She loves him more than he would ever knowHe loves her more than he would ever showTentang Ash, seorang Alpha yang mencintai gadis vampire yang jelas-jelas tak boleh ia cintai.Tentang Malia, seorang manusia yang dijuluki The Sweet Blood yang begitu mencintai seorang vampire menawan.Sudah tahu tak mungkin bisa untuk bersama, mereka tetap terus melakukannya.Bukan hanya tentang memperjuangkan cinta, tapi juga tentang dunia. Dunia yang berusaha mereka ciptakan sedamai yang mereka impikan.
View MorePeluh bercucuran membasahi kedua sisi wajah pria berhidung mancung yang tengah terengah kehabisan napas.
Rahangnya nampak begitu tegas saat segaris keringat turun melalui tulangnya yang menonjol. Ia membungkuk sembari mengusap sebagian keringat yang meluncur membasahi ekor mata kanannya.
Gadis yang ia kejar selama beberapa menit lalu akhirnya berbalik –membungkuk seraya mengulurkan tangan kanannya, hendak menyapu sebagian keringat yang membanjiri sisi kiri wajah pria yang ada di hadapannya."Biar aku bantu, Ash." ucap sang gadis.
"Leona," panggil Ash seperti ingin menanyakan sesuatu.
"Hm?" Gadis itu menaikan pandangannya; menatap Ash yang sedikit lebih tinggi darinya.
"Bicaralah, Ash. Jangan setengah-setengah." sambung Leona.
"Apa artinya aku untukmu, Leona?" tanya Ash; nada bicaranya terdengar sedikit tinggi dan itu berhasil membuyarkan segala macam lamunan Leona.
"Tanpa aku jelaskan, kau sudah tahu betul jawabannya, 'kan?" ujar Leona diiringi tawa sarkas di akhir kalimat.
Ash menunjukan seringainya sebelum akhirnya melakukan hal yang sama, –mendekatkan wajahnya pada Leona, membuat ujung hidung mereka saling beradu.
Ash mendesah pasrah. Ia memejamkan matanya selama beberapa saat, lalu menatap ke dalam netra hazel milik Leona."Baiklah. Lakukan sesukamu, Leona Argent." lirih Ash.
Ash berbalik, dengan langkahnya yang panjang, Ash meninggalkan Leona dalam sekejap.
Leona bergeming. Yang ia lakukan hanya memandangi kepergian Ash dengan tatapan sendunya.
Ia baru saja menyadari bahwa apa yang ada dalam pikirannya berbanding terbalik dengan apa yang ada dalam pikiran Ash.Ia pikir Ash akan memeluknya, memintanya untuk berada di sisinya—selamanya. Namun seolah tertampar kenyataan, dengan lantang seseorang berteriak, melontarkan kalimat yang benar-benar membuat sepasang netra bulatnya terbuka lebar selama beberapa detik."Kalian tidak akan pernah bisa bersama!" seru seseorang dari suatu tempat.
"Menyerahlah, Argent!" sambungnya seraya menampakkan diri dari balik pohon besar; tak jauh dari tempat Leona berpijak saat itu.
Benar yang dikatakan orang itu. Sekeras apapun mereka berusaha untuk bersama, mereka memang tak akan pernah bisa menyatu.
Setelah meresapi arti kalimat yang orang tersebut katakan, Leona menundukkan kepalanya selama beberapa saat; mengembuskan napasnya dengan kasar seraya mendongak, menatap langit sore yang entah sejak kapan nampak begitu abu-abu. Seperti perasaannya.
"Sudahlah. Berhenti mendatangiku, Damien Skarsgard. Aku tidak tertarik untuk kembali padamu!" seru Leona saat ekor matanya berhasil menangkap sosok yang sangat dikenalnya. Damien Skarsgard.
"Menyerahlah jika sudah menyadarinya, Argent!" tegas Damien sekali lagi.
