Beranda / Romansa / MAS, KAWIN YUK?! / [8] Efek Cinta Minum Soju

Share

[8] Efek Cinta Minum Soju

Penulis: qeynov
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-04 16:16:02

‘Maaf, pemilik nomor yang Anda hubungi sedang tidak mood berbicara dengan Anda. Silahkan hubungi lagi tahun depan..’

Klik!

Dibalik roda kemudinya, Adnan pun terperanjat. Ia bahkan belum sempat melayangkan salam sapaan, tapi pemilik nomor yang ia hubungi sudah lebih dulu memblokade akses komunikasi mereka.

Tahu jika Cinta akan mengulangi hal yang sama, Adnan pun memilih mengirimkan pesan singkat melalui aplikasi perpesanan.

Cinta, kamu dimana? Bisa kita bertemu? Ada hal penting yang ingin saya bicarakan dengan kamu.

Satu detik setelah pesannya terbaca, kedua mata pria itu pun membola. Ia tak lagi menemukan foto Cinta pada profil kolom chat mereka. Singkatnya, kontaknya telah dimasukkan ke dalam daftar hitam atau ramai dikenal dengan block.

“Lalu saya harus bagaimana?” gumam Adnan, bermonolog. Hubungan dengan maminya sedang dipertaruhkan, sedangkan Cinta yang memegang kunci dari hubungan mereka justru menghilang.

Ponsel Adnan berdering. Tanpa melihat ID penelepon, Adnan yang mengira jika panggilan itu berasal dari Cinta pun, “ya Cinta? Kamu dimana? Mas jemput ya?” langsung memberondong peneleponnya dengan kalimat tanya.

What? This is me, Adnan!’

Mengenali suara sang kekasih, kedua mata Adnan pun terpejam. Sial! Seharusnya ia tak asal mengangkat telepon sebelum melakukan pengecekan.

“Ah, ya, Babe.. Maaf ya.. Cinta mendadak ngilang. Mami suruh aku nyariin dia.” Sesal Adnan, meminta maaf. Ia turut mengemukakan alasan agar Arabela tak salah paham.

‘Ck! Mami kamu itu udah keterlaluan tau, Babe.. Cinta itu kan bawahan kamu. Dia udah gede. Kalau ilang juga nanti balik sendiri! Masa karyawan ilang atasannya harus repot begini sih!’

Adnan tentu tak dapat menceritakan keseluruhan dari kronologi menghilangnya Cinta. Meski selalu bersikap pengertian, Arabela tetaplah seorang wanita. Kekasihnya itu juga bisa merasa cemburu. Apalagi eksistensi Cinta sebagai orang ketiga didalam hubungan mereka mendapatkan dukungan penuh keluarga besarnya.

“Orang tua Cinta lagi ke Bandung, Babe.. Anaknya dititipin ke Mami. Sabar ya.. Jangan marah-marah. Aku cuman nyari dia aja kok.”

“Oh, iya.. Kamu telepon ada apa?”

‘Nggak boleh ya, Babe? Kamunya dari aku ke kantor tadi sampe sekarang nggak ada kabarnya.. Aku kan jadi khawatir. Aku loh shooting sampe nggak tenang.’

Lagi-lagi Adnan mengudarakan kata maaf. Ia mengakui kesalahannya yang telah membuat kekasihnya khawatir.

“Hari ini aku agak sibuk, Babe.. Cinta ngilang aja aku baru tahu dari Mami.”

‘Nggak usah balik sekalian deh.. Nyusahin doang kerjaannya!’

Adnan tersenyum kecut. Walau ia juga membenarkan penilaian yang kekasihnya berikan kepada Cinta, tetapi Adnan tidak berharap Cinta menghilang untuk selamanya.

Babe, nanti malem kamu jadi ke apart kan?’

“Aku usahain ya.. Kalau Cinta udah ketemu, nanti aku kesana.”

‘Cinta lagi, Cinta lagi!! Aku tuh masih bete ya sama dia! Gara-gara ada dia Mami kamu sama sekali nggak ngeliat aku tadi!’ Ungkit Arabela, tentang siang tadi sebelum Adnan dibawa pergi untuk lunch keluarga.

