Saat Martha berbicara dengan Noah Zimmerman, Abigail menunggu di luar ruangan CEO. Sekali lagi, dia membuka kancing bajunya dan menutupinya dengan file di tangannya agar Martha tidak melihatnya.
Segera setelah itu,
"Nona Scott, Anda boleh masuk, semoga berhasil!" Kata Martha, menggerakkan satu tangan untuk menyemangatinya.
'Go gilr! Lihat, Martha menyukaimu!' oceh Bee dari dalam kepalanya, mencoba membuat Abigail lebih bersemangat lagi dengan misinya.
Abigail berdehem pelan. Ia merapikan rambut cokelat panjangnya,lalu melangkah masuk. Ia dengan sengaja mengetuk pintu sekali untuk membuat Noah Zimmerman menatapnya.
"Kamu..." Noah memelototinya dengan heran ketika dia melihat wanita yang menabraknya tadi pagi berdiri di depannya, tampak begitu bersinar dan cantik seperti bidadari.
Abigail pura-pura terkejut, dia menutup mulutnya dengan satu tangan dan hanya berdiri di sana tanpa berkata apa-apa.
"Wah, menarik," gumam Noah, ia bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke arah Abigail. Noah mengelilinginya beberapa kali, bersiul, menilai penampilannya dari atas ke bawah. "Kau punya bokong yang bagus," gumamnya santai.
"Maafi?" Abigail mendongak, menatap tajam ke mata berwarna hazel milik Noah.
Noah berdehem, bersandar di tepi meja dengan tangan terlipat di depan dada.
"Maaf, aku sedikit terdistraksi, apakah kamu tidak sengaja membuka kancing bajumu atau kamu memang sengaja melakukannya..." tanyanya, menatap sedikit bagian atas dada Abigail yang menyembul di balik bra renda berwarna hitam yang ia kenakan.
Sekali lagi Abigail pura-pura terkejut, dia dengan cepat mengancingkan bajunya dan menunduk ke lantai. "Maaf Tuan Zimmerman, saya bersumpah saya tidak sengaja melakukannya," katanya dengan gaya gadis lugu. Noah mendengus, matanya yang tajam menggoda, mengamatinya dari ujung kepala sampai ujung kaki seolah-olah sedang menelanjanginya.
"Pernahkah Anda mendengar desas-desus tentang berapa lama seorang sekretaris biasanya dapat bertahan bekerja denganku?" dia bertanya, memiringkan kepalanya.
Abigail mengerutkan kening, menunjukkan wajah bingungnya kepada Noah, "Tidak, Tuan, saya belum pernah mendengar tentang itu."
Noah menegakkan punggungnya, berdiri empat belas inci di depan Abigail, mengamati wajahnya, membuatnya menahan napas dengan gugup.
"Oke, kamu bisa mulai besok kalau begitu," katanya riang.
Abigail tercengang, mulutnya ternganga beberapa saat, tidak percaya apa yang baru saja dia dengar.
"Itu saja?" desisnya, memang benar apa yang dikatakan sumbernya tentang Noah Zimmerman, dia sangat tidak terduga. Sejujurnya, dia tidak menyangka Noah akan menerimanya secepat itu.
Orang-orang bilang, kadang-kadang Noah suka bertele-tele dan membuat orang menyerah pada wawancara pertama dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit seperti mengapa saham perusahaannya turun dalam dua bulan terakhir atau kadang-kadang dia akan menanyakan hal-hal yang tidak penting dan menerima begitu saja pelamar kerja yang datang kepadanya. Sangat konyol dan tidak profesional, persis seperti yang orang gambarkan tentangnya.
"Hmmm, saya ingin kamu mengetahui sesuatu. Disini Kamu boleh memakai pakaian seksi, tidak ada larangan berpakaian di perusahaan ini," kata Noah sebelum Abigail sempat berterima kasih padanya.
Abigail hanya mengangguk gugup, tentu saja dia hanya pura-pura gugup, dia tahu hal seperti ini akan terjadi.
"Bagus! Kalau begitu sampai jumpa besok pagi, Miss Scott jangan lupa tutup pintu saat keluar," kata Noah dengan senyum lebar, memperlihatkan lesung pipi yang dalam di pipinya.
"Tentu, terima kasih, Tuan Zimmerman. Saya sangat senang akhirnya dapat menjadi bagian dari Z-Inc.", kata Abigail, setengah membungkuk. Dia sengaja berpura-pura tersandung stiletto-nya sendiri saat melangkah keluar untuk meyakinkan Noah bahwa dia benar-benar gadis yang sangat lugu.Dia bahkan bisa mendengar Noah mendengus dan tertawa di belakangnya.
