Pablo sudah habis duit puluhan juta dollar tapi penyakitnya tak lekas sembuh. Dia sudah sangat bosan berada di dalam kamar perawatan di istananya yang sangat megah. Percuma kaya raya tapi tidak bisa makan enak seperti orang-orang pada umumnya. Ada banyak sekali pantangan sehingga dia tidak bisa sepenuhnya merasakan nikmat dunia yang bahkan bisa dinikmati oleh pemulung sekali pun. Semenjak lengser dari posisi presiden beberapa tahun lalu, kian hari penyakit yang dia derita semakin parah saja. Dia tidak kekurangan uang sebab bahkan lantai rumahnya saja berhiaskan emas. Emas bukan lagi perhiasan tubuh atau tabungan yang tersimpan di brankas, tapi sesuatu yang dipijak-pijak. Saking kayanya dia. Hingga sekarang, setidaknya ada selusin perusahaan yang dia kelola. Pada intinya, urusan duit, dia tidak akan pernah kekurangan. Tapi sekali lagi, kalau dia menderita seperti ini, semua bakalan percuma. Kedua putrinya sudah kehabisan cara. Jika terusan seperti ini, Somers bakal mati di atas
Sekarang juga Somers menghubungi Pablo via telepon, memerintahkan agar segera membawa Alexander ke sini. Pas sore harinya, Pablo memang datang, tapi sendirian dan tidak bersama Alexander. Terang saja Somers heran sekaligus marah. Dia duduk di ranjang perawatan dan berkata dengan tegas walaupun suaranya lemah. “Mana Alex? Kan sudah aku bilang bawa dia ke sini!”Selama menjabat sebagai menantu Somers, tidak pernah sekali pun Pablo bangkang dan bahkan dia tidak berani menyela pembicaraan Somers. Dia selalu taat dan patuh penuh dengan kesetiaan.Namun, tidak untuk sekarang sebab sebelum dia membawa Alexander, dia mesti terlebih dahulu menyampaikan beberapa penggal paragraf kepada Somers. Pablo tentu tidak mau Alexander mendapatkan panggung baru di keluarga ini. Cukup sudah Alexander berhasil menyembuhkan penyakit Gabriella dan dianggap sebagai pahlawan, tapi tidak akan terjadi lagi. Selain itu, Pablo terlebih dahulu mesti menyampaikan sesuatu tentang apa yang sebenarnya terjadi baru-b
Meski Pablo ingin mertuanya sembuh, tapi tetap meminta bantuan pada Alexander bukanlah sebuah pilihan. “Ayah, apa kau percaya sama menantu tidak berguna itu? Apa kau bersedia memberikan dia wajah lagi? Kalau begitu, dia punya kesempatan untuk memijakkan kaki lagi di rumah kita?”Sedari dulu Somers memang menginginkan agar Alexander pergi, akan tetapi dia tidak begitu getol seperti halnya Pablo yang sampai memakai segala macam cara guna menyingkirkan Alexander. Somers senang mendengar kabar perpisahan antara Alexander dan Gabriella. Tapi, ada yang mengganjal di pikirannya. Jika memang Alexander bisa membantu kesembuhan penyakit kronis yang dia cerita, setidaknya dia wajib memberikan ruang dan waktu bagi Alexander lagi walaupun beberapa saat. “Bagaiamana dia bisa menyembuhkan penyakit Gabriella?” tanya Somers. Tanpa ragu Pablo menjawab cepat. “Kalau tidak kebetulan, itu adalah sulap atau sihir. Kami duga, Alex belajar sihir selama dia menghilang satu setengah tahun. Kesembuhan Gabr
Pagi harinya. Somers mendesak Pablo agar segera mendatangkan Alexander sekarang juga. Di rumahnya, Pablo yang sedang menikmati pagi dengan secangkir kopi dan sebatang cerutu sontak kaget menerima telepon dengan pembicaraan seperti ini dari Somers. Sempat dia mempertanyakannya kembali, tapi karena Somers sudah memerintah, dia akhirnya patuh walaupun hatinya terasa berat. “B-baiklah. Aku akan membawanya ke sana pagi ini juga.”KLIK. Geram, Pablo lantas mematikan cerutu mahalnya yang tersisa setengah. Mood-nya langsung rusak. “Sialan kau, Alex!” gerutunya dengan wajah gusar. “Bahaya. Ini bahaya. Kalau saja menantu binatang itu berhasil menyembuhkan penyakit si tua bangka penyakitan, semua akan bahaya. Bahaya. Bahaya!”Pablo mengambil ponselnya lagi dan segera menghubungi Alexander. Tapi, lima kali mencoba, tidak pernah tersambung. “Eh! Kau sok sibuk pula ya!” umpatnya menyeringai marah. “Cepat angkat, Bodoh!”Di waktu bersamaan, Alexander sebenarnya tidak terlalu sibuk ketika dia b
