Share

Bab 43. TEMPAT KENANGAN

Garganif kaget mendengar jeritan Paulina. Lelaki itu mengajak Kamilia untuk pergi ke rumah sakit. Mereka pergi dengan hati berdebar-debar. 

"Ada apa dengan bayi Paulina?" tanya Kamilia. Kekhawatiran menggelayuti wajah cantik tersebut. Naluri keibuannya muncul, dia sangat khawatir, takut terjadi apa-apa dengan bayi cantik tersebut.

"Entahlah," jawab Garganif. Lelaki itu juga sama. Merasakan kekhawatiran yang Kamilia rasakan. Apalagi Garganif mendampingi Paulina sejak wanita itu ngidam. Saat bayi mungil itu lahir, entah mengapa rasa sayangnya begitu besar terhadap Rinai.

"Rinai, kamu baik-baik, ya, Nak! Tunggu mami-papi!" Kamilia setengah meratap. Garganif melirik wanita tersebut. Lelaki itu bahagia Kamilia mau menerima bayi tersebut. Tadinya Garganif bingung harus bagaimana membujuknya.

Perjalanan terasa lama sekali. Akhirnya mereka sampai juga. Terlihat Paulina sedang menangis di hadapan bayinya yang sedang diberi tindakan oleh dokter.

"Ada ap

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status