Keluar dari gedung Z-inc, wajah Abigail langsung berubah, rahangnya mengeras dan tangannya mengepal. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menghancurkan keluarga Zimmerman, apapun yang terjadi.
'Jangan pernah berpikir untuk menyerah sampai kau mencapai tujuanmu, ingat apa yang Ayah Noah lakukan pada ayahmu, pada keluargamu!' teriak Bee dari dalam kepalanya.
Abigail mengangguk, membenarkan apa yang dikatakan Bee dalam diam. Tidak ada yang boleh tahu bahwa dia memiliki teman di kepalanya, atau orang mungkin akan mengiranya gila.
Dengan ringan Abigail menginjak trotoar tanpa mengganti stiletto-nya. Dia sangat bersemangat sehingga dia tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum lebar. Saat dia hendak berbelok ke gedung apartemennya, dia tiba-tiba teringat bahwa dia telah berjanji pada Calvin Collins bahwa dia akan mampir ke Coffee Shop miliknya.
"Hei, kamu menepati janjimu!" jerit Calvin saat melihat Abigail muncul dari balik pintu yang berdenting. Wajah tampannya terlihat bahagia seolah sangat mengharapkan kehadiran Abigail disana.
"Ya, aku adalah seorang wanita yang selalu menepati janji," kata Abigail riang. Dia menarik bangku tepat di depan Coffee Bar dan kemudian melihat sekeliling, saat itu suasananya cukup sibuk seperti biasanya. Beberapa orang tampak sibuk menatap laptop dengan secangkir kopi di hadapannya, beberapa lainnya sibuk membicarakan pekerjaan, sangat New York sekali.
"Kopi jenis apa yang ingin kamu minum hari ini?" tanya Calvin sambil menyeka cangkir yang baru saja selesai dicucinya.
"Aku sedang bersenang-senang hari ini, jadi aku akan minum Caramel Macchiato daripada Espresso," katanya dengan senyum manis yang selalu memikat setiap pria yang ditemuinya.
"Wow, sepertinya kamu diterima?" tanya Calvin, terdengar senang.
"Ya, aku akan mulai bekerja besok!"
"Selamat! Jadi kopi hari ini gratis untukmu, jadi perusahaan apa yang kau datangi tadi?" tanya Calvin, tangannya sibuk menyalakan mesin kopi.
"Z-Inc, di ujung blok," kata Abigail, memperhatikan tangan Calvin yang dengan cekatan menuangkan susu ke dalam gelas berisi es.
"Untuk posisi apa?"
"Sekretaris CEO,"
Calvin menghentikan tangannya yang sedang menuangkan susu ke dalam gelas dan menoleh ke arah Abigail dengan tatapan berbeda.
"Kamu akan menjadi sekretaris Noah Zimmerman?" dia bertanya, tampak sangat terkejut.
Abigail mengangguk bingung, tidak mengerti mengapa Calvin terdengar begitu terkejut.
"Ya, memangnya kenapa? Kenapa kamu terlihat sangat terkejut?" tanyanya.
Calvin menarik napas dalam-dalam,
"Sebaiknya kau cari pekerjaan lain saja," katanya lagi sambil mengaduk kopi pesanan Abigail dengan wajah yang tiba-tiba berubah menjadi geram.
Abigail mengerutkan kening, "Kenapa?"
Kalvin menarik napas dalam-dalam,
"Pria itu brengsek! Dia hanya akan menggunakanmu untuk mainan seksualnya!" katanya setengah berbisik karena dia tidak ingin orang lain mendengarnya.
Abigail mengerutkan kening, "Kamu tahu tentang itu? Maksudku, kamu pernah mendengar tentang rumor itu?"
"Rumor?" Calvin terkekeh, "Itu bukan rumor, itu adalah sesuatu yang nyata! Adik perempuanku adalah salah satu korbannya!"
"Apa?" Abigail hampir saja menjatuhkan ponselnya, terkejut...