‘Kamu harus tegas, Babe! Aku nggak bisa kalau terus-terusan dibayang-bayangin sama sekertaris kamu!’

“Bertahan sedikit lagi ya, Babe.. Mami pasti ngerti kok kalau aku cintanya sama kamu.”

‘Sedikit laginya itu kapan, Adnan? Kita udah bertahun-tahun pacaran. Umur kita tuh udah berapa?’

Adnan tak bisa menjawabnya. Ia tak mampu memastikan kapan tepatnya pintu hati maminya terbuka untuk sang kekasih.

‘Diem kan kamu? Udah lah! Ntar malem nggak usah ke apart! Aku lagi nggak pengen liat muka kamu!’

Klik!

Dalam satu hari bahkan pada waktu yang berdekatan, terhitung tiga kali sudah sambungan teleponnya terputus secara sepihak.

Kepala Adnan bertambah pening. Hubungannya bersama sang mami yang terancam rusak permanen, belum lagi Cinta yang menghilang tiba-tiba karena kesalahannya dan kini bertambah dengan Arabela yang tampaknya benar-benar marah sampai tidak ingin melihat wajahnya..

“Ya Tuhan.. Sebenarnya apa dosa saya?” desah Adnan, dramatis.

Sekali pun ia durhaka karena menolak gadis yang dijodohkan maminya, sebagai seorang anak, ia tetap berbakti dalam aspek lain. Lantas mengapa cobaannya hidupnya datang secara bersamaan begini?! Setidaknya jika ingin menurunkan cobaan, waktunya jangan dalam satu hari juga dong.

“Cari Cinta dulu saja.. Ara pasti ngerti.”

Tujuan pertama Adnan dalam mencari Cinta yang menghilang jatuh pada restoran langganannya. Jika tidak mendengar percakapannya dengan Nathan, gadis itu seharusnya berada ditempat yang dirinya datangi ini.

“Permisi.. Apakah gadis yang ada difoto ini datang kesini?”

“Ah, iya, Mas. Dua jam-an yang lalu deh kayaknya. Bener, Mbaknya ada pesan disini.” Jawab si pemilik restoran.

“ini mah Mbak yang telepon sambil nangis-nangis itu, Koh.” Pelayan restoran yang juga melihat layar ponsel Adnan pun ikut bersuara. “Masnya pasti mau ambil pesenan yang ditinggalin Mbaknya ya? Saya masih simpan kok, soalnya udah dibayar sama dia.”

“Anu, kalau orangnya, Mbak dan Kokohnya tahu nggak ya?”

“Wah, kurang paham saya, Mas. Mbaknya main lari aja sih tadi. Saya kirain ada keluarganya yang kenapa-napa, makanya dia kelupaan kalau lagi mesen makanan.”

She is fine kan, Mas? Tadi sempet bayarin makan anak-anak di lampu merah sana tuh, Mbaknya. Kalau disini kan biasanya barang jadi baru bayar. Nah, yang ditinggal ini bayarnya barengan sama dia traktir anak-anak jalanan.”

“Terharu saya, Mas.. Udah cantik, baik hati pula. Jarang kan ada yang kayak Mbaknya..”

Kalimat-kalimat itu silih berganti diucapkan oleh pemilik dan pekerja restoran.

“Pesenannya, Mas. Kalau nggak panas nanti bisa dimasukin ke microwave aja. Ada saya lebihin buat Mbaknya. Sampein terima kasih saya karena udah diborong ya, Mas.”

“Ah, baik, baik..”

Adnan telah kehilangan kata-kata. Ia memang tahu jika Cinta adalah sosok yang berhati tulus. Selama mereka bertugas meninggalkan kantor, tak jarang ia melihat Cinta memberikan uang seratus ribuan untuk anak-anak tak beruntung yang menghampirinya.

Namun kasus kali ini berbeda. Disaat gadis itu tengah bersedih, ia masih sempat mengukir kebaikan, terlebih Cinta juga sempat menangis sebelumnya. Jika itu Arabela...

Adnan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Bagaimana bisa ia membandingkan antara Cinta dan Arabela. Sejauh ia mengenal keduanya, mereka tumbuh dalam latar belakang keluarga yang berbeda.

