Share

Part 27

"Abang kenapa?" tanyaku tergugup. Kulihat wajahnya penuh dengan amarah.

"Abang tanya, kamu dari mana?" Dia mulai berteriak. Aku jadi takut melihatnya. 

Cepat aku membuka pintu, lalu menggapai lengannya, memaksanya untuk ikut masuk. Aku tak ingin ada keributan yang didengar oleh tetangga. 

Dia terduduk di sofa sambil mengusap rambutnya, lalu bersandar. Aku duduk di meja tamu, tepat di hadapannya. Kugenggam kedua tangan yang masih mengepal, belum hilang rasa geramnya mendengar semua omong kosongku tadi. 

"Maafin Chaca ya, Bang. Chaca pergi nggak bilang-bilang sama Abang."

"Sejak dari makan siang tadi, Abang bolak-balik ke sini nyariin kamu. Dan kamu bilang baru aja keluar?" Dia kembali mengungkit kebohonganku. 

"Jangan marah, Bang. Chaca pergi ke rumah saudara."

"Saudara? Kamu punya saudara?" Aku mengangguk. 

"Siapa?" Aku diam, tak berani menjawab. 

"Dimana? Hem? Kamu bohong lagi, kan?"

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status