MENCINTAI ABANG ANGKAT

MENCINTAI ABANG ANGKAT

By:  Manda Azzahra  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
23 ratings
103Chapters
42.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Chaca dan Malik tumbuh bersama di panti asuhan. Hubungan mereka begitu dekat layaknya kakak dan adik. Malik remaja begitu sayang dan melindungi adik angkatnya itu. Meski harus mengorbankan keselamatannya sendiri. Namun saat mereka melarikan diri dari panti, sebuah insiden mengerikan terjadi. Mereka terpisah dan kehilangan satu sama lain. Setelah dewasa, takdir kembali mempertemukan mereka. Ketika mereka telah mengenali satu sama lain, Malik masih begitu sayang dan menganggap Chaca seperti dulu. Begitu posesif hingga takut kehilangan gadis yang sudah dianggapnya seperti adik kandung tersebut. Namun berbeda dengan Chaca. Penampilan Malik yang tumbuh sempurna membuat pandangannya berbeda. Dai jatuh cinta pada pria tampan dan gagah lagi kaya raya itu. Bagaimana kisah cinta mereka? Apakah pada akhirnya Malik memiliki perasaan yang sama dengan sikap arogan dan posesifnya selama ini? Ini novel pertamaku. Dan aku belum bisa move on hingga detik ini. Apa kamu juga akan jatuh cinta dengan Malik?

View More
MENCINTAI ABANG ANGKAT Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
JP
Mampir kak numpang promo ya ... REVENGE Pembalasan gadis yang teraniaya sampai hampir mati. Banyak misteri dan romance yang menyelimuti kisah ini. Semangat thor! Thanks ^-^
2023-01-03 23:45:14
0
user avatar
Arynn Tan
ceritanya asyik....i love it!
2022-12-18 11:22:50
0
user avatar
Asri Hasriani
Aku suka alur ceritan novel dari author Manda Azzahra terus lah berkarya,didalam cerita novel memiliki kesan yg baik ad sedih, senang, marah,bahagia, sakit hati , kecewa, dan keluarga, bahkan persahabatan yg tak memandang kekurangan masing2, dan yg paling penting adalah CINTA MEREKA YG TULUS.
2022-11-17 15:28:55
0
user avatar
Shinta Riandika
mantab bgt ini
2022-10-30 01:19:11
0
user avatar
Yuni
ceritanya bgs sekali kk..love love buat kk
2022-10-26 00:47:27
0
user avatar
Siti Sartika
dan tamat... makasih kak Manda... bener katamu ini cerita bikin ngga akan bisa moveon dalam waktu deket.... pasti kebayang-bayang terus manisnya Bang Malik, kocaknya Haikal. dan persahabatan rasa saudara itu nyata adanya... banyak pelajaran dalam kehidupan yang sering terjadi di sekitar kita
2022-09-20 15:53:23
2
user avatar
Anies
novel ke 4 yg aku sudah ikutin hingga tamat, dan masih ada yg di tunggu selalu up nya, sukses selalu kak manda.. terus berkarya dan tetap semangat. terima kasih sudah menyuguhkan cerita yg sangat luar biasa ini, kalo boleh jujur cerita bang malik ini yang terbaik, dan bikin gagak move on
2022-09-20 15:12:20
1
user avatar
Yeni Dwipuspitasar
............bagus ceritanya...
2022-09-20 13:30:05
2
user avatar
Manda Azzahra
Halo kak... kisah bang Malik dan Chaca udah tamat ya. makasih yang udah baca kisah mereka sampe akhir. ikutin terus cerita-cerita baruku berikutnya ya... jan lupa mampir ke 4 ceritaku yang lain ya. luv u....
2022-09-20 12:51:08
0
user avatar
Siti Sartika
kakkkk belum up...... dari pagi mondar-mandir nyariin Abang Malik ......
2022-09-20 11:45:11
2
user avatar
Siti Sartika
udah banyak tapi masih kurang ......... tapi berpikir juga takut cepet end ......... ngga mauuuu..
2022-09-19 10:11:48
1
user avatar
Siti Sartika
demi Alloh ini bagussssss banget. ya Alloh aku mewek sama keadaan mereka ......... pengen up banyak juga ngga kenyang-kenyang. se kereeeeennnn itu karya mu Kak Manda ....... selalu sehat, semoga sukses terus ya.... ...... ada IG nya ngga kak???
