Share

Bab 7

Author: Evie Yuzuma
last update Last Updated: 2022-03-18 10:47:37

PENJUAL REMPEYEK YANG DIHINA SAUDARA TIRINYA ITU DINIKAHI SULTAN

#MENIKAH DENGAN SULTAN (7)

Wira melempar dahan kayu yang dipegangnya. Dia berjalan menuju Rinai yang tampak sedang memilah rempeyek yang masih bisa dijualnya. Wira menghampiri dan menyodorkan tissue pada gadis yang tengah membungkuk itu. 

Rinai mendongak melihat benda putih yang disodorkan Wira. Dia mengerutkan dahi sambil menoleh pada Wira yang berdiri tak jauh darinya. 

“Bang, itu buat apa?” Rinai menatap heran. 

“Buat hapus air mata kamu,” ucap Wira sambil memperhatikan raut wajah cantik yang ada di depannya. 

Rinai berdiri lalu meraih benda putih itu sambil tersenyum. Namun dia mendekat pada Wira yang mengenakan kaos tanpa kerah yang penuh coretan. Celana bahan dibawah lutut yang warnanya sudah pudar. 

“Simpan saja buat Abang. Air mataku terlalu berharga untuk menangisi orang-orang seperti mereka,” jawab Rinai santai. Meskipun tampak ada gurat kesal membayang. 

“Mereka saudara kamu?” Wira duduk pada tikar yang digelar oleh Rinai. 

“Ya, harusnya kami bersaudara. Hanya saja mereka tak pernah menganggapku bagian dari keluarganya! Ada kasta membentang di antara kami. Bagi mereka aku adalah sudra. Kasta terendah yang bahkan tidak berhak bahagia,” ucap Rinai sambil kembali memilah rempeyek yang layak jual dan rempeyek rusak itu ke dalam sebuah plastik besar. Dan menata sisanya. 

Beberapa pengendara yang berlalu lalang tampak tak acuh juga pada sekitar. Karena itu meskipun kerap kali kedua kakak beradik itu membully Rinai, hanya dirinya sendirilah yang bisa menepis dan melawan. 

“Bang, kamu berani sekali merusak mobil mereka? Nanti kalau minta ganti rugi gimana?” Rinai kali ini yang merasa khawatir. Dia menatap Wira. Cemas juga dalam hatinya.

“Justru aku akan sangat senang jika mereka datang padaku dan meminta ganti rugi. Itulah saat-saat yang kunantikan.” Wira tersenyum sinis. Memang benar, dia ingin melihat dengan mata kepala sendiri wajah Rendi yang ternyata mengaku-ngaku kerabatnya. Jika perlu, dia ingin mereka datang ke hadapannya di depan semua orang. 

“Astaghfirulloh, Bang. Jangan sembarangan kalau bicara. Harga mobil itu ratusan juta. Orang kaya kita mana ada uang sebanyak itu. Mending kamu pindah lokasi, Bang. Kelilingnya jangan daerah sini lagi. Aku tahu betul Tasya dan Tisya. Mereka tak akan tinggal diam. Bisa-bisa mereka datang dan mempolisikanmu.” Rinai menatap cemas. 

Wira terkekeh. Lalu berdiri dari duduknya. Dia mengambil satu bungkus rempeyek dan membukanya. Lalu meminta Rinai membuat kopi hitam untuknya. 

“Kopi hitamnya tanpa gula, ya!” Wira duduk sambil menikmati rasa gurih dari rempeyek. Wangi daun limau berpadu dengan krispi membuat dirinya ketagihan. 

Selain berjualan rempeyek, Rinai juga menyediakan kopi dan air mineral di sana. Sesekali suka ada yang mampir membeli kopi. Rinai mengangguk, dengan cekatan dia membuatkan kopi pada gelas kecil untuk Wira. Pemulung tampan yang sudah jadi langganan rempeyeknya. 

Beberapa anak sekolah yang tampak bergerombol, mampir. Mereka masing-masing mengambil rempeyek yang masih tersedia di sana. 

“Mbak, Nay! Aku mau yang dua ribuan saja, lima bungkus, ya!” ujar seorang gadis dengan kerudung kuning. 

“Dibawa pulang lagi, Yu?” tanya Rinai sambil tersenyum. Tangannya cekatan mengambilkan lima bungkus rempeyek dan disodorkan pada Ayu. Ditambahkannya satu sebagai bonus. Dia tahu, Ayu bukan gadis remaja kaya raya. Rempeyek itu kerap kali dibelinya untuk lauk makan sekeluarga. 

“Iya, Mbak, Nay! Buat adik-adik makan,” ucapnya sambil menyodorkan uang sepuluh ribuan. Rinai menerimanya sambil berdoa dalam dada. Semoga suatu saat bisa membantu Ayu. Gadis yang baru duduk di SMP dan memiliki cita-cita ingin menjadi guru. 