Kekasihnya yang merupakan anak broken home dan berasal dari keluarga yang tidak berkecukupan harus rela merantau ke Ibukota untuk banting tulang. Pagi bertemu pagi, bahkan tak terkadang tidur di lokasi shooting karena jadwalnya yang padat.

Arabela berbeda dengan Cinta yang lahir bersendokkan emas. Meski sempat mengalami guncangan, anak itu mendapatkan kasih sayang berlimpah serta dukungan material yang mumpuni. Bisa dikatakan, semiskin-miskinnya Cinta, setiap hari Cinta masih bisa makan berlaukkan ayam dan daging segar.

“Mikir apa kamu, Nan!!” hardik Adnan pada dirinya sendiri yang sempat berpikiran sempit.

*

*

Setelah berkeliling kota tanpa henti hingga memberanikan diri untuk menghubungi orang tua Cinta, Adnan pun mencapai batas limitnya. Laki-laki yang bahkan belum sempat menyentuh makanan itu, akhirnya memilih singgah sejenak pada kedai makanan Korea di pinggir jalan.

Baru saja ia membuka tirai restoran, dirinya dikejutkan dengan penampakan gadis yang dirinya cari-cari.

“Mbak, udah, Mbak.. Mbaknya udah oleng ini..”

Gwenchana.. Aing Gwenchanayo.. Aing lagi latihan buat jadi pacarnya Mas Kim yang orang Korea nih!!”

“Ya Ilahi Rabbi.. Kim siapa ini, Mbak? Kim Nam Gil? Kim Jong Un?”

Plak!!

Adnan meringis ditempatnya. Pukulan Cinta ketika sadar saja pedas, apalagi sekarang saat gadis itu tak sadarkan diri oleh minuman keras.

“Kim Nathan, Oppa!” Sedetik kemudian Cinta meraung dengan tangis histerisnya. “Dia, Dia cowok yang mau dijadiin pacar aing. Huwaaaa... Terus.. Terus yang mau ngejadiin itu, cowok yang aing suka... Huwaaa...”

“Aing nyeri hateeeekkkk!!”

“Aing..”

“Aing macaaaaan!! Raw!!”

Tak tahan melihat keadaan Cinta, Adnan pun mendekat.

“Cinta...”

Hwik!!

Cinta tersentak. Tubuhnya berjengit dengan cegukkan yang juga mendadak menyerangnya.

“Si Babi ternyata..” Seloroh Cinta, membulatkan kedua mata Adnan. Untuk pertama kalinya Adnan mendengar Cinta memaki dirinya.

“Bang, nih, Bang.. Ini orangnya yang gue suka tapi mau ngasih gue ke Mas Oppa Kim..” Cinta menuding-nuding Adnan. “Bakarin dia disini, Bang!! Mau gue jadiin Galbi, Bang!!”

“Ya Ampun, akhirnya ada yang ngenalin Mbaknya.. Cepet dibawa pulang, Mas.. Viral nanti Mbaknya..”

Andweeee!! Gue nggak mau... Gue haram deket-deket Babi. Gue kan islam! Kata Bunda nggak boleh, nanti gue log out!”

Para pengunjung yang terhibur pun tertawa, begitu juga dengan Adnan..

“Kamu udah logout, Cin.. Soju kan sama haramnya kayak Babi..”

“Haram kayak kamu? Masa sih?”

Sudut bibir Adnan berkedut. Perasaan ia bilangnya babi, bukan dirinya deh!

Maapin Cinta, Tuhan.. Abis enak.. Cinta emang islam kok, tapi yang islam kan banyak yang mabok.. Ayah juga minumnya wine..” Racau Cinta, menyepill kelakuan ayahnya.

Cinta tak berdusta. Ayahnya memang mengkonsumsi alkohol. Ia tak sedang beralibi seperti siang tadi saat ingin kabur dari buruan Adnan.

Cep-plak!

“Jangan pegang-pegang, Babi!! Udah nggak ganteng, sok iye lagi lo.. Nolak-nolak aja.. Nggak usah pake ngoper ke cowok laen dong! Dikira gue nggak laku apa!!” Bentak Cinta kala Adnan memegang lengannya.

Adnan tentu saja terpelongo.

