author-banner
Sulistiani
Sulistiani
Author

Novels by Sulistiani

Perjanjian Sebelum Cerai

Perjanjian Sebelum Cerai

"Sherly hamil anakku sekarang, aku tidak bisa membiarkannya tinggal di kontrakan seorang diri, jadi aku mohon terimalah dia di rumah ini, kita rawat bersama anak yang lahir dari rahimnya," ucap Ryan dengan tatapan mengiba. Bagaikan tersambar petir di siang hari, Syifa begitu terluka saat sang suami membawa istri barunya ke rumah dan mengatakan jika wanita itu tengah hamil anaknya. Dua tahun Syifa menjalani rumah tangga dengan Ryan, tetapi belum di karuniai buah hati. Awalnya Syifa berusaha menerima pernikahan sang suami dengan istri barunya karena sang suami berbohong mengatakan pernikahan itu terjadi karena keterpaksaan, tetapi setelah tahu jika sang suami dengan istri barunya sudah selingkuh selama setahun sebelum menikah keributan besar pun terjadi. Dina ibu dari Ryan menyuruh Ryan menceraikan Syifa lalu meminta harta gono-gini. Syifa setuju bercerai, tetapi dengan beberapa perjanjian. Seperti apa perjanjian sebelum cerai tersebut?
Read
Chapter: Bab 115. Bahagia
"Iya, aku sudah mempersiapkan semuanya termasuk mahar pernikahan," ucap Athar."Kapan kamu mempersiapkannya, mengapa semua terasa sangat singkat untukku?" tanya Sabrina."Setelah aku berbicara di rumah ini, esok harinya aku langsung memesan sebuah benda untuk aku jadikan mahar," ucap Athar.Sabrina benar-benar tidak pernah berpikir jika Athar sudah mempersiapkan semuanya dalam waktu sesingkat itu. Sabrina tidak pernah tahu pikiran Athar tidak pernah tenang setelah kejadian Ryan mengganggunya, ia yakin akan ada lelaki lain yang nantinya akan menganggu Sabrina sehingga lelaki itu sangat ingin segera menghalalkan Sabrina dan mempersiapkan segala halnya dengan cepat.Satria menyadari langkah Athar dalam mempersiapkan itu, ia benar-benar merasa salut dengan asistennya itu. Bukan hanya masalah perkejaan saja yang cepat, dalam mengejar wanita nya pun Athar bergerak cepat. Itu sebabnya hari ini Satria ingin membuat mereka melakukan ijab kabul hari ini juga."Penghulu sebentar lagi datang, kal
Last Updated: 2024-10-16
Chapter: Bab 114. Lamaran.
"Athar, perempuan yang akan kamu lamar anak orang kaya?" tanya Gina.Athar tersenyum dan mengangguk, lalu meminta keluarganya mengeluarkan barang-barang dari mobil box untuk dibawa kepada pihak wanita yang sudah berjejer menyambut.Keluarga Athar pun menggambil barang-barang dari dalam mobil box dan mereka berikan kepada pijak keluarga perempuan yang menyambut, setelah semua barang dari mobil box sudah di berikan pada pihak wanita. Keluarga Athar pun dipersilahkan untuk masuk kedalam rumah mewah tersebut."Mah, Sabrina nya mana?" tanya Banyu."Masih di kamar, Pah. Tadi Mama cek Vsedang pakai kerudung, Mama 9. panggil lagi ya!" ucap Amalia."Iya, panggil sekarang keluarga calon suaminya sudah datang," ucap Banyu.Amalia pun berjalan meninggalkan para tamu untuk memanggil anaknya di kamar, sementara anggota keluarga Athar masih terkesima dengan kemewahan rumah calon mertua Athar. Mata mereka memutari seluruh penjuru ruangan tersebut, hingga akhirnya dua orang wanita cantik turun dari ta
Last Updated: 2024-10-15
Chapter: Bab 113. Materialistis
"Emang kenapa kalau orang miskin?" tanya Athar."Kalau bisa kamu nikah sama anak orang kaya. Kan sekarang kamu sudah jadi lelaki sukses, masa nikah sama perempuan miskin gak maju-maju dong!" ucap Ros."Bu, jangan ngatur-ngatur Athar. Sama siapapun dia mau nikah yang penting dia bahagia, Athar seorang lelaki seperti apapun istrinya nanti dia yang akan menafkahinya!" tegur Gilang.Athar menghela nafas dan menggelengkan kepala, jika bukan karena hal penting seperti lamaran Athar tak ingin bertemu apalagi berbicara dengan ibu tirinya itu.Sejak Athar kecil Ros tak pernah menjadi ibu sambung yang baik, ia selalu memandang orang tak punya sebelah mata dan tidak memikirkan perasaan orang lain, hanya memikirkan kesenangan diri sendiri."Ayah, tolong ajarkan pada kedua adikku jangan memandang harta adalah segalanya karena Allah berfirman dalam Q.S Al-Kahfi ayat 56. Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sis