2022-09-16 13:53:24
4
user avatar
Anies
ada notif langsung baca, dan percayalah.. part² hari ini begitu banyak mengandung bawang dan bikin nyesek
2022-09-16 13:39:27
1
user avatar
Anies
jelasin thor.. gimana caranya biar ngerasa puas bacanya padahal authornya udah up banyak².. hahahaha berasa kurang terus ya?? lanjut kak semangaaaaat
2022-09-13 18:52:41
1
user avatar
Manda Azzahra
Halo kak. Maaf ya untuk bab 45, 46, dan 47 ada kesalahan dan up nya tidak beraturan. Sudah diedit, tapi masih ditinjau. kalau mau baca sesuaikan dengan judul partnya ya biar gak kebalik-balik. maaf atas ketidaknyamanannya...
2022-09-13 08:28:12
0
  • 1
  • 2
103 Chapters
Part 1
"Bos baru. Bos baru," ucap mereka dengan setengah berbisik. Saling menyenggol dengan siku masing-masing. Penasaran, setampan apa wajah putra pemilik salah satu tempat makan ternama di kota Medan tempatku bekerja. Kabarnya dia akan menggantikan posisi Pak Ginting yang sekarang dipindahkan ke cabang lain. Kami semua melakukan aktivitas sedari pukul setengah delapan. Sementara jam sudah menunjukkan pukul sembilan. Bu Rini memberi aba-aba agar kami menghentikan aktivitas sejenak. Wanita setengah baya bertubuh tambun itu mengisyaratkan agar semua berkumpul di depan pintu masuk, tempat biasanya kami melakukan breafing. Tak berselang lama masuk beberapa orang. Dua di antaranya sudah sering kulihat. Supir Bu Sam, pemilik perusahaan besar ini yang sesekali datang untuk memantau kinerja karyawan. Sementara yang satunya lagi adalah kak Juli, asisten pribadi sang Pemilik. Seperti sebelumnya-sebelumnya, wanita berdarah tionghoa itu mengumumkan sesuatu. "Selamat pagi semuanya. Tentunya semua
Read more
Part 2
Aku, Clarissa Sayyida. Orang-orang biasanya memanggilku Chaca. Aku suka nama itu. Nama yang disematkan oleh seseorang. Dia bilang karena aku terlihat manis dan imut. Ya, namanya Hannan Maliki Said. Aku memanggilnya Bang Malik. Aku dan dia tumbuh bersama di sebuah panti asuhan yang terletak jauh dari kota Medan. Aku dan Bang Malik begitu dekat. Ia begitu menjaga dan menyayangiku seperti adik kandungnya sendiri. Setiap hari dia berencana membawaku pergi dari panti asuhan ini. Panti asuhan yang orang-orang berada di dalamnya selalu menyiksa kami.Tak jarang mereka juga mengurung dan tak memberi kami makan dengan alasan menghukum anak yang melanggar aturan. Panti asuhan itu hanya sebuah kedok untuk mencari donatur kaya dan menghasilkan uang dari mereka. Uang-uang yang diterima dari para donatur hanya dipakai untuk kepentingan pribadi pemilik panti dan para pengikutnya saja.Sementara anak-anak banyak yang terlantar tanpa bisa menikmati fasilitas yang seharusnya diterima. Suatu malam,
Read more
Part 3
Aku tersentak ketika Bang Malik menggoyang-goyangkan badanku. "Bangun, Cha. Truk sudah mau berangkat."Aku membuka mata dengan perlahan. Rupanya aku tadi tertidur pulas karena kelelahan hingga tidak terasa sudah jam empat subuh. Bang Malik meraih tanganku dan kembali menggendong ranselnya yang penuh sesak itu. Warung yang kami singgahi itu ternyata buka selama dua puluh empat jam sebagai tempat persinggahan truk-truk muatan yang singgah, atau sekedar melintas. Hari ini truk dari Pekan Baru yang bermuatan pupuk, akan melintasi Medan menuju Banda Aceh. Ibu pemilik warung sudah menitipkan kami kepada supir yang sudah lama dikenalnya."Hati-hatilah di jalan. Semoga kalian selamat sampai di tujuan. Jaga baik-baik adikmu itu." Pesan ibu penjaga warung, sambil memberikan kami bungkusan untuk bekal di jalan. Truk melaju dengan kencang, membawa sejuta angan, yang kini bermain-main di dalam pikiran kami. Aku dan Bang Malik saling menatap sambil melempar senyum, berharap ada kehidupan yang
