Home / Thriller / MISTERI KEMATIAN SANG BRIGADIR / PRIA MISTERIUS TEWAS DI GEDUNG TUA

Share

PRIA MISTERIUS TEWAS DI GEDUNG TUA

Author: Seccomander
last update Last Updated: 2023-06-22 09:40:04

Jonathan menatap langit yang malam itu semakin menghitam. Dan hujan pun telah turun dengan lebatnya. Tetapi, sudah sejak kemarin Ikhsan tidak ada kabarnya. Ponselnya pun tidak bisa dihubungi. Sedangkan beberapa rekannya yang coba dihubungi Jo juga tidak mengetahui keberadaan sang kakak.

Sialnya Jo tidak tahu di mana keberadaan Ikhsan kini. Dia menghilang tanpa jejak. Kabarnya pun tidak diketahui siapapun. Ponselnya kini tidak lagi bisa dihubungi.

Jonathan tahu tidak seharusnya ia begitu mengkhawatirkan keadaan Ikhsan. Saudara lelakinya itu type yang suka kebebasan. Dia tidak suka aturan yang membuatnya tersiksa sendiri.

Tapi, entah kenapa malam ini ia begitu cemas memikirkan keadaan saudaranya itu. Kecemasan yang begitu besar dirasakan Jo. Maklum saja, sajak kedua orangtuanya meninggal, Jo hanya tinggal berdua dengan Ikhsan di Jakarta. Sedangkan kedua saudara perempuannya berada di Natuna dan bekerja di sana.

Bagi Jo, hanya Ikhsan saudaranya yang paling dekat. Tidak ada yang lain. Hanya Ikhsan yang selalu menjaganya dan bahkan selalu memberinya uang dan barang mewah walaupun dia sudah sama-sama bekerja di bidang yang sama.

Angin berhembus kencang diiringi hujan yang semakin lebat. Sesekali ada kilatan petir yang datang. Cuaca di luar malam itu terasa dingin. Jo pun berinisiatif untuk menutup jendela kamar kostnya itu agar hembusan angin tidak masuk ke dalam.

Jonathan pun menyalakan pemanas ruangan yang dimilikinya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa berwarna abu itu sambil membuka laptopnya.

Jo pun membuka file foto keluarganya dua tahun silam. Masih ada kedua orangtuanya yang begitu bahagia. Walai kedua orangtuanya dan dirinya mulai mencurigai pekerjaan 'kotor' Ikhsan. Jo sedang merindukan keluarganya malam ini. Hanya melihat foto-foto kenangan inilah yang bisa dilakukan demi melepas sedikit kerinduannya.

"Ah, kenapa jadi begini sih?"

Jonathan sebenarnya sudah punya rencana untuk makan malam bersama dengan kakak lelakinya itu. Jo pun sudah menyiapkan beberapa makanan kesukaan Ikhsan. Sejak pertengkaran demi pertengkarannya dengan sang kakak, Jo ingin meminta maaf dan berdamai dengan keadaan Ikhsan. Mungkin dia terlalu jauh ikut campur kehidupan kakaknya. Jo mulai merasa bersalah.

"Kamu tidak bisa mengerti perasaan ibu sama bapak. Perasaan kami mengetahui pekerjaan kotormu itu. Itu haram, Bang!" seru Jo malam itu ketika terlihat pertengkaran sengit.

"Kalian yang tidak mengerti perasaanku, Jo. Memangnya selama ini siapa yang membiayai semua kebutuhan kalian? Kuliah kamu, Anjani. Siapa, Hah?!" pekik Ikhsan yang meradang karena dihakimi sang adik.

Jonathan semakin cemas karena sudah tiga kali dia mencoba menghubungi Ikhsan, tapi tidak juga direspon. Jo pun sudah mengirimkan banyak pesan, tapi jangankan dibalasnya. Pesannya pun belum dibaca hingga saat ini.

Tidak ada hal lain yang diinginkan Jo selain meminta maaf pada Ikhsan. Jo sangat menyesali kata-katanya karena telah menyakiti hati sang kakak.

Kali ini Jonathan tidak lagi bisa membendung airmatanya. Ia kembali teringat saat ia berada di titik terendah hidupnya. Ikhsanlah yang selalu berada untuk menguatkannya. Terlepas pekerjaan kotornya, Jo pun sudah berusaha mengingatkannya. Tapi Ikhsan tetap dengan pilihan hidupnya yang sekarang.

Jonathan pun menghela nafas dan menyeka airmatanya. Dia tidak ingin terombang-ambing dengan perasaannya sendiri.

.....

Jonathan menatap ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Tetapi, Ikhsan belum juga muncul dan tidak diketahui keberadaannya. Jo pun menghela nafas dalam. Ia kembali mengambil ponselnya dan mencoba kembali menghubungi Ikhsan.

"Halo, aku sedang tidak ada di tempat. Silakan tinggalkan pesan kalian, nanti aku hubungi kembali. Thank you.' Nomor Ikhsan belum juga bisa dihubungi. Membuat Jo semakin gelisah.

