“Ayo balikkin duitku!” sergah Raya semakin tegas.
Melihat Zacky bergeming ragu, Raya segera mendekat sembari berusaha menarik ujung kaos sosok tambun itu.
Tapi dengan cepat Zacky berlindung di balik tubuh tegap Raihan yang segera berusaha melerai amarah istrinya sendiri.
“Dik, sebaiknya kita bicara baik-baik di rumah.”
Raihan terus berusaha membujuk istrinya untuk tidak memperturutkan amarahnya.
“Ini sudah hampir maghrib, kita juga harus segera bersiap untuk menuju mushola.”
Raya masih bergeming kesal.
“Lihatlah baju kamu sekarang kotor semua, kamu harus ganti baju juga.”
Kini Raihan semakin mendekati istrinya demi bisa meraih tangan Raya yang sebelumnya masih terkepal erat.
Bujukan Raihan akhirnya membuahkan hasil. Raya mulai luluh dan akhirnya bers
Tatapan Raya segera menjadi jengah saat mendapati kedatangan Ida yang terasa sangat mengganggu.Sikap wanita centil itu masih saja sama, tetap berusaha menarik perhatian dari Raihan dengan segala dandanannya yang sangat memancing.Bahkan saat ini wanita muda itu memakai sebuah kaos ketat yang mencetak kemolekan tubuhnya dengan dada yang selalu dibuat membusung, seakan ingin menarik perhatian dari Raihan, yang mana lelaki itu malah semakin mendekatkan dirinya pada sang istri.“Wah kebetulan semua orang ngumpul di sini.”Tanpa diminta Ida sudah masuk ke dalam ruang tengah hingga dia melihat sosok Zacky di sana, sosok asing yang belum pernah dia lihat sebelumnya.“Oh ada tamu to rupanya?’Zacky segera memberikan senyuman ramahnya ketika ida melemparkan selarik senyum juga.Tapi Raya saat ini menjadi terlalu jengah unt
“Jangan pernah menyebut istriku murahan.”Ucapan Raihan yang tegas sontak menarik perhatian semua orang padanya.“Raya bukan perempuan murahan karena dia wanita yang bisa menjaga kehormatannya, yang sudah dia serahkan padaku, suaminya.”Mendengar ucapan Raihan yang lugas, Ida langsung terbeliak. Wanita itu seperti tak menyangka jika Raihan, sosok yang sudah lama diincarnya itu bisa memberikan pembelaan yang sangat tegas seperti itu pada wanita saingannya, yang nyatanya memang sudah menjadi istri sahnya Raihan saat ini.“Akulah lelaki pertama yang mendapatkan keperawanan Raya, jadi jangan pernah menyebut istriku murahan.”Raihan saat ini benar-benar mengunggah amarahnya. Lelaki itu tampak sangat tersinggung.Ida malah menjadi cemas saat melihat sikap tegas saudara sepupunya yang biasanya selalu tampil kalem itu. 
“Aku serius nih Ray, yakin kalau kamu nggak akan balik ke kota?” Kedua mata Raya langsung membeliak ketika mendengar tawaran Zacky yang diucapkannya dengan sungguh-sungguh. Jika dulu tawaran itu terlontar pasti dengan tanpa ragu Raya akan mengiyakan. Namun kini hatinya malah dihingga keraguan, bahkan cenderung untuk terasa berat menerima. Meski wanita muda itu belum mampu memastikan tentang hatinya tapi dia merasa telah memikul tanggung jawab sebagai seorang istri, bahwa dia telah menyerahkan diri pada lelaki yang sudah menikahinya dengan secara sadar tanpa paksaan. Pada akhirnya Raya mengedikkan bahunya dengan datar. Sebuah respon yang langsung ditanggapi pria berpenampilan gemulai itu dengan kekehan kecil. “Apa karena sekarang kamu sudah jatuh cinta sama Mas Ustadz tampan itu?” Zacky kemudian berbisik lirih masih disertai kekehan ringan yang membuat hatiku semakin kesal dibuatnya. “Iya mesti harus itu, kamu sekarang kan istrinya, kalian sudah menikah juga.” Zacky menimpali se
