Dua tahun dihina dan dianggap menantu sampah, lalu diculik dan dibuang di sebuah pulau mengerikan. Namun, nasib Alexander berubah total ketika secara tak sengaja dia memakan Buah Naga Emas yang sungguh misterius dan bertemu dengan lima guru hebat sehingga menjadikan dirinya sebagai karakter kuat tak tertandingi. Setelah masuk militer secara mengejutkan, enam bulan kemudian dia pulang dengan membawa kemenangan dan dianugerahi julukan 'Jenderal Naga Emas'. "Aku pulang. Ada dendam yang harus dibalaskan. Ada misi yang mesti diselesaikan. Dan ada cinta yang akan tetap dipertahankan.
Узнайте больше“Jenderal, kami mendapat kabar bahwa istri Anda, Gabriella, sedang menderita di rumah setelah kepergian Anda selama ini. Dia tersiksa. Sebaiknya Anda langsung pergi menemuinya sekarang juga,” ungkap seorang ajudan.
Suara dan getaran dari baling-baling Helikopter itu perlahan meredup. Pintu terbuka, kemudian turunlah seorang pemuda berusia tiga puluh tahun yang mengenakan seragam militer. Hanya saja semua orang di sana tidak bisa mengenalinya karena dia menggunakan topeng emas bermotif naga untuk menutupi wajahnya.Hari ini merupakan hari yang sangat spesial bagi semua masyarakat di negara Winland, terutama di Kota Redchester. Di markas besar militer, semua orang penting menyambut kedatangan satu pahlawan baru bagi negara yang telah berjuang dengan penuh keperkasaan.Pahlawan itu bernama Alexander Yang Agung!Presiden dan Panglima menjura, memberikan penghormatan untuk Alexander, lalu diikuti oleh semua jajaran pemerintah dan para perwira tinggi militer.“Selamat datang, Pahlawan Besar!” sambut Presiden dengan raut wajah berseri sembari mengulurkan tangan untuk bersalaman.“Selamat datang, Jenderal Naga Emas!” sambung Panglima bintang empat dengan senyuman lebar penuh kebanggaan.Disaksikan semua orang, saat itu juga Presiden dan Panglima memberikan Lencana Naga Emas dan disematkan di bagian dada kiri Alexander. Sebuah penghargaan yang belum pernah diberikan kepada siapa pun, kecuali baru bagi Alexander semata. Lencana Naga Emas adalah supremasi dan pencapaian puncak tertinggi bagi pelaku militer. Pemilik lencana tersebut bahkan lebih mulia dari pada Jenderal berbintang empat sekali pun.Ratusan orang memberikan penghormatan dan kemuliaan padanya :“Kesejahteraan sejati buat Alexander Yang Agung!”“Semoga sukses selalu dan diberkati, Yang Mulia Jenderal Naga Emas!”Alexander berjalan penuh wibawa. Tidak banyak kalimat yang terucap, bersama sahabat sekaligus ajudannya : Kapten Farrell, Alexander kemudian masuk ke Rolls Royce Phantom yang telah disediakan oleh pihak militer. Mobil itu pun meninggalkan markas besar militer kemudian menuju sebuah rumah yang telah Alexander tinggalkan semenjak satu setengah tahun lalu.Ketika berada dalam perjalanan, Alexander pun melepas seragam militer dan topengnya seraya berkata pada Kapten Farrell yang sedang menyetir, “Hanya kau yang tahu tentang diriku sekarang, Farrell. Aku minta, kau merahasiakan tentang diriku dari siapa pun, termasuk Presiden dan Panglima, terlebih kepada keluargaku juga.”“Siap, Jenderal!”“Aku harus segera menemui istriku sekarang. Percepat, Farrell!”