“Soju, Soju!! Aing mau mabok sampe pagi, mumpung besok udah nggak kerja lagi!!”

Adnan melambaikan tangannya, melarang pekerja restoran agar tak menuruti Cinta.

“Sudah dibayar?”

“Belum, Mas...”

Mengetahui itu, Adnan lantas mengeluarkan ponselnya untuk melakukan pembayaran. Akan tetapi...

“Mas, Mbaknya kabur, Massss!!!”

“CINTAAAA!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • MAS, KAWIN YUK?!   [101]

    “O-iya loh. Mirip.” Samuel tak hentinya memandangi album foto berisikan potret bayi mungil yang tak lain adalah menantu perempuannya. Ia lalu menggeser pandangan, memindai kembali rupa cucu hasil pernikahan putranya dengan wanita itu. “Nggak ada bedanya sama sekali. Plek-ketiplek kayak yang Cinta bilang.” Plak! Gemas dengan keheranan suaminya, Diah pun melayangkan pukulan pada pundak pria paruh baya itu. “Apa sih, Pi? Masa baru percaya sekarang. Kita loh punya fotonya Cinta dari segala usia.” Tutur ibu kandung Adnan itu, memarahi Samuel yang baru bisa mempercayai penuturan mereka. Sudah dibilang Amora itu cetakannya Cinta. Tidak ada satupun bagian dari Cinta yang terlewat dalam proses terbentuknya rupa cucunya. “ini kali ya, yang dibilang kita punya 7 kembaran.” Diah melengos sedangkan Dimas, besannya— pria itu mengedikkan bahu. ‘Suka-Suka lo aja-lah, Sam.’ lontar Dimas, membatin. “Ckckckck! Niar banget loh sampe bawain foto bayi aku. Orang tuh nengok lahiran bawa makanan

  • MAS, KAWIN YUK?!   [100]

    Amora Anindya Wiyoko— nama itu Adnan ciptakan dengan mengingat sang istri dalam setiap pertimbangannya. Amora, suku pertama ini Adnan ambil dari kata amor yang jika diartikan kedalam bahasa Indonesia, akan merujuk pada nama wanita yang telah bertaruh nyawa untuk melahirkan putrinya. Sedangkan untuk Anindya, Adnan mengambilnya dari bahasa Sansekerta yang berartikan cantik. Paras ayu Cinta pasti akan menurun pada sang putri. Adnan berharap putrinya kelak dapat tumbuh rupawan seperti halnya istri yang ia kasihi. “Astaga.. Cinta banget mukanya. Padahal anak cewek loh.” Dan, yah! Harapan Adnan terkabul. Gen istrinya bekerja lebih banyak, membuat Adnan kini mempunyai miniatur wanita yang sangat dirinya cintai. “Bangun-bangun pingsan ini anaknya.” Mendengar celotehan ibu mertuanya, Adnan pun tak dapat menahan kekehannya. Semoga saja istrinya tidak berulah setelah sadar. “Aneh banget ya? Anak cewek loh. Kok malah lebih mirip mamanya daripada papanya.” Ucap Dimas, ikut heran sama se

  • MAS, KAWIN YUK?!   [99]

    “Simon gimana, Mas? Ada bales?” Adnan menggenggam erat telapak tangan Cinta. “Sayang.. Nggak usah mikirin Simon dulu ya.” Ia lalu meminta agar sang istri fokus pada persalinannya saja. Bagaimanapun juga, ketidakhadiran istrinya dalam pernikahan pria itu berada diluar kendali manusia. Absennya Cinta disebabkan oleh perihal yang tidak dapat diganggu gugat oleh seorang makhluk. Sungguh, ini benar-benar diluar kuasa mereka. “Iya, Cin. Bunda juga udah minta maaf ke maminya Simon. Kamu tenang aja. Simon pasti ngerti.” Ucap Nirmala, membelai kepala putrinya. Dini hari menjelang subuh, sahabatnya menelepon, mengabarkan jika Cinta mengalami kontraksi hebat. Setelah dilarikan ke rumah sakit ibu dan anak di daerah Kemang, dalam perjalanannya menyusul sang putri, ia mendapatkan kabar bila Cinta sudah mengalami pecah ketuban. Saat itulah, ditengah kepanikannya, ia menghubungi mami Simon. “Sakit, Mas.” “Sabar ya, Sayang. Kamu.. Kamu mau operasi aja?” tanya Adnan, semakin tak tega melihat sang i

