Share

Nafsu

“Aphrodite bisa terbang,” bisik Claire ke telinga Leon.

“Lalu?” tanya Leon bingung.

Claire dengan cepat mengeluarkan layar digital dari tangannya, membuat suara yang menarik perhatian Minotaur itu.

“Claire! Apa yang kamu lakukan?” tanya Leon panik.

Minotaur itu berlari cepat dengan langkah-langkahnya yang berat berdebam di tanah. Napasnya yang terdengar mendengus itu terdengar semakin keras. Leon panik, sementara Claire malah memilih-milih tombol yang menampilkan gambar-gambar berbeda. Entah apa yang Claire cari.

“Cepat, kita pergi sekarang, Claire!” seru Leon. Kini ia tidak repot-repot lagi untuk mengecilkan suaranya. Minotaur itu sudah tahu dimana mereka berada. Leon hampir saja menyeret Claire pergi dari situ, namun tiba-tiba Claire berseru dengan keras.

“Ini dia!” seru Claire. Di saat yang sama, Minotaur itu terdengar di belakang mereka, tanduknya menyeruduk ke arah mereka.

“Tukar karakter ke Aphrodite!” seru Claire. Dalam sekejap, ia sudah berubah menjadi Aphrodite yang cantik. Dengan cepat, Claire mengambil lengan Leon dan mereka pun terbang ke angkasa. Minotaur itu hampir saja mengenai kaki Leon yang masih menggantung, beruntung Aphrodite bisa terbang dengan cepat.

“Leon, kamu tidak apa-apa?” tanya Claire.

“Aku baik-baik saja,” jawab Leon.

“Apakah kamu bisa membawa kita langsung keluar dari labirin ini?” tanya lagi.

“Sayangnya, sepertinya tidak,” jawab Claire.

“Apa maksudmu?”

“Lihat sekelilingmu! Kabut tebal dimana-mana, kita tidak bisa melihat kemana jalan keluar dari labirin ini,” jawab Claire lagi.

Leon melihat ke sekelilingnya dan melihat kabut tebal benar-benar menutupi pandangan mereka.

“Mereka mendesignnya agar tidak seorangpun bisa keluar dari sini, meskipun bisa terbang,” gumam Leon.

Claire kemudian terbang rendah hingga kaki-kaki mereka hampir menyentuh tanaman yang menjadi pagar pembatas dalam labirin. Serendah ini, mereka baru bisa melihat tanpa tertutupi kabut. Claire melihat ke sekeliling, sepertinya di sini aman dari Minotaur itu untuk sementara waktu. Claire kemudian memilih satu tempat untuk mendarat.

“Aku rasa di sini aman untuk sementara waktu,” kata Claire sambil menghela napas panjang.

“Hei, kamu bisa berubah menjadi Aphrodite, tentu aku juga bisa memilih karakter Theseus!” seru Leon bersemangat. Itu harapan mereka satu-satunya. Leon segera membuka layar digital dengan cara menjulurkan tangannya ke depan.

“Tombol apa yang tadi kau pilih?” tanya Leon pada Claire.

“Entahlah, aku lupa. Tadi aku sembarang memilih,” jawab Claire.

“Coba ingat-ingat!” seru Leon lagi.

“Coba saja satu per satu. Entah kenapa otak Aphrodite sangat susah diajak berpikir,” jawab Claire.

“Astaga! Dewi kecantikan memang benar-benar...” gumam Leon kesal. Ia kemudian mencoba satu per satu tombol yang tersedia pada layar digital di hadapannya. Claire memutar bola matanya lalu memutuskan untuk duduk dan beristirahat sebentar.

“Ini dia!” seru Leon tiba-tiba.

“Ssshhh!! Kecilkan suaramu. Minotaur itu masih di sekitar sini,” seru Claire dengan suara berbisik. Leon seketika menutup mulutnya.

“Aku menemukannya,” katanya dengan suara berbisik.