Read more
Part 4
Menjelang malam, aku keluar dari rumah. Berjalan kaki sampai keluar dari kompleks perumahan. Memasuki minimarket yang masih satu kawasan, untuk membeli makanan ringan sebagai buah tangan agar Vera menyambutku dengan rasa suka cita.Aku menenteng sekantong plastik camilan keluar dari minimarket. Mengeluarkan ponsel, bermaksud hendak memesan ojek online. Tiba-tiba terdengar suara orang berteriak."Jambret..., jambret...." Aku menoleh ke arah belakang, seseorang berlari kencang menuju ke arahku. Dengan sigap kujegal kakinya. Laki-laki itu jatuh tersungkur dengan wajah menghadap ke aspal jalan. Kuayunkan tasku ke arah kepalanya. Memukulnya berkali-kali sambil berteriak agar yang lain segera datang menolong. Tak lama orang-orang datang berkerumun, ikut mengeroyok jambret tersebut. Ada yang menedang, bahkan ada juga Ibu-Ibu yang ikut menjambak dan menarik telinganya. Aku keluar dari kerumunan massa sambil menepuk-nepukkan debu di tangan dengan bangga. Aku merasa seperti superhero malam
Read more
Part 5
Bagaimana ini, Pak Malik memintaku mengajaknya ke rumah. Kalau aku bawa dia sekarang, Aira pasti ngamuk-ngamuk. Bisa-bisa kena usir. "Nggak bisa, Pak," sahutku."Kenapa?""Abang ipar saya baru pulang dari luar kota. Nggak enak, nanti mengganggu. Kakak saya masih pengantin baru." Aku beralasan. Lagi pula, usia Aira memang lebih tua dariku. Wajar kalau aku mengakuinya sebagai kakak. Pak Malik mengernyit, seolah tak percaya. Tapi aku yakin, dia tak punya pilihan lain. "Saya bawa ke klinik aja ya, Pak. Biar diperiksa. Siapa tau ada luka dalam, atau tulang-tulang yang patah," ejekku, lalu memberanikan diri mendorong tubuhnya untuk segera berjalan. "Eh, eh, ngapain dorong-dorong?" protesnya, tanpa menolak. Pak Malik melajukan mobil, sementara aku duduk manis di sampingnya. Mengeluarkan ponsel dan memainkan jemariku dengan lihai ke atas layar. [Sori, Ver. Aku agak telat. Ada urusan mendadak!] Aku mengirim pesan. Bip bip. Tak lama terdengar bunyi pesan masuk. [Oke, jangan lupa cem
Read more
Part 6
Ia terkejut bukan main. Matanya membesar mendengar pengakuanku. Tampak marah, lalu memegang keras pundakku. "Apa maksud kamu? Chaca siapa? Jangan main-main, ha! Becandamu nggak lucu!" Dia terlihat gusar dengan napas terengah-engah. Aku semakin menangis menatapnya. "Jangan pernah kamu ngaku-ngaku sebagai adikku. Dia tidak mungkin wanita seperti kamu!" Amarahnya kian terlihat. "Cepat turun!" Ia langsung keluar dari mobil. Membuka pintu di sampingku, lalu dengan kasar menarikku keluar."Jangan pernah lagi bicara padaku! Apa lagi sampai mencari perhatian dengan cara seperti ini. Aku tidak pernah tertarik sama wanita seperti kamu!" bentaknya dengan kasar. Ia meninggalkanku di tepi jalan, tanpa mau mendengar penjelasan. Aku menangis kembali, saat mobil itu melesat pergi menjauh..Aku bekerja seperti biasa. Melirik ke arah kantornya. Terlihat dia sedang fokus mengutak-atik laptop di atas meja. Terlihat wajahnya masih ada bekas memar, dan sedikit membengkak. Anak-anak yang lain saling
Read more
Part 7
