Share

MILIARDER TAMPAN ITU SUAMIKU
MILIARDER TAMPAN ITU SUAMIKU
Author: Ms. Bloomwood

Wawancara

Author: Ms. Bloomwood
last update Huling Na-update: 2023-07-08 22:32:19

Abigail melihat bayangannya sekali lagi di cermin, memastikan penampilannya cukup sempurna. Dengan sedikit kesal, dia mengoreksi eyelinernya yang terlihat tidak seimbang dan setelah beberapa kali revisi, dia akhirnya mendapatkan bentuk yang dia inginkan.

"Sempurna ..." gumamnya, berbicara dengan seorang teman di dalam kepalanya. Dia menamai temannya Bee karena temannya itu selalu berdengung di telinganya, mendorongnya untuk melakukan apa yang harus dia lakukan.

"Oke Bee, harinya telah tiba, kita harus berhasil! Jangan menyela wawancaraku, oke?" dia bergumam pada bayangannya di cermin.

Dengan dagu terangkat tinggi, Abigail melangkah keluar dari apartemen studionya di New York City. Dia tidak repot-repot mengejar Cab atau Subway karena gedung yang akan dia tuju hanya beberapa blok dari apartemennya.

"Hei! Kau terlihat rapi! Mau kemana?" teriak Calvin, ​​seorang pemilik kedai kopi yang dia kenal beberapa bulan terakhir. Abigail tersenyum lebar, "Aku akan melakukan wawancara hari ini! Doakan agar aku beruntung!" ujarnya sambil melambaikan tangannya ke arah Calvin Collins yang sedang memasang banner di depan Coffee Shop miliknya.

"Kau cukup membual saja, aku yakin mereka akan menerimamu!" Calvin tersenyum lebar, tangannya menunjuk ke tulisan 'Kopi Gratis Untuk Anda' yang tercetak di standing banner di depannya. "Datanglah kesini setelah kamu selesai!" tambahnya sebelum menghilang di balik pintu.

"Okay!" Abigail melambai sekali lagi lalu melanjutkan menyusuri trotoar yang sudah dipenuhi pejalan kaki. Dia melihat sekeliling blok tempat dia tinggal selama tiga bulan terakhir.Tempat dimana dia mengatur misi balas dendam yang telah dia rencanakan selama lima belas tahun terakhir. Dari jarak enam ratus kaki, dia bisa melihat gedung pencakar langit berdiri dengan bangga. tulisan Z-inc terukir di atasnya, huruf-huruf itu terbuat dari platinum murni yang berkilau indah dan elegan. Ya, itu adalah gedung yang ia tuju...

Sesampainya di depan gedung, Abigail mengganti kanvas slip-onnya dengan stiletto Valentino 3,9 inci berwarna merah muda pucat yang sangat serasi dengan jas yang dikenakannya. Setelah mengatur napas, dia melangkah ke dalam gedung, bergabung dengan para pekerja yang berjalan dengan langkah lebar, bergegas seolah berpacu dengan waktu.

Dia melirik arlojinya, dua menit sebelum rencana pertama. Dia membuka satu kancing kemejanya, membiarkan bra renda hitamnya sedikit mencuat. Setelah itu dia berdiri di belakang pilar, menunggu waktunya tiba.

Tidak ada yang memperhatikan keberadaannya karena sibuk dengan ponselnya masing-masing. Akhirnya dari gerbang masuk, dia bisa melihat mobil Roll Royce Panthom hitam mengilap melaju menuju lobi utama. Dia menghela napas berat, 'Go Aby! Go! Waktunya pertunjukan!" teriak Bee dari dalam kepalanya.

Tepat saat pintu Roll Royce terbuka dan seorang pria bersetelan biru tua muncul, Abigail membenturkan tubuhnya hingga dokumen yang dibawanya jatuh dan berserakan di lantai.

"Sial!" umpat pria itu kaget membuat semua bodyguard berpakaian serba hitam berdiri di sekelilingnya, melindunginya dari ancaman.

