Bagi Bianca, Martin hanyalah objek fantasy seksual yang ia gunakan untuk melampiaskan hasratnya kepada laki-laki bernama Jullio yang mustahil ia miliki. Bianca sengaja memanfaatkan Martin agar ia bisa dekat dengan Jullio. Namun kedekatan mereka justru diartikan lain oleh keluarganya. Hingga suatu hari, saat keluarganya terpuruk, mereka memutuskan untuk menjodohkannya dengan Martin. Bianca tidak mencintai Martin, ia tidak mau menikah dengan pria itu meski mereka adalah pasangan yang sangat cocok di atas ranjang.
Bagi Martin, Bianca adalah segalanya. Martin mencintai Bianca sejak pertama kali melihat gadis itu. Dan ketika gadis itu menawarkan tubuhnya untuk menjadi objek fantasi seksual, Martin dengan senang hati menerima permintaan Bianca.
Ketika kebangkrutan melanda keluarga Bianca, Martin rela memberikan seluruh harta yang ia miliki untuk menolong keluarga Bianca. Ia juga berharap lewat perjodohan yang dilakukan itu Bianca sedikit demi sedikit bisa mencintainya. Namun, bukannya menerima perjodohan itu, Bianca justru kabur demi menghindari perjodohan di antara mereka.
Kepergian Bianca memaksa Martin mencari gadis itu. Dengan sedikit petunjuk yang ia dapat, Martin melakukan perjalanan panjang untuk menemukan Bianca. Percariannya memang tidak sia-sia, Martin berhasil menemukan Bianca. Pertemuannya dengan Bianca membawa Martin pada orang-orang di masa lalunya dan luka lama yang pernah ditorehkan padanya.
Akankah Bianca jatuh cinta dengan Martin setelah perjuangan panjang pria itu?
Dan akankah Martin sanggup meyakinkan Bianca untuk menerimanya setelah mengetahui masa lalu kelamnya?
When you fall in love, you will do whatever it takes to achieve it. Including hurting yourself-Martin.
PROLOGMARTIN melempar ponsel yang baru saja ia beli kurang dari satu jam yang baru. Benda pipih itu langsung tercecer di atas rumput hijau yang sebagian masih terbungkus embun pagi. Matahari belum sepenuhnya berada di atas kepala. Namun, teriknya berhasil membakar seluruh bagian tubuh Martin. Terutama hatinya. Seandainya saja keadaannya tidak seburuk ini, mungkin ia tidak akan membanting apa pun yang berada di tangannya atau berada di sebuah taman
MARTIN AND BIANCA-FOURSOMEBIANCA menghentikan mobilnya tepat di depan pintu garasi. Setelah menghela napas satu kali, Bianca menenggelamkan wajahnya di dalam tepalak tangan. Sungguh, hari ini adalah hari yang sangat menyebalkan baginya. Bianca sudah menunda pemotretan, membolos sekolah dan bahkan harus membayar denda atas tindakan bodohnya. Semua itu ia lakukan untuk Jullio. Ya, Jullio, lako-laki yang sudah sangat lama sekali mengambil hatinya. Ke
MARTIN AND BIANCA- LET ME CALL YOU ‘BEE’.BIANCA mengamati kakaknya yang tiba-tiba muncul saat ia dan seseorang bernama Martin tengah berbincang. “Bee?” pria itu menyentuh bahu Bianca dengan possessive. “Siapa dia?” tanya Ben possessive. Ini kali
MARTIN AND BIANCA- I’M UGLY.MARTIN hendak menceritakan masa lalu yang membuatnya terluka sangat dalam. Ia merasa sudah saatnya ia berbagi kisah itu dengan salah satu orang terdekatnya, meskipun yang ia maksud saat ini adalah Bianca dan gadis itu sendiri sepertinya tidak peduli dengannya. Ketika Martin membuka mulutnya, Bianca justru berkata. “Jangan ceritakan apa pun padaku.”
MARTIN AND BIANCA- FALLING IN LOVEBIANCA menahan napas. Jika Martin menciumnya dan kebetulan Martin adalah orang asing baginya, ini akan menjadi ide paling gila di sepanjang hidupnya. Ciuman. Ya, Bianca telah menawarkan ciuman pertamanya untuk seseorang bernama Martin. Dan mungkin, ia akan menyesalinya nanti. Astaga, apakah dirinya sudah gila?
MARTIN AND BIANCA- SHOOTING STAR.MARTIN lega akhirnya ia bisa menemukan Bianca. Semula, pria itu sempat berpikir kalau ia kehilangan jejak Bianca. Lama ia mencari dalam kegelapan malam. Meski tidak seharusnya lampu taman dimatikan. Oh, ia sama sekali tidak tahu siapa yang memadamkan lampu tersebut. Rasanya semua itu teramat sangat kebetulan.
MARTIN AND BIANCA- MY WORK IS…BIANCA membuka matanya perlahan. Cahaya matahari yang masuk melalui jendela kamar memaksanya untuk segera kembali ke dunia nyata. Hal pertama yang ia lihat adalah langit-langit kamar yang cukup familiar. Tanpa ia sadari, senyumnya mengembang. Bianca bersyukur pagi ini ia bisa kembali membuka mata dan masih berada di kamarnya yang cukup nyaman. Sejak ia terlahir ke dunia,
MARTIN AND BIANCA- YOU MESSING UP MY LIFE.MARTIN meneguk air putih hingga tandas usai menghabiskan sarapan paginya bersama Bianca di rumah gadis itu. Bianca benar, tidak ada orang yang mencarinya. Semua orang di rumah itu sibuk dengan urusan masing-masing. Tadi pagi, Martin sempat melihat seorang laki-laki paruh baya keluar bersama seorang gadis muda dengan mobilnya. Martin menduga laki-laki itu adalah ayah