Sesuai analisa dan perkiraan dari Bryan bahwa orang yang berada di balik Pablo merupakan orang besar, berpengaruh, dan kaya raya, serta satu lagi : berasal dari kalangan militer. Hanya saja Bryan tidak menyebutkan nama orang tersebut siapa. Meski begitu, tidak perlu dijelaskan lagi bagi Alexander sebab dia sudah tahu siapa orangnya berdasarkan kriteria yang telah disebutkan dan juga indikasi dari pembicaraan Pablo tempo lalu. Ya, orang yang berada di balik Pablo yang ingin mencaplok saham mayoritas WR-Oil adalah :Somers Wilson! Tidak perlu diragukan lagi dan Alexander tidak perlu pula menyuruh intelijennya untuk memastikan hal tersebut. Lalu, apa rencana Alexander selanjutnya setelah dia tahu siapa orang dari militer yang selama ini ingin menjadi pemilik saham mayoritas WR-Oil menggeser Warren Rockefeller? Bagaimana cara Alexander memperlakukan Somers Wilson? Apakah dia tetap menghormati gurunya atau malah cenderung membela kakek mertuanya? “Kakek, aku dengar kau sibuk dengan s
Namun, Alexander sedikit ragu kalau Somers bakalan memenuhi syarat yang dia ajukan. “Syarat tersebut memberatkan. Aku kurang percaya kalau Kakek bersedia.”Somers tidak mau rencana ini urung, jadi dia berusaha meyakinkan Alexander kalau dia memang bersedia. “Katakan saja apa syaratnya, Alex. Aku akan memenuhinya.”“Kakek berjanji?”Karena sudah muak dengan penyakit yang menyiksa dirinya, maka dengan ini dia bakal melakukan apa pun selagi itu wajar dan dia pun sanggup melakukannya. “Katakan saja.”Sebelum menjawab, Alexander menyandarkan punggung sembari bersedekap. Alexander paham siapa Somers sebenarnya. Jika masyarakat puluhan juta saja pernah dia tipu, Alexander tidak mau hal itu terjadi pada dirinya. Somers adalah penipu dan pembohong ulung. Jangan sampai sekarang dia bakalan memanjangkan hidungnya lantaran merangkai cerita dan seolah-olah jujur sama Alexander. “Jika Kakek berbohong, semoga Tuhan tidak menurunkan kesembuhan.”Somers manggut lagi. “Aku tidak akan berbohong. Aku
Alexander langsung menanggapi. “Kesengajaan dari Tony, atau ada intervensi dari luar? Dari Kakek dan mertuaku misalnya? Somers merasakan jantungnya berdesir saat mendengar itu. “Alex. Begini, aku masih belum paham kenapa syarat yang kau ajukan agar bisa membantu menyembuhkan penyakit ku itu terbilang aneh. Aku tidak mengerti. Kenapa kau meminta agar aku tidak meneruskan perjuanganku dalam mengambil alih saham mayoritas WR-Oil?”“Aku tidak mungkin menjelaskannya dengan panjang lebar dan komprehensif. Pada intinya alasan utama ku ada dua. Pertama, membalas dendam kepada Gavin dan menghentikan rencana buruk Winnie untuk terus menjilati Keluarga Callister. Dan kedua, aku tidak ingin Kakek pada akhirnya menyesal setelah memiliki saham mayoritas perusahaan tersebut.”Somers menarik napas dalam-dalam. Apa yang tadi begitu membuatnya ketar-ketir pun terbukti, meskipun dia masih belum bisa mencerna seutuhnya mengapa Alexander mengajukan syarat itu. “Alex, apa kau bisa mengganti dengan syara
Ketika Sarah meninggal secara mengenaskan setelah beberapa hari pernikahan Alexander dan Gabriella, Pablo adalah orang yang paling layak disalahkan. Tapi, Pablo bersikukuh bahwa dia tidak terlibat sama sekali dalam rencana pembunuhan itu. Somers marah sama Pablo namun seiring berjalannya waktu amarah itu semakin memudar. Sebagai kompensasi dari semua jasa Somers dan kematian Sarah, maka Pablo akan melakukan apa saja, bahkan jika diperintah setiap hari mencium telapak sepatu Somers, dia melakukannya tanpa mengeluh. Dalam Perjanjian tersebut, Pablo berjanji akan membuat WR-Oil menjadi milik Somers. Namun, setelah berjalan empat tahun, hasil yang diinginkan tidak pernah tercapai walaupun segala cara telah ditempuh. Alhasil, Pablo siap menerima hukuman layak dari Somers! “Kau tidak bisa menjaga Sarah putri yang amat aku sayangi, dan kau tidak pula bisa memuaskan keinginanku. Kau bodoh, Pablo!” Somers terus menghujat dan memuntahkan sumpah serapah pada Pablo biar hatinya lega dan plo