INICIAR SESIÓN"Saya menderita penyakit apa Dok?" tanya Anugrah. Suaranya terdengar terengah-engah seperti habis berlari keliling lapangan. Ia menatap Dokter Yohanes dengan sorot mata tajam.Melihat suaminya emosi, Yuliana mendekat, kemudian duduk di samping, menenangkan dengan usapan lembut di dada.Di depan mereka, Yohanes masih tersenyum ramah, kemudian menjelaskan, "Sebenarnya Anda menderita penyakit impoten Pak Anugrah."Mendengar penjelasan Dokter Yohanes, sang Direktur tercengang dengan wajah tak percaya, pasalnya ia merasa sangat baik, bahkan setiap malam ia melakukan hubungan dengan istrinya. "Jangan berbohong Dok!" decih Anugrah. "Anda itu Dokter, Anda harus bisa mempertanggung jawabkan semua keterangan yang Anda berikan pada pasien. Mana buktinya kalau saya sakit seperti itu? Selama ini saya merasa baik-baik saja, kenapa bisa tiba-tiba saya impoten? Kalau saya impoten, saya nggak mungkin memiliki anak!"Yohanes mengangguk paham. Memang sebagai Dokter, ia harus memberikan keterangan yang
"Semua masakannya sudah selesai. Aku panggil Ibu dulu ya." Bella melepas appron di pinggangnya kemudian meletakkan ke atas meja dan melangkah keluar dari dapur. Sementara Ardi menyelesaikan pekerjaannya yang tengah menyusun masakan ke atas meja makan.Suit! Suit! Ardi menyenandungkan sebuah lagu dengan siulan.Senyuman manis terlukis di wajahnya yang memancarkan kebahagiaan. Bayang-bayang Bella yang memakai baju pengantin terus menari di kepalanya.Rasanya tidak sabar menunggu saat ia menjadi suami sah Dokter Cantik itu. Beberapa menit berlalu, Bella dan Bu Ika datang. Ardi menatap ke arah dua wanita Kesayangan, yang tidak membawa Bastian bersama mereka. Keningnya berkerut, bingung. "Mana Bastian?" tanyanya yang langsung melangkah mendekati Bella. Kepalanya menoleh ke kiri dan kanan, memastikan bahwa penglihatannya benar. Dua wanita itu hanya tersenyum, kemudian melangkah mendekati meja makan dan duduk.Ardi semakin bingung, pasalnya ia tidak mendengar jawaban dari dua wanita i
Rasanya mustahil menerima pinangan dari laki-laki di saat dia baru saja pulih dari rasa trauma mencintai. Namun, melihat saat ketulusan Ardi ... Bella merasa bimbang. Ia tahu kelak anaknya pasti membutuhkan figur seorang ayah. Tidak mungkin ia mendatangi Anugrah hanya untuk melengkapi kasih sayang yang dibutuhkan Bastian. Anugrah pasti sudah bahagia dengan kehidupan barunya. Mana mungkin mau mengakui Bastian sebagai anak, pikir Bella. "Bagaimana?" Ardi menatap lekat. Menunggu jawaban Bella. Ditatap sedemikian dalam membuat Bella gugup. Ia memalingkan wajah, menghindari kontak mata dengan Ardi. Ruang dapur terasa sangat panas, padahal angin sepoi-sepoi masuk dari dua jendela yang terbuka. Susana menjadi hening, tak ada suara apapun. Ardi menunggu jawaban Bella sambil terus menatap lekat.Sementara Bella terus menghindari kontak mata itu. Heningnya ruangan dapur membuat Bella dapat mendengar suara detak jantungnya sendiri. Suara helaan napas panjang terdengar. Tiba-tiba saja
"Obat apa ini?" Anugrah memegang pergelangan tangan Yuliana, menjauhkan kapsul itu dari bibirnya. "Kenapa setiap hari aku disuruh minum obat?" Matanya menatap lekat dengan wajah penuh selidik.Yang ditatap terlihat santai, dan menyunggingkan senyuman manis. "Ini vitamin Mas, bukan obat. Vitamin ini yang diberikan oleh Dokter untuk kesehatan kamu. Apa kamu lupa ... setelah kamu minum vitamin ini kamu jadi jauh lebih sehat dan tambah perkasa di atas ranjang?" jawab Yuliana dengan santai. Anugrah mengerutkan kening, "Sejak kapan aku mulai minum vitamin ini? Bukannya aku baik-baik saja? Aku ngga punya riwayat penyakit atau apapun, dan kondisi fisik aku juga baik. Untuk apa aku minum vitamin?" Mendengar pertanyaan ini-itu dari suaminya, Yuliana menghela napas panjang kemudian meletakkan pil Merah itu ke dalam wadah kecil. "Aku 'kan bilang ini vitamin untuk menjaga kesehatan kamu. Memangnya sejak kapan minum vitamin untuk menyembuhkan penyakit? Vitamin itu bagus untuk membuat daya taha
Anugrah dan Yuliana keluar dari ruang kerja di rumah mewah itu, lalu menemui anak mereka.Dari arah ruang tamu Anggun berjalan cepat menghampiri kedua orang tuanya sambil tersenyum bahagia.Di tangan kanannya terlihat sebuah kertas putih seperti foto yang digenggam kemudian ia perlihatkan pada Anugrah dan Yuliana. "Apa ini Nak?" Yuliana mengambil foto dari tangan anaknya dan melihat gambar janin yang sudah mulai terbentuk. "Hasil USG?" Ia menatap anaknya dengan kedua mata berbinar. Anggun mengangguk. Tangannya mengusap perut yang sudah mulai terlihat. Saat ini usia kandungannya sudah masuk bulan keempat. Baru saja ia dan William memeriksakan kandungan itu dan mendapatkan hasil USG. "Iya Ma, itu hasil USG yang baru saja aku dapat. Anak aku dan William sehat, kemungkinan anak kami perempuan," jawab Anggun dengan wajah sumringah. Mendengar jawaban itu, Yuliana memeluk anaknya, "Selamat ya Nak. Semoga anakmu sehat dan kamu juga sehat. Mama senang banget dengar kabar kehamilan kamu, a
"Namanya Bastian. Dalam bahasa Yunani, arti nama Bastian adalah Mulia atau Terhormat. Semoga kelak anak Tampan ini menjadi lelaki yang Terhormat dan juga bisa menghormati ibunya."Mendengar nama yang diberikan oleh Ardi untuk putranya, Bella langsung menganggukkan kepala tanda setuju. "Aku suka nama itu, Mas. Nama yang bagus. Terima kasih, Mas," senyum Bella.Setelah memberikan nama yang cocok untuk anak laki-laki Bella. Ardi dan Bu Ika menemani Dokter Cantik itu di kamar perawatan. Besok pagi Bella baru diperbolehkan pulang. Untuk sementara, dalam masa pemulihan, wanita cantik itu harus menginap di tempat praktek Bidan Desa. Saat ini di dalam kamar yang cukup nyaman dengan fasilitas lumayan lengkap, Bella terus menatap wajah tampan anaknya. Perpaduan antara dia dan Anugrah. 'Anak pertama kita sudah lahir Mas. Andai saja kamu ada di sini,' gumam Bella dalam hati sambil menghela napas lirih.Sekian detik meratapi kese