Leon kemudian menggeser-geser layar untuk melihat karakter-karakter yang tersedia. Ia menemukan Theseus, namun entah kenapa ia tidak bisa memilih karakter itu. Berkali-kali Leon mencoba, tetapi karakter Theseus benar-benar tidak bisa dipilihnya.

“Ada apa?” tanya Claire.

“Aku tidak bisa memilih karakter Theseus,” jawab Leon.

“Itu karakter yang masih terkunci. Apakah ada keterangan bagaimana cara membuka kuncinya?” tanya Claire.

“Kita coba mengklik gambar gembok ini,” kata Leon sambil mencobanya.

Sebuah layar kecil terbuka di hadapan mereka dengan tiba-tiba.

Untuk membuka kunci karakter ini, temukan benang merah Ariadne. Petunjuk: Benang itu berada di suatu tempat yang ditempa oleh api.

”Apa maksudnya ini?” tanya Leon gusar.

“Jika kamu tidak tahu apa lagi aku!” seru Claire. Pengetahuannya tentang mitologi Yunani semuanya menghilang. Memang Claire tidak tahu apa-apa soal mitologi Yunani, semua yang ia ketahui berasal dari karakter Athena sebelumnya. Dan kini otak Aphrodite benar-benar kosong.

“Tunggu! Rasanya aku pernah dengar soal Ariadne... Ariadne... Ariadne... Oh aku ingat! Theseus menggoda Ariadne, ia memberikan benang merah padanya untuk bisa keluar dari labirin ini. Theseus menggunakannya untuk mengetahui jalan mana yang sudah ia lewati,” kata Leon.

“Tempat yang ditempa oleh api...” gumam Claire.

“Aku tidak tahu apa maksudnya itu,” jawab Leon.

“Game ini sejak awal menyuruhmu menjadi Ares. Bukankah dia dewa perang dan api?” tanya Claire. Mata Leon membesar, Claire benar.

“Dan game ini juga merekomendasikan karakter Aphrodite di awal tadi untukmu!” seru Leon.

“Kurasa kamu harus memilih Ares,” jawab Claire.

Leon mengangguk, ia segera memilih karakter Ares. Dewa perang dan api yang pemarah dan menurut Leon sangat bodoh. Dalam sekejap, Leon berubah. Kini ia menggunakan baju zirah berwarna hitam dengan beberapa aksen berwarna merah. Ia juga mengenakan jubah berwarna merah. Sangat mencolok. Layar digital itu kemudian hilang dari hadapannya.

Leon kemudian berbalik ke arah Claire. Entah kenapa kini ia menatap Claire dengan cara yang berbeda, jantungnya berdegup lebih kencang dan darahnya berdesir. Wanita itu terlihat sangat menggoda, membuat Leon menelan ludah. Claire juga menatapnya dengan tatapan yang menggoda, penuh hasrat.

“Sial!” umpat Leon. Ia akhirnya mengingat sesuatu dalam legenda mitologi Yunani.

“Kenapa?” tanya Claire.

“Aku melupakan sesuatu yang penting,” jawab Leon.

“Apa?” tanya Claire sambil berjalan mendekat dengan anggun. Menampakkan kakinya yang jenjang dan mulus.

“Ares dan Aphrodite adalah pasangan paling melegenda. Aphrodite memang berselingkuh dengan banyak pria, termasuk Adonis anak angkatnya sendiri. Tapi Ares, adalah favoritnya,” jawab Leon. Di saat ia menyelesaikan kalimatnya, Claire sudah ada tepat di hadapannya, mereka hanya berjarak beberapa centimeter saja. Tangan lembutnya menyentuh lembut pipi Leon.

“Claire, kamu akan menyesali ini,” gumam Leon.

“Persetan dengan itu. Aku menginginkanmu sekarang,” jawab Claire. Ia tidak bisa menahan gairah yang bergejolak dalam dirinya. Dia menempelkan tubuhnya ke dada Leon, lalu dengan perlahan bibirnya meraih bibir Leon dengan lembut. Ia mencumbu bibir Leon dengan penuh gairah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status