Share

Pertemuanku dengan Khoir

"Ajaklah Lisa datang bersamamu," pesanku saat berbicara di telepon dengannya, tak ada jawaban hanya hembusan napasnya saja yang kedengaran, sepertinya dia sedang menahan sesuatu. Hingga nafasnya terdengar memburu.

"Kamu mendengarkan aku kan, Pak? Hallo?! Dia hanya berdehem, kuputar mataku jengah, dari tadi cuma hamhem hamhem aja.

"Jangan lupa ajak istrimu itu, agar tak timbul fitnah. Apa kamu tahu, Pak? Kalau fitnah itu sangatlah kejam, bahkan lebih kejam dari pembunuhan."

Pernyataan itu sengaja aku lontarkan padanya, agar dia mengingat apa yang pernah dilakukannya padaku dulu. Dia tetap diam tak bersuara, tiba-tiba saja panggilan terputus.

Aku tersenyum membayangkan ekspresinya saat ini. Antara marah dan kesal menjadi satu. Marah? Mungkin, karena tadi aku meladeni setiap obrolannya dengan sangat manis. Namun, di akhir obrolan aku menyuruhnya datang bersama istrinya. Apalagi aku tadi juga sempat menyinggun

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status