MARTIN AND BIANCA-A FRIEND.MARTIN menyugar rambut dengan frustasi. Setelah mendengar kisah Khloe yang menurutnya cukup mengharukan, kini gilirannya menceritakan tentang dirinya. Bukannya ia tidak mau, ia hanya… terlalu malu. Nenek Bianca melewati banyak hal yang lebih menyakitkan di banding dirinya. Namun, wanita itu tampak tegar menghadapi semuanya. Berbeda dengan dirinya yang selalu menyalahkan dunia atas apa yang menimpanya dan membenci orang-orang di masa lalunya. Martin merasa sama sekali tidak berguna. Selama berbulan-bulan ia hanya terpuruk, mengutuk hidupnya yang rumit dan dirinya yang terlalu bodoh.
MARTIN AND BIANCA-MY ATTITUDE.BIANCA berjalan mendekat pada sang nenek. Dari sudut matanya, ia bisa melihat dengan jelas bagaimana Martin memandanginya dengan sedikit canggung. Gadis itu berhenti tepat di sisi sang nenek. Dan tiba-tiba saja, Bianca dilanda kecemasan. Ia takut Martin melakukan kesalahan yang menyinggung sang nenek. Jika hal itu terjadi, kemungkinan mereka tidak akan bisa berteman lagi. Sayangnya, Bianca masih belum siap jika harus melepaskan Martin saat ini.“Martin ingin membeli lukisan ini. Apa kau mengijinkan dia membawa luk
MARTIN AND BIANCA- A WISH.BIANCA merasakan jantungnya berdebar dua kali lebih cepat di banding sebelumnya. Ia menunduk, menghindari tatapan Martin. Ia tidak tahu apa yang dipikirkan pria itu hingga nekat membawanya kemari. Bianca seketika gugup, padahal sebelumnya mereka pernah tidur bersama, pernah berciuman dan masih banyak hal lagi yang pernah mereka lakukan bersama. Namun kali ini, entah mengapa rasanya ia kembali merasakan Martin orang asing baginya. Semua itu karena Martin menolaknya. Penolakan itu membuatnya sangat malu. Bianca tidak tahu, kenapa ia begitu menginginkan Martin saat itu. Dan kenapa Martin tidak pernah mau menyentuhnya. Apakah ia seburuk itu?
Bagi Bianca, Martin hanyalah objek fantasy seksual yang ia gunakan untuk melampiaskan hasratnya kepada laki-laki bernama Jullio yang mustahil ia miliki. Bianca sengaja memanfaatkan Martin agar ia bisa dekat dengan Jullio. Namun kedekatan mereka justru diartikan lain oleh keluarganya. Hingga suatu hari, saat keluarganya terpuruk, mereka memutuskan untuk menjodohkannya dengan Martin. Bianca tidak mencintai Martin, ia tidak mau menikah dengan pria itu meski mereka adalah pasangan yang sangat cocok di atas ranjang.Bagi Martin, Bianca adalah segalanya. Martin mencintai Bianca sejak pertama kali melihat gadis itu. Dan ketika gadis itu menawarkan tubuhnya unt
PROLOGMARTIN melempar ponsel yang baru saja ia beli kurang dari satu jam yang baru. Benda pipih itu langsung tercecer di atas rumput hijau yang sebagian masih terbungkus embun pagi. Matahari belum sepenuhnya berada di atas kepala. Namun, teriknya berhasil membakar seluruh bagian tubuh Martin. Terutama hatinya. Seandainya saja keadaannya tidak seburuk ini, mungkin ia tidak akan membanting apa pun yang berada di tangannya atau berada di sebuah taman
MARTIN AND BIANCA-FOURSOMEBIANCA menghentikan mobilnya tepat di depan pintu garasi. Setelah menghela napas satu kali, Bianca menenggelamkan wajahnya di dalam tepalak tangan. Sungguh, hari ini adalah hari yang sangat menyebalkan baginya. Bianca sudah menunda pemotretan, membolos sekolah dan bahkan harus membayar denda atas tindakan bodohnya. Semua itu ia lakukan untuk Jullio. Ya, Jullio, lako-laki yang sudah sangat lama sekali mengambil hatinya. Ke
MARTIN AND BIANCA- LET ME CALL YOU ‘BEE’.BIANCA mengamati kakaknya yang tiba-tiba muncul saat ia dan seseorang bernama Martin tengah berbincang. “Bee?” pria itu menyentuh bahu Bianca dengan possessive. “Siapa dia?” tanya Ben possessive. Ini kali
MARTIN AND BIANCA- I’M UGLY.MARTIN hendak menceritakan masa lalu yang membuatnya terluka sangat dalam. Ia merasa sudah saatnya ia berbagi kisah itu dengan salah satu orang terdekatnya, meskipun yang ia maksud saat ini adalah Bianca dan gadis itu sendiri sepertinya tidak peduli dengannya. Ketika Martin membuka mulutnya, Bianca justru berkata. “Jangan ceritakan apa pun padaku.”