  • MAS, KAWIN YUK?!   [98]

    “Bun, shopping yuk.” Ajak Cinta, tiba-tiba.Mendengar itu, Nirmala pun menghentikan aktivitas menyulam yang sedang ia kerjakan. Ia menatap sang putri, lalu bertanya, “mau belanja apa?” Saat putri dan menantunya berkunjung bersama suaminya, ibunda Cinta itu tengah mengisi waktu luangnya dengan menciptakan sebuah karya yang nantinya akan ia jadikan sebagai hadiah kelahiran cucu pertamanya.“Emang kalau shopping harus udah ada yang mau dibeli dulu ya?”“Ya, iya dong. Kocak ini anak. Kalau nggak ada yang mau dibeli, ngapain kamu ngajakin Bunda belanja?”“Astaga, Bun. Konsep dari mana itu? Nggak mesti ya! yang penting pergi aja dulu. Ntar juga pasti ada yang pengen dibeli.”Nirmala pun berdecak dan decakkannya itu membuat Cinta kembali berkata-kata.“Please, Bun. Jangan pelit-pelit banget sama diri sendiri. Suami Bunda loh banyak duit. Matanya dimanjain. Kalau nemu barang bagus, bungkus. Shopping diluar kebutuhan nggak akan bikin Bunda miskin kok.”Nirmala menggelengkan kepala, tak habis p

  • MAS, KAWIN YUK?!   [97]

    Keributan yang disebabkan oleh Cinta di dalam showroom milik sang ayah dapat teratasi dengan cepat setelah Dimas mendatangkan relasinya bersama datangnya satu unit motor bebek keluaran terbaru ke hadapan si ibu hamil. “Kalau ini dijamin Ibunya bisa naikin.” Seloroh Dimas, menepuk bagian kepala motor yang didatangkannya.Tahu bahwa ayahnya kesal, Cinta pun meringis. “Hehe..” Ia menunjukkan deretan gigi putihnya. Memasang ekspresi bersalah yang dibalut dengan cengiran manisnya. Ia kan hanya ingin berbuat baik. Berhubung ayahnya mempunyai bisnis jual-beli kendaraan, situasi itu hendak ia manfaatkan agar dirinya tak perlu keluar uang.“Moge yang tadi keren loh padahal. Ibu beneran nggak mau?” tanya Cinta untuk memastikan apakah si ibu benar-benar tidak berminat dengan motor yang ia pilihkan.Sedikit ngeyel nggak ngaruh kan? Toh keluarga ayahnya tidak akan jatuh miskin hanya karena menghibahkan sebuah motor.“Nggak, Non. Bahaya. Selain saya nggak bisa naikinnya, di lingkungan saya pasti r

  • MAS, KAWIN YUK?!   [96]

    Kata siapa menjadi istri pria kaya akan menghindarkan kita dari berbagai masalah? Siapa yang bilang, hah?!Sebagai istri pria keyong-reyong yang nantinya akan mewarisi kerajaan bisnis papi mertuanya, Cinta dengan sungguh menolak keras statement menyesatkan kaum materialistis itu.Para wanita yang memiliki pemikiran sesempit itu, Cinta yakin mereka hanya hidup di dalam angan-angan indah belaka. Mereka jelas merupakan kaum-kaum pengkhayal yang tak melibatkan unsur kelogisan ke dalam cara berpikirnya.Mana ada kaya sama dengan bebas masalah. Tidak seperti itu, Suketi! Karena yang namanya masalah pasti tidak memandang kasta. Akan tiba masanya dia datang tanpa membawa surat undangan. Seperti sekarang contohnya.“Hiks, itu orangnya mati nggak, Pak?” Cinta bertanya dengan tangis sesenggukannya.Secara tidak sengaja ia terlibat dengan kecelakaan ketika hendak menyusul Adnan. Sejak meninggalkan kediaman orang tua suaminya, ia tidak pernah menyusun planning untuk menabrak pengendara lain di jal

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status