"Maaf! Maaf, aku sedang terburu-buru sehingga aku tidak melihat sekitar," ujar Abigail parau sambil berjongkok untuk mengambil dokumennya. Ia dengan sengaja membuat pria itu menatap bra renda hitamnya yang telah ia persiapkan khusus untuk hari itu.

Tidak mendengar apa pun dari pria itu, Abigail mendongak. Dan semua terjadi begitu saja, dia tidak sengaja mencium bibir pria itu karena ternyata pria itu sedang membungkuk mengamati wajahnya.

"Whoa! Ciuman pertamaku hari ini! Kau tahu apa? Kau adalah gadis yang beruntung! Lain kali hati-hati atau kau harus membayar harganya!" kicau pria itu dengan senyum menawan. Dia sekali lagi menatap bra Abigail sebelum akhirnya melangkah masuk dan meninggalkannya.

Abigail buru-buru mengancingkan kembali kemejanya setelah pria itu menghilang dari balik pintu kaca. Pria itu adalah Noah Zimmerman, 33 tahun. CEO Z-Inc yang merupakan perusahaan raksasa yang bergerak di bidang teknologi. Dia adalah sasaran empuk yang telah dia incar sejak lama.

"Selamat pagi, lantai berapa?" tanya resepsionis secara profesional. "76th, saya ada janji dengan Martha Hart dalam lima belas menit," kata Abigail, tangannya terulur untuk menunjukkan email yang diterimanya dari Z-Inc.

Resepsionis itu sibuk mengetik di komputernya, lalu beberapa saat kemudian dia menyerahkan kartu akses kepada Abigail.

"Lift nomor 4," katanya sambil menguap mengantuk. "Terima kasih!" kata Abigail dengan riang, dia mengalungkan lanyard yang diukir dengan Z-Inc Visitor di lehernya dan kemudian berjalan dengan langkah tegas menuju lift nomor 4.

Beberapa menit kemudian dia sudah berada di ruang tunggu wawancara bersama lima orang lainnya yang menjadi rivalnya. Tidak ada yang mempersiapkan wawancara sebaik Abigail, dia lebih dari siap. Dia tidak peduli apapun yang terjadi ia harus diterima hari itu atau kesempatannya untuk balas dendam akan hilang begitu saja.

"Abigail Scott!" teriak seseorang dari seberang ruangan. dia segera berdiri dan berjalan dengan percaya diri menuju pintu.

“Hai, saya Martha Hart, direktur SDM di kantor ini,” Seorang wanita paruh baya dengan rambut disanggul rapi mengulurkan tangannya ke arahnya.

"Abigail Scott, terima kasih atas undangannya," jawabnya sambil menjabat tangan Martha dengan erat.

"Hmmm bagaimana lagi, Anda lulus tiga tahap ujian yang kami berikan, kami tidak memiliki alasan untuk tidak memasukkan Anda ke dalam daftar undangan wawancara. Silakan duduk Miss Scott," Martha menjatuhkan diri di kursi dan segera fokus pada berkas di tangannya.

"Terima kasih," Abigail duduk di kursi dengan punggung tegak, dia tidak akan membiarkan Martha Hart melihat sedikitpun kekurangannya.

"Jadi Anda lulus dari Sekolah Bisnis Harvard?" Martha bergumam, menganggukkan kepalanya.

"Ya, Bu," kata Abigail, berusaha tidak terdengar sombong.

"Mengapa? Mengapa Anda ingin menjadi sekretaris Noah Zimmerman daripada memulai bisnis Anda sendiri?" tanya Martha, menatap mata Abigail.

Abigail tersenyum kecil, "Saya ingin belajar dari yang terbaik!" katanya dengan percaya diri.

Martha Hart menyeringai, menutup file di tangannya.

“Kalau begitu Anda dapat langsung melakukan wawancara dengan user tersebut,” ucapnya santai.

"Maaf, bagaimana maksud Anda, Bu? User? Maksud Anda Mr. Zimmerman? Apakah saya akan langsung bertemu dengan Mr. Zimmerman?" kata Abigail tak percaya.

