Share

MEZZALUNA [Indonesia]
MEZZALUNA [Indonesia]
Penulis: DRoss

PROLOGUE

Peluh bercucuran membasahi kedua sisi wajah pria berhidung mancung yang tengah terengah kehabisan napas.

Rahangnya nampak begitu tegas saat segaris keringat turun melalui tulangnya yang menonjol. Ia membungkuk sembari mengusap sebagian keringat yang meluncur membasahi ekor mata kanannya.

Gadis yang ia kejar selama beberapa menit lalu akhirnya berbalik –membungkuk seraya mengulurkan tangan kanannya, hendak menyapu sebagian keringat yang membanjiri sisi kiri wajah pria yang ada di hadapannya.

"Biar aku bantu, Ash." ucap sang gadis.

Sang pemilik nama menepis uluran tangan gadis tersebut, lalu menjawab, "Tidak perlu." tegasnya.

Gadis itu memberi anggukkan kecil sebagai tanda setuju. Ia paham bahwa Ash memang menolak dibantu untuk membereskan urusan remeh macam itu.

Ash kembali menegakkan tubuhnya. Ia tatap gadis  berpakaian serba hitam itu lamat-lamat.

"Leona," panggil Ash seperti ingin menanyakan sesuatu.

"Hm?" Gadis itu menaikan pandangannya; menatap Ash yang sedikit lebih tinggi darinya.

"Bicaralah, Ash. Jangan setengah-setengah." sambung Leona.

Ash memejamkan kedua matanya seraya mengusap seluruh bagian wajahnya dengan sapuan kasar. Di detik berikutnya Ash mengusap bagian belakang kepalanya dengan cara yang sama. Kasar.

Jelas sekali Ash tengah mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk mengungkapkan beberapa hal yang membuat dadanya terasa sesak.

Satu langkah, dua langkah, Ash mendekat lalu menghentikan langkahnya saat tak ada lagi jarak antara dirinya dan Leona.

Tak ada yang dilakukannya selama lima belas detik. Ash hanya memandangi Leona yang tengah memberikan seluruh atensinya pada pria yang nampak begitu menjulang di hadapannya.

Ash mendesah pasrah. "Apa artinya hubungan ini untukmu, Leona?," tanya Ace pada Leona. "Apa kau hanya menganggapku sebagai mainan?"

Leona mengerjap; menatap Ace lamat-lamat sembari mengulas senyum simpul khasnya. "Memangnya, kau pikir aku ini sedang mempermainkanmu?"

Ash kembali mengusap wajahnya dengan sapuan kasar. Helaan napasnya terdengar begitu berat dan tertahan. Ash pun mendongak, memandangi langit yang tiba-tiba terlihat begitu sendu.

Ash menutupi sepasang netra coklatnya dengan kedua telapak tangannya. Ucapan Leona terdengar begitu menusuk walau tak ada satu kalimat pun yang diucapkan dengan penekanan.

Sekelebat bayangan yang begitu menyesakkan dada kembali muncul dalam ingatan. Segala tingkah menyebalkan Leona, sikap Leona yang selalu berubah tanpa peringatan, bahkan akhir-akhir ini Leona selalu bertindak semaunya.

Awalnya, Ash mencoba memaklumi. Baginya, mungkin itu adalah sifat alami dari seorang vampire. Akan tetapi, setelah dipikir berulang kali pun rasanya sangat tidak masuk akal.

Karena setiap kali Ash kedapatan berinteraksi dengan gadis lain, atau bahkan memberikan pertolongan-pertolongan kecil pada gadis lain, sikap Leona langsung meledak-ledak seperti orang yang tengah terbakar cemburu.

Di lain waktu, Leona bertingkah seolah Ash bukanlah siapa-siapa baginya.

Ya, sejujurnya, mungkin Ash memang bukan siapa-siapa bagi Leona. Tapi, Leona benar-benar bersikap seolah Ash bukanlah seseorang yang cukup dekat dengannya.

Kejadian itu selalu terjadi berulang-ulang setiap kali seseorang yang disebut sebagai bagian dari keluarga Skarsgard datang.

Di lain kesempatan, ketika semuanya terasa benar, ketika hanya ada dirinya dan Ash, Leona benar-benar bersikap manis. Siapapun yang tanpa sengaja menyaksikan mereka menghabiskan waktu bersama akan beranggapan bahwa mereka adalah sepasang kekasih yang tengah dimabuk asmara.

Ash membuang napas gusarnya sembari menyapu bawah matanya yang terasa berat. Ash kembali menurunkan pandangannya sambil lalu menatap sepasang manik hazel milik Leona.

"Apa artinya aku untukmu, Leona?" tanya Ash; nada bicaranya terdengar sedikit tinggi dan itu berhasil membuyarkan segala macam lamunan Leona.

Terdengar helaan napas cukup panjang, diiringi dengan desahan pasrah di akhir. Manik hazel Leona bergerak cepat ke segala penjuru, memandangi seluruh aspek yang ada pada diri Ash.