Raya sedikit ternganga ketika mendengar pertanyaan dari sang suami yang dirasanya malah menggelitik hati.“Kenapa sih kamu mendadak nanya gitu?” tanya Raya sembari terkekeh pelan dan malah menelusupkan wajahnya pada dada bidang sang suami yang membuat debaran gelisah di dalam diri Raihan yang sudah sejak tadi menahan dirinya dengan gerakan seduktif sang istri yang selalu saja bisa memancingnya.Tapi setelah itu Raihan yang kembali teringat perbincangan Raya dengan mantan manajernya, langsung kembali mengunggah ekspresi wajah muramnya.“Maaf ya Dik, kalau aku belum bisa memberikan kamu kehidupan yang layak, aku belum bisa membahagiakan kamu.”Raya semakin intens memandang wajah tampan sang suami, masih dengan senyuman di bibir yang kini tersungging semakin lebar.“Kamu kok mendadak melow gini Mas, kenapa sih kamu nganggap aku nggak bahagia?&rdqu
Raya menjadi sangat bahagia karena akhirnya sang suami menerima tawarannya untuk menggunakan uang yang dia miliki.Kini mereka bahu membahu mewujudkan sebuah rencana untuk membangun bisnis pertanian di desa ini, dengan memberdayakan penduduk setempat dan mengajak mereka bekerjasama, namun yang lebih penting lagi adalah untuk membebaskan penduduk dari jeratan rentenir dengan memodali mereka saat akan memulai musim tanam.Raihan sengaja hanya mengajak beberapa penduduk yang dirasanya memiliki tekad kuat untuk tak lagi terlibat dalam hutang riba. Lelaki itu berpikir jika apa yang sudah mereka lakukan ini berhasil, dia yakin akan menarik penduduk lain mengikuti program yang dia rancang ini.Tapi untuk setiap rencana baik, selalu saja akan ada orang yang menghalangi. Untuk saat ini tentu saja Parman yang merasa terusik, berusaha sangat keras untuk menggagalkan apa yang sedang direncanakan oleh keponakannya sendiri itu.
Saat mendengar pertanyaan dari sang istri Raihan malah menjadi sangat gugup, meski kemudian senyumnya kembali terunggah tipis.“Dia guruku di pesantren,” jawab Raihan cepat.Tapi setelah itu dia kembali memusatkan perhatian pada sahabat lamanya.“Ayo kita ngobrol di rumah aja,” ajak Raihan kemudian.Tapi sebelum dia melangkah Raihan merasa perlu mengambilalih semua bawaan istrinya, lalu menggandeng tangan wanita cantik itu, sebelum akhirnya mereka berjalan beriringan yang kemudian segera diikuti oleh Rizal yang melangkah di samping mereka.“Angin apa yang membawamu datang ke desaku ini?”“Panggilan negara, Han,” jawab Rizal enteng.“Jadi kamu akan ditugaskan di desa ini?” Raihan bertanya dengan sangat antusias.Jelas dia merasa bahagia, karena dengan keberada
“Apa kamu sekarang sudah melupakan niatmu dulu untuk balik lagi ke kota?”Raya langsung tergeragap ketika mendengar pertanyaan dari sosok yang sudah bergelar suami baginya itu.Untuk beberapa saat wanita muda itu bahkan hanya diam bergeming ketika mendengar pertanyaan yang sebenarnya dilontarkan dengan nada bercanda.Dengan segala yang sudah dia berikan, Raya merasa sudah melangkah terlalu jauh. Bahkan dia sendiri tidak tahu entah sejak kapan dia seakan melupakan apa yang awalnya menjadi tujuan utamanya.Sekarang Raya menjadi semakin ragu dengan masa depannya sendiri, walau jauh di dalam lubuk hatinya saat ini dia merasa mulai terikat dengan pernikahan ini yang awalnya bahkan sempat dia anggap sebagai suatu hubungan yang sementara saja.Ketika mendapati sikap sang istri yang menjadi diam, sebuah gelisah langsung menelusup hadir ke dalam hati Raihan.
“Apa aku boleh tahu siapa namanya?”“Apa namanya Hanum? Soalnya tadi aku dengar kalian terus saja menyebut nama itu?”Raya terus saja mencecar yang segera mengubah ekspresi wajah Raihan menjadi digayuti gelisah.Sementara Rizal sendiri langsung mengusap bibirnya dan menarik kedua benda kenyal itu hingga menjelma menjadi senyuman yang lebar.“Oh Hanum itu memang cantik, kalem, penampilannya anggun, sangat pintar lagi, pengetahuannya tentang fikih, bahkan tasawuf sangat mendalam untuk ukuran seorang wanita.”Rizal kemudian malah mengunggah bermacam pujian untuk sosok yang hanya namanya saja Raya dengar. Bahkan Raya belum mengetahui cerita tentang wanita itu sebelumnya karena tak pernah sekalipun sang suami mengungkit nama itu di depannya sepanjang pernikahan mereka yang sudah berjalan hampir lima bulan itu.Kembali Raya menol