Share

Di Luar Prediksi

Author: Ms. Bloomwood
last update Huling Na-update: 2023-07-09 00:29:32

Abigail sangat terkejut, ia ingin bertanya lebih lanjut tapi kafe tiba-tiba penuh pengunjung yang membuat Calvin menjadi sangat sibuk. Abigail menarik napas dalam-dalam, lalu mengangkat bahu. Ia telah mengambil keputusan, ia akan membalas dendam tidak peduli berapa pun harga yang harus ia bayar. Awalnya, ia ingin menunggu sampai Calvin selesai dengan pekerjaannya, tetapi ia ingat bahwa ia harus berbelanja pakaian bagus untuk bekerja besok. Ia harus membuat Noah Zimmerman terkesan dan yang lebih penting adalah membuat pria itu jatuh cinta padanya!

"Cal! Calvin!" Abigail memanggil Calvin sambil melambaikan tangannya. "Ya?" Calvin berbalik sambil tangannya sibuk menekan mesin espresso. "Aku harus pergi! Aku akan bicara lagi denganmu nanti! Selamat bersenang-senang!" ucap Abigail enteng seakan pengakuan Calvin tentang adiknya yang dilecehkan oleh Noah Zimmerman sama sekali tidak mengganggunya. Calvin mengerutkan kening, dia hendak mengatakan sesuatu pada Abigail namun tiba-tiba seorang pelanggan memanggilnya dari arah lain.

Abigail memutuskan untuk langsung menuju Fifth Avenue dengan naik taksi. Sambil menatap jalan-jalan sibuk di New York, pikirannya melayang ke saat pertama kali dia datang ke kota itu setelah sekian lama jauh dari peradaban. Setelah ayahnya meninggal karena pelecehan oleh tangan kanan ayah Noah Zimmerman dan ibunya dirawat di rumah sakit jiwa karena depresi berat, Abigail dikirim ke panti asuhan hingga akhirnya sebuah keluarga di Washington mengadopsinya. Ia duduk di bangku kelas satu SMA ketika bertemu kembali dengan keluarga Zimmerman, saat itu mereka berkunjung ke sekolahnya dan menyumbangkan sejumlah uang sebagai sumbangan rutin mereka.

Melihat keluarga bahagia yang indah itu memicu kebencian di hati Abigail. Ia masih bisa mengingatnya dengan jelas ketika ia melihat ayahnya dipukuli dan disiksa tanpa ampun seolah-olah ayahnya melakukan sesuatu yang tidak termaafkan. Namun kemudian dia mengetahui bahwa mereka melakukan itu pada ayahnya karena ayahnya mengetahui sesuatu yang 'kotor' antara perusahaan dan beberapa pejabat pemerintah yang korup. Ayah Abigail memutuskan untuk membocorkan informasi tersebut ke media. Tapi dia meninggal di tangan kotor mereka 60 menit sebelum wawancaranya dengan BBC.

"Di mana Anda ingin berhenti?" tanya sopir ketika mereka tiba di Fifth Avenue. "Permisi? Bu? Di mana Anda ingin saya menurunkan Anda?" tanyanya dengan suara lebih keras karena penumpang di belakangnya sibuk melamun.

"Banana Republic, please!" jawab Abigail begitu dia kembali ke kehidupan nyata.

Setelah membayar ongkos, dia melompat keluar dari taksi dan berjalan ke toko untuk membeli beberapa pakaian. "Aku ingin yang itu, dan yang itu dan yang itu," dia menunjuk ke arah pakaian secara acak membuat asisten belanja itu mengerutkan kening karena terkejut.

"Apakah kau ingin mencobanya terlebih dahulu?" tanya si asisten belanja dengan sopan. Abigail menggelengkan kepalanya, "Tidak, terima kasih," dia tahu dia akan terlihat bagus di setiap pakaian yang dikenakannya, dia sepenuhnya sadar bahwa dia memiliki tubuh yang sempurna.

Tepat ketika dia hendak masuk ke Toko Armani tiba-tiba dia menabrak orang yang tidak terduga. "Abigail? Abigail? Apakah itu kau?" seorang wanita seusianya menunjuk jarinya ke arahnya. Abigail berdeham, "Maaf aku bukan orang yang anda maksud," katanya gugup, "Permisi," dia berjalan cepat di trotoar, meninggalkan wanita yang berbisik, "Aneh, aku seratus persen yakin itu dia..."

