Setelah mengetahui Rui tak bisa memakan nasi, maka Zyan meminta kepala Koki untuk tidak menyajikan nasi selama masa kehamilan Rui ini. Bo Han pun ikut setia kawan dengan Papa-nya itu untuk tidak ikut memakan nasi. Karena tidak memakan nasi, maka kepala koki memasak lebih banyak aneka jenis lauk ketika makan pagi, siang dan malam.
Zyan benar-benar menjaga Rui seperti Rui adalah sebuah kaca kristal yang mudah pecah, semenjak Rui hamil maka Zyan pergi terlambat ke kantor dan pulang lebih cepat. Baginya mengawasi Rui dengan mata kepala sendiri adalah hal yang penting, bahkan Zyan pun benar-benar menahan diri untuk tidak menyentuh Rui.
Frekuensi menghubungi Rui Via ponsel pun menjadi sering, itu hanya untuk mengingatkan apakah sudah memakan buah, apakah sudah memakan sup kesehatannnya, apakah sudah tidur siang dan hal lainnya. Bahkan Zyan tidak meragu mengistirahatkan rapat beberapa men
Ketika sudah terlelap, nampak dalam tidurnya. Asisten Fu seperti sedang bermimpi buruk lalu terbangun berteriak memanggil nama Ellina. Nafas Asisten Fu terlihat tidak beraturan karena teringat kejadian belasan tahun yang lalu, kejadian yang merenggut nyawa Eliina. Hal yang tak pernah diinginkan terjadi oleh asisten Fu, selama ini asisten Fu selalu menyalahkan dirinya, jika dirinya adalah penyebab kematian Ellina.Keesokan paginya, dikamar utama nampak Rui masih duduk di ranjang besarnya. Rui terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu. Zyan sudah memakai rapi setelan jas-nya dan bersiap untuk pergi bekerja. Melihat Rui yang seperti sedang menerawang sesuatu, Zyan pun duduk di sisi rajanjang mereka."Sedang memikirkan apa?" tanya Zyan."I-itu..." jawab Rui meragu.Rui mendekatkan dirinya kepada Zyan, "mengapa asisten Fu terlihat sangat dingin kepada wanita?""Maksudmu kepada Helen?" jawab sekaligus tanya Zyan kepada Rui."Iya dengan Helen," tu
Zyan dan asisten Fu tiba rumah utama, asisten Fu mengatur para pelayan tentang bawaan-bawaan mereka, agar pelayan tidak salah menyimpan. Ini adalah akhir pekan, jadi Helen juga masih menginap di rumah utama. Helen sudah bangun lebih awal dan melakukan joging di pagi hari. Helen segera masuk ke dapur, karena merasa haus, Helen membuka kulkas dan mengambil sebotol air mineral. Ketika menoleh ke pintu, Helen terdiam karena menlihat asisten Fu tengah berdiri disana."Uhuk, uhuk," Helen terbatuk karena merasa canggung."Kau sudah kembali," sapa Helen dengan tergugup."Emm…" jawab asisten Fu mengangguk.Asisten Fu berbalik melangkah keluar dari dapur. Namun, Helen mengejar langkah asisten Fu dan menarik lengan asisten Fu, "bagaiimana dengan kabarmu?" tanya Helen."B-baik…" jawab asisten Fu.Asisten Fu melangkah lagi tak ingin berlama bertatap dengan Helen. Namun, malahan Helen mencegat langkah asisten FU,
Su Lin menutup sambungan telponnya, "tunggu disini yah, ada seseorang yang harus aku bujuk," ujar Su Lin seraya mengedipkan matanya kepada Helen dan bergegas masuk ke ruangan Feng Chen.Baru saja masuk dan menutup pintu, tiba-tiba saja tubuh Su Lin di peluk dari belakang oleh Feng Chen, "ingin pergi bermain tanpa menemuiku dulu!?""Astaga! kau mengagetkanku saja," ujar Su Lin.Feng Chen pun menciumi leher Su Lin, mengecup-ngecup leher Su Lin. Sampai-sampai Su Lin merasa merinding. Su Lin melepaskan tangan Feng Chen yang sedang memeluki pinggul rampingnya itu. Teringat ada tugas yang harus dijalankan, bermesraan dengan Feng Chen maka akan mengacaukan misi dan janji Su Lin hari ini."Ishh..., ini di kantor lho," Su Lin mengingatkan."Ini ruangan aku, tidak sembarang orang berani dan diperbolehkan masuk kesini," ujar Feng Chen.Su Lin menarik tangan Feng Chen, lalu mereka berdua duduk di sofa. Su Lin menjelaskan maksud dan tujuannya datang untu