*****
Abigail sangat terkejut, ia ingin bertanya lebih lanjut tapi kafe tiba-tiba penuh pengunjung yang membuat Calvin menjadi sangat sibuk. Abigail menarik napas dalam-dalam, lalu mengangkat bahu. Ia telah mengambil keputusan, ia akan membalas dendam tidak peduli berapa pun harga yang harus ia bayar. Awalnya, ia ingin menunggu sampai Calvin selesai dengan pekerjaannya, tetapi ia ingat bahwa ia harus berbelanja pakaian bagus untuk bekerja besok. Ia harus membuat Noah Zimmerman terkesan dan yang lebih penting adalah membuat pria itu jatuh cinta padanya!"Cal! Calvin!" Abigail memanggil Calvin sambil melambaikan tangannya. "Ya?" Calvin berbalik sambil tangannya sibuk menekan mesin espresso. "Aku harus pergi! Aku akan bicara lagi denganmu nanti! Selamat bersenang-senang!" ucap Abigail enteng seakan pengakuan Calvin tentang adiknya yang dilecehkan oleh Noah Zimmerman sama sekali tidak mengganggunya. Calvin mengerutkan kening, dia hendak mengatakan sesuatu pada Abigail namun tiba-tiba seorang pe
"Nona Scott! Anda akan berdiri di sana sepanjang hari?" tiba-tiba Martha Hart muncul dengan senyum lebar di wajahnya. "Ikuti aku, ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan padamu," katanya dengan mengedipkan mata sambil melewati Noah yang masih memeluk wanita itu. Abigail berbalik kaget, dia merasakan pipinya memerah seketika. Tanpa berkata apa-apa dia berjalan melewati mereka, mengikuti di belakang Martha.Segalanya akan menjadi lebih sulit sekarang, dia benar-benar tidak menyangka Noah Zimmerman punya pacar, pacar misterius!"Jadi wanita itu adalah pacar Tuan Zimmerman?" dia bertanya dengan santai. Martha tersenyum, “Entah harus menyebutnya apa, hubungan mereka sangat unik,” katanya sambil mengulurkan tangannya untuk membuka pintu ruangannya. Jauh di belakangnya, Abigail bisa mendengar karyawan lain mulai berdatangan. "Unik?"Martha mendongak, "Nona Scott, Anda harus menandatangani ini," katanya, mengabaikan pertanyaan Abigail tentang Noah. Abigail bergegas mendekat, mengambil dokumen it
Abigail duduk di kursinya sambil mengetuk-ngetukkan jarinya dengan gugup, kemunculan Beatrice yang tiba-tiba benar-benar sesuatu yang tidak ia siapkan. Dia harus menemukan strategi baru karena wanita itu pasti akan menempel pada Noah Zimmerman seperti parasit!"Nona Scott, mau jalan-jalan? Saya akan memperkenalkan Anda kepada staf di sini, ngomong-ngomong, saya Donna Mendez, asisten Martha Hart," tiba-tiba seorang wanita Latin berambut hitam muncul dan mengulurkan tangannya padanya."Oh hai, panggil saja aku Aby," kata Abigail menyambut uluran tangan Donna dengan senyum ramah. Ia menatap Donna dan cukup terkejut, ternyata banyak wanita cantik di Z-inc, apakah itu syarat saat merekrut karyawan?"Jadi, dia masih di dalam?" tanyanya, sambil melirik ke ruangan Noah Zimmerman yang dinding kacanya dibutakan seluruhnya. Abigail mengangguk, "Tuan Zimmerman punya janji jam 14.00, dia mungkin akan keluar saat itu," katanya, mengikuti langkah cepat Donna.Donna mendengus,"Mau bertaruh berapa la
"Aku cukup terkesan dengan kemampuanmu menganalisis bisnis," gumam Noah Zimmerman sambil bangkit dari kursinya. Abigail berpura-pura menunjukkan wajahnya yang canggung, menggaruk belakang lehernya, dan tersipu. Noah meliriknya sejenak tetapi bergegas mengalihkan pandangannya dan berjalan cepat di depan Abigail yang buru-buru mengikuti di belakangnya."Jadi, apakah ada pesta yang harus aku hadiri malam ini, Miss Scott?" tanyanya, tangannya sesekali sibuk mengetik sesuatu di ponselnya sambil tersenyum. Abigail tahu pasti, dia pasti sedang berbicara dengan wanita itu, Beatrice Miller."Tidak, ada, Tuan, tetapi ibu Anda menelepon tadi dan meminta Anda untuk menghadiri makan malam amal di Savor The Scene, malam ini," kata Abigail cepat.Noah berhenti berjalan dan menoleh ke arah Abigail, "Ibuku? Kapan dia menelepon?" dia bertanya dengan kesal. "Siang tadi, eh waktu makan siang," kata Abigail sambil menatap Noah dengan wajah polosnya. "Apakah dia menanyakan hal lain?" dia bertanya, sedikit
Abigail mencoba beberapa gaun dan sepatu hingga akhirnya dia menemukan yang tepat. Dia keluar dari ruang fitting, mencari Noah, dan akhirnya menemukannya di depan pintu masuk, ia tampak sedang sibuk berbicara dengan seseorang melalui telepon genggamnya.Tiba-tiba, sebuah ide muncul di kepala Abigail, dia buru-buru kembali ke ruang fitting, merapikan rambutnya menjadi bentuk bun yang keren, dan kemudian menambahkan sentuhan makeup yang mencolok di wajahnya yang cantik, dia ingin membuat kesan yang bagus pada semua orang di acara Amal itu, khususnya Laura Zimmerman."Miss Scott? Kau sudah selesai?" tiba-tiba suara Noah terdengar dari balik pintu. "Iya," Abigail dengan cepat membuka pintu dan keluar. Dia berdiri di depan Noah dengan gaun hitam bertali tipis yang sangat pas di tubuhnya, membuat Noah terkesima seketika. Dia tidak mengatakan apa-apa selama beberapa detik dan hanya menatapnya dalam diam.Abigail menahan diri untuk tidak tersenyum, dia tahu Noah mengagumi penampilannya. "Mr.