"Tentu saja! Ikutlah denganku sekarang!" Martha bangkit dari kursinya dan berjalan cepat dengan stiletto hitamnya menuju pintu, di belakangnya Abigail mengikuti dengan seringai kemenangan di wajahnya. Dia sudah selangkah lebih dekat ke tujuannya.

*****

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • MILIARDER TAMPAN ITU SUAMIKU   Si Teman

    "Aby, apa kau baik-baik saja? Kau terlihat sangat terkejut?" tanya Noah, menundukkan pandangannya untuk melihat wajah Abigail yang pada saat itu masih bersandar di pundak Noah.Abigail tertawa, "Tidak, aku hanya mencoba tetap terjaga, aku benar-benar mengantuk," ucapnya, berbohong. Tentu saja, dia terkejut, Zachary Smith di New York City, apa yang dia lakukan disini? Mengapa dia tidak memberi tahu Abigail? Apakah Zach mencoba menusuknya dari belakang?Noah tersenyum, tangannya bergerak untuk menyentuh pipi halusnya.Beberapa menit kemudian mobil berhenti di depan gedung apartemen Abigail, "Oke, sampai jumpa besok di kantor?" kata Abigail setelah meluruskan tubuhnya. Noah tersenyum, "Yeah, sampai jumpa besok di kantor sebagai bos dan sekretaris?" candanya, mengingatkan Abigail tentang pembicaraan mereka tentang hubungan backstreet mereka.Abigail mendengus tertawa, "Beritahu aku jika kau sudah sampai Penthouse, selamat malam!" ucapnya sambil menggaruk belakang lehernya dengan gugup, di

  • MILIARDER TAMPAN ITU SUAMIKU   Setengah Berbohong

    "Dia bahkan menyewa semacam event organizer untuk memastikan agar semua pertunjukan sandiwara itu berjalan dengan lancar dan tahukah kau siapa yang menyediakan semua itu?" kata Noah yang masih terlihat terkejut terkejut.Abigail menggeleng, dengan fokus menatap wajah Noah."Dumb Dummy, konyol bukan? Aku sudah terjebak dua kali dengan aplikasi yang menyediakan semua hal palsu itu," kata Noah, merasa sangat bodoh. "Seharusnya au mendengarkanmu dari awal..." ia menggenggam tangan Abigail dan meremasnya dengan lembut.Abigail tercengang, dia memang mengira kalau Beatrice berbohong, tetapi ia tidak menyangka bahwa Beatrice benar-benar merencanakan semuanya dengan begitu hati-hati bahkan dia menyewa seorang pengatur acara khusus untuk dramanya itu."Sepertinya dia benar-benar ingin bersamamu..." bisik Abigail sambil melirik tangan Noah yang masih memegang tangannya.Noah mendengus, "Ya! Ia pasti belum puas dengan apa yang telah ia lakukan kepadaku, sepertinya itu telah menjadi semacam obses

  • MILIARDER TAMPAN ITU SUAMIKU   Satu Kosong

    "Henry, kau tidak tahu apa yang kau bicarakan!" ucap Laura Zimmerman dengan tajam sambil menatap suaminya yang sama sekali tidak terpengaruh oleh kata-katanya.Henry mengangkat bahu, "Laura sayang, kau sudah menjodohkan Noah dengan hampir semua anak perempuan dari konglomerat di Amerika yang masih lajang dan tak satupun dari mereka menarik perhatiannya, mungkin ini adalah saat yang tepat untukmu berhenti," katanya dengan dua alis terangkat. Abigail tidak pernah mengharapkan bahwa Henry Zimmerman-lah yang akan membukakan pintu untuknya.Laura melipat tangan di depan dadanya, masih tidak setuju dengan suaminya. "Kau, keluarlah dari sini! Aku perlu bicara dengan suamiku! Pertemuan ini sudah selesai!" dia berkata dengan kasar, mengusir Abigail sambil mengibaskan tangannya yang dihiasi oleh cat kuku warna hijau tua.Abigail tidak mengatakan apapun, dengan cepat ia menutup laptopnya lalu bangkit berdiri. "Sebelum aku pergi, aku ingin kalian mengetahui sesuatu," katanya dengan tegas. Gertaka

  • MILIARDER TAMPAN ITU SUAMIKU   Henry & Laura

    “Bolehkah aku ke toilet sebentar? Aku sudah menahan pipis dari tadi,” kata Abigail berusaha keras menutupi kegugupannya. Martha mencibir, lalu mengangguk, dia menoleh ke arah Donna, "Ikuti dia, jangan biarkan dia lolos atau Nyonya Zimmerman akan membunuhku," ucapnya ketus. Donna hanya nyengir lalu segera mengikuti Abigail yang berjalan cepat di depannya."Astaga, Aby! Kau akan diserbu! Kau sudah siap?" celoteh Donna saat mereka berada di toilet wanita, tak ada seorang pun di sana kecuali mereka. Abigail mengangkat bahunya "Siap atau tidak aku harus menghadapinya" jawabnya lalu menghilang di balik pintu toilet. Tidak, dia sedang tidak ingin buang air kecil, dia hanya perlu waktu untuk menenangkan diri. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia akhirnya berkesempatan melihat dalang pembunuhan ayahnya dari dekat. Seluruh tubuhnya terasa dingin, dia merasa sangat gugup hingga dia takut dia tidak bisa mengendalikan dirinya nanti."Aby? Apa kamu baik-baik saja?" Donna mengetuk pintu kama

  • MILIARDER TAMPAN ITU SUAMIKU   Kunjungan Dadakan

    "Abby!" teriak Donna saat Abigail sedang berjalan menuju lobi kantor. Abigail menoleh, tersenyum pada satu-satunya orang yang mendukungnya di Z-inc. "Hei, pagi!" katanya ringan. Donna melihat sekeliling mereka, memastikan tidak ada yang menguping mereka, saat yakin tidak ada orang yang mempedulikan mereka, dia bertanya dengan rasa ingin tahu, "Bagaimana? Apa yang dilakukan Tuan Zimmerman dan wanita itu di The Ritz?" 'Dia tidak bersikap baik padamu, dia hanya sangat penasaran dengan urusanmu!' desis Bee sebelum Abigail sempat menjawab. Awalnya Abigail ingin menceritakan pada Donna tentang apa yang terjadi pada hubungannya dengan Noah, namun mendengar perkataan Bee membuatnya berubah pikiran. “Entahlah, mungkin mereka perlu membicarakan sesuatu,” kata Abigail sambil mengangkat bahu."Di lobi The Ritz?" Donna bertanya sambil mengangkat satu alisnya.“Iya, menurutku mereka hanya mengobrol di lobi karena setelah itu Noah kembali ke Penthouse,” ucap Abigail, tepat saat itu lift terbuka

  • MILIARDER TAMPAN ITU SUAMIKU   Beatrice Si Licik!

    Butuh beberapa detik hingga Abigail akhirnya mencerna perkataan Noah. Dia mendengus, "Kau yakin ini bukan salah satu rencana Beatrice untuk membuatmu kembali padanya?" serunya, dengan mata terbelalak tak percaya. Noah terperangah, dia menggeleng "Aku tidak menyangka kau akan bereaksi seperti itu, kau terdengar seperti orang yang tidak punya empati terhadap orang lain," ucapnya tersinggung.“Aku akan bereaksi berbeda jika aku tidak tahu tentang tes kehamilan palsu yang dia tunjukkan padamu sebelumnya,” kata Abigail sinis, dia benar-benar tidak memikirkan bagaimana Noah akan menilainya, dia muak dengan omong kosong tentang Beatrice Miller. Wanita itu benar-benar tahu cara membuat Noah khawatir, lagipula mereka sudah menjalani hubungan bodoh itu sejak mereka duduk di bangku SMA, itu membuat mereka terikat satu sama lain dan tugas Abigail adalah memisahkan mereka!Noah menghela nafas panjang, dia berdiri, berjalan mondar-mandir sambil memegangi rambutnya. "Kau tidak mengerti! Aku melihat

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status