SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 26.Aku bergegas pulang dan dengan kasar ku lajukan mobilku membelah jalanan. Entah apa yang terjadi dengan Mbok Jum. Aku begitu penasaran, sebenarnya Irwan sudah beberapa hari tidak bekerja karena katanya dia mau fokus latihan untuk ikut lagi audisi masuk prajurit TNI. Dengan berat hati aku memperbolehkan dia berhenti bekerja.Akhirnya walau dengan ugal ugalan aku sampai juga di rumah. Setelah dengan kasar ku parkir kan mobilku. Saat hendak masuk aku terpaku melihat sepasang sepatu wanita dan pria. Pikiran buruk langsung melayang-layang. Pasti Mas Prabu yang datang dan mengacak acak rumahku karena dia marah aku mengambil kartu debet nya. Aku mendengkus kesal, salahnya sendiri. Sama Fauzan saja perhitungan dan seolah bayi itu bukan anaknya dan wajar aku melakukan itu karena merasa muak dengan selingkuhannya yang menganggap seakan aku yang merebut suaminya padahal semua itu keba
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 27."Mbak, Rumahnya kok ramai sekali?" kataku melirik Kakak ku yang duduk dibelakang bersama Asih."Entah, mungkin si Prabu mau kawin. Atau si Sila mau dilamar orang," kata Mbak Farah mengedikkan bahunya. Aku mendengkus kesal. Kalau saja j*lang kecil itu gak mencari masalah padaku maka aku tak perlu melabrak kesini. Sepasang perhiasanku hilang. Kalung dan gelang emas ku, dengan jumlah gram yang cukup besar. Masing-masing 25 gram dan emas murni.Aku gak tahu dimana Mas Prabu tinggal setelah ku usir, aku hanya menebak dia tinggal di rumah Ibu nya. Dan benar, rumahnya terlihat ramai. Apakah mereka mengadakan acara besar, entahlah.Aku benar-benar kalap saat si Marsya mengambil perhiasanku. Aku sangat yakin dia mengambilnya. Mbak Farah bersedia menemaniku kesini beserta Auriga. Aku gak tahu mengapa dia mau saja m
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 28.Aku berdiri memandang dari balkon resto, disana sudah ada aku dan Riga. Setelah berbagai kejadian yang merundungi ku, pria itu mengajakku buat cooling down sesaat.Pikiranku melayang ke saat aku melabrak Marsya dan Mas Prabu di acara akad mereka."Vania, aku lelah. Hentikanlah semua ini. Aku mohon," ucap Mas Prabu dengan memelas. Entah benar apa tidak apa yang dia ucapkan."Apa maksud dari lelah?" kataku menatapnya sinis, Marsya berdiri disana bersama orang tuanya dengan perengutan di wajahnya."Aku lelah, aku bersalah sama kamu. Kita sudahi saja, Vania," ucap Mas Prabu yang semakin membuatku bingung."Enak sekali kamu berucap Mas. Setelah kamu meniduri jal*ng kecil itu. Tidakkah kau pikirkan dari awal apa akibatnya bi
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 29.PoV Author"Aku merindukanmu, Van," kata Prabu menatap manik mata Vania. Wanita itu mencibir penuh arti dengan tingkah laki-laki yang sebentar lagi akan jadi mantan suaminya itu."Nggak usah banyak omong, Mas. Apa maumu kesini?" tanya Vania ketus, Prabu membuang napas kasarnya."Kamu sepertinya dekat sekali dengan Auriga. Van, apakah laki-laki itu sekarang yang ada di hatimu," ujar Prabu yang melengos duduk begitu saja di kursi teras mereka."Bukan urusanmu juga kali, pikirkan saja gundik sialan mu itu. Ngapain kamu disini. Bukankah seharusnya kau bersama nya di saat kau sudah menikah dengannya!" kata Vania mendengkus pada Prabu. Laki-laki itu tampak nelangsa seperti ada tekanan berat dalam hidupnya."Karena dirimu yang mengacau di pernikahanku. Aku dan Marsya