Dia berjalan sangat cepat sehingga dia hampir menabrak tiang. Dia ingat betul siapa wanita itu, dia adalah Kimberly, dan dia adalah teman duduknya di sekolah menengah. Tentu saja, Kim dapat mengingat wajahnya dengan jelas, mereka menghabiskan banyak waktu bersama sebelum dia menghilang setelah kejadian mengerikan itu. Tapi bertemu dengan seseorang yang mengetahui masa lalunya yang kelam bukanlah hal yang dia inginkan sama sekali.

*****

Dia bangun keesokan paginya dengan perasaan yang tak terlukiskan. Ada campuran antara kegembiraan dan kemarahan. Setelah bertahun-tahun mempersiapkan misi itu, akhirnya dia mendapatkan kesempatannya. Dia mengenakan rok hitam dan blus bergaris hitam putih untuk pakaiannya hari itu. Rambut panjangnya sedikit ikal dan jatuh indah di pundaknya. Dia berjalan dengan stiletto ke ruang rahasianya dan menandai label 'hari pertama' di papan misi. "Ayo kita lakukan ini Aby..."

"Hei! Kau tetap pada keputusanmu?!" teriak Calvin dari depan Coffee Shop miliknya saat melihat Abigail melintas di depannya. Abigail hanya mengangkat bahu, "Bagaimana lagi, aku butuh uang," katanya sambil meringis. "Sampai jumpa nanti!" dia melambai pada Calvin dan bergegas pergi sebelum Calvin berbicara lebih jauh. "Hati-hati di jalan!" teriak Calvin, menatap pasrah ke punggung Abigail. Ia tahu New York begitu kejam hingga isu pelecehan seksual di lingkungan kantor tak lagi menjadi pertimbangan para pekerja perempuan untuk menerima tawaran dari perusahaan besar.

Sementara itu, Abigail Scott berjalan dengan percaya diri memasuki lobi gedung Z-Inc dengan dagu terangkat tinggi. Stiletto-nya bergema di lantai marmer mengkilap yang mahal, mengungkapkan selera pemilik yang luar biasa. Tepat ketika dia akan menekan tombol lift, tiba-tiba sebuah tangan terulur di depannya. Dia berbalik dan tubuhnya menegang sejenak, "Tuan Zimmerman?"

Noah Zimmerman tersenyum, "Kau datang? Kupikir kau akan berubah pikiran," gumamnya sambil memandang Abigail dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Tentu saja, saya datang, suatu kehormatan bekerja untuk Anda, Tuan Zimmerman," kata Abigail, segera mengubah cara bicaranya, dia harus terdengar polos dan naif di depannya. Cantik, cerdas, lugu, dan naif, dia tahu Noah akan sangat tertarik dan ingin tahu tentangnya.

Lift berdenting terbuka, "Lady first," kata Noah tanpa mengalihkan pandangan dari Abigail. "Terima kasih," kata Abigail, dia tidak akan tergoda dengan kesopanan 'playboy' khas yang ditunjukkan oleh Noah. Abigail berdiri di sudut lift dan sangat yakin bahwa Noah pasti akan menggodanya dan mendaratkan tangannya di kulitnya seperti yang ia biasa ia lakukan pada seketarisnya yang lain, tetapi yang terjadi justru sebaliknya, Noah hanya menunduk menatap ponselnya dan mengabaikan kehadirannya.

Abigail mengernyit bingung, menurut cerita para mantan sekretaris Noah, dia selalu melecehkan mereka ketika mereka sendirian di dalam lift. Abigail mulai meragukan kemampuannya sendiri, apakah dia tidak cukup menarik baginya?

"Nona Scott?"

Abigail mendongak kaget, "Ya?" katanya cepat. Noah Zimmerman mengarahkan jarinya ke pintu lift yang terbuka lebar. Abigail mengangguk, merasa sedikit malu dan gagal. Dia melangkah keluar diikuti oleh Noah di belakangnya. Sejak saat itu Noah menunjukkan sikap gentleman, sangat berbeda dengan apa yang dia tunjukkan kemarin saat wawancara dan itu sangat mengganggunya.

