Beranda / Romansa / Luka Cinta Istri Kedua / Bab 50. Sandra Tak Terima

Share

Bab 50. Sandra Tak Terima

Penulis: Sulistiani
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-05 05:28:21

Sementara Irsyad terkurung dalam kesedihan dan tekad di kamar Hana, di sisi lain rumah megah itu, terdengar suara benda-benda jatuh dan lemari dibanting dengan kasar. Kamar Sandra seperti medan perang. Bantal berserakan, kotak perhiasan terjungkir, dan pakaian mewah berserakan di lantai marmer yang dingin.

Sandra berdiri di tengah kekacauan yang ia buat sendiri. Rambut panjangnya kusut, wajah cantiknya penuh amarah. Nafasnya memburu, dadanya naik-turun, matanya liar menatap cermin besar di depannya, seolah di dalam cermin itu ada musuh yang membuatnya terbakar, bukan hanya Hana, tapi juga dirinya sendiri.

"Aku bodoh!" teriaknya, lalu membanting parfum mahal ke lantai hingga pecah. Wangi menyengat memenuhi ruangan, tapi Sandra tak peduli. Ia mendekati meja rias dan menatap pantulan wajahnya yang basah oleh air mata kemarahan.

"Semua ini salahku, aku yang jebak dia, aku yang pikir semua akan terkendali, tapi ternyata. Hana malah mencuri hati suamiku, meski dia tidak menggoda seperti car
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 59. Kesempatan Irsyad

    Ketegangan di depan warung belum juga reda. Irsyad dan Hilman masih saling melempar tatapan tajam, seperti dua ekor banteng yang siap menyeruduk kapan saja.Tiba-tiba, dari arah jalan, Ibu Hilman muncul dengan langkah cepat. Wajahnya jelas menahan kesal."Hilman!"Suara itu cukup keras untuk membuat Hilman menoleh dan sedikit meredakan ekspresinya."Apa yang kamu lakukan ribut-ribut di sini? Ini urusan rumah tangga orang. Jangan ikut campur!" "Tapi Bu—""Tidak ada tapi. Kamu tahu kan aku nggak suka kamu terlibat urusan begini? Kita pulang." titah ibu Hilman.Hilman menatap Hana sebentar, terlihat berat melepasnya, tapi ia juga tak pernah membantah perintah ibunya. Dengan helaan napas panjang, ia akhirnya mundur, berjalan menjauh bersama sang ibu.Irsyad yang melihat itu merasa mendapat kesempatan. Ia langsung melangkah mendekat kearah Hana, suaranya lebih tenang tapi tetap tegas. "Hana, kita perlu bicara."Hana mundur satu langkah sambil menggendong bayinya menjauh dari Irsyad. Wajah

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 58. Keributan Pagi

    Pagi itu, kabut tipis masih menggantung di antara pepohonan ketika Irsyad melangkah cepat menuju rumah Bu Rum. Embun membasahi sepatu kulitnya, tapi ia tak peduli. Langkahnya mantap, wajahnya tegang, seakan segala penantian semalam tak memberinya ketenangan.Ketukan tangannya di pintu kayu rumah itu terdengar cukup keras untuk memecah keheningan. Dari dalam, Bu Rum muncul dengan kain selendang yang disampirkan di bahunya."Assalamualaikum," ucap Irsyad."Waalaikumsalam. Oh, nak Irsyad, pagi-pagi sekali sudah datang," jawab Bu Rum."Maaf, Bu. Kalau saya ganggu ibu pagi-pagi seperti ini. Saya ingin bertemu Hana," ucap Irsyad tanpa basa-basi.Bu Rum menatapnya ragu, lalu menggeleng pelan. "Tapi Hana sudah pergi dari subuh. Bawa bayinya."Irsyad terkejut. "Pergi? Ke mana, Bu?"Jantung Irsyad berdebar kencang kala mendengar kata 'pergi'. Lelaki tampan itu takut istri keduanya kembali pergi jauh membawa anaknya meninggalkan ia, karena tak mau bertemu dan mendengar penjelasannya."Ke pemakam

