Share

Pembelaan

"Ngapain Bang Wisnu belain, si Lina, sih?!" gerutu Della saat semua anggota keluarga berkumpul di ruang tengah, tanpa Kamila tentu saja.

"Aku memang pergi ke Paris setahun lalu," balas Wisnu sedatar biasanya.

"Aku tahu. Tapi, kan nggak pergi sama si Lina, melainkan sama si Yuna!" tambah Della dengan suara tinggi.

"Kita bertemu di PFW."

"Bohong! Aku nggak liat, tuh si Yuna posting tentang kalian datang ke PFW," sanggah Della yang membuat Wisnu semakin terdesak.

"Memangnya semua kegiatan yang kita lakukan, harus kamu tahu?" Suara Wisnu mulai meninggi. Kesal dengan Della yang terus-menerus mencecarnya.

"Kalau memang kalian ketemu, kamu pasti tahu siapa yang pergi dengannya saat itu!" timpal Yayang yang sejak tadi diam memerhatikan dengan pikiran berputar mencoba mencari alasan masuk akal yang membuat Wisnu tiba-tiba berpihak pada Kalina.

Wisnu mengepalkan tangan habis kesabaran. Dia bangkit dari posisi duduk dan menatap tajam Della dan Yayang.

"Dengan siapa dan bagaimana kami bertemu seharusnya kalian tak perlu ikut cam--"

"Diam kalian semua!" Bu Dahlia akhirnya angkat bicara setelah sekian lama. "Seharusnya masalah ini sudah clear di ruang putih. Kenapa mesti dibahas lagi? Kalau Wisnu sudah mengaku dia bertemu dengan Kalina dan membelikannya tas itu. Kalian nggak perlu mengoreknya la--"

"Ma, minta duit!" Indra yang baru saja turun dengan setelan anak motornya, langsung memotong pembicaraan dan mengulurkan tangan di hadapan Bu Dahlia.

"Sayang!" pekik Della. "Kenapa kamu selalu memotong pembicaraan dan datang diwaktu-waktu yang nggak tepat, sih!"

"Emang napa, sih, Del? Heboh banget ngurusin si Kalina kayak yang nggak punya kesibukan lain aja. Daripada itu, mending kamu mikirin cara hemat duit, biar nggak selalu ngabisin duit jajan aku."

"Hadeuh." Hendri yang sejak tadi ada di sana sembari mengotak-atik remot TV, hanya bisa menyimak sembari menggigiti kuku. Begitu pula dengan Yayang yang memutar bola mata.

Wisnu kembali duduk di tempat, dan meraih ponsel saat melihat notifikasi pesan dari Yuna.

"Mending balik kamar sana! Balikin barang-barang yang kamu pinjem dari si Kalina. Jangan terus-terusan bikin malu!" bentak Indra yang membuat mata Della kembali berkaca-kaca.

"Aku nggak akan begini, kalau kamu kerja dan menuhin tanggung jawab kamu sebagai suami, Dra! Bukannya banyak main dan nyaman jadi beban keluarga. Kalau tahu gini mending kita nggak usah nikah aja. Lebih enak juga tinggal sama orangtuaku." Della terisak sembari menghentakkan kaki di hadapan Indra, perempuan yang tengah berbadan dua itu berlalu menuju kamarnya di lantai dua.

Indra terbungkam sembari menatap punggung mungil Della yang berlalu dari pandangan.

"Mampus, kena mental, pan, lu, Dra. Makanya jadi laki kudu gentle. Kalau nggak sanggup ngebiayain bini, mending si Della kasih Bang Wisnu! Kayaknya dia masih nampung buat yang ketiga."

"Hendri!" pekik Yayang dan Bu Dahlia bersamaan.

Sementara yang bersangkutan terlihat hanya mengedikkan bahu, dan kembali fokus pada ponsel di genggaman tangan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status