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 30.PoV VaniaAku benar-benar gak tahu apa yang terjadi. Yang pasti sekujur tubuhku sakit. Rasanya begitu perih. Sekelebat ingatan malam tadi hanya samar teringat olehku."Ternyata kamu makin rapet ya. Kamu melakukan segala hal ya buat aku, sayang. Kamu cantik banget, kulitmu halus dan mulus. Nyesal aku selingkuh," ujar Mas Prabu. Ingatan tadi malam kembali, Ya Tuhan rasanya aku bagai dipukul palu berukuran besar. Dosa apa aku hingga dihinakan sedemikian rupa olehnya.Jika dulu aku memang ingin dia memberiku nafkah batin namun sekarang aku bahkan jijik olehnya. Mengapa ada laki-laki sejahat dia. Sekarang hidupku sudah hancur ditangannya. Aku sudah di nodai nya seperti ini. Sekujur tubuhku sakit karena dia tidak hanya sekali melakukan itu melainkan berkali-kali.Aku terbangun denga
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 31."Van, aku sayang sama kamu kalau gini. Mau lagi ...""Prabu ...""Iya, Van ...""Prabu ...""Iya, sayangku.""Heh ... Dasar anak gak tahu diri. Bangun udah siang. Banguuunnn!" Bu Arum membentak Prabu yang masih tertidur, Prabu terkejut menerima bentakan dari Ibunya. Dia perlahan membuka mata dan tangan Ibunya sudah digenggam Prabu, serta merta dia melepas secara kasar."Ibu. Ada apa sih, ganggu orang tidur aja," kata Prabu kesal dengan wajah cemberutnya. Bu Arum merasa kesal dan menyentil kepala anak nya itu."Prabu, kamu gak ngampus?""Nggak Bu, aku sekarang gak ada jabatan dan hanya dosen biasa. Hari ini gak ada jam," kata Prabu mendumel dan kembali lagi ke kasurnya."Heh, lagian kamu ngapain sih manggil-manggil nama Vania. Pake bilang sayang. Gila
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 32."Mas, jadi bagaimana rencana pernikahan kita. Semua gara-gara Vania, kamu harus tegas sama dia Mas." Ucap Marsya saat dia dan Prabu sedang menikmati makan malam bersama. Namun Prabu hanya diam saja memikirkan sesuatu yang lain."Mas, kamu kok gak ada tanggapan sih. Jadi bagaimana selanjutnya." Marsya bertanya pada Prabu namun dia kembali diabaikan. Akhirnya karena merasa kesal Marsya membanting sendok dan garpu."Mas, kamu dengerin aku gak sih," kata Marsya kesal karena dia diabaikan terus, dan Prabu tersentak mendengar perkataan Marsya."Iya, Van," katanya secara tak sadar, Marsya mengerutkan dahi mendengar ucapan Prabu, emosinya sudah kian tersulut."Apa? Van. Maksud kamu Vania. Jadi dari tadi kamu mikirin si Vania, Mas. Apa maksud kamu mikirin dia. Jawab aku Mas." Mar
SUAMI MENOLAK MEMBERIKU NAFKAH BATIN BAG 33."Kamu ngapain masih disini, Mas? Sekarang kamu pulang, aku gak mau dan gak butuh kamu disini, Mas," ucapku padanya saat dia masih duduk di kursi rumah sakit. Mas Prabu masih setia diluar ruangan privat anakku. Entah apa yang membawanya kesini, atau dia sengaja memata-matai aku disini."Van, siapa lagi laki-laki yang kau harapkan untuk membantumu, Auriga. Gitu, Iya Van. Dia bukan ayah dari Fauzan. Kau suka atau tidak, tetap akulah ayah kandungnya dan kau tak bisa pisahkan aku dari anakku!" balas Mas Prabu cepat. Aku mendengkus kesal kearahnya, dia sengaja mencari-cari persoalan agar bisa tetap berada di dekatku."Sadarlah, Mas. Sebentar lagi kita berpisah. Terserah aku mau dekat dengan siapapun. Kalau memang Auriga yang ku harapkan karena sekarang cuma dia laki-laki yang mengerti aku. Aku tak perlu menjelaskan lebih ke kamu karena kita suda