Sepulang kerja, aku menunggu ojek online di depan gerbang. Satu persatu para karyawan menghilang. Ada yang berjalan ke simpang jalan besar untuk menunggu angkutan umum. Ada yang berjalan kaki, karena jarak temat kost dekat dari kerjaan, ada juga yang di jemput oleh anggota keluarganya.Tinggallah aku sendiri yang belum juga bergerak karena signal ponselku yang lemah, hingga susah loading untuk memesan ojek online.Terdengar suara klakson mobil mengejutkanku. Kaca depan terbuka, dan laki laki di belakang kemudi memanggilku dari dalam."Naik!" perintahnya. Aku tak begitu saja menurut, kupacu kaki untuk berjalan menjauh. Tak lama mobil itu mendahului, berhenti, dan menghadang jalanku. Aku menghentikan langkah, menanti dia yang dengan sigap sudah berdiri di hadapanku.Deg! Jantung ini kumat lagi*****Ia berdiri kokoh di hadapanku dengan kedua tangan disilangkan ke dada. Aku diam, dengan suara detak jantung yang kian bergemuruh. "Kenapa menghindar terus? Kamu dengar kan, kalau saya ny
Read more
Part 8
Kurasakan dadanya naik turun, ikut menangis. Aku masih histeris, melepaskan diri dari pelukannya. Berulang kali memukul-mukul dadanya dengan kedua tangan yang sedari tadi kukepalkan."Abang jahat, Abang jahat," teriakku. Dia diam tanpa perlawanan, pasrah membiarkanku meluapkan perasaan meski tubuhnya terasa sakit."Maafin Abang, Cha. Maafin Abang, karena nggak ngenalin kamu. Kamu boleh pukul Abang sepuasnya. Abang sungguh-sungguh minta maaf."Aku menghentikan pukulan dan terus menangis. Laki-laki ini menarikku kembali dalam pelukan. Ia memapahku ke sofa, setelah merasa aku sedikit tenang. Dia berlutut menggenggam kedua tanganku.******POV MALIKHannan Maliki Said. Nama itu disematkan padaku dari sebuah surat yang diletakkan di keranjang tempat seseorang meletakkanku.Ya. Mungkin aku bayi yang tidak diinginkan. Diletakkan begitu saja di depan pintu gerbang panti asuhan dengan hanya berbalut selimut dan selembar surat yang ditulis entah oleh siapa. Setidaknya itulah cerita yang kude
Read more
Part 9
Aku kembali ke halaman masjid Raya yang terletak di tengah kota, setelah ke sana sini mencari pekerjaan. Chaca meenyambutku dengan gembira karena aku membelikan makanan yang aku janjikan tadi sebelum pergi.Aku sengaja meninggalkannya di situ, agar tidak merasa bosan di dalam kamar yang aku sewa. Juga tak ingin ia merasa lelah mengikuti perjalananku. Sudah tiga hari ini kami tinggal dan tidur di kamar sempit yang hanya ada kasur tipis. Aku menempati kamar itu atas saran Bapak penjaga kebersihan di masjid. Aku harus segera mendapatkan pekerjaan, agar uang yang kubawa tak terpakai seluruhnya.Syukurlah di hari berikutnya, Abang tukar parkir mau mengajakku turut serta bekerja dengannya. Dan di situlah aku sekarang, menjadi tukang parkir di Masjid Raya Medan.****** Aku menggiring sebuah mobil ke area parkir. Menuntun supir di belakang kemudi mengikuti arahanku. Kendaraan terparkir. Aku memberikan karcis ke supir yang baru keluar.Sesekali ku lirik halaman masjid tempat biasa Chaca be
Read more
Part 10
POV CHACAAku menyandarkan tubuh di sandaran sofa, diikuti juga oleh Bang Malik. Kini kami berdua menjadi lebih tenang setelah sebelumnya saling histeris dan belum bisa menghilangkan rasa keterkejutan masing-masing.Tak banyak yang kami bicarakan. Hanya saling memandang tanpa ucapan. Masing-masing tak tahu harus mulai bertanya dari mana. Tak apa buatku. Asal dia masih ada, dan mau mengakuiku. Bang Malik akan mengenalkanku pada keluarga angkatnya besok. Tak mau lagi menunda-nunda dan merahasiakanku dari mereka. "Mereka pasti juga sangat senang melihatmu, Cha," ujarnya menyemangatiku.Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Terdengar suara pintu depan terbuka, dan tak lama tertutup kembali."Kamu baru pulang, Ra?" tanyaku saat Aira berdiri mematung melihat ada tamu laki laki yang kini duduk mesra di sampingku."Hai," jawabnya setengah melongo, sambil mengangkat telapak tangan untuk menyapa.Aku bangkit dan merangkul lengan Bang Malik untuk berdiri. Kutarik ia mendekati
Read more
DMCA.com Protection Status