Abigail melirik, dia bisa melihat Beatrice mengirimkan foto candid dirinya dan Noah bergandengan tangan sambil saling berpandangan penuh kasih sayang. Gambar itu adalah tangkapan layar dari portal berita online yang selalu melaporkan aktivitas sosialita New York. 'Sial, wanita itu pasti akan merajuk dan menyuruh Noah untuk bergegas menemuinya!' gumam Abigail tanpa suara.Noah dengan cepat mengetik di ponselnya,"Jangan salah paham, aku akan menjelaskan semuanya padamu, tunggu di hotel, aku akan segera datang.""Taruh gelasmu, kita harus pergi dari sini, sekarang," ucap Noah tanpa menatap Abigail. Abigail meletakkan gelas anggurnya dengan hati-hati di atas meja dan sebelum dia sempat berbalik, Noah sudah meraih tangannya dan menggandengnya menuju pintu utama."Tidakkah kau terlalu terburu-buru pergi, Noah?" tiba-tiba Laura Zimmerman berdiri di depan mereka, dia melihat Noah dan Abigail bergantian dengan tatapan tajam. Noah menghela nafas, "Ibu, tolonglah, tidakkah kau puas? Setidaknya
Abigail baru saja duduk di belakang meja kerjanya, dia bahkan belum sempat menyeruput kopi panasnya ketika tiba-tiba seseorang muncul dan mengetuk mejanya dengan cukup keras. Terkejut, dia mendongak dan mendapati Beatrice Miller berdiri di depannya, terlihat sangat ketus dengan lipstik merah menyala di bibirnya. Awalnya, Abigail ingin meledak marah, tetapi dia bergegas mengendalikan dirinya karena teringat dengan rencananya, ia tahu ia harus menahan egonya jika ingin segalanya berjalan lancar. 'Tenang Aby, tenang....' bisik Bee dari dalam kepalanya. "Ms. Miller, apakah ada yang bisa saya bantu?" tanyanya dengan senyum, menandakan bahwa ketukan keras di meja tidak berarti apa-apa baginya, ia harus mengintimidasi Beatrice bagaimanapun caranya. Beatrice menatapnya tajam, "Kemasi barang-barangmu sekarang! Aku tidak ingin melihatmu di sini lagi!" bisiknya dengan mata melotot dan rahang terkatup keras. Abigail mengerutkan kening, "Apa maksud Anda? Saya benar-benar tidak mengerti, apakah
"Mrs. Zimmerman?" sapa Abigail dengan tenang saat ia tiba-tiba teleponnya berdering."Dimana Noah?" sahut Laura Zimmerman dengan kesal."Mr. Zimmerman sedang rapat dengan tim pengembangan, apakah ada pesan yang harus saya sampaikan?" tanya Abigail dengan tenang, dia tidak akan memberitahu Laura bahwa Beatrice Miller ada di ruangan Noah, lagipula ia sudah punya rencana lain untuk mengusir wanita itu."Kau tahu apa yang akan terjadi padamu jika kau berbohong kan?" ancam Laura, tidak mempercayai jawaban Abigail sama sekali."Percayalah, Nyonya, saya hanya mengatakan yang sebenarnya, lagipula saya tidak akan mendapatkan keuntungan apa-apa jika saya berbohong pada Anda," kata Abigail santai, dia sudah terlatih dengan sangat baik untuk menangani hal semacam itu. Laura Zimmerman tidak mengatakan apapun dan langsung mengakhiri panggilan telepon.Abigail bergegas ke tim pengembangan dan memberi tahu mereka untuk mengatakan hal yang sama jika Laura Zimmerman bertanya pada mereka. Setelah ia yak