Teman-teman Ayu hanya membeli satu bungkus. Rempeyek seharga lima ribuan. Mereka hanya membeli untuk camilan dikala senggang. Usai rombongan itu berlalu. Datang lagi serombongan ibu-ibu yang baru turun dari ojek sepulang dari pasar. 

“Nay, peyek kacang ijo atau kacang tanah?” tanyanya. Satu tangannya menenteng plastik berisi sayuran. 

“Kacang tanah, Budew!” jawab Rinai sambil tersenyum. 

“Tumben tinggal dikit, buat dikit, ya?” tanyanya seraya memilah beberapa bungkus. 

“Iya, Budew! Ini sebagian rusak, tadi jatuh!” ucap Rinai sambil menunjuk pada kantong plastik berisi remahan rempeyek yang remuk. 

“Oalaahh! Hati-hati toh, Nay! Ini Budew beli segini!” ucapnya sambil menyodorkan beberapa bungkus. Rinai dengan cekatan memasukkannya ke dalam keresek berwarna hitam. Perempuan itu mengambil uang dari dalam dompetnya lalu menyodorkan padanya. 

“Belum ada kembalian, Budew! Besok saja bayarnya!” Rina mengembalikan satu lembar uang berwarna merah itu. Perempuan itu tersenyum. 

“Buat kamu saja sisanya. Bisa buat menutup modal. Peyek kamu banyak yang rusak dan tak terjual soalnya,” ucapnya sambil mengambil plastik peyek tersebut dan berjalan pulang. 

“T—tapi, Budew!” Ucapan Rinai menggantung. 

“Gak apa, Budew ikhlas! Semoga bisa menularkan kebaikan buat yang lainnya juga, ya!” ucap Budew sambil menoleh, lalu tersenyum. Kemudian dia melanjutkan kembali langkahnya. 

Hati Rinai tersentuh. Ditatapnya selembar uang seratus ribuan itu dengan penuh rasa syukur. Ternyata memang, hukum tabur tuai itu ada. Sebungkus rempeyek untuk Ayu yang diberikannya ikhlas, langsung mendapatkan gantinya berkali lipat dari ketulusan hati Budew. 

*** 

Tasya mengendarai mobilnya dengan keadaan marah, karena itu Tisya memintanya menepi. Lalu dia beralih menggantikan adiknya menyetir. 

“Aku takut mati muda kalau kamu bawa mobilnya kayak gini, Sya!” ucap Tisya sambil mengambil alih kemudi. 

Tasya merengut. Bagian depan mobilnya penyok cukup parah karena dihantam sekuat tenaga oleh Wira. 

“Aku akan buat perhitungan sama pemulung sok jago itu, Mbak! Kayaknya dia naksir si Rinai, deh! Memang cocok banget, sih. Yang satu gembel yang satu pemulung. Jodoh kan cerminan diri,” celoteh Tasya sambil mencebik. Lalu dia ambil gawai dan mencari nomor seseorang. 

“Awas saja, kamu pemulung sialan! Bersiaplah bersimpuh di kakiku untuk memint ampun! Aku akan menututmu! Kalau perlu segera menyeretmu ke kantor polisi biar kamu nangis darah sekalian!” gerutu Tasya sambil menunggu panggilannya terhubung.

Evie Yuzuma

Yuk ramein, kasih rate sama komen, ya! alhamdulillah sudah turun kontraknya. Semoga bisa konsisten update setiap jam 10 pagi, ya! Kalau lupa colekin aku di FB Evie Yuzuma. Selamat Membaca!

| 12
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (12)
goodnovel comment avatar
Ochinae Kinah
Ini 2 saudara jahat banget suka nyiksa Rinai ? apa betul klu ibu Rinai dulu yg menggoda ayah mereka ? kyknya salah banget klu lihat kelakuan Tasya n tisya ...
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
sakit ati lihat duo Wewe ...semoga cepat karma nya..
goodnovel comment avatar
Mom's Cici
akhirnya aku menemukan mu Thor ...........
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 78 - End

    Dua minggu sudah berlalu, Abian berangkat ke rumah sakit ditemani Steven untuk mengambil hasil test DNA. Hatinya harap-harap cemas, Almeera yang cantik itu adalah darah dagingnya. Jika bukan, Abian hanya mengkhawatirkan nasib Almeera di masa depannya. Bagaimanapun seorang perempuan jika hamil di luar nikah, maka anaknya bernasab pada ibunya. Satu lembar amplop putih itu sudah diterima Abian. Dia melirik Steven yang turut menyaksikan isinya. Berulang kali, Steven meminta maaf karena dia baru tahu apa yang sebetulnya terjadi. Selama ini, Angel hanya bercerita pada Elissa---maminya. Sementara itu, Steven menganggap semuanya baik-baik saja. Bahkan ketika Angel memutuskan untuk tinggal di rumah mereka pun alasannya karena Abian sering pulang malam dan jadi kesepian. Dia percaya begitu saja. Keduanya duduk di lorong rumah sak