Last Updated: 2024-10-14
Chapter: Bab 112. Keluarga Athar
"Aku mau secepatnya, kalau bisa Jumat ini Ayah datang dan hari minggunya kita lakukan lamaran," ucap Athar masih melalui sambungan telepon.Sungguh lelaki itu tak ingin menunda lagi untuk segera menghalalkan wanita yang selama ini ia cintai dalam diam, cintanya tak bertepuk sebelah tangan jika tidak segera di sahkan ia takut ada lelaki lain yang menganggu hubungan mereka."Siapa saja yang harus ikut untuk acara lamarannya?" tanya Gilang."Keluarga inti. Ayah, ibu, dan adik-adik ayah serta suami dan istrinya," ucap Athar."Banyak dong sekitar sepuluh orang, ayah harus sewa mobil kalau gitu," ucap Gilang."Nanti aku akan kirim 2 mobil beserta supirnya dari sini. Ayah tinggal komunikasikan saja dengan om dan tante yang mau ikut berapa orang," ucap Athar.Gilang menghela nafasnya, ia adalah anak tertua di keluarganya dan memiliki 4 orang adik, 3 orang perempuan dan 1 orang laki-laki. Namun, ekonomi mereka semua sama-sama pas-pasan.Mereka jarang pergi keluar kampung, hanya Gilang yang seo
Last Updated: 2024-10-14
Chapter: Bab 111. Syarat Banyu
"Mah, Pah, kenapa harus pakai syarat segala?" tanya Sabrina."Setelah belasan tahun kamu hilang, lalu baru dipertemukan dengan kami. Tiba-tiba ada seorang lelaki yang ingin membawamu pergi, mana mungkin kami izinkan begitu saja tanpa memberi syarat," ucap Banyu.Satria menganggukan kepala setuju dengan ucapan sang papa, mereka baru menikmati kebersamaan dan bila di katakan belum puas pastinya belum puas. Namun, mereka tidak ingin melarang Athar untuk menikahi Sabrina karena takut nantinya Sabrina malah jatuh ke tangan lelaki yang tidak tepat.Sabrina mulai khawatir sang papa memberikan syarat yang memberatjan Athar, sehingga lelaki itu akhirnya tidak bisa menyanggupi dan akhirnya pernikahan mereka dibatalkan.Athar malah menganggukan kepala, ia akan berusaha menyanggupi apapun syarat dari Banyu, asalkan ia bisa menikah dengan Sabrina nyawa pun dia sanggup berikan."Apa syaratnya, Om?" tanya Athar."Syarat pertama setahun pernikahan kalian harus berada di rumah ini, aku tidak ingin kam
Last Updated: 2024-10-11
Chapter: Bab 110. Meminta Restu
"Tidak tahu makanya lebih baik kamu datang dulu, mereka pasti terkejut karena tahunya kita hanya bersahabat," ucap Sabrina."HM ... Baiklah, besok aku akan bertemu kedua orang tuamu!" ucap Athar."Sekarang kamu istirahat dulu, oh iya ini salep yang untuk luka dari dokter aku simpan di kamarmu ya!" ucap Sabrina.Tanpa menunggu jawaban dari lelaki tampan itu Sabrina pun berjalan menuju kamar Athar, ia membuka pintu kamar yang tak di kunci. Begitu masuk kedalam kamar ia terkejut melihat fotonya yang di cetak besar menjadi penghias kamar itu.Athar menyusul langkah Sabrina dan hanya bisa terdiam di depan pintu kamar, saat melihat Sabrina terpaku memandangi fotonya sendiri di kamar itu."Apa ini alasannya kamu selalu mengunci kamar ini saat aku tinggal di sini dulu?" tanya Sabrina."Iya," jawab Athar singkat."Tapi waktu itu aku pernah masuk, foto ini tidak ada," ucap Sabrina."Aku sembunyikan di dalam lemari agar kamu tidak tahu," ucap Athar.Sabrina menghela nafas, lalu meletakan salep d
Last Updated: 2024-10-11
Luka Cinta Istri Kedua

Luka Cinta Istri Kedua

"Jadilah istri kedua untuk suamiku!" Sandra Monika mengalami kecelakaan saat hamil tua, hingga kehilangan anak bahkan rahimnya harus diangkat. Karena kejadian itu sang mertua terus meminta suaminya untuk menikah dengan wanita lain agar memiliki keturunan, sebab Irsyad adalah anak tunggal dan hanya dari Irsyad penerus keturunan di harapkan. 9 tahun berlalu setelah kejadian itu, sang mertua terus meminta suami Sandra menikahi wanita lain. Namun, Irsyad selalu menolak karena cintanya yang begitu besar pada Sandra, tetapi Sandra sudah lelah dengan keadaan yang tak berubah. Akhirnya ia memiliki ide untuk mencarikan istri kedua untuk suaminya dan memilih asistennya sendiri, Hana Ashadiya, sebagai istri kedua untuk suaminya.
