***Sepanjang perjalanan pulang dari rumah Anita, Kevin berkutat dengan pikirannya sendiri. Entah mengapa dia justru mengakui kehamilan Anita padahal jelas-jelas calon bayi itu bukan benihnya. Berulang kali pria tampan itu mendesah berat mengingat tentang keberanian yang sempat ia ucapkan di depan kedua orang tua Anita. Bagaimana caranya mengatakan hal ini pada Bu Wira? Bagaimana menjelaskan kepada Kenan dan Sang Ibu tentang kesanggupannya menikahi wanita yang tengah mengandung anak dari pria lain?Bagaimana jika mereka menolak keinginan Kevin untuk bertanggung jawab atas perbuatan yang tidak ia lakukan, sementara Ari, pria yang sudah menghamili Anita terkesan menolak untuk bertanggung jawab.Sesampainya di rumah, tepat saat jam makan malam. Kevin mengurungkan niat untuk segera masuk ke dalam kamar dan memilih bergabung di meja makan bersama Kenan dan Bu Wira."Kenapa malam sekali, darimana?" selidik Kenan tak acuh."Besok aku akan menikah, Ma," ucap Kevin tanpa menjawab pertanyaan K
***Ari bangun lebih awal karena ada hal yang ingin dia selesaikan pagi ini di kantor. Kemarin dia mendapat kabar dari salah satu teman dan mengatakan tentang kisruh di kantor akibat ulah Ari yang mengganggu Hana. Mendengar nama Hana selalu saja membuatnya marah dan kesal yang tidak berkesudahan. |Datang ke rumah sekarang juga, Ar! Mas Adrian sudah mengatakan semuanya pada Bapak dan Emak||Kamu janji akan bertanggung jawab, sampai aku mendengar kamu mengejar wanita mandul itu lagi, lihat saja apa yang akan aku lakukan||Balas pesanku, Ari!|Dan masih banyak lagi pesan-pesan yang berisi ancaman dari Risa, namun tetap saja Ari terlihat abai dan segera menghapus semua pesan tanpa membaca keseluruhan."Bapak dan Emak Risa menunggumu," kata Artian, "Kekasihmu sudah Kukembalikan pada kedua orang tuanya, jadi bertanggung jawab lah!""Bukan urusan kamu, Mas!""Terserah! Aku hanya mengingatkan sebelum kedua orang tua Risa datang kemari dan membuat keributan. Jangan bikin malu!"Ari menoleh. M
***Kenan maju, tapi ternyata Kevin lebih dulu melangkah lebar dan meninju rahang Ari dengan kuat.Bugh ... Bugh ... Bugh ...!!!Ari tersungkur dengan sedikit darah yang menghiasi ujung bibirnya. Dia tertawa membuat dada Kevin naik turun dikuasai amarah. Dengan sedikit kesulitan dia berdiri dan berbicara, "Jangan bersikap sok pahlawan! Anita sedang mengandung anakku, bagaimana jadinya jika saudara pemilik Ken's Property menikahi wanita yang sedang mengandung anak orang lain?"Kenan menarik kerah baju Ari dengan kasar. Dia hendak melayangkan tinju namun Fajar mencegah tangan Kenan."Jangan mengotori tangan, Nak. Lelaki brengsek ini biar jadi urusan Bapak."Anita tergugu di samping Ibunya. Dia bahkan menyembunyikan tangis di pelukan Yasmin. Dia enggan mengeluarkan wajah karena rasa malu yang luar biasa. Bahkan Anita sudah mulai pasrah jika keluarga Kevin tiba-tiba membatalkan pernikahan ini."Kemana kamu saat anak saya meminta per
***Kedua kaki Ari terasa lemas. Perlahan dia menoleh dan melihat Risa datang bersama Adrian dan Bapaknya. Ya. Risa datang karena pesan Hana. Hana mengatakan jika Ari akan menggagalkan pernikahan Anita dengan Kevin. Saat itu pula keluarga Risa menuju tempat kejadian."Kenapa diam?" Risa berjalan gontai mendekati Ari yang mati kutu. "Kau ingin bertanggung jawab pada Anita karena merasa kalah, atau merasa kau benar-benar sudah bersalah padanya?""Ris, dengarkan aku!""Apalagi yang harus aku dengarkan, Ar?" pekik Risa membuat beberapa tamu menutup mulutnya panik. "Kamu datang kesini berusaha menggagalkan pernikahan Anita dan dengan gagahnya akan bertanggung jawab sementara aku kau biarkan sendiri dengan kehamilan ini, hah?!""Kamu ada Mas Adrian, Risa!" bentak Ari. "Kamu istri kakakku, aku akan menikahi Anita karena dia sedang hamil anakku, mengertilah!" Suara Ari merendah. Berkali-kali matanya celingukan ke arah para tamu di rumah Anita.