***Rolls Royce Phantom itu berhenti sekitar seratus meter dari rumah bertingkat dua yang cukup megah milik Letnan Jenderal (Purn) Pablo Callister, ayah mertuanya Alexander.Alexander membalik badan saat mobil itu berlalu, kemudian melangkahkan kaki dengan penuh percaya diri.Pintu terbuka.Winnie, sang ibu mertua, mengawasi Alexander dari atas ke bawah, berkali-kali. Dengan raut wajah terkejut seperti melihat monster, dia pun bertanya, “Alex Luther? Menantu sialan? Apa itu kau? Bagaimana caranya kau bisa balik lagi ke sini?”Alexander seketika terkenang saat dia dua tahun begitu menderita di rumah ini karena ulah Winnie yang menjengkelkan. Alexander tidak mungkin lupa semuanya.“Ya, ini aku. Mana istriku, Bu? Aku ingin bertemu dengan dia.” Alexander masih ramah meskipun wajah ketus wanita menor di hadapannya tidak membuatnya nyaman.Winnie masih heran. Terakhir dia melihat Alexander sangat jelek dan kurus seperti monyet kena tifus, tapi kenapa sekarang begitu tampan, berotot, gagah, dan keren.Tidak bisa terima, Winnie mengerjapkan matanya lalu menguceknya beberapa kali, memastikan bahwa dia tidak salah lihat, dan memang benar kalau di hadapannya memanglah menantu sampah yang dulu ingin sekali dia usir. “Serius kau Alex?” tanyanya dengan mata menyala. Hidungnya sampai mekar karena saking bingungnya.Alexander manggut sekali dengan sangat terhormat. “Benar, Bu. Aku Alex Luther. Suami Gabriella.” Dia menunggu agar wanita kurang ajar yang masih bercokol dekat pintu itu memberikan izin masuk. Tapi payahnya Winnie masih apatis, memandang Alexander dengan sebelah mata, bahkan penuh penghinaan.Bukannya menyambut baik kehadiran menantunya, Winnie malah mengomel dan mencemooh, “Menantu sialan! Kau sudah keterlaluan, Alex! Kau pergi meninggalkan istri mu tanpa izin. Bagaimana ceritanya kau kabur dari rumah lalu meninggalkan istri mu terbengkalai dengan status yang sampai saat ini tidak jelas apa kalian masih berstatus suami istri atau bukan?!” cecar Winnie. Matanya mulai melotot saat dia menyilangkan kedua tangan di dada.Alexander membela diri. “Aku tidak kabur dari rumah dan meninggalkan istriku, Bu. Tetapi aku tertimpa masalah sehingga aku dipaksa berpisah dengan istriku dalam waktu yang lama. Jujur, aku tidak mungkin ada niat dan maksud ingin pergi dari rumah ini.”“Bohong!” potong Winnie buru-buru. “Bilang saja kalau kau mau bercerai darinya tapi takut sama ayah mertua mu! Bilang saja! Aku yakin kau memang ingin pergi dari sini karena memang sudah tidak tahan. Kepergian mu selama satu tahun setengah sudah cukup menjadi alasan bahwa kau memang ingin bercerai dari Gabriella. Katakan saja, Alex! Kenapa harus takut?”Padahal, Alexander tidak mau berpisah dari Gabriella. Dia sudah cinta mati dan tidak akan mau berpisah selamanya. “Aku tidak bakal bercerai darinya, Bu. Nanti akan aku jelaskan ceritanya bagaimana aku bisa pergi dari rumah dalam waktu yang lama.”“Tidak perlu!” sela Winnie tergesa-gesa. Dia mendengus jijik seraya memutar matanya dengan sangat malas. Melihat perubahan besar yang ada pada diri Alexander, membuat Winnie semakin kegerahan dan ingin rasanya mencekik leher Alexander sampai mati. “Jika kau tidak mau bercerai, maka Gabriella akan menggugat mu di pengadilan. Mudah saja bagi Gabriella melakukannya sebab kau tidak ada kabar selama lebih dari satu tahun. Kau tidak pernah memberi nafkah pada istri mu. Bisa jadi, ketika melihat perubahan yang ada pada fisik mu, mungkin kau sudah menikah lagi dengan wanita lain dan hidup serba enak. Wajar saja kau tidak pernah pulang. Rupanya sudah ada kehidupan lain yang lebih kau pentingkan.” Dua tanduk iblis sudah