Read
Chapter: Bab 64. Istri Simpanan
Irsyad menarik napas pelan, lalu melepaskan pelukannya pada Hana."Hana, sebelum aku pergi, aku mau tanya sesuatu.""Tanya apa, Mas?" ucap Hana dengan nada datar."Semenjak kamu pergi dari rumah, ponselmu tak pernah aktif lagi. Aku coba hubungi puluhan kali, bahkan ratusan, tak pernah tersambung. Kenapa?" Pertanyaan yang ingin Irsyad tanyakan sejak pertama menemukan Hana di desa itu, tapi selalu terlupakan, akhirnya kini Irsyad tanyakan.Hana menunduk. Ia diam lama, seperti sedang menimbang apakah harus menjawab dengan jujur atau tidak."Ponsel itu, aku jual sebelum aku naik kereta saat memutuskan untuk pulang ke kampung."Irsyad tertegun. "Kau jual?"Hana mengangguk pelan. "Ya, kartunya aku buang. Aku sengaja melakukannya, Mas. Agar kau tidak bisa menghubungi aku lagi."Kata-kata itu menusuk hati Irsyad seperti pisau dingin yang menembus perlahan. Dadanya sesak. Ia menunduk, menyembunyikan tatapan yang tiba-tiba berat."Sedalam apa luka yang ada di hatimu, sampai kamu memutuskan untuk
Last Updated: 2025-08-13
Chapter: Bab 63. Kesempatan Kedua
Setelah panggilan video dengan Mama Nur berakhir, ruang tamu rumah Bu Rum terasa lebih hening. Hana duduk di kursi bambu, sementara Irsyad duduk di seberangnya, menatap wajah perempuan itu yang masih tampak ragu.Belum sempat mereka melanjutkan pembicaraan, suara tangisan bayi terdengar dari kamar.Hana spontan berdiri, bergegas masuk, lalu kembali dengan si kecil di pelukannya."Shhh… sayang diam ya," ucap Hana lembut sambil mencoba mengayun pelan. Bayi itu tetap menangis kencang.Hana duduk, mencoba menyusui. Namun, meski sudah menempel di dada ibunya, tangisan itu tidak kunjung reda. Hana mulai gelisah, memeluk bayi itu lebih erat.Irsyad memperhatikan dengan cemas, lalu perlahan berkata, "Hana, boleh aku yang coba gendong?"Hana mengangkat wajah, memandang Irsyad dengan ragu. "Mas, dia belum pernah mau digendong orang lain.""Aku ayahnya, bukan orang lain. Tolong izinkan aku, cuma sebentar," pinta Irsyad, suaranya tenang, tapi penuh harap.Hana terdiam beberapa detik, lalu menyera
Last Updated: 2025-08-13
Chapter: Bab 62. Membujuk Hana
Irsyad masih belum menyerah untuk membujuk Hana.Pagi itu, embun masih menggantung di ujung dedaunan, aroma tanah basah memenuhi udara. Irsyad sudah berdiri di depan rumah Bu Rum dengan dada berdebar. Saran sang mama semalam masih terngiang di kepalanya, untuk membagi waktu, berusaha kembali dekat dengan Hana, walau jalannya tidak mudah.Pintu rumah Bu Rum masih tertutup rapat. Irsyad mengetuk pelan.Tok… tok… tok…Suara langkah dari dalam terdengar, lalu Bu Rum muncul sambil mengikat selendang di pinggang."Irsyad? Pagi-pagi sudah ke sini," ucapnya datar, meski matanya menyiratkan rasa heran."Saya mau bicara dengan Hana, Bu." kata Irsyad, nadanya penuh harap.Bu Rum terdiam sesaat, menatapnya seperti sedang menimbang. "Hana belum keluar kamar. Masih repot mengurus bayinya, apa gak bisa siangan aja kesini nya, kasihan Hana pagi-pagi sudah di buat kesal kalau harus berbicara dengan kamu."Irsyad tersenyum tipis, mencoba menahan rasa perih. "Saya mengerti, Bu. Tapi tolong sampaikan say
Last Updated: 2025-08-12
Chapter: Bab 61. Saran Mama Nur
