Home / Romansa / MENGGODA MANTAN ISTRI / Licik tapi sayang

Share

Licik tapi sayang

Author: Miss Kay
last update Last Updated: 2024-10-18 14:13:45

"Kau harus menuruti apa yang ku mau selama Violet tidak berada disisiku. Calon istriku itu sedang berada di Itali selama tiga bulan karena ada pekerjaan di sana. Kau tentu tahu kebutuhan biologisku selama kita masih menjadi suami istri dulu."

"Aku bukan pelacurmu simpan saja uangmu itu," ucap Valeri dengan tatapan tajam kepada Alan.

"Nona Valeria kenapa kau masih saja keras kepala. Aku menawarkan keuntungan untukmu. Kau akan bahagia dan perusahaan Kakekmu itu akan aman. Apa kau tahu hutang Ayahmu sangat menumpuk. Beberapa para investor menarik uangnya. Dan kau jangan lupa Ayahmu juga berhutang banyak kepadaku," urai Alan dengan tenang duduk di atas meja kerjanya sambil melipatkan kedua tangannya.

"Kau sudah gila! Aku tidak akan pernah mau menerima tawaranmu sudah cukup kita pernah mengenal. Jadi jangan sok baik untuk menolongku. Kalau kau ingin hartaku maka ambil saja. Aku tidak perduli lagi permisi," jawab Valeria dengan wajah datarnya lalu pergi dari ruangan itu tanpa memakai gaun yang diberikan Alan.

Alan melihat kepergian Vale dari ruangan kerjanya lewat cctv yang berada dilaptopnya sampai wanita itu benar-benar keluar dari perusahaannya. Melihat wajah Tuannya yang tiba-tiba keruh kaki Weni beringsut melangkah keluar ruangan itu. Tentu dia tahu apa yang tuannya rasakan.

'Kau sudah berubah menjadi wanita yang tegar dan cantik. Pesonamu membuat hatiku berdebar sejak melihatmu di London. Maafkan kalau aku membuatmu seperti ini,' batin Alan berkata.

Tiga bulan yang lalu...

Waktu perjalanan bisnis ke London Alan tak sengaja melihat Vale bersama seorang pria. Seorang pengusaha berdarah bangsawan. Hatinya panas melihat kedekatan mereka berdua. Mantan istri yang selama ini sudah dia lupakan kini menjelma seperti bidadari yang sangat cantik. Hingga timbullah konspirasi penjebakan kepada mantan mertuanya yang membuat perusahaan besar itu tumbang.

Alan yang tahu Vale sengaja menghindarinya otaknya langsung berpikir keras untuk mendapatkan kembali wanita itu. Apalagi di depan matanya tangan pria itu bertengger dipinggang ramping mantan istrinya selama bicara kepada rekan-rekan bisnis lainnya.

Sebagian tamu yang tahu mereka dulunya pernah menjalin hubungan spesial mencoba menebak bahwa akan ada kabar huru hara setelah ini karena mengingat Alan Chester Clark bukannya pria sembarangan. Wajahnya yang tampan usianya yang masih muda sudah merajai kerajaan bisnis yang sukses di bidang hotel, pariwisata, properti, bar dan rumah produksi film ternama. Tak heran kalau pernikahannya hanya bertahan satu tahun saja karena perangainya yang player membuatnya tak bisa setia dengan satu wanita saja.

Kedekatannya bersama artis yang sedang naik daun saat itu menjadi awal mula perceraiannya dengan Vale. Violet disebut-sebut sebagai wanita yang beruntung karena sampai sekarang wanita itu masih dipertahankan menjadi kekasih Alan.

Tanpa ada banyak yang tahu kalau sebenarnya Alan sudah mulai bosan kepada wanita itu. Violet memang cantik tapi wanita itu terlalu menguasai Alan.

Pertemuannya dengan Vale selama tiga tahun yang lama tidak bertemu membuat hatinya berdebar-debar dengan gejolak api cemburu melihat wanita itu bersama pria lain.

Dari kejauhan Alan melihat Vale ditinggalkan pria yang datang bersamanya. Tanpa ragu Alan mendekati Vale yang membelakanginya. Seorang pengawal yang menjaga Vale langsung ditahan oleh pengawal Alan agar menjauh. Alan membisikkan sesuatu kepada Vale yang membuat wanita itu langsung membeku.

"Apa kabar mantan istri kenapa selalu menghindar dariku, hem..."

Sontak saja Vale membalikkan tubuhnya. "Alan! Pergi kau, jangan mengacau!" ucapnya pelan tapi dengan wajah protesnya.

"Akh... Ku pikir kau tidak mengenaliku. Emm... Tentu saja kau tidak akan lupa denganku setelah banyak kenangan manis yang telah kita lalui."

"Dasar sinting! Enyahlah jangan merusak suasana hatiku, sudah tidak ada lagi urusan apa-apa di antara kita. Kau dengan kekasihmu aku dengan kekasihku."

Mendengar kata kekasih wajah Alan menjadi datar dan dingin. Alan menatap Vale dari atas sampai bawah membuat wanita itu risih olehnya.