keluar dari atas kepala Winnie. Matanya makin jahat.Meskipun Alexander berbicara jujur dan penuh kelembutan, Winnie tetap seperti sedia kala dan selamanya akan membenci Alexander. Bagi Winnie, Alexander adalah sampah yang tidak berguna dan sudah sepatutnya untuk disingkirkan dari lingkungan Keluarga Callister yang terhormat.Winnie masih belum memberikan izin Alexander untuk masuk ke dalam. Dia tidak mau kehadiran Alexander akan mengotori rumah dan malah menyusahkannya lagi. Cukup sulit Winnie berupaya agar Alexander enyah, dan tak disangka, Alexander malah bisa memijakkan kakinya lagi.“Pergi dari sini! Istri mu tidak mungkin mau melihat wajah mu lagi, Alex! Kau pria tidak tahu diri!” Winnie menghujamkan tatapan tajam pas ke wajah Alexander lalu melanjutkan, “Lagi pula, Gabriella sudah dilamar oleh seorang pria yang sangat gagah perkasa, tentu saja dari kalangan militer, sama seperti ayah dan kakek Gabriella. Bukan seperti mu, seorang pejuang kemanusiaan yang tidak berguna, dan miskin pula. Kau bukan siapa-siapa. Sangat tidak pantas untuk terus hidup bersama Gabriella putriku!”Tidak cuma Jenderal Eisenhower, tapi enam perwira lainnya beserta orang-orang di sana pun sepakat untuk menjadikan Alexander sebagai perwira tinggi militer. Mereka menginginkan supaya Alexander diangkat menjadi seorang yang memiliki pangkat tinggi. Tidak tanggung-tanggung, bahkan Alexander langsung diangkat menjadi Jenderal setara dengan Jenderal Eisenhower. Alexander sempat melakukan penolakan. “Pangkat tersebut terlalu tinggi.”Namun, Jenderal Eisenhower tetap memaksa agar Alexander mau menerimanya. “Kau pantas menjadi Jenderal, Alex. Kau sudah selayaknya menjadi pimpinan tinggi sama seperti kami. Kau tidak perlu menolak karena kami menyetujuinya.”Alexander mengawasi satu per satu orang-orang di sana. “Aku masih sangat baru di militer. Perlu waktu dan pengalaman yang banyak untuk menjadi seorang Jenderal.”Berkaca dari apa yang telah terjadi dan mengingat betapa pentingnya peran Alexander, para perwira naga tidak salah dalam mengambil keputusan. Menjadikan Alexander sebagai Jender
Sore harinya, ketika matahari mulai tenggelam, semua pasukan telah bersiap berangkat dari Pulau Lambora menuju Pulau Homs. Pulau Homs jauh lebih kecil jika dibandingkan Pulau Lambora sehingga Winland tidak akan terlalu kesulitan dalam mencari keberadaan pasukan Northiz di sana, terlebih pasukan Northiz di sana tak lebih dari seribu orang saja, dikarenakan lima puluh ribu orang telah mati pada peperangan sebelumnya. Alhasil, kemungkinan besar Winland akan berhasil menaklukkan Pulau Homs dengan cukup mudah. Lebih dari seratus kilometer menempuh perjalanan laut, Alexander menyarankan pada Laksamana Limitz untuk menghentikan perjalanan, dan juga meminta izin pada Marsekal Bernard segera memberikan instruksi agar pasukan udara segera bersiap-siap. “Biarkan pesawat kita terbang dan dideteksi oleh Northiz. Penyamaran kita hanya sebatas itu saja. Mereka pasti akan membiarkan pesawat kita ke sana, pada saat itulah kita hancurkan apa saja yang terlihat.”Penyamaran kali ini berbeda dengan pe