Layar menampilkan nama yang ingin ia hindari, yaitu Sandra.Irsyad memandangi layar itu lama. Suara deringnya menusuk telinga, tapi ia tidak mengangkat. Napasnya berat. Kata-kata Hana tadi terngiang jelas di ingatannya. "Aku nggak mau kembali hanya untuk di sakiti dan dihancurkan oleh kamu dan mbak Sandra!"Jantungnya terasa diremas. Ingin rasanya ia menekan tombol hijau, lalu berkata pada Sandra bahwa semuanya sudah berakhir. Bahwa ia ingin bebas, ingin hidup hanya dengan Hana dan anak mereka. Namun, jarinya hanya diam di udara, tak bergerak.Ia bersandar di kursi, menatap langit-langit yang mendung."Kalau aku ceraikan dia sekarang, dia sendirian. Dia nggak punya siapa-siapa. Dia nggak bisa punya anak, nggak punya keluarga lagi," pikir Irsyad lirih.Seketika, bayangan Sandra yang pernah menangis di pelukannya bertahun-tahun lalu muncul. Saat itu, dokter baru saja mengatakan bahwa rahimnya harus diangkat. Dunia Sandra runtuh, dan ia hanya punya Irsyad untuk bersandar. Namun, kenangan
Last Updated: 2025-08-11
Chapter: Bab 60. Penolakan Hana
"Enggak, Hana. Aku gak bisa lepaskan kamu dan bayi kita, aku cinta sama kamu, Hana," ucap Irsyad.Lelaki itu menolak keras ketika Hana memintanya melepaskan dirinya agar bisa hidup tenang dengan bayinya, ia sudah berusaha keras untuk mencari keberadaan Hana hingga menyusulnya ke desa tersebut. Setelah bertemu, mana mungkin Irsyad bisa dengan mudah menyerah untuk melepaskan Hana."Kamu seperti ini, malah membuat aku tersiksa, Mas. Apa kamu memang senang menyiksa perasaan aku?" ucap Hana dengan suara parau."Hana, aku gak bermaksud untuk menyiksa perasaan kamu. Aku juga tersiksa saat kamu pergi membawa anak kita, kamu adalah ketenangan ku, tanpa kamu hidupku terasa kosong. Jadi tolong maafkan aku dan berikan kesempatan kedua untukku," ucap Irsyad.Lelaki tampan itu benar-benar tak lagi memikirkan gengsi dan harga dirinya, ia berkali-kali meminta maaf dan meminta Hana memberinya kesempatan kedua. Namun, sebagai wanita yang pernah terluka tentu saja Hana tak mudah percaya dengan kata-kat
Last Updated: 2025-08-11
Chapter: Bab 59. Kesempatan Irsyad
Ketegangan di depan warung belum juga reda. Irsyad dan Hilman masih saling melempar tatapan tajam, seperti dua ekor banteng yang siap menyeruduk kapan saja.Tiba-tiba, dari arah jalan, Ibu Hilman muncul dengan langkah cepat. Wajahnya jelas menahan kesal."Hilman!"Suara itu cukup keras untuk membuat Hilman menoleh dan sedikit meredakan ekspresinya."Apa yang kamu lakukan ribut-ribut di sini? Ini urusan rumah tangga orang. Jangan ikut campur!" "Tapi Bu—""Tidak ada tapi. Kamu tahu kan aku nggak suka kamu terlibat urusan begini? Kita pulang." titah ibu Hilman.Hilman menatap Hana sebentar, terlihat berat melepasnya, tapi ia juga tak pernah membantah perintah ibunya. Dengan helaan napas panjang, ia akhirnya mundur, berjalan menjauh bersama sang ibu.Irsyad yang melihat itu merasa mendapat kesempatan. Ia langsung melangkah mendekat kearah Hana, suaranya lebih tenang tapi tetap tegas. "Hana, kita perlu bicara."Hana mundur satu langkah sambil menggendong bayinya menjauh dari Irsyad. Wajah
Last Updated: 2025-08-10
Seranjang Dengan Duda Arogan

Seranjang Dengan Duda Arogan

Dipaksa menikah dengan pria beristri dua untuk membayar hutang almarhum ayahnya,Alifia Kanaya Abimana yang baru berusia 20 tahun memilih kabur demi menyelamatkan masa depan. Namun, saat ia menginap di sebuah hotel ia malah dinodai oleh seorang Duda yang terkenal arogan. Bagaimana kisah Kanaya selanjutnya? Akankah sang Duda bertanggungjawab pada Kanaya? Bagaimana usaha Kanaya untuk membayar hutang sang ayah setelah kejadian tersebut?