***"Lepas!" Ari menghempaskan tangan Adrian dari lengannya. Adrian mendorong tubuh Ari hingga terjerembab di depan rumah Risa. Bagai seorang tersangka, dia diseret oleh Heru untuk memasuki rumah."Gila, Ar. Kamu benar-benar sudah gila!" hardik Adrian dengan mengepalkan kedua tangannya. "Bisa-bisanya kamu datang ke rumah Anita dan membiarkan Risa menanggung kehamilannya seorang diri, hah?!"Heru hendak melayangkan pukulannya, tapi Risa dengan cepat menahan tangan Heru dan menggelengkan kepalanya samar.Melihat sikap Risa, Adrian membuang muka. Tidak dapat dipungkiri, hatinya cemburu melihat kekhawatiran yang terpancar di mata Risa untuk Ari."Aku akan bertanggungjawab, tapi biarkan kuhancurkan keluarga mereka. Kamu ngerti kan, Ris?" tanya Ari mencoba bangkit. Namun Heru dengan sigap menahan bahunya agar tetap terduduk di lantai."Jadi benar apa yang sudah aku katakan tadi, Ar? Kamu merasa kalah pada Pak Kenan dan adiknya?"Ari mendesah. Dia mengusap wajahnya kasar dan mendongak menat
***"Nit, sadar, Nak!" Yasmin menepuk-nepuk pipi Anita dengan lembut. Setelah histeris, Anita tiba-tiba jatuh pingsan membuat semua orang panik."Mantan suami kamu memang brengsek, Han!" umpat Kenan lirih. "Jika saja membunuh tidak mendapat hukuman, sudah kubunuh dia sekarang juga.""Andai saja sejak awal saya tau dia brengsek, Pak. Saya tidak sudi menikah dengannya dan dia tidak akan mendapat sematan mantan suami saya.""Kamu marah?" tanya Kenan melirik ke arah Hana."Tidak!" jawab Hana ketus.Kenan membuang muka dan memilih keluar rumah. Dia meminta semua satpam yang datang agar kembali ke kantor. Tidak lupa, dia menghubungi pengganti Hana sementara, yaitu Mega, untuk mengabarkan pada semua staff jika undangan untuk pernikahan Kevin ditunda. Ada kendala yang tidak bisa Kenan jelaskan."Aku tidak mau menikah, Bu," lirih Anita saat tersadar dari pingsannya.Semua mata saling bersitatap. Bu Wira memeluk tubuh Anita dengan erat laiknya seorang mertua yang begitu menyayangi menantunya."
***"Ada banyak khilaf ulama tentang pernikahan ketika hamil. Islam itu mudah dan jangan dipersulit, maka kita ambil hukum yang mudah dicerna oleh akal dan pikiran kita sebagai manusia. Pernikahan ini makruh menurut Imam Syafi'i, tapi jika Nak Kevin ragu dan ingin melakukan pernikahan ulang setelah Anita melahirkan, maka silahkan datang pada saya nanti," tutur Pak Penghulu dengan jelas.Kevin dan semua anggota keluarga pun mengangguk mengerti. Beberapa tamu undangan sudah meninggalkan lokasi dan tersisa kerabat dekat saja yang sedang berkumpul untuk menyemai rindu."Terima kasih atas wejangannya, Pak."Pak Penghulu mengangguk sebelum kemudian pamit undur diri dan menyisakan keluarga yang tengah bercengkrama di ruang tamu rumah Anita."Itulah pentingnya menjaga harga diri, jangan sekali-kali kamu mengikuti jejak Anita, Del! Bikin malu keluarga!" hina Minah-- Nenek Anita dari pihak sang ayah. "Beruntung ada pria yang mau menikahinya, kalau enggak ... apa nggak bakalan malu Fajar punya c
***Sejak pulang dari rumah Risa, Ari enggan kembali ke rumahnya. Dia menginap di hotel untuk menenangkan diri karena perasaan kesal masih bersemayam dalam hati. Bagaimana tidak, ia dipecat secara tiba-tiba dengan alasan yang menurutnya tidak masuk akal. Attitude-nya selama bekerja memang terbilang buruk, belum lagi issu tentang dirinya yang menghamili dua wanita sekaligus sudah merebak di kalangan pada staf yang lain.Kenan mungkin terdengar seperti tengah mencari-cari kesalahan yang ada pada diri Ari. Tidak bukankah dia berhak menentukan staf mana yang pantas bertahan di Perusahaan miliknya? Apalagi nama baik Perusahaan sedang dipertaruhkan karena masalah yang Ari perbuat. Kenan tidak mau masalah yang Ari ciptakan justru membuat kerugian besar pada Perusahaan miliknya. Jalan satu-satunya adalah memberhentikan pria itu dan membersihkan nama baik Perusahaannya."Gue butuh bantuan. Lo dimana?""Wah, ada angin apa seorang staf Perusahaan terkemuka menghubungi pria pengangguran sepertik