus kenapa kalau Alya nengok?'' tanya Ucup polos.Nino menghela napas, kemudian merangkul si Ucup.'' Ucup, lo nggak ngerti tentang dunia percintaan. Kalau Alya nengok, Alya cepat atau lambat pasti jatuh cinta sama gue Cup.'''' Emang iyah? Kalau ternyata malah benci sama lo?''
'' Ya ... kalau dia masih tetap benci, itu artinya Alya harus keluar dari sekolah ini, karena gue akan terus tetap gangguin dia.'''' Gitu yah!''
'' Oyah ... mana? Sukses.'' tanya Nino sambil menjulurkan tangannya, sedang si Ucup ia terlihat mengeluarkan handphone dari saku celana, kemudian di berikan ke Nino.'' Wuuh!!'' teriak Nino,'' keren Cup,'' seru Nino sambil berjingkrak, saat ia melihat sesuatu di handphonenya si Ucup.Sedang Alya, dengan menaiki sepedanya Alya segera meninggalkan sekolah. Alya mencoba melupakan apa yang sudah di alaminya tadi, Alya sebenarnya ingin segera menghapus apa yang di alaminya tadi saat dia tidak sengaja mencium pipi Nino. Tapi entah kenapa, kejadian itu terus membayangi ingatan Alya.
'' Tolong keluarin gue,'' teriak Alya, matanya mulai berkaca-kaca.'' Buka pintunya ... gue takuut'' rengek Alya sambil memukul-mukulkan tangannya ke pintu. Di luar sana, rupanya perbuatan Lola dan kedua temannya di ketahui oleh anak ospek yang lainnya. '' Eh, tadi ada anak perempuan yang di kurung di gudang sama kaka senior,'' bisik anak itu, dan kedengeran oleh Tristan yang sedang berdiri tidak jauh dari mereka. Tristan langsung bergegas menuju tempat yang di sebutkan oleh anak tadi. Secara bersamaan Nino yang juga kuliah di kampus ini, tidak sengaja mendengar teriakan Alya, saat Nino lewat di dekat gudang itu. '' Alya,'' bisik Nino, Nino paham dengan suara kekasihnya itu. Nino langsung berlari dan mencari sumber suara itu. Setelah menemukannya Nino mencoba membuka pintu itu, tapi tidak bisa karena pintunya di kunci. '' Tolong buka ... !! tolongin ...,'' teriak Alya dari dalam. Nino berusaha mencari kuncinya, sampai akhirn
Setelah ijazah di dapat, Alya dan ketiga sahabatnya sepakat untuk kuliah di tempat yang sama, walau mengembil jurusan yang berbeda. Hari ini Alya sudah mulai melaksanakan Ospek di Kampus Bina Sarana.Di kamarnya, Alya memandangi penampilannya yang tampak aneh. Alya memakai kemeja putih dan Rok hitam selutut, tidak lupa pula rambutnya di kepang dua dengan pita berwarna biru'' Malas banget gue pake beginian. Memang apa manfaatnya si ada acara beginian, aneh banget dunia pendidikan di Indonesia ini.'' gerutu Alya sambil memandangi penampilannya.'' Haaah ...'' Alya menghela nafasnya, kemudian mengambil tas dan keluar kamar.'' Bunda Alya berangkat yah ....''Bu Mia yang sedang membereskan meja makan, terlihat menahan tawa saat Alya keluar dengan penampilan seperti itu.'' Bunda jangan ngetawain Alya'' omel Alya ke Bundanya.'' Maaf sayang ...,'' Bu Mia mendekati Alya, kemudian ia genggam wajah anaknya itu dengan kedua tangannya,'' Kamu te