"Kau sangat menantang Nona Vale, tentu... Kita berdua tak ada lagi urusan . Tapi ku pastikan sebentar lagi ke depannya akan ada urusan yang sangat mengikat di antara kita, cerita kita belum usai Vale," ucap Alan dengan seringai wajah menakutkan sambil mengedipkan sebelah matanya.

Setelah pertemuan tak terduga dengan Alan membuat Vale merasa tak tenang. Sedangkan Alan diam-diam menjalankan rencana gilanya untuk menjerat Vale ke dalam hidupnya lagi.

***

Esok pagi ...

Valeri mengendarai mobilnya ke tempat temannya. yang sudah lama tidak bertemu. Temannya itu menawarkan solusi untuk masalahnya. Sampai di depan rumah dua lantai dengan banyak tanaman bunga mawar di depannya Valeria turun dari mobil. Wanita cantik itu berjalan dengan anggun menghampiri seorang wanita paruh baya.

"Permisi bisakah aku bertemu dengan Cathy," tanya Valeria kepada seorang wanita paruh baya yang sedang menyirami tanaman di depan rumahnya.

Wanita paruh baya itu mendongakkan kepalanya seketika dia terkejut melihat wanita muda yang berada di depannya.

"Nyonya Alan! Astaga suatu kehormatan bisa datang ke rumah sederhanaku ini."

"Ah i-iya tapi Aku Valeria bukan Nyonya Alan," jawab Vale kikuk.

"Tapi bagiku kau masih Nyonya Alan yang sering membantu keluarga kami. Ayo masuk Nyonya, Cathy sedang memasak di dalam," ucapnya lembut.

"Ya, terima kasih Nyonya Maria." Vale mengikuti Nyonya Maria masuk ke dalam rumah. Cathy tersenyum melihat temannya yang sudah lama tidak bertemu sejak wanita itu bercerai dengan Alan. Perceraian mereka menjadi topik hangat sepanjang hari bagi para penduduk dan ibu-ibu penggosip di kota itu.

"Kau tambah cantik saja bagaimana tinggal di London aku dengar kau sedang menjalin kasih dengan pria bangsawan di sana," tanya Cathy yang sudah duduk di sofa bersama mereka.

"Hanya teman bukan kekasih kebetulan kami memiliki proyek rumah sakit di sana. Tapi semua harus tertunda karena perusahaan Ayah sedang tidak baik-baik saja."

"Emm... Ya berita krisis perusahaanmu sudah menyebar kemana-mana. Aku juga bingung kenapa bisa Ayahmu terlilit hutang yang begitu besar padahal beliau sangat profesional dalam bekerja."

"Aku juga tidak tahu Ayahku hilang entah kemana. Aku sudah memerintahkan asisten Ayahku mencarinya tapi hasilnya nihil. Kebiasaan Ayahku bersama wanita-wanita mudanya membuatku sulit bertemu dengannya."

" Seperti yang kemarin aku bicarakan di telepon. Aku bisa membantumu berbicara dengan atasanku. Dia bilang bisa membantumu nanti malam kita ke sana menemuinya, bagaimana?"

"Baiklah terima kasih Cathy," ujar Valeria tersenyum yang diangguki Chaty dan Ibunya tanpa curiga sedikitpun ada niat terselubung yang sudah mereka rencanakan.

Sementara berita bangkrutnya Vale Group sudah ramai di media. Tembok kokoh perusahaan besar itu akhirnya roboh ditangan penerus generasi ke lima.

Alan mengambil alih semua aset perusahaan Vale Group Global. Asisten Vale pun diambil alih untuk bekerja dengannya. Vale yang sudah pusing akhirnya menyerah karena tak ada lagi jalan keluar.

Pukul 22.00...

Di dalam mobil ada Alan dan temannya sedang mengawasi rumah minimalis dua lantai berwarna putih. Alan terlihat serius berbicara kepada seorang di ponselnya.

'Aku akan menjemputnya kau tunggu saja perintah dariku jangan biarkan dia pergi. Wanitaku memang seperti kucing liar kalau dia sedang marah.'

'Baiklah tapi jangan libatkan aku dengan masalahmu lagi tak tega rasanya membohonginya.'

'Ya Kau tenang saja semua akan aman pergilah nanti bersama Ibumu temui Tuan Satia. Aku sudah menemukan pria tua itu ternyata di sana dia sedang asyik bercinta dengan wanita peliharaannya. oh astaga malang sekali nasib mantan istriku itu.'

'Baik ingat pesanku! Kau jangan membuatnya kecewa lagi. Kesempatan kedua tidak akan datang untuk kedua kalinya. Ku dengar mereka sedang menjalin kasih.'