Lalu di detik berikutnya, Leona memberikan seluruh atensinya pada iris legam milik Ash tanpa menunjukan ekspresi apapun.

Alih-alih menjawab pertanyaan Ash, Leona justru melontarkan pertanyaan yang sama. Ia mendekatkan labiumnya pada salah satu telinga Ash, lalu berbisik, "Apa artinya aku untukmu, Ash?" bisiknya dengan penekanan pada tiga kalimat terakhir.

Leona mundur selangkah lalu kembali memandangi netra elang Ash sembari memiringkan sedikit kepalanya ke sisi kanan dan mengulas senyum simpul khasnya.

"Tanpa aku jelaskan, kau sudah tahu betul jawabannya, 'kan?" ujar Leona diiringi tawa sarkas di akhir kalimat.

Ash menunjukan seringainya sebelum akhirnya melakukan hal yang sama, –mendekatkan wajahnya pada Leona, membuat ujung hidung mereka saling beradu.

Ash mendesah pasrah. Ia memejamkan matanya selama beberapa saat, lalu menatap ke dalam netra hazel milik Leona.

"Baiklah. Lakukan sesukamu, Leona Argent." lirih Ash.

Ash berbalik, dengan langkahnya yang panjang, Ash meninggalkan Leona dalam sekejap.

Leona bergeming. Yang ia lakukan hanya memandangi kepergian Ash dengan tatapan sendunya.

Ia baru saja menyadari bahwa apa yang ada dalam pikirannya berbanding terbalik dengan apa yang ada dalam pikiran Ash.

Ia pikir Ash akan memeluknya, memintanya untuk berada di sisinya—selamanya. Namun seolah tertampar kenyataan, dengan lantang seseorang berteriak, melontarkan kalimat yang benar-benar membuat sepasang netra bulatnya terbuka lebar selama beberapa detik.

"Kalian tidak akan pernah bisa bersama!" seru seseorang dari suatu tempat.

"Menyerahlah, Argent!" sambungnya seraya menampakkan diri dari balik pohon besar; tak jauh dari tempat Leona berpijak saat itu.

Benar yang dikatakan orang itu. Sekeras apapun mereka berusaha untuk bersama, mereka memang tak akan pernah bisa menyatu.

Setelah meresapi arti kalimat yang orang tersebut katakan, Leona menundukkan kepalanya selama beberapa saat; mengembuskan napasnya dengan kasar seraya mendongak, menatap langit sore yang entah sejak kapan nampak begitu abu-abu. Seperti perasaannya.

"Sudahlah. Berhenti mendatangiku, Damien Skarsgard. Aku tidak tertarik untuk kembali padamu!" seru Leona saat ekor matanya berhasil menangkap sosok yang sangat dikenalnya. Damien Skarsgard.

"Menyerahlah jika sudah menyadarinya, Argent!" tegas Damien sekali lagi.

Netra elangnya tengah memindai Leona dari ujung kepala hingga ujung kaki. Entah apa yang ia temukan di sana, namun itu benar-benar berhasil membuatnya tersenyum miring saat netra mereka akhirnya bertemu.

Damien mengulurkan tangan kanannya ke hadapan Leona. "Kembalilah padaku, Leona. Menjadi bagian dari Keluarga Skarsgard bukanlah sebuah kesalahan." ucap Damien penuh harap.

"Berhenti mengganggunya, Damien!" pekik Ash.

Kalimat itu berhasil membuat Leona dan Damien mendongakkan kepalanya; memandangi Ash yang entah sejak kapan duduk di salah satu cabang pohon besar, persis berada di belakang Leona.

"Ash?" panggil Leona saat netranya berhasil menangkap sosok Ash yang tengah mengulas seringai tajamnya.

"Sejak kapan kau berada di atas sana?" tanya Leona penasaran.

TAP!

TAP!

TAP!

Damien mendekat, –berdiri di hadapan Leona sembari menatap gadis yang ada di hadapannya lamat-lamat. Leona mengernyit dan hendak mundur teratur, namun Damien berhasil menarik Leona mendekat –menghapus jarak di antara keduanya.

"Kembalilah padaku." bisik Damien. "Tak ada gunanya mencintai makhluk yang bukan kaummu, Argent."

Pemandangan tersebut berhasil membuat Ash memanas. Kuku-kuku tajam mulai bermunculan satu persatu. Terdengar suara sobekan halus dari pakaian yang dikenakannya.

Dalam hitungan detik semua pakaian milik Ash koyak. Tubuhnya membesar –berubah ke bentuk asli. Serigala berbulu abu-abu.

Dengan rahangnya yang mengeras ia menunjukan taring tajamnya seraya melesat ke arah Damien. Keduanya bertemu di udara, saling menyerang, dan yang terdengar selanjutnya hanya suara koyakan juga erangan dari keduanya.

***

To be continue...

***

        

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
ninggalin jejakkk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status