'Apa yang terjadi padanya?' Abigail bergumam di dalam kepalanya.

Dan jawabannya datang beberapa detik kemudian, tiba-tiba,

"Noah!" seorang wanita muncul, meletakkan kopernya, dan menabrak Noah Zimmerman, memeluknya dengan erat. "Aku tahu kau akan kembali, Bea..." kata Noah sambil memeluk erat wanita yang dipanggilnya 'Bea' itu.

Abigail membeku di tempatnya berdiri, 'Apa-apaan ini?' Dia merasa gagal bahkan sebelum memulai apa-apa!

*****

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • MILIARDER TAMPAN ITU SUAMIKU   Si Teman

    "Aby, apa kau baik-baik saja? Kau terlihat sangat terkejut?" tanya Noah, menundukkan pandangannya untuk melihat wajah Abigail yang pada saat itu masih bersandar di pundak Noah.Abigail tertawa, "Tidak, aku hanya mencoba tetap terjaga, aku benar-benar mengantuk," ucapnya, berbohong. Tentu saja, dia terkejut, Zachary Smith di New York City, apa yang dia lakukan disini? Mengapa dia tidak memberi tahu Abigail? Apakah Zach mencoba menusuknya dari belakang?Noah tersenyum, tangannya bergerak untuk menyentuh pipi halusnya.Beberapa menit kemudian mobil berhenti di depan gedung apartemen Abigail, "Oke, sampai jumpa besok di kantor?" kata Abigail setelah meluruskan tubuhnya. Noah tersenyum, "Yeah, sampai jumpa besok di kantor sebagai bos dan sekretaris?" candanya, mengingatkan Abigail tentang pembicaraan mereka tentang hubungan backstreet mereka.Abigail mendengus tertawa, "Beritahu aku jika kau sudah sampai Penthouse, selamat malam!" ucapnya sambil menggaruk belakang lehernya dengan gugup, di

  • MILIARDER TAMPAN ITU SUAMIKU   Setengah Berbohong

    "Dia bahkan menyewa semacam event organizer untuk memastikan agar semua pertunjukan sandiwara itu berjalan dengan lancar dan tahukah kau siapa yang menyediakan semua itu?" kata Noah yang masih terlihat terkejut terkejut.Abigail menggeleng, dengan fokus menatap wajah Noah."Dumb Dummy, konyol bukan? Aku sudah terjebak dua kali dengan aplikasi yang menyediakan semua hal palsu itu," kata Noah, merasa sangat bodoh. "Seharusnya au mendengarkanmu dari awal..." ia menggenggam tangan Abigail dan meremasnya dengan lembut.Abigail tercengang, dia memang mengira kalau Beatrice berbohong, tetapi ia tidak menyangka bahwa Beatrice benar-benar merencanakan semuanya dengan begitu hati-hati bahkan dia menyewa seorang pengatur acara khusus untuk dramanya itu."Sepertinya dia benar-benar ingin bersamamu..." bisik Abigail sambil melirik tangan Noah yang masih memegang tangannya.Noah mendengus, "Ya! Ia pasti belum puas dengan apa yang telah ia lakukan kepadaku, sepertinya itu telah menjadi semacam obses

  • MILIARDER TAMPAN ITU SUAMIKU   Satu Kosong

    "Henry, kau tidak tahu apa yang kau bicarakan!" ucap Laura Zimmerman dengan tajam sambil menatap suaminya yang sama sekali tidak terpengaruh oleh kata-katanya.Henry mengangkat bahu, "Laura sayang, kau sudah menjodohkan Noah dengan hampir semua anak perempuan dari konglomerat di Amerika yang masih lajang dan tak satupun dari mereka menarik perhatiannya, mungkin ini adalah saat yang tepat untukmu berhenti," katanya dengan dua alis terangkat. Abigail tidak pernah mengharapkan bahwa Henry Zimmerman-lah yang akan membukakan pintu untuknya.Laura melipat tangan di depan dadanya, masih tidak setuju dengan suaminya. "Kau, keluarlah dari sini! Aku perlu bicara dengan suamiku! Pertemuan ini sudah selesai!" dia berkata dengan kasar, mengusir Abigail sambil mengibaskan tangannya yang dihiasi oleh cat kuku warna hijau tua.Abigail tidak mengatakan apapun, dengan cepat ia menutup laptopnya lalu bangkit berdiri. "Sebelum aku pergi, aku ingin kalian mengetahui sesuatu," katanya dengan tegas. Gertaka

  • MILIARDER TAMPAN ITU SUAMIKU   Henry & Laura

    “Bolehkah aku ke toilet sebentar? Aku sudah menahan pipis dari tadi,” kata Abigail berusaha keras menutupi kegugupannya. Martha mencibir, lalu mengangguk, dia menoleh ke arah Donna, "Ikuti dia, jangan biarkan dia lolos atau Nyonya Zimmerman akan membunuhku," ucapnya ketus. Donna hanya nyengir lalu segera mengikuti Abigail yang berjalan cepat di depannya."Astaga, Aby! Kau akan diserbu! Kau sudah siap?" celoteh Donna saat mereka berada di toilet wanita, tak ada seorang pun di sana kecuali mereka. Abigail mengangkat bahunya "Siap atau tidak aku harus menghadapinya" jawabnya lalu menghilang di balik pintu toilet. Tidak, dia sedang tidak ingin buang air kecil, dia hanya perlu waktu untuk menenangkan diri. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia akhirnya berkesempatan melihat dalang pembunuhan ayahnya dari dekat. Seluruh tubuhnya terasa dingin, dia merasa sangat gugup hingga dia takut dia tidak bisa mengendalikan dirinya nanti."Aby? Apa kamu baik-baik saja?" Donna mengetuk pintu kama

  • MILIARDER TAMPAN ITU SUAMIKU   Kunjungan Dadakan

    "Abby!" teriak Donna saat Abigail sedang berjalan menuju lobi kantor. Abigail menoleh, tersenyum pada satu-satunya orang yang mendukungnya di Z-inc. "Hei, pagi!" katanya ringan. Donna melihat sekeliling mereka, memastikan tidak ada yang menguping mereka, saat yakin tidak ada orang yang mempedulikan mereka, dia bertanya dengan rasa ingin tahu, "Bagaimana? Apa yang dilakukan Tuan Zimmerman dan wanita itu di The Ritz?" 'Dia tidak bersikap baik padamu, dia hanya sangat penasaran dengan urusanmu!' desis Bee sebelum Abigail sempat menjawab. Awalnya Abigail ingin menceritakan pada Donna tentang apa yang terjadi pada hubungannya dengan Noah, namun mendengar perkataan Bee membuatnya berubah pikiran. “Entahlah, mungkin mereka perlu membicarakan sesuatu,” kata Abigail sambil mengangkat bahu."Di lobi The Ritz?" Donna bertanya sambil mengangkat satu alisnya.“Iya, menurutku mereka hanya mengobrol di lobi karena setelah itu Noah kembali ke Penthouse,” ucap Abigail, tepat saat itu lift terbuka

  • MILIARDER TAMPAN ITU SUAMIKU   Beatrice Si Licik!

    Butuh beberapa detik hingga Abigail akhirnya mencerna perkataan Noah. Dia mendengus, "Kau yakin ini bukan salah satu rencana Beatrice untuk membuatmu kembali padanya?" serunya, dengan mata terbelalak tak percaya. Noah terperangah, dia menggeleng "Aku tidak menyangka kau akan bereaksi seperti itu, kau terdengar seperti orang yang tidak punya empati terhadap orang lain," ucapnya tersinggung.“Aku akan bereaksi berbeda jika aku tidak tahu tentang tes kehamilan palsu yang dia tunjukkan padamu sebelumnya,” kata Abigail sinis, dia benar-benar tidak memikirkan bagaimana Noah akan menilainya, dia muak dengan omong kosong tentang Beatrice Miller. Wanita itu benar-benar tahu cara membuat Noah khawatir, lagipula mereka sudah menjalani hubungan bodoh itu sejak mereka duduk di bangku SMA, itu membuat mereka terikat satu sama lain dan tugas Abigail adalah memisahkan mereka!Noah menghela nafas panjang, dia berdiri, berjalan mondar-mandir sambil memegangi rambutnya. "Kau tidak mengerti! Aku melihat

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status