Humming of Death

Humming of Death

last updateLast Updated : 2025-08-12
By:  SILANUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
7Chapters
6views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Saat berusia 12 tahun, Piero menyaksikan kakaknya dibunuh oleh lima orang. Dendam itu ia bawa hingga dewasa, di usia ke-18 tahun ia telah menjadi pembunuh untuk pertama kalinya yang membawanya masuk ke penjara. Namun, setelah ia keluar dari penjara, ia kembali memburu empat orang yang terlibat lainnya, membunuh mereka satu per satu. Puncaknya, ia harus menghadapi Garrett, pengedar narkoba kelas kakap sekaligus dalang utama kematian kakaknya, disinilah pertarungan hidup dan mati yang menentukan apakah Piero akan bertahan membalaskan dendamnya atau ia kalah dalam medan pertempuran.

View More

Chapter 1

Bab 1

"Kau bebas mulai hari ini."

Suara dentang pintu besi yang berat menggema di lorong sempit penjara remaja. Derap langkah pelan menyertai bunyi itu, seorang remaja pria berjalan keluar dari ruang tahanan, mengikuti sipir yang mempersilahkannya berganti pakaian. Wajahnya muda, tapi sorot matanya keras dan penuh luka masa lalu.

Hari ini, setelah setahun menghabiskan masa tahanan di balik jeruji besi, Piero akhirnya menghirup udara bebas. Tapi kebebasan baginya bukan akhir, melainkan awal dari sesuatu yang jauh lebih gelap.

“Kau masih muda. Jalani hidupmu dengan benar. Jangan ulangi kesalahan yang sama, Nak,” ucap seorang sipir tua, menatapnya dengan nada tulus.

Piero tidak menjawab. Tatapannya tajam, dingin, namun bibirnya menyunggingkan senyum tipis yang entah bermakna syukur… atau ironi. Ia berganti pakaian tanpa sepatah kata, lalu melangkah keluar, meninggalkan suara pintu besi yang tertutup perlahan di belakangnya.

Begitu kaki menjejak tanah di luar, udara musim semi langsung menerpa wajahnya. Harum bunga bercampur aroma tanah basah, tapi Piero tak sempat menikmatinya. Sebuah mobil hitam berhenti tepat di depannya.

Seorang pria keluar, melemparkan sebuah jaket kulit hitam ke arahnya. “Kau sudah bebas,” katanya. “Mau makan enak dulu?”

Piero menangkap jaket itu, lalu mengenakannya dengan tenang. Ia masuk ke dalam mobil tanpa bicara banyak, hanya mengangguk pelan. Mobil itu melaju menjauh, meninggalkan dinding dingin penjara yang telah menjadi rumah sementaranya selama setahun terakhir.

Di dalam mobil, dunia luar berkelebat di balik kaca jendela. Tapi yang berputar dalam benak Piero bukan pemandangan jalanan atau langit biru, melainkan ingatan tujuh tahun silam.

Saat ia baru berusia dua belas tahun… saat ia menyaksikan sendiri kakak laki-lakinya disiksa dan dibunuh oleh sekelompok remaja. Suara tawa, teriakan, dan tubuh yang tak lagi bernyawa itu masih terpatri kuat dalam pikirannya. Ia mengingat satu per satu wajah pelaku. Dan ia juga mengingat satu hal lagi.

Ia tidak sempat menyelamatkan kakaknya. Tapi ia bersumpah akan membalaskan dendamnya.

Tahun lalu, satu dari mereka sudah merasakan apa yang dirasakannya, rasa takut, luka, dan kematian. Tapi masih ada empat nama tersisa. Empat wajah yang terus menghantui tidurnya. Empat orang yang masih tertawa bebas, seolah tak pernah melakukan dosa, mereka masih berkeliaran di luar sana.

Piero memejamkan mata, lalu membuka kembali. Matanya tajam, penuh nyala tekad yang dingin dan nyaris tak berperasaan.

“Aku belum selesai. Dendamku masih utuh. Dan kalian… kalian akan membayar semuanya. Nyawa... harus dibalas dengan nyawa.”

Mobil terus melaju, membawa Piero pada kehidupan barunya.

"Kau yakin tidak ingin pulang di kediaman keluarga Dawson?" tanya Luke, sahabatnya.

Piero menoleh, lalu menggeleng. "Aku tidak ingin melibatkan keluargaku ke dalam masalahku, cukup antar aku di apartemen lamaku, sementara aku akan tinggal disana."

Luke hanya mengangguk, tidak protes sama sekali.

**

Malam menurunkan sunyinya ke kota yang dingin, sementara di lantai atas sebuah gedung apartemen, suara jaket kulit yang dilempar kasar ke atas ranjang memecah keheningan. Piero baru saja kembali. Apartemen itu masih sama seperti dulu, bersih, teratur, tak ada debu menempel di perabotnya. Jelas, seseorang rutin datang merawatnya selama ia berada di balik jeruji. Mungkin perintah dari adik ayahnya. Tapi Piero tak peduli.

Tempat ini hanya persinggahan. Ia tak berniat berlama-lama.

Dengan gerakan lelah, Piero menjatuhkan tubuhnya ke kasur. Spring bed empuk itu langsung menyambut tubuh kekarnya, dan untuk pertama kalinya dalam setahun, ia bisa berbaring tanpa dinding dingin dan kasur yang tidak nyaman.

Ia memejamkan mata. Satu lengan terangkat, menutupi keningnya. Ada kesunyian yang menyergap, tapi pikirannya tak diam.

“Tenang saja, Henry…” bisiknya lirih ke udara kosong, “...dirimu akan beristirahat dengan tenang setelah aku mengantarkan mereka menyusulmu ke alam baka. Nanti kau bisa melanjutkan tugasku untuk mengeksekusi mereka di sana."

Ia membuka matanya perlahan, bangkit, lalu melepas kaus dari tubuhnya. Udara malam menyentuh kulitnya yang dipenuhi otot terlatih. Di depan cermin besar yang terpasang di dinding, ia menatap bayangannya sendiri.

Satu tahun terakhir bukan hanya tentang bertahan hidup di dalam penjara, tapi membentuk kekuatan fisik yang dibutuhkan untuk balas dendam. Hasilnya tampak jelas di tubuhnya, kekar, tegas, dan siap menghancurkan siapapun yang menghalangi jalannya.

Namun, Piero tahu… otot saja tidak cukup. Dunia di luar penjara lebih rumit. Ia butuh rencana. Butuh strategi. Dan yang paling penting, ia butuh anggota yang bisa membantunya.

“Aku tidak bisa sendirian. Untuk menjatuhkan empat bajingan itu, aku butuh kelompok anak-anak liar, para pengacau kota, yang tak peduli hukum, yang bisa kupoles, kugunakan, dan kulempar ke medan api.”

Ia memutar lehernya, tulangnya berbunyi. Tatapannya berubah dingin, penuh arah dan niat. Dendam di dadanya masih menyala, dan kini tubuhnya siap menjadi senjata.

Langkah pertamanya