Netra elangnya tengah memindai Leona dari ujung kepala hingga ujung kaki. Entah apa yang ia temukan di sana, namun itu benar-benar berhasil membuatnya tersenyum miring saat netra mereka akhirnya bertemu.
Damien mengulurkan tangan kanannya ke hadapan Leona. "Kembalilah padaku, Leona. Menjadi bagian dari Keluarga Skarsgard bukanlah sebuah kesalahan." ucap Damien penuh harap."Berhenti mengganggunya, Damien!" pekik Ash.
"Ash?" panggil Leona saat netranya berhasil menangkap sosok Ash yang tengah mengulas seringai tajamnya.
"Sejak kapan kau berada di atas sana?" tanya Leona penasaran.
"Kembalilah padaku." bisik Damien. "Tak ada gunanya mencintai makhluk yang bukan kaummu, Argent."
***
To be continue...
***
Sejak kejadian hari itu Lyla tak pernah muncul di manapun, bahkan nomer ponselnya tak aktif. Bahkan bibi, paman, juga kakak sepupunya tak pernah tahu Lyla pergi ke mana. Yang mereka tahu, malam itu Lyla hanya berpamitan untuk pergi menemui seseorang dengan berbekal long coath ungu kesayangannya.Tiga bulan lamanya, seluruh anggota kepolisian dikerahkan untuk mencari Lyla. Namun seharipun, segala usaha yang mereka lakukan tak membuahkan hasil. Nihil.Dan pada akhirnya, seluruh anggota Keluarga Justice menyerah untuk mencari Lyla. Namun mereka tetap memasang iklan berbayar yang ditayangkan di seluruh stasiun Televisi Nasional dan Swasta tentang hilangnya salah satu anggota keluarga mereka.Di sisi lain, Archie yang masih belum bisa mengurangi rasa sukanya pada Malia memilih untuk mengencani gadis manapun. Hingga hari ini, identitas baru Archie sebagai seorang Hybrid masih dirahasiakan —tidak diungkapkan secara terang-terangan. Hanya saja, ketika ada yang bertanya, ia akan men
Ash memberikan seluruh atensinya pada Rosalie, mengunci tatapannya pada wanita berpakaian serba merah di hadapannya. Ia tahu, meski Rosalie tampak pasrah, sebagai seorang ibu, Rosalie ingin mengerahkan seluruh kekuatan yang dimilikinya untuk menemukan di mana jasad putri kesayangannya berada.Saat itu juga, setelah masing-masing memberi anggukkan sepakat, mereka berpencar menyusuri hutan pada garis lurus —sejajar demi memudahkan titik temu saat mereka menemukan apa yang mereka cari. *** Di Kastil Skarsgard Gabe bersama dua kawanannya tampak khawatir menyaksikan sebagian gedung kokoh itu ambruk sebagian. Tidak seperti yang dikatakan Loui sebelumnya. Alih-alih dilalap si jago merah, bangunan klasik itu justru luruh sebagian.Sang Beta mengelilingi setiap sudut bangunan kastil, mencari jalan masuk aman sekedar untuk memberikan pertolongan pada si sulung Argent yang masih berada di dalam sana.Saat ia hendak membawa keempat tungkainya memasuki salah
Rosalie hanya mengangguk ketika mendengar segala macam informasi yang disampaikan pria bertubuh tinggi besar di hadapannya.Ia mengabarkan tentang perkelahian yang terjadi antara Ash, Damien dan Leona. Dan sang gadis menjadi satu-satunya korban dalam kejadian tersebut.Sementara Stefan juga Charles hanya bisa menghela napas, Malia menjadi satu-satunya yang meneteskan air mata, serta Luca tampak begitu marah ketika mendengar seluruh rentetan kejadiannya."Bagaimana dengan Loui?" tanya Malia pada pria besar di hadapan mereka.Sang gadis tampak begitu mengkhawatirkan keadaan si Sulung Argent yang kini telah menjadi bagian dari Keluarga Skarsgard."Apakah Loui baik-baik saja di sana?" tanya Malia lagi.Pria itu bungkam, tak bisa memberikan jawaban pasti pada gadis bertubuh mungil di hadapannya, sebab ia belum sempat memasuki Kastil Skarsgard ketika tiba di depan perbatasan.Di sepersekian detik berikutnya ia mengendikkan bahunya, lantas memberikan sebu