'Cih! Pria itu tak akan bisa menjadi kekasihnya, Dia akan menyesal sudah berani mendekati wanitaku,' ucap Alan yang langsung memutuskan sambungan teleponnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Ban 151

    Alan memerintahkan baby sister datang ke hotel untuk menjaga Anya. Sedangkan dia ingin bermesraan bersama Valeria. "Aku bukannya senang merayakan wasiatmu, tapi aku speechless kenapa Ayah Satia tidak jujur dan malah berhutang banyak denganku. Apa dia hanya pura-pura saja? Pantas saja dia meninggalkan perusahaan, pergi ke Rusia bersama wanita mudanya, hanya untuk mengujiku," ucap Alan yang kini sedang menciumi tubuh Vale dengan mesra. Valeria tertawa kecil. "Jadi, semua ini adalah ujian? Ujian yang sangat mahal!" Alan mencium leher Valeria. "Ya, ujian untuk melihat apakah kita cukup kuat untuk menghadapi semua ini bersama-sama. Dan sejauh ini, ki

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 150

    "Terima kasih sudah menjadi suamiku kembali. Meskipun kau membuatku sedikit khawatir tadi malam." Alan tertawa kecil. "Maaf, sayang. Aku terlalu bersemangat." Valeria mencubit lengan Alan pelan. "Lain kali, jangan terlalu bersemangat. Tapi... aku senang." Alan memeluk Valeria. "Baiklah, sayang. Aku berjanji akan lebih lembut... kecuali jika kau menginginkan sebaliknya. Malam yang luar biasa. Aku senang kita bisa menghabiskan waktu bersama seperti ini. "Aku juga. Rasanya seperti kita kembali muda lagi." "Kita akan selalu muda di hati, sayang. Selamanya."

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 149

    Reinhard dan Elsa, dua anak Alan Chester Clark yang gendut dan lucu, berlarian di sekitar taman pesta pernikahan Abizar, membuat para tamu undangan tertawa. Mereka berguling-guling di atas rumput, mengejar kupu-kupu, dan saling kejar-kejaran. 'Lihatlah mereka! Seperti dua anak kelinci yang berlarian!" ucap para tamu. "Mereka sangat menggemaskan! Aku jadi ingin punya anak juga." Di sisi lain taman, Valeria, dan Violet, duduk di sebuah bangku tamu undangan, menikmati suasana pesta sambil mengobrol. Anya duduk di pangkuan Valeria, tersenyum terus tanpa henti. "Anya, kamu kenapa senyum terus? Ada yang lucu ya?" Violet tertawa. "Dia memang selalu ceria. Lihat giginya, baru tumbuh beberapa

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 148

    "Jadi, anakku sudah mulai mengikuti jejak ayahnya, ya?" ucap Alan sambil tertawa. Valeria mendelik. "Jangan tertawa! Ini serius! Aku khawatir dia akan terlalu banyak pacar nanti." Alan masih tertawa. "Tenanglah. Aku yakin dia akan baik-baik saja. Setidaknya dia punya bakat alami. Mungkin suatu hari nanti dia akan menulis buku tentang pengalaman pacarannya, judulnya." "Petualangan Cinta Seorang Playboy Cilik". Valeria memukul pelan lengan Alan. "Jangan mengada-ada! Ini serius!" Alan tertawa. "Baiklah, baiklah. Aku berjanji akan membicarakan ini dengan Reinhard. Tapi jangan berharap aku akan melarangnya pacaran. Aku sendiri kan juga pernah mengalami masa-masa itu. Tapi aku akan memastikan dia tahu batasannya. Aku tidak ingin dia terluka."

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 147

    Sore hari menjelang, mentari mulai terbenam, menorehkan warna jingga dan ungu di langit. Alan dan Valeria masih berbaring di ranjang, saling berpelukan. Suasana kamar masih dipenuhi aroma intim dan sisa-sisa gairah. Valeria tersenyum. "Aku merasa sangat senang. Seperti kembali ke masa pacaran kita dulu." "Aku juga. Rasanya seperti waktu berhenti, hanya ada kita berdua." "Anak-anak akan kembali dalam seminggu. Kita harus memanfaatkan waktu ini sebaik mungkin." "Tentu. Bagaimana kalau kita memasak makan malam bersama? Sesuatu yang romantis, hanya untuk kita berdua." "Ide bagus! Bagaimana kalau kita membuat pasta? Dengan saus truffle dan anggur merah?" Alan tersenyum. "Kau selalu tahu

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 146

    Jan 23.00 malam baru pulang dari kantor. Ia masuk ke kamar , melihat Valeria, matanya melebar. Ia berjalan mendekat dengan langkah pasti. Kamar gelap hanya diterangi cahaya remang dari lampu tidur di meja samping ranjang. Alan berbisik, sedikit serak. "Wow..." menatap Valeria yang tertidur pulas dengan lingerie sutra berwarna merah marun. "Pekerjaan yang melelahkan di kantor, langsung sirna begitu melihatmu..." Alan mendekati Valeria dan menyentuh pipinya dengan lembut, jari-jarinya merasakan kelembutan kulit Valeria. "Lingerie itu... sangat menggoda." Ia menarik napas dalam-dalam, aroma parfum Valeria memenuhi indranya. "Kau selalu tahu bagaimana membuatku tenang dan... tergoda sekaligus." Ia menunduk, mencium lembut leher Valeria. "Kau luar biasa, Valeria." Alan kemudian berbaring di samping Valeria, memeluknya dengan erat. Ia merasakan detak jantung Valeria yang t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status