  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 77

    Abian yakin, Milalah yang mengompori Azizah untuk menikahkannya lagi. Abian sadar jika Mila iri pada Angel karena langsung hamil dan Azizah mengistimewakannya. Karena itu, dia kini ingin melihat reaksi perempuan itu, jika suaminya yang harus menikah.Seketika wajah Mila memucat. Dia lupa karena terlalu sibuk mengurusi ibu mertuanya agar membenci Angel, dia pun sama memiliki kekurangan. Usia pernikahannya dengan Abizar sudah cukup lama, tetapi cucu yang dinantikan keluarga belum juga ada. Dia lupa setiap ujian pernikahan itu berbeda, jika Abian diuji dengan kehamilan Angel yang terlalu cepat, maka dirinya pun sama yaitu diuji dengan menunggu buah hati yang tak kunjung datang.“Abian! Kamu gak pantas bicara seperti itu pada kakak iparmu, di depan tamu pula!” Azizah merasa tak enak. Dia melirik pada keluarga calon besannya yang kini tampak tak nyaman.&ld

  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 76

    “Nanti kamu paham!” bisik Satrio sambil menarik tubuh istrinya untuk berbaring di tempat tidur yang sama.Wajah Maila semakin memanas. Tubuhnya serasa melayang ketika Satrio mulai menyentuhnya. Dia memejamkan mata karena malu. Perasaan bercampur baur menjadi satu. Awalnya keduanya pun masih canggung melakukannya. Namun naluri akhirnya menuntunnya, tubuh Maila yang awalnya tegang karena gugup pun sudah semakin rilex. Perlahan penyatuan itu terjadi, meski sakit dan perih pada awalnya, tetapi perlahan membawanya membumbung menuju puncak surga dunia.Udara yang dingin karena AC tak lagi terasa, keringat membanjiri tubuh Satrio, begitupun Maila. Ada tetes air mata terjatuh pada sudut netra Maila ketika mereka usai melakukannya. Satrio mengecup pucuk kepala gadis yang sudah menyerahkan hidupnya padanya.“Kenapa nangis, May?”

  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 75

    “Saya hanya gak percaya diri, Pak! Saya hanya gadis yatim piatu yang miskin, tak berani bermimpi jadi istri Bapak!” tukas Maila lirih.Satrio mendekat. Tangannya mengambil dagu itu agar wajah Maila terangkat. Ditatapnya manik hitam yang selah terhipnotis itu dengan lekat. Entah magnet apa yang membuat wajahnya semakin mendekat, mendekat dan hampir tak menyisakkan jarak bersama gelayar hangat yang menjalar di dadanya.Satrio kembali menjauhkan wajahnya dari Maila setelah mereguk manis bibir yang gemetar itu. Wajah Maila merona dan memanas. Seluruh dunia rasanya berhenti ketika mereka melakukannya. Bahkan kaki Maila saja masih gemetar, ini sentuhan pertama yang di dapatnya dari seorang lelaki.“Aku tak pernah mempermasalahkan status sosial. Hanya saja aku mempermasalahkan ketidak konsistenan kamu

  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 74

    Satrio melirik ke arah Maila yang masih bengong. Dia berdiri lalu menarik tangan Maila menuju kamarnya. Maila setengah menolak, tetapi tak kuasa. Bingung juga harus berbuat apa, tiba-tiba dirinya kini tengah berduaan dengan atasan yang mendadak menjadi suaminya.Keduanya memasuki kamar yang cukup luas itu. Satrio menggiring Maila untuk duduk di tepi tempat tidur. Hati Maila berdentum, terlebih ketika Satrio memegang dagunya dan membuat wajahnya terangkat.“Ya Tuhaaan? Apakah hari ini kami akan melewati malam pertama?” batin Maila seraya debaran dalam dadanya bertalu tak karuan.Maila sudah memejamkan mata, akan tetapi Satrio melepas tangannya. Dia menjauh dan mengambil kotak P3K. Satrio kembali dan duduk di tepi ranjang berhadapan dengan Maila. Dia mengeluarkan alkohol dan kapas, lalu tangannya kembali mendekat ke wajah Maila yang masih terpejam.&nbs

  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 73

    “Mas, andai kamu gak ridho … maka ceraikan saja aku! Aku ikhlas, aku tak ingin membuat kamu dan keluargamu kecewa pada akhirnya! Aku akan menerimanya dengan lapang dada, Mas!” tukas Angel dengan suara parau karena tangisan.Menatap kedua netra Angel yang mengembun, sontak membuat Abian terkesiap. Dia sadar ada sosok rapuh di depannya yang butuh dikuatkan, tetapi pernyataan Angel yang diluar dugaan membuatnya shock. Bahkan kebahagiaan yang belakangan ini hadir karena dirinya akan mejadi ayah, gelar baru yang diidam-idamkannya.Abian hanya bergumam, tak terdengar jelas. Namun tangannya merengkuh Angel dan disandarkan pada dadanya. Dikecupnya pucuk kepala Angel. Ada hembusan napas berat terdengar.“Jangan bicara seperti itu, Sayang! Aku tak akan menceraikanmu! Sab

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status