Setelah meminta izin kepada lima gurunya, tepat pada tengah malam, Alexander kembali melanjutkan perjalanan menuju Dragon Room. Tugasnya belum selesai. Pertempuran di Pulau Lambora cuma pembuka. Saat ini dia punya misi yang jauh lebih sulit, yakni merebut kembali lima pulau kecil yang saat ini diduduki oleh militer Northiz, yaitu Homs, Brown, Galls, Nice, dan March. Jalannya perang kali ini tak ubahnya seperti pasukan tentara AS yang ingin kembali merebut sejumlah pulau di pasifik yang telah dikuasai oleh Jepang pada Perang Dunia 2. Operasi pengembalian lima pulau ini terbilang sangat sulit sebab kini mereka cuma menyisakan sekitar dua ribu lima ratus orang saja. Alexander tiba di sana menjelang pagi hari, saat semua pasukan sedang sibuk dengan berbagai macam hal yang diperintahkan oleh Jenderal Eisenhower, seperti mengubur mayat-mayat korban perang baik itu dari pihak Winland maupun Northiz, mengumpulkan semua senjata dan peralatan perang yang masih bisa digunakan, dan mencari mak
Pada saat matahari akan terbenam, Alexander minta izin kepada tujuh perwira naga untuk pergi sebentar. Mereka cukup bingung dan ingin tahu tapi Alexander merahasiakan kepergian.“Besok pagi kita berkumpul lagi di Dragon Room.”Kemudian Alexander pun bergegas pergi dengan menggunakan sepeda motor, kendaraan milik Northiz yang masih berfungsi dan punya bahan bakar. Sekitar jam sepuluh malam dia tiba di goa tempat persembunyian lima gurunya. Dia sangat khawatir tentang keselamatan lima orang itu karena bisa saja menjadi korban salah sasaran perang. Tapi untunglah jarak yang jauh dari pusat pertempuran membuat mereka bisa selamat. Bahkan tidak ada bekas ledakan sama sekali di sini. Mereka tidak keluar goa sama sekali pada saat perang berkecamuk selama beberapa waktu belakangan dan berharap tidak ada satu pun militer Winland maupun Northiz yang menemukan lokasi ini. Begitu melihat kehadiran Alexander yang sudah mengenakan seragam tentara, mereka kaget. Mike mengernyitkan alis dan berta
“Kita beristirahat sekarang,” kata Alexander. “Biarkan sebagian kecil pasukan yang tadi sore sempat istirahat untuk berjaga malam hari ini. Aku yakin kalau pasukan Northiz yang sedang bersembunyi di hutan juga sedang beristirahat.”Sesuai dari masukan Alexander tersebut, akhirnya tujuh perwira naga dan lebih dari dua ribu orang diberikan waktu untuk beristirahat.Tujuh perwira naga pun bubar dari perundingan itu lalu mengambil posisi masing-masing untuk segera tidur. Sementara Alexander, pada saat dia sudah membaringkan badan, dia belum bisa langsung tidur. Dia berpikir saat memejamkan mata atau dalam keadaan terjaga. Dia masih memikirkan tentang strategi dan siasat yang akan mereka ambil esok hari. Saat ini jumlah mereka hanya tinggal sekitar dua ribu enam ratus orang. Mereka beruntung dapat bertahan dari total seratus lima puluh ribu pasukan Northiz berikut dengan semua peralatan tempurnya. Semua rencana yang dijalankan nyaris sempurna. Hanya saja, perjuangan Winland tidak mungki
Satu tembakan pertama!Dikarenakan pakaian marinir berbeda dari pakaian seragam prajurit biasa, militer Winland yang sedang menyamar tidak kesusahan untuk membunuh mereka satu per satu. Para marinir yang tidak dalam posisi siap pun gelabakan saat menerima serangan mendadak dari teman mereka sendiri.Sebelum para marinir dan prajurit Northiz bersiap, militer Winland cepat membunuh mereka satu per satu. Mereka tidak butuh banyak waktu sebab jumlah mereka sangat sedikit. Dua ribu banding dua puluh ribu. Itu artinya masing-masing mereka mesti membunuh sepuluh orang musuh.Pasukan Northiz yang belum siap tempur hanya bisa pasrah saat dada dan kepala mereka ditembaik oleh orang yang berseragam militer seperti halnya mereka. Akhirnya mereka pun sadar bahwa dua ribu orang yang katanya selamat itu ternyata bukanlah rekan mereka, melainkan musuh yang sedang menyamar.“Ayo serbu mereka!” seru Letnan Joseph. Ada dua senapan laras panjang yang ada di tangannya. “Jangan biarkan mereka keburu mengam