Read
Chapter: S2 Bab 47. Bahagia
Agni dan Feli saling menyalahkan, mereka berteriak saat polisi menangkap dan membawa mereka ke kantor polisi. Kedua wanita itu tidak mau dipenjara dan berusaha untuk memberontak saat dievakuasi. "Lepas, aku nggak salah tangkap aja dia yang punya ide dari semua ini," ucap Agni menuju ke arah Feli."Bukan aku, dia yang punya ide jahat bahkan ingin membunuh kakaknya sendiri," teriak Feli menunjuk Agni.Aslan mengepalkan tangannya mendengar hal itu, lelaki tampan tersebut semakin waspada dan tidak ingin kejadian serupa menimpa sang istri. Ia tidak ingin ada orang yang berniat jahat bahkan ingin membunuh istrinya, hidup Hafsa sudah cukup menderita selama ini Aslan ingin setelah menikah dengannya Hafsa bisa bahagia dan ia pun bahagia bersama wanita tersebut.Mereka tetap dibawa ke kantor polisi meskipun meronta dan berteriak-teriak sepanjang perjalanan, keesokan harinya Aslan dan bapaknya serta para direksi rapat di perusahaan. Mereka sepakat untuk mencabut sepenuhnya saham yang pernah di
Last Updated: 2024-05-16
Chapter: S2 Bab 46. Feli dan Agni
"Orang yang menculik Nona Hafsa mengaku juga Ia mendapatkan tawaran dari dua orang wanita," ucap anak buah Aslan melalui sambungan telepon. "Siapa dua orang wanita itu? Dan apa mereka sudah berhasil kalian tangkap?" tanya Aslan."Mereka bernama Agni dan Feli, beberapa orang dari kami sedang mengajar mobil mereka yang terlihat dari rekaman CCTV kabur ke luar kota.""Tangkap mereka bagaimanapun caranya!" ucap Aslan."Baik, Tuan."Setelah mengatakan itu anak buah Aslan pun mematikan sambungan teleponnya, Aslan mengalah nafas dan menatap sang istri. Lelaki berwajah tampan itu tidak menyangka jika kedua wanita tersebut bisa berbuat nekat kepada istrinya hanya karena obsesi ingin memiliki dirinya.Saida dan Lingga yang ada di ruangan itu penasaran dengan apa yang baru saja bicarakan oleh Aslan dan anak buahnya, Aslan pun menceritakan apa yang tadi dia bicarakan dengan anak buahnya kepada kedua orang tua serta istrinya. Tentu saja kedua orang tua Aslan dan Hafsa begitu terkejut mendengar
Last Updated: 2024-05-15
Chapter: S2 Bab 45. Diculik
Setelah melihat rekaman CCTV di rumah dan mencatat plat nomor motor orang yang membawa sang istri, Aslan pun langsung memerintahkan anak buahnya untuk mencari motor tersebut. Tak lama kemudian ponselnya berdering, panggilan masuk dari nomor tidak dikenal. Tanpa pikir panjang Aslan pun mengangkat panggilan telepon tersebut. "Hallo, siapa ini?" tanya Aslan saat mengangkat sambungan telepon. "Istrimu ada padaku, jika ingin selamat datanglah sendiri.""Siapa kamu? Dimana istriku sekarang?!" tanya Aslan dengan suara baritonnya."Kamu tidak perlu tahu siapa aku, siapkan uang 1 milyar dan kamu harus datang sendiri. Jika kamu membawa orang lain apalagi polisi maka nyawa istrimu taruhannya.""Jangan macam-macam dengan istriku. Cepat katakan kemana kau membawanya?!" tanya Aslan dengan emosi.Panggilan telepon itu di matikan, tak lama kemudian sharelok masuk ke ponselnya. Aslan tak mengenali suara orang itu, sepertinya suaranya di samarkan.Pria berwajah tampan itu menyiapkan uang yang dimint
Last Updated: 2024-05-14
Chapter: S2 Bab 44. POSITIF