Lidya berfikir sejenak, memikirkan apa yang di inginkan oleh Nino.'' Nino kalo kamu tinggal di Jakarta kamu mau tinggal sama siapa?'' tanya Lidya ke Nino.'' Nino bisa ngekos Tante, sekalian Nino juga mau belajar mandiri,'' jawab Nino serius.Lidya menarik nafas dalam, Lidya berkata.'' Ya sudah nanti Tante pikirkan terlebih dahulu ya Nino,'' Lidya menaruh majalah di tangannya di atas meja. Lidya berdiri.'' Kalo gitu Tante ke kamar dulu yah, tante mau istirahat.''Nino mengangguk,'' Iya Tante,'' jawab Nino singkat.Lidya berjalan meninggalakan Nino, dan masuk ke kamaranya. Di dalam kamar, Liday duduk di atas tempat tidurnya Lidya memikirkan apa yang menjadi keinginan Nino.Walau Nino bukan anak kandungnya, tapi Lidya sudah menganggap Nino seperti anak kandungnya sendiri. Lidya menganggap Nino adalah amanah dari Almarhum suaminya yang harus ia jaga.Lidya berdiri, wanita itu mengambil pas Foto Papanya Nino yang di taruh di atas meja rias
Alya dan kedua temannya berjalan keluar dari bandara. Alya masih berat meninggalkan tempat itu, bayang-bayang kepergian Nino masih melintas di kepalanya.'' Sudah Al lo jangan sedih. Lo pasti bisa bertemu lagi sama Nino,'' kata Syiffa sambil merangkul Alya, yang terlihat beberapa kali menengok ke dalam bandara.'' Iya Fa gue tau, suatu saat Nanti gue bakal merindukan gombalan Nino, ketengilan Nino. Gue pasti merindukan momen-momen itu Fa.''Ketiga sahabatnya kembali merangkul dan mengusap pundak Alya pelan. Alya kembali terlihat bersedih, saat mengingat moment bersama Nino.'' Al ... lo tau enggak? sebelum Nino kenal sama lo, Nino itu bandeeel banget, susah di atur, tengil, tukang bolos, tauran, tapi semenjak Nino kenal sama lo, Nino berubah drastis. Itu sebabnya gue yakin, Nino enggak bakalan ninggalin lo, karena lo orang yang bejasa merubah hidup dia jadi lebih baik Al,'' tutur syiffa menasihati.Amel yang ada di samping Alya menyeka air mata Aly
Alya kembali akur dengan Rara, mereka kembali utuh sebagai sahabat . Setelah mereka pulang sekolah, Alya, Syiffa, Rara dan Amel berkumpul di rumah Rara.Mereka berkumpul di taman belakang rumah Rara.'' Eh kalo nanti kita kuliah kita kuliahnya di tempat yang sama yah,'' kata Amel mengawali pembicaraan.'' Ya boleh tapikan kita ngambil jurusannya beda,'' sahut Rara,'' lo mau ngambil jurusan apa Al?'' tanya Syiffa ke Alya.'' Gue mau ngambil ekonomi,'' sahut Alya.'' Gue juga,'' celetuk Amel menimpali ucapan Syiffa.'' Kalo gue hukum,'' sahut Rara.'' Kalo gue si dari dulu mau ngambil sikologi'' kata Syiffa.'' Makanya kita nyari kampusnya yang ada ketiga jurusan itu, supaya kita bersama terus. Paling tidak kalo kita mau janjian kita masih satu kampus.'' pinta Syiffa.Alya berbaring di kursi panjang sendirian, matanya memandang langit yang terlihat cerah siang itu.'' Cepet banget ya waktu, enggak kerasa kita udah mau lulus aja,'
Alya pulang kerumahnya bersama Syiffa, Amel dan Rara. Di kamar Alya mereka berkumpul untuk melepas rindu.'' Syukurdeh Al, lo enggak apa-apa. Kita khawatir tau lo kenapa-napa!'' ucap Syiffa sambil tersenyum.'' Iyah kita panik banget tau, pas lo ngilang kemarin siang," celetuk Amel yang menimpali ucapan Syiffa.'' Gue minta maaf yah, gara-gara gue kalian jadi ikut susah,'' sahut Alya kepada teman-temannya.'' Seharusnya gue yang minta maaf. Gara-gara gue kita semua jadi enggak waspada, makanya Haikal punya ruang buat nyulik lo.''Alya tersenyum, kemudian Alya mengusap tangan Rara yang duduk di hadapannya, '' Kalian sahabat terbaik gue, kita mungkin pernah saling jengkel. Tapi seorang sahabat yang baik, dia akan kembali memeluk sahabatnya, saat sahabatnya meminta maaf dan dalam keadaan susah.''Ucapan dari Alya membuat Rara, Syiffa dan Amel ikut terharu, mereka kemudian saling berpelukan.'' Kaya gue nih, walau gue sering teraniyaya sa