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 57. Menunggu

    Irsyad berdiri di depan pintu, menatap kayu tua yang memisahkan dirinya dari Hana. Nafasnya berat, dadanya seperti diremas. Ia mengangkat tangan, berniat mengetuk, tapi tangannya berhenti di udara. Ada rasa takut, takut jika ketukan itu akan membuat Hana semakin menjauh.Dari dalam, suara langkah cepat terdengar, lalu bunyi pintu kamar yang tertutup rapat. Irsyad tahu, Hana memilih mengurung diri.tiba-tiba seorang wanita paruh baya membuka pintu, menatap Irsyad membuat Irsyad menegakkan punggungnya. "Nak Irsyad, apa benar itu kamu?"Irsyad menarik napas, berusaha tersenyum, lalu mengangguk. "Iya, Bu. Saya Irsyad, saya suami Hana. Maaf kalau kedatangan saya tiba-tiba. Saya… hanya ingin bertemu Hana."Bu Rum mendesah pelan, lalu menggeleng. "Dia… belum siap, Nak. Ibu tidak tahu apa yang sudah terjadi diantara kalian sebelumnya, tetapi dari cerita Hana, dia punya luka yang belum sembuh."Irsyad terdiam. Matanya mulai basah. Ia tahu benar siapa penyebab luka itu, dirinya sendiri dan Sand

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 56. Pertemuan

    Irsyad akhirnya memasuki gerbang kayu sederhana yang menandai batas desa kelahiran Hana. Jalanan tanah yang sedikit bergelombang membuat mobilnya berguncang pelan. Aroma sawah yang basah dan suara jangkrik mulai terdengar di sela-sela kesunyian desa itu.Irsyad melambatkan laju mobil, matanya menatap penuh rasa penasaran ke setiap rumah yang ia lewati. Di kepalanya, ada seribu tanya. "Apakah benar Hana ada di sini? Bagaimana keadaannya? Bagaimana wajah anaknya?"Tak jauh dari tikungan, ia melihat seorang bapak paruh baya sedang duduk di bangku bambu depan rumah, merokok sambil menatap ke jalan. Irsyad meminggirkan mobil, lalu turun."Permisi, Pak." ucap Irsyad dengan sopan.Bapak itu menoleh. "Iya, Nak? Ada yang bisa dibantu?""Saya, mencari seseorang. Namanya Hana. Dia baru-baru ini pindah ke desa ini."Bapak itu mengangguk pelan. "Ooh… Hana. Iya, saya tahu. Dia tinggal di ujung sana, rumahnya Bu Rum. Jalannya terus saja, nanti belok kiri di pohon mangga besar. Rumah kayu dengan ter

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 55. Desa Terpencil

    Pagi itu, rumah Irsyad masih tampak seperti biasa. Tak ada yang aneh. Sandra bersiap-siap ke kantor dengan wajah dingin yang sudah menjadi rutinitas. Ia tak menyapa Irsyad, tak juga menoleh meski suaminya duduk di meja makan. Irsyad tak peduli, pikirannya sedang dipenuhi oleh satu nama, Hana.Setelah memastikan Sandra benar-benar pergi bekerja, Irsyad segera bangkit dari duduknya. Ia naik ke kamar dan menarik koper kecil yang sudah ia siapkan malam sebelumnya. Pakaian secukupnya, berkas penting, dan foto kecil Hana dan bayinya yang dulu sempat diberikan oleh bi Piah, ia simpan rapi di dalam.Dengan langkah ringan tapi hati yang berat, ia keluar dari rumah tanpa suara. Ia sempat menatap rumah besar itu—tempat yang semestinya penuh cinta, tapi berubah jadi penjara bagi luka-lukanya.Di garasi, Irsyad memasukkan koper ke bagasi mobil. Setelah memastikan semuanya aman, ia masuk ke dalam mobil, menyalakan mesin, dan mulai melaju menuju alamat yang diberikan Arkan. Jalanan pagi itu cukup le

  • Luka Cinta Istri Kedua   Bab 54. Irsyad Mulai Tegas

    Di sisi lain.Irsyad tampak gelisah. Sejak pagi pikirannya tak tenang. Ia terus menunggu seseorang yang akan membawakan jawaban dari sebagian kegelisahannya selama ini. Tak lama kemudian, seorang pria berkemeja rapi menghampiri meja mereka dengan langkah pasti."Arkan," sapa Irsyad sambil berdiri dan menjabat tangan pria itu.Arkan, pria muda yang merupakan rekan kerja sekaligus penyelidik pribadi Marco, mengangguk sopan. Ia duduk dan tanpa banyak basa-basi mengeluarkan sebuah amplop cokelat tebal dari tas kerjanya, lalu menyerahkannya kepada Irsyad."Semua data tentang Hana ada di sini, seperti yang Anda minta," ujar Arkan tenang.Irsyad menatap amplop itu sejenak, lalu dengan tangan gemetar ia membukanya. Marco hanya diam, memperhatikan dengan seksama ekspresi wajah bawahannya itu.Satu per satu lembaran dalam dokumen itu dibuka oleh Irsyad. Semakin ia membaca, semakin dalam kerutan di dahinya. Dan saat sampai pada halaman yang menceritakan tentang masa lalu Hana, tangannya terhenti

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status