"Hah ... Mungkin pusing karena cape dan perjalanan jauh," ucap Hafsa."Iya juga, tapi kalau beneran Kakak hamil pasti seisi rumah senang," ucap Aisy."Doakan saja semoga aku segera hamil," ucap Hafsa."Aamiin," ucap Aisy.Sikap Aisy yang baik membuat Hafsa sangat senang, adik iparnya itu supel dan bisa menjadi teman baiknya. Hari-hari berlalu, Aslan bekerja seperti biasa. Hafsa mulai terbiasa hidup sebagai ibu rumah tangga di rumah barunya, terkadang ikut sang mertua ke acara pengajian. Namun, lebih sering berada di rumah sesuai keinginan Aslan.Pagi ini Aslan dan Hafsa sarapan seperti biasa sebelum Aslan berangkat kerja, Hafsa merasa mual saat sarapan dan akhirnya memuntahkan kembali apa yang telah ia makan."Kamu sakit, Sayang?" tanya Aslan seraya memijat tengkuk sang istri."Gak tahu, Mas. Mual banget," ucap Hafsa."Aku panggilkan dokter, ya!" ucap Aslan."Gak perlu, Mas. Kayanya aku cuma masuk angin, nanti minta di pijit aja dan di baluri minyak angin," ucap Hafsa."Beneran gak
Last Updated: 2024-05-13
Chapter: S2 Bab 43. Membuat Anak
"Angkat, Mas!" ucap Hafsa."Ngapain sih, Mama ganggu aja," ucap Aslan lalu mengangkat panggilan video call tersebut.Ternyata yang menelponnya adalah Saida sang mama. Setelah diangkat Aslan melihat Saida duduk bersama Lingga sepertinya sedang di dalam kamar."Assalamualaikum ada apa, Mah?" tanya Aslan."Waalaikumsalam, kalian sampai di Paris jam berapa? Kenapa gak kasih kabar?" tanya Saida."Tadi 6 sore, Mah.""Kamu ini gimana sih, kan mama bilang sampai di sana langsung kasih kabar! Kami di sini khawatir," ucap Saida."Hehehe ... Maaf Mah. Kami sampai langsung istirahat karena sangat lelah, terus mandi dan langsung makan malam," jawab Aslan.Hafsa tersenyum ternyata sang mertua mengkhawatirkan keadaan ia dan sang suami yang tidak memberi kabar setelah sampai di Paris. Cukup lama mereka berbincang melalui video call, Lingga pun bertanya tentang kenyamanan hotel yang sudah ia booking untuk anak dan menantunya."Nyaman banget, Pah. Pemandangan dari jendela hotel langsung ke menara Eiffe
Last Updated: 2024-05-12
Chapter: S2 Bab 42. Romantis
"Kamu cinta terakhirku, Hafsa Kalimatunnisa," ucap Aslan lalu mencium pucuk kepala sang istri.Mereka beristirahat setelah perjalanan 16 jam dari Indonesia ke Paris, Prancis. Meskipun rasa lelah itu telah terbayar dengan indahnya pemandangan di joget tersebut. Namun, Aslan ingin mereka istirahat sebelum melakukan tour ke negara tersebut."Sayang, aku laper. Kita keluar yuk cari makan," ucap Aslan membangunkan Hafsa yang masih terlelap dalam tidurnya."Emang gak bisa pesan makanan hotel aja, Mas?" tanya Hafsa seraya mengucek matanya."Bisa sih, tapi aku ingin berjalan kaki sambil mencari makanan di sini denganmu," ucap Aslan."Ya sudah kalau gitu aku mandi dan ganti pakaian dulu," ucap Hafsa.Aslan menganggukan kepala, Hafsa pun masuk ke dalam kamar mandi dan betapa terkejutnya ia setelah selesai mandi saat keluar tidak ada Aslan di kamar malah ada dua wanita asing."Siapa kalian? Kenapa ada di kamarku?" tanya Hafsa terkejut."Nona jangan takut, kamu adalah MUA dan hair stylist yang di
Last Updated: 2024-05-10
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status