Dengan tenang Loui melepas cengkraman Irina dalam satu kali sentakan, lantas menarik selembar penutup besi di sisi tungku —menutup lubang tersebut dengan segera.Dalam sekejap lubang besar itu tertutup sempurna. Loui hanya bisa mendengar teriakan Irina setelah tungku perapian itu berhasil disumpal lembaran besi tebal."Maaf, Irina. Ini bukanlah hari kematianku." monolog Loui sebelum akhirnya ia beranjak menuruni tangga dan mencari sisa penghuni kastil tersebut. Lucien, dan Victoria tentunya.***Hutan yang sebelumnya dijadikan tempat bertarung oleh Ash dan Damien kembali hening seperti sebelum tersentuh oleh keduanya. Hanya terdengar suara kicauan burung hantu ketika malam bertugas menggantikan segala kicauan riang yang hanya muncul ketika langit terang.Sepasang kaki memasuki hutan, sesekali menghentikan langkahnya sembari memperhatikan sekitar —memindai setiap sudut yang ada.Sang pemilik tungkai kembali bergerak menuju sat
CRASH!Damien memisahkan kepala sang gadis dari tubuhnya dalam satu tarikan kuat. Di saat yang sama Ash berbalik. Tubuhnya mematung melihat sebelah tangan Damien memegangi kepala sang gadis yang telah terpisah dari tubuhnya."Take this!" Damien melemparkan kepala sang gadis pada Ash yang tengah mematung di sebrang sana. "Have fun with her!"Damien tertawa. Suara husky-nya menguar, memenuhi segala keheningan dan kegelapan yang mulai menyelimuti hutan.Ia masih enggan meninggalkan tempat tersebut —ingin melihat reaksi seperti apa yang akan ditunjukkan sang Alpha ketika melihat gadisnya sudah tak bernyawa karena ulahnya.Ash spontan menangkap apa yang dilemparkan Damien ke hadapannya. Dipeluknya, lantas dipandanginya wajah sang gadis yang terlihat jauh lebih pucat. Diusapnya kelopak mata sang gadis yang semula tertutup.Beberapa detik setelah Ash membawa tungkainya ke tempat di mana tubuh sang gadis tumbang. Dengan tangannya yang gemetar, san
"Pulanglah. Aku tahu apa yang harus kuperbuat."Suara baritone itu terdengar tegas dan dalam. Lain dari biasanya. Tidak seperti Ash yang dikenalnya. Bahkan sorot tajamnya tampak lain. Gelap. Seperti yang ditunjukkan Damien ketika menyaksikan segala keintiman yang mereka tunjukkan di hadapannya.Tanpa mengatakan apapun kedua pemuda itu bergeser dan berbondong-bondong menuju hutan pinus di belakang perbukitan.Leona mengejar, namun dengan sigap —tanpa mempertimbangkan segala macam resikonya Damien mengibakan sebelah tangannya pada gadis yang tengah berusaha membututinya dan Sang Alpha.Sang gadis terlempar jauh —berguling dari puncak bukit. Di sepersekian detik berikutnya Damien kembali mengibaskan tangannya, lantas membuat sebuah gerakan seperti tengah mengikat sesuatu dari kejauhan. Di saat yang sama Leona mengerang ketika tubuhnya terasa seperti diikat.Ash berbalik, melompat ke udara dengan sebagian tubuhnya yang mulai ditumbuhi bulu abu-abu, l
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments