vote ya
Pangeran Serkan nampak hampir dua kaki lebih tinggi dari pada Anelies ketika sedang berdiri saling berhadapan. Sangat tinggi dan tampan luarbiasa hingga seperti neraka untuk sekedar dipikirkan. Anelies tidak berani membayangkan dirinya bakal tinggal dalam satu kamar dengan pria seperti itu. Sekarang Anelies malah jadi benar-benar penasaran ingin membaca isi kepala Pangeran Serkan yang baru memberinya perintah gila."Jangan coba membaca pikiranku!" tegas sang pangeran seolah bisa ikut membaca isi kepala Anelies.Anelies mengejar terkejut, buru-buru melarikan pandanganya dari manik mata hijau Pangeran Serkan."Aku akan tahu jika kau berusaha melakukannya!"Tentu Pangeran Serkan tidak akan membiarkan Anelies mengetahui isi pikirannya. Setelah Anelies menyalurkan isi kepalanya, Serkan juga langsung bisa mempelajari di mana letak celah kemampuan gadis itu. Anelies cuma bisa membaca arus pikiran yang lantang, dan bisa mendalami memori dari seseorang yang dia sentuh. Selama Serkan tidak terla
Anelies benar-benar mengangkat ujung gaunnya sampai di atas pangkal paha, menampakkan kulit mulusnya yang lembut dan ramping. Mungkin tadi Anelies berpikir untuk melompati kucing besar bertaring hingga tidak perduli jika perbuatannya bisa sangat menganggu mata pria."Ayo turun!" perintah Pangeran Serkan sekali lagi tapi Anelies tetap menggeleng."Aku takut."Anelies melihat harimau putih yang sedang bergemulai manja di sekitar kaki Pangeran Serkan."Dia tidak bisa makan daging mentah, dia tidak akan menggigitmu." Pangeran Serkan masih menatap Anelies. "Kecuali kau terus menawarkan pahamu untuk digigit!""Oh!" Anelies kaget dan malu karena baru sadar jika masih menyingsingkan pakaian.Ketenangan Pangeran Serkan tetap tidak terbaca, atau memang dia sangat berhati-hati memikirkan apapun di depan gadis yang bisa membaca isi kepalanya.Pangeran Serkan justru ikut berjongkok, membiarkan rahangnya di endus-endus oleh kucing besar dan sesekali dijilat tanpa rasa risih. Anelies makin merinding
Jika melihat kecantikan Yang Mulya Seika maka sudah jelas dari mana wajah rupawan pangeran Serkan dia warisi. Di usianya yang sudah berkepala lima, ibu dari Pangeran Serkan masih sangat cantik dan anggun, darah Yunani terlihat sangat kental dari tulang hidungnya yang tinggi ramping dengan netra biru kehijauan sama persis seperti milik putranya.Yang Mulya Seika adalah tiga bersaudara dengan dua kakak laki-laki yang salah satunya menjadi pemimpin besar di negara teluk. Yang Mulya Seika hanya memiliki dua orang putra dari pernikahannya dengan Tuan Husain. Setelah Putra pertamanya Rasyid mengalami kecelakan, artinya dia hanya memiliki Serkan sebagai calon penerus dan harapannya.Yang Mulya Seika sangat sadar jika dirinya berada di tengah lingkaran orang-orang keji yang juga menginginkan kekuasaan putranya. Mereka sudah mencelakai Rasyid, bukan berarti Serkan juga tidak dalam bahaya. Karena itu Yang Mulya Seika sudah mengatur perjodohan Serkan dengan putri dari kakak laki-lakinya. Sebenarn
Yang Mulya Seika menempati istana Zubair, yang merupakan istana utama untuk istri senior dan tempat kepemimpinan Tuan Husain. Selama masa berkabung tiga bulan istana masih ditutup dan pemerintahan di wakilkan pada sang adik. Tuan Jalal Husain akan memegang wewenang kakaknya sampai nanti masa berkabung usai dan Serkan diangkat resmi untuk mengantikan kedudukan sang ayah. Andai tidak ada Serkan pasti kekuasan Tuan Jalal akan lebih melenggang bebas.Kepergian Tuan Husain belum ada satu bulan berlalu, peristiwa mengejutkan itu masih menimbulkan kepiluan bagi Yang Mulya Seika dan kali ini dia malah sudah kembali dikejutkan dengan berita pernikahan putranya. Hanya Serkan satu-satunya harapan yang tersisa setelah putra pertamanya mengalami kecelakaan. Serkan butuh bantuan dari pamannya untuk menghadapi Tuan Jalal yang bisa sangat licik. Ibu manapun bisa jadi tidak sehat jika terus menghadapi masalah pelik seperti ini.Yang Mulya Seika benar-benar ingin marah dengan tindakan putranya, begitu m
