Share

Bidadari yang Patah

“Enggak ada, Mas. Murni karena aku jenuh.”

“Ini terlalu mendadak Dil, Mas belum bisa kasih keputusan.”

“Kalau pun kamu merasa jenuh. Kita bisa pergi liburan. Tinggal pilih kamu mau pergi ke mana?”

“Tolong dipertimbangkan ya Mas,” kata Dilra lemah. Wajahnya penuh harap. Sampai-sampai dia tidak merespons ajakanku untuk pergi liburan.

“Ayo, ikut Mas. Kita ngobrol di balkon!” Aku mengulurkan tangan lantas Dilra dengan cepat menerimanya.

“Bagus ‘kan bulannya?” tanyaku

“Hmm.” Dilra mulai memejamkan matanya membiarkan angin malam menerpa wajahnya.

“Dingin enggak?” tanyaku.

“Enggak kok,” katanya masih dengan mata terpejam.

“Kapan terakhir kita bisa mengobrol sesantai ini, Dil?”

“Sudah lama sekali, sepertinya terlalu banyak masalah membuat kita lupa menikmati hidup,” kata Dilra, kali ini

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status