Sementara itu di apartemen Kayla ....
"Hmm Kay loe ngancam gue?" balas Gavin dengan tatapan tajam ke arah mantan kekasihnya yang saat ini berpakaian minim."Terserah loe mau nganggapnya gimana, tapi gue yakin, keluarga loe pasti nggak bakal terima dengan keadaan loe sekarang. Loe tahu kan gimana keluarga besar loe.Ngeliat gue pakai rok mini aja udah jadi omongan, gimana kalau mereka semua tahu orientasi loe?"Gavin terdiam dan membenarkan ucapan Kayla. Lama berhubungan dengan perempuan molek di hadapannya membuat Kayla cukup dikenal oleh keluarga besarnya.Beberapa kali Kayla diundang ke sana dan harus mengenakan pakaian di bawah lutut, dan tak boleh memperlihatkan belahan dada.
"Choki itu kan seorang pendidik yang jadi panutan mahasiswanya. Dia juga tulang punggung keluarga. Kira-kira bakal dipecat nggak ya kalau kampusnya tahu Choki itu ...." Sengaja Kayla menghentikan kalimatnya dan melirik ke arah Gavin yang sedang mengg"Kay," panggil Gavin sambil menyentuh pundak Kayla.Pemuda itu tahu ada yang tak beres dengan mantan kekasihnya."Ada hal yang nggak gue tahu? Tentang masa lalu loe misalnya?" tanya Gavin.Perlahan perempuan berlesung pipi itu mengangkat wajahnya. Dia kelihatan sangat lesu, berbeda dengan beberapa waktu lalu yang begitu menggoda."Tinggalin gue sendiri Vin!" katanya."Tapi kenapa Kay? Loe kan bisa berbagi sama gue."Gadis itu pun mengangkat kedua tangannya di samping telinga. Kemudian bangkit dan melangkah menuju pintu keluar."Vin, mending loe pulang!" serunya sambil membuka pintu."Kay, loe yakin?""Pulang Vin!"Gavin hanya menghela napas panjang sambil kemudian melangkah keluar dari apartemen. Sesekali lelaki itu menoleh ke arah pintu apartemen Kayla yang tertutup perlahan.Sementara Kayla perlahan-lahan duduk di balik pintu sambil mendekap kedua lututnya
"Aku nggak akan pulang malam ini," kata Mario pada istrinya, Nindy yang tengah membereskan tempat tidur."Mas mau kemana?" tanya Nindy dengan hati-hati. Ia takut suaminya yang kasar akan marah. Namun sebagai seorang istri, ia memiliki hak untuk mengetahui kemana sang suami pergi. Terlebih saat mendapati noda lipstick di kerah baju suaminya semalam yang pulang dalam keadaan mabuk."Kemana aku pergi itu bukan urusanmu." perintah Mario."Apa Mas ingin bertemu dengan perempuan yang kemarin malam?" tanya Nindy lagi.Mario pun menoleh ke arah istrinya yang masih berantakan. Kemudian melangkah mendekat ke arahnya lalu melayangkan tamparan pada wajahnya.Pria itu pun mencengkeram kedua lengan istrinya dengan kuat sambil mengguncang-guncangkan tubuhnya."Diam kamu! Kalau aku mau menemui perempuan itu apa urusanmu? Dengar ya! Aku sudah membeli kamu 300juta untuk biaya operasi Papa kamu. Jadi kamu harus menurut
Pria bertubuh kurus itu pun memasuki club' yang masih sepi. Saat karyawan sedang sibuk menata meja, gelas dan lain-lain. Begitu juga dengan band yang sibuk melakukan cek sound.Seorang pria bertatoo dan perut yang buncit pun menghampirinya."Hei bro, ada apa pengin ketemu di sini?" tanyanya kemudian mengangkat tangan dan menjentikkan jari ke arah pelayan."Beer dingin 2 botol ya!" serunya lagi.Dialah Bram, pemilik GG Club yang kini ditemui oleh Nando. Sejenak Nando pun melihat ke sekeliling kemudian mengangguk, ia semakin yakin kalau foto perempuan yang ia cari memang berlokasi di GG Club."Thanks Bro, ngerepotin aja gue. Gini, gue sebenernya pengin nanya soal ini," Nando mulai menyodorkan foto Kayla yang diberikan Oscar dan juga foto temuannya."Loe tahu cewek ini?" tambah Nando menunjuk gambar Kayla.Beruntung Nando datang saat club' belum dibuka, jadi lampu masih menyala dengan terang. Mes