Malam itu juga Serkan langsung pulang ke kediamannya, Serkan tidak mau menginap meski ibunya sudah berusaha membujuk. Hari sudah cukup larut malam dan butuh perjalanan sekitar satu jam untuk sampai kembali ke tempat tinggal Sekan sendiri karena dia mengunakan mobil bukan helicopter."Apa Tuan Muda ingin singgah di Hotel?" tanya Omar yang baru membukakan pintu mobil untuk tuannya."Tidak, aku ingin langsung pulang.""Baik Tuanku."Omar yang kemudian memberi perintah pada sopir. Omar tahu suasana hati Pangeran Serkan sedang tidak bersahabat. Selama ini hanya Omar yang paling dekat dengan sang pangeran dan akan ikut kemanapun Pangeran Serkan pergi.Serkan duduk di kursi belakang ditemani oleh Omar sementara para pengawal yang lain mengiringi mereka di mobil yang lain. Ada sekitar empat mobil berkaca gelap dengan bodi tebal siaga beriringan menjaga mobil anti serangan mortir yang membawa Pangeran Serkan.Pangeran Serkan selalu mendapatkan pengawal tingkat tinggi karena siapapun bisa bernia
"Pangeran serkan sedang tidak ada." Hulya menghentikan dua pengawal yang ingin menjemput Anelies."Ini perintah Yang Mulya Seika."Dua orang pengawal bertubuh tinggi besar itu tetap masuk dan Hulya tidak bisa menghentikan mereka."Kami diutus Yang Mulya Seika untuk menjemput Anda." Salah seorang pengawal maju ke hadapan Anelies yang sebenarnya juga sudah menunggu dengan pakaian tertutup dan bercadar."Ya." Anelies segera berdiri kemudian berjalan mengikuti mereka dengan langkah anggun yang diajarkan padanya.Anelies benar-benar tidak tahu tujuan Yang Mulya Seika mengundangnya ke istana, tapi Anelies juga tidak bisa menolak. Yang perlu Anelies lakukan adalah menjaga diri agar tidak ceroboh dengan salah bicara atau bertingkah memalukan. Anelies dibawa pergi menggunakan helikopter jadi cuma perlu beberapa puluh menit untuk sampai di istana Zubair.Anelies melihat sebuah komplek istana yang sangat megah dan luas dari atas udara sebelum helikopter yang dia tumpangi mendarat di salah satu he
Anelies dibawa masuk ke dalam ruang spa bersama dua orang pelayan khusus yang akan menemaninya. Kedua pelayan itu masih cukup muda, sekitar awal tiga puluhan. Salah satu dari mereka membawakan jubah handuk ganti untuk Anelies. "Biar kami bantu melepas pakaian Anda." "Terima kasih, aku bisa melakukanya sendiri." Anelies menolak untuk ditelanjangi meski mereka sama-sama wanita dan berada di ruang tertutup khusus. Ruangannya cukup luas serta nyaman. Ada sebuah bak berukuran besar yang terus beruap hangat dan harum. Anelies pikir mungkin dia akan dimandikan atau disuruh berendam. Anelies buru-buru berganti pakaian dengan cepat. Ketika Anelies kembali keluar dari bilik ruang ganti, dua orang pelayan wanita itu sudah menunggunya. "Duduklah ke mari, Nona Muda." Anelies dipanggil mendekat agar duduk ke sofa di depan mereka. Bentuk sofanya agak aneh, seperti ada celah di tengahnya. Anelies melihat sebuah cawan tembaga berasap harum yang di dalamnya mungkin terdapat sebuah dupa. Aromanya b
"Hmm ..."Tidur Anelies mulai gelisah menjelang tengah malam."Oh ..." sebuah lenguhan lembut terlepas dari bibirnya dengan kelopak mata yang masih terpejam.Sepertinya Anelies memang tidak akan mudah untuk melupakan pelajaran kotor dari ke dua pelayan di istana Zubair. Anelies ingat bagaiman Maika mengajarkan cara untuk meremas gumpalan buah dadanya sendiri. Anelies tidak mau melakukanya bukan cuma karena canggung dan malu, tapi lebih karena memang tidak nyaman menyentuh tubuhnya sendiri dengan cara demikian.Sesuatu yang tidak menyenangkan akan selalu mendatangkan trauma bagi Anelies tak ubahnya kematian George dan Dominic Rodriguez yang masih tidak berani dia pikirkan sampai sekarang. Anelies masih takut, sangat takut untuk melihat berbagai kilasan yang bercampur dan terus berkelebat di kepalanya, karena itu Anelies jadi cenderung menghindar.Anelies masih sering melihat George yang terakhir tersenyum menolehnya dari kaca samping helikopter sebelum tubuhnya hancur menjadi abu. Kadan