Ajudan dari Letnan Jenderal itu mengawasi Kolonel Walter Rauf dengan wajah yang penasaran. Sebagai orang yang selalu berada di samping atasan, dia selalu fokus dan berhati-hati bahkan terhadap rekan sekali pun.Namun, salah satu perwira naga tersebut tidak mau kedoknya ketahuan. Maka dari itu Kolonel Walter berkata dengan percaya diri. “Target kita sesuai dari arahan Jenderal Rommy adalah membawa tiga perwira tinggi Winland hidup-hidup. Atau jika mereka mati, kita tetap harus membawa mayat-mayat mereka. Bukankah begitu? Sementara mereka bertiga hanya dilindungi oleh ratusan tentara saja. Aku yakin kita bisa mengalahkan mereka saat ini juga.”Sang Letnan Jenderal terpaku sambil mengawasi pinggiran pantai yang di mana di sana terdapat ribuan mayat berkaparan dan darah ada di mana-mana. Bukan lagi air laut, melainkan air darah yang menghiasi pantai. Sang Letnan Jenderal murka saat tahu kabar bahwa Jenderal Rommy telah mati bersama mayat-mayat di sana. Jadi dia tidak punya pilihan kecual
“Kapal-kapal mereka tidak mungkin tiba di sini nanti pagi,” kata Alexander. “Ketika cuaca normal dan ombak sedang baik, butuh waktu setidaknya sepuluh jam untuk sampai dari pulau Soms/Homs ke Pulau Lambora karena jarak dari sana ke sini sekitar 250 kilometer. Tapi masalahnya saat ini cuaca sedang buruk dan sepertinya akan turun hujan lebat. Paling tidak mereka butuh waktu lima belas sampai dua puluh jam.”Menurut Alexander, mereka bakalan melancarkan serangan dari udara terlebih dahulu sembari menunggu armada laut mereka sampai ke Pulau Lambora. “Kita mesti bersiap menghalau serangan udara mereka. Kemungkinan besar ketika pagi hari nanti pesawat-pesawat mereka bakal mengebom pulau ini.”Tiga perwira tinggi utama di sana pun bertanya pada Alexander tentang bagaimana cara bertahan dari serangan tersebut. Alexander mengatakan bahwa Winland tidak mungkin bisa menghalau semua serangan udara karena mereka kekurangan alutsista seperti senjata anti-pesawat. Artinya mereka cuma bisa berlindun
Pertempuran berakhir tepat pada malam hari. Tidak ada satu pun marinir dan prajurit Northiz yang tersisa. Semuanya telah tewas. Usai memastikan semua musuh telah habis, pasukan Winland mengambil semua senjata dan peralatan tempur milik Northiz yang masih bisa dipakai dan dioperasikan. Mereka memperoleh ribuan senapan sniper, senapan serbu, amunisi, granat dan perbekalan. Hanya saja, mereka tidak punya banyak waktu untuk mengambil semuanya lantaran dalam hitungan jam pasukan tambahan dari Northiz akan tiba di sini. Maka dari itu, tidak ada waktu tidur dan istirahat bagi mereka malam hari ini hingga pagi nanti. Tepat pada jam 2 pagi, Jenderal Eisenhower telah mengumpulkan semua perwiranya untuk dilakukan perundingan guna mengantisipasi serangan lanjutan dari Northiz. Kini tujuh perwira Naga bersama Alexander telah berada di dalam sebuah barak kecil, mengadakan pembicaraan tentang langkah lanjutan yang bakal mereka ambil. Jenderal Eisenhower terkena luka berat. Ada bekas tiga tembak
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Комментарии