"Mas jangan kasar dengan perempuan!" teriak Gavin yang mulai menyingsingkan lengan kemejanya. Memperlihatkan otot-ototnya yang kuat terbentuk.Walaupun terlihat lembek di mata Kayla, Gavin cukup piawai dalam bela diri. Hingga ia tak takut sama sekali melihat pria yang mengamuk di depannya."Kamu jangan ikut campur urusanku. Perempuan ini sudah aku beli. Jadi terserah mau kuapakan!" bantah pria yang memukuli Nindy."Oh ya, kamu yakin?" balas Gavin."Iya kenapa? Kamu mau perempuan ini? Boleh, bayar aja 400 juta, yang 300 juta untuk menebus biaya mahar pada kedua orang tuanya dan yang 100 juta untuk biaya hidupnya selama menumpang di rumah ini!" balas pria itu."Hmm jadi kamu menjual perempuan ini ya? Hmm baiklah!" balas Gavin."Kalau begitu mana uangnya? Ada nggak? Kalau ada kematian. Kalau tidak ada lebih baik kmu pergi. Inget ya aku bisa tuntut kamu karena membuat keributan di rumahku!" ancam pria di hadap
Kayla dikejutkan oleh suara bel di apartemennya. Ia terpaksa menghentikan aktivitas menata rambut panjangnya dan menyambar cardigan untuk melihat sosok yang datang.Alangkah terkejutnya ia saat mengintip dari lensa yang ada di tengah pintunya. Sosok Gavin berdiri di situ, dengan celana kain warna khaki dan kemeja biru Tiffany.“Huh ngapain sih dia ke sini, kan udah tahu gue mau ke G.G?” keluh Kayla, tapi perempuan itu tetap saja menarik tuas pintu dan membukanya. Membiarkan sosok laki-laki yang pernah menjalin asmara dengannya masuk.“Ngapain sih loe?” tanya Kayla dengan nada kesal.Tak dapat dipungkiri kalau kehadiran Gavin masih sering membuat pikirannya kacau. Hubungan mereka yang telah kandas tak mudah untuk dilupakan begitu saja. Namun kemarahan dan kekecewaan Kayla begitu mendalam, hingga ia selalu saja bersikap ketus pada lelaki yang ada di hadapannya.
Walau pencahayaan di G.G club tidak terlalu terang, tapi Kayla masih bisa mengenal jelas sosok lelaki yang tak sengaja menabraknya. Lelaki yang saat ini tengah berdiri sambil melipat tangan di depan dada dan tersenyum selengekan seperti biasa.Mata indah Kayla yang dihiasi perona mata warna nude itu pun terbuka lebar saat mendapati sosoknya. Namun ia tak ingin terlihat salah tingkah, terutama saat berada di tengah teman-temannya.“Loe,” jawab Kayla mencoba untuk bersikap sesantai mungkin.“Iya ini gue, loe inget kan? Las Vegas,” katanya.Lelaki itu adalah Oscar, yang menikahinya saat berada Las Vegas.Beberapa teman Kayla tampak memperhatikan dirinya, dan membuat perempuan muda ini sedikit risih. Tentu ia tak ingin ada yang mengetahui tentang hubungannya dengan lelaki yang tak sengaja bertemu dengannya ini, setidaknya untuk sekarang.I
Tanpa ragu Gavin langsung mendorong tubuh Oscar yang masih berdiri di samping Kayla. Pemuda itu pun sedikit terhuyung ke belakang, dan berhasil membuat lengan Kayla terlepas dari cengkeramannya.Napas Oscar memburu naik turun, ia pun mengepalkan tangannya penuh emosi dan bersiap untuk melayangkan tinju pada Gavin. Ia merasa terhina atas perlakuan lelaki yang mengaku kekasih Kayla itu. Namun sebelum tinjuan itu mengarah pada wajah Gavin, Kayla sudah menahan tangan Oscar.“Loe ngapain sih bikin ribut di sini kayak anak kecil aja!” seru Kayla yang tak menyetujui tindakan Oscar.Pemuda bermata kecokelatan itu pun langsung menoleh pada Kayla yang masih memegang lengannya kuat-kuat. Kedua bola mata indah milik istri Vegasnya terus memandangnya dengan tatapan yang dalam, lambat laun membuat kepalan tangan Oscar melonggar, lalu dihempaskan oleh Kayla.“Bukannya dia yang dorong gue pertama k
Oscar membuka pintu penumpang mobil mewahnya, dan menyuruh Kayla untuk masuk. Mobil sedan sport yang hanya dikhususkan untuk dua orang termasuk pengemudinya. Mobil yang mnjadi simbol kesuksesan Oscar di usianya yang terbilang muda.Diam-diam ia memperhatikan reaksi Kayla yang bersikap biasa saja begitu melihat mobil mewah miliknya. Sesuatu yang tampak bertentangan dengan dugaan kalau Kayla melakukan ini semua untuk mencari uang.“Ternyata bukan harta yang menjadi dasar ia melakukan ini semua,” pikir Oscar kemudian mengambil tempat di belakang kemudi.“Jadi itu yang loe bilang pacar loe?” balas Oscar sambil menyalakan mesin mobilnya.“Mantan!” jawab Kayla tanpa melihat ke arah Oscar sama sekali.Tanpa diketahui oleh Kayla, Oscar mengerutkan dahinya, mencoba mencerna dengan apa yang terjadi kali ini. Menurutnya ini sangat aneh, pendaftaran pernik