Asisten Fu berdiri dan menatapi Helen yang terlelap seperti bayi, "apa yang harus aku lakukan kepadamu."Baru saja melangkah, 'bugh' terdengar suara. Asisten Fu menoleh dan melihat Helen sudah ada di lantai.Asisten Fu, "…""Mengapa barbar sekali tidurmu?" pikir asisten Fu.Asisten Fu kembali menggendong tubuh Helen, dan membaringkannya di ranjang. Kali ini Helen malah menarik tubuh assiten Fu dan memelukinya."Aku sangat-sangat suka wangi ini," gumam Helen lagi dalan ngigaunya.Asisten Fu menyerah, dan pada akhirnya ikut membaringkan dirinya di sisi Helen dan malah kemudian memeluki Helen."Gadis nakal," ujar asisten Fu seraya
81.Zyan menggigit jari tangannya sambil serius membaca artikel yang ada di tabletnya. Sebentar-sebentsr mengulang paragaraf agar tidak salah mengerti."Ya, ya sekarang paham," gumam Zyan.Rasa kehilangan bayi, masih menghantui perasaan Zyan. Tak ingin kebodohan yang sama terulang maka Zyan benar-benar menjaga kehamilan Rui ini."9 Bahan Makanan yang Wajib Dihindari Calon Ibu di Awal Kehamilan, bisa Sebabkan Keguguran!" baca ulang Zyan lagi"Nanas, nanas mengandung bromelain yang dapat melunakkan serviks untuk memulai kontraksi pada perempuan hamil," baca Zyan."Lalu kepiting,hati hewan,lidah buaya. pepaya muda,produk susu mentah,kafein,telur atau unggas, ini juga tidak
Jika asisten Fu, berusaha keras mengembalikan kefokusannya. Maka Reihart tengah berusaha keras untuk menarik perhatian Helen. Dalam lingkaran dunia bisnis seorang asisten pribadi pasti sangatlah menempel dengan Tuannya. Karena semua haL keperluan bisnis kadang juga keperluan pribadi maka asisten pribadi ini yang akan mengurusnya.Jadi Helen sudah pasti akan ikut ke semua perjamuan-perjamuan bisnis yang dihadiri oleh Feng Chen. Dan tentu saja Reinhart tidak ingin melewatkan kesempatan ini, dimana ada Helen maka disana ada Reinhart.Hal ini sudah menjadi pembicaraan di lingkaran para asisten-asisten direktur. Dan ini pun sampai ke telinga asisten Fu, bukannya bisa berkonsentrasi tapi malah semakin tidak fokus lantaran embusan berita yang dia dengar itu.Di salah satu ruang kerja yang berukuran besar, Reinhart duduk dengan santainya sambil membaca data-data tentang Helen. Tangan Reinhart terhenti ketika melihat ada foto Ellina disana. Reinhart mengusap lembut foto
Jika Rui dan Zyan semakin mesra maka Helen dan asisten Fu malah semakin meregang semenjak Reinhart hadir diantara mereka. Bahkan Reinhart sudah berani menjemput Helen ke Feng Group hanya untuk demi bisa makan siang bersama dengan Helen. Dengan senang hati Helen pun menerima ajakan Reinhart, karena igin melupakan asiasten Fu dan juga ingin sedikit balas dendam padanya.Di restoran, Reinhart dan Helen masuk. Terlihat Reinhart merangkul pinggul Helen yang ramping itu. Reinhart dengan sopan menarik kursi untuk Helen duduk. Dan dengan elegannya Reinhart memesan makanan-makanan yang Helen sukai. Reinhart telah menyelidiki segala hal tentang Helen."I-ini dari mana kau tahu, semua makanan kesukaan aku?" tanya Helen."karena aku menyukaimu," jawab gombal Reinhart.Wajah Helen malah memerah dan tersneyum malu-malu mendengar jawaban Reinhart, sementara dari salah satu sudut asisten Fu menatapi dengan hati membara seperti ba
Reinhart menatapi rangkulan tangan asisten Fu di bahu Helen, Reinhart tersenyum dengan sedikit memalingkan wajahnya, "jika begitu, aku pamit," ujar Reinhart seraya masuk ke mobilnya. Hati asisten Fu masih berbunga-bunga ketika tadi Helen mengakui status dirinya di depan Reinhart. Jika dibandingkan dengan dirinya, menilai dari segi kekayaan maka asisten Fu sudah pasti kalah telak dengan Reinhart. Namun Helen tidak tergoyahkan tetap memilih asisten Fu."Mau hadiah apa?" tanya asisten Fu."hadiah apa?" jawab helen."Hadiah hari jadi kita," tukas asisten Fu sambil tertawa,Helen, "..."Sambil tertawa Helen mengajak asisten Fu masuk ke rumahnya, sedikit berbincang sambil menonton film horor. Namun Siapa sangka ternyata asisten yang pintar ini ternyata memiliki kelemahan, takut menonton film horor. Sedikit-sedikit asisten Fu berteriak mengagetkan Helen, sedikit-sedikit menarik tangan Helen dan meremasnya keras-keras. Helen sudah tidak tahan karena merasa