"San, ke mana kamu? Jangan membuatku tidak tenang seperti ini," desah Jonathan.

Kecemasan dan kekhawatiran Jo semakin meningkat tajam karena tidak biasanya kakak lelakinya itu menghilang seperti ini. Jo cemas karena hanya Ikhsanlah keluarga yang ia miliki sekarang. Jo pun mencoba kembali menghubungi nomor Ikhsan, tetapi hasilnya nihil. Ikhsan belum juga memberi kabar.

"Ikhsan, kamu ke mana?"

....

Emily terbangun karena suara dering telepon yang berdering tiada henti. Ada seseorang yang menelepon. Itu pasti Ikhsan, pikir Jo. Tentu saja Jo pun langsung menuju meja di mana ia meletakkan ponselnya. Bergegas cepat Jo langsung meraih ponselnya.

Namun, Jo dibuat terkejut saat melihat nomor yang tertera di layar ponselnya bukanlah nomor Ikhsan. Tetapi, nomor seorang rekannya sesama anggota kepolisian. Jo pun bergegas mengangkatnya dan mulailah ia tersambung dengan Wiranata. Seorang rekannya sesama anggota.

Wira pun mulai bercerita. Menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Jonathan seperti tidak berada di alam nyata. Ini sepertinya sebuah mimpi. Jo berharap ini ilusi semata, tapi nyatanya ini adalah nyata.

Ponsel itu masih menempel di telinga Jonathan dan suara bising bariton terdengar jelas di telinga Jonathan.

Apa yang dikatakannya? Ikhsan ditemukan tewas mengenaskan di sebuah gedung tua di area komplek Husada Permai. malam itu?

bersambung ....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MISTERI KEMATIAN SANG BRIGADIR    PELUKAN HANGAT IBU || TAMAT

    Wiranata kembali mencari jalan keluar untuk mengejar Baskara yang sudah membawa Balqis. Ibu kandungnya. Melalui Himawan, rahasia itu akhirnya dibuka kembali. Himawan yang juga kawan lama Pak Harry dan Namira yang dikenal Wira sebagai orangtua kandungnya.Di sebuah cafe malam itu Himawan akhirnya memutuskan memberitahu soal rahasia ini. Agar Wiranata tidak lagi salah melangkah ke depannya. Sudah waktunya bagi Himawan membuka misteri ini."Wira, orangtua kandungmu sebenarnya masih hidup. Dia ada di sekitarmu. Selalu memperhatikan perkembangan kamu sejak dulu," tutur Himawan membuka percakapan."Apa maksud anda?" tanya Wira yang syok. Ia pun tidak percaya begitu saja apa yang dikatakan Himawan."Ya, namanya Balqis Soraya. Dia adalah sahabat baik Namira dan Harry. Sahabatku juga. Ceritanya panjang, sampai akhirnya dia menitipkan kamu dengan Harry dan Namira. Yang jelas, itu dilakukannya demi menyelenggarakan nyawamu!" tegas Him."Menyelamatkan nyawa saya?" tanya Wira. Kali ini ia lebih be

  • MISTERI KEMATIAN SANG BRIGADIR    SAKSI KUNCI

    Baskara pun terdesak. Kini ia dikelilingi para polisi yang pistolnya telah tertuju padanya. Dalam hitungan detik, mungkin peluru-peluru itu telah tembus ke dadanya."Lepaskan dia!" teriak Wiranata."Diam! Jangan ada yang bergerak. Jika ingin wanita ini selamat, biarkan aku pergi. Aku tidak mau dipenjara. Jika kalian nekat, perempuan tua ini akan mati!" hardik Baskara. Pria itu menodongkan pistolnya tepat di kepalanya.Wiranata pun tidak mau mengambil resiko. Ia pun meminta anak buahnya itu menjatuhkan senjatanya. Wira pun memberi jalan pada Baskara untuk meninggalkan tempat itu. "Komandan, kenapa kita lepaskan dia? Padahal kita sudah kerja keras untuk mencari keberadaannya?" ujar Leon. Anak buah Wira yang juga ikut menangani kasus pembunuhan Ikhsan."Jika wanita itu ibumu, apa kau akan tetap bersikap seperti ini Leon? Apa kau tidak ingin menyelamatkan nyawa ibumu?" tutur Wira lirih.Leon tertundukBaskoro yang selama ini tertawan akhirnya berhasil dievakuasi. Tubuhnya yang sudah rent

  • MISTERI KEMATIAN SANG BRIGADIR    PENANGKAPAN MAFIA

    Balqis berjalan perlahan meninggalkan pemakaman itu. Hatinya sudah tidak sanggup lagi berdekatan dengan Wiranata. Anak yang sudah sangat dirindukannya itu.Memasuki mobilnya, Balqis pun langsung meminta supirnya itu segera meninggalkan area pemakaman dan. pulang ke rumah megah itu. Rumah yang sudah belasan tahun ia tinggalkan.Akhirnya, rumah ini ia jejaki kembali. Ada rasa cemas,takut. Trauma itu malah melekat erat di ingatannya. Entah apa yang terjadi, ia berharap bayangan itu tidak lagi muncul di benaknya."Rumah ini masih seperti yang dulu. Apa aku harus tinggal di sini lagi?" ucap Balqis. Rasanya masih berat ia langkahkan kakinya memasuki pintu utama."Selamat datang kembali, Nyonya. Senang bisa melihat anda kembali." Sashihara, asisten kepercayaan Baskoro itu akhirnya muncul. Menyambut kedatangannya."Terimakasih, Sashi. Apa kabarmu?" tanya balik Balqis."Seperti yang nyonya lihat. Saya masih sehat dan baik-baik saja. Oh ya, saya sudah siapkan hidangan makan malam yang lezat bua

  • MISTERI KEMATIAN SANG BRIGADIR    ANAKKU, AKU IBUMU

    POV BALQIS Malam itu perempuan berusia 27 tahun itu berlari ditengah hujan yang deras. Petir saling bersahutan. Tubuhnya telah basah, ia pun mulai menggigil kedinginan. Namun, satu tujuannya. Ia harus menyelamatkan anak yang baru dilahirkannya."Ya Allah, tolong hamba. Selamatkan hamba dan anak hamba dari perbuatan jahat mereka ...." ucap Balqis lirih.Balqis Soraya. Wanita yang telah dipersunting sepupunya sendiri itu baru saja melahirkan dalam hitungan jam. Namun, ia harus menguatkan dirinya demi menyelamatkan sang putra yang akan dibunuh oleh suaminya sendiri."Anakku laki-laki lagi? Gila! Aku butuh anak perempuan!" hardik Baskoro, suami Balqis yang dikenal sebagai mafia yang sangat ditakuti."Sudah 3 anak dan semuanya laki-laki. Aku ingin anak perempuan, Balqis! Ah, kau ini hanya bawa sial dalam hidupku. Lebih baik kuhabisi saja nyawa kalian!!!" hardiknya.Balqis yang baru melahirkan, bahkan tenaganya yang sudah terkuras banyak pun belum pulih. Tidak ada makanan yang masuk, tapi

  • MISTERI KEMATIAN SANG BRIGADIR    BUKTI BARU

    "Ingat baik-baik ya, Nak. Balaskan dendam kematian orangtuamu dan adikmu. Nyawa harus dibayar dengan nyawa ...."Pesan itu masih terngiang jelas dibenak Wiranata. Nyonya Miranti sebelum kematiannya menitipkan sebuah pesan. Pesan mendalam itu ditinggalkannya karena hatinya yang belum ikhlas atas kematian anak mantu dan cucunya."Tapi apa yang harus kulakukan, Nek?" tanya Wiranata. Saat itu usianya baru menginjak 20 tahunan. Wira pun bingung harus berbuat apa. Tidak ada sanak keluarga yang akan membantunya. Hanya nenek lah satu-satunya keluarganya yang tersisa dan sedang dalam kondisi kritis.Namun, itu beberapa tahun silam. Berkat kegigihannya, kerja kerasnya. Ia berhasil masuk ke instansi tempat si pembunuh itu bekerja. Ya, pembunuh itu adalah seorang penegak hukum, sama seperti kedua orangtuanya.Beberapa tahun lalu, pihak kepolisian berhasil mengungkap penyebab kematian kedua orangtuanya. Awalnya diduga kecelakaan, tapi nyatanya bukan kecelakaan murni. Ada sabotase di sana. Hingga

  • MISTERI KEMATIAN SANG BRIGADIR    FINAL

    Perjalanan ini mulai mendekati titik akhir. Setelah menjalani proses persidangan yang panjang. Berbelit-belit dan penuh intrik drama, akhirnya hari ini jadi titik akhir perjalanan panjang itu. Hari ini sidang keputusan final atas kasus kematian Ikhsan. Para terdakwa akan diputus hari ini. Apakah bisa terbebas ataukah harus menjalani hukuman sesuai perbuatan mereka."Gimana, Jos, sudah siap?" tanya Martin, pengacaranya saat bertemu di ruang tunggu. "Saya pasrah om. Semoga hasilnya tidak memberatkan saya," jawab Joshua.Satu persatu memasuki ruang sidang. Giliran pertama adalah pembacaan keputusan untuk Mahesa. Si tokoh utama yang juga menjerat banyak anggota instansinya karena ikut terlibat menutupi kasus yang tengah berjalan." .... menjatuhi saudara Danantya Mahesa dengan hukuman MATI ...."Suara riuh yang ada di ruang persidangan pun membuat ricuh. Hingga palu hakim harus terdengar agar suasana tetap aman terkendali.Bukan hanya keluarga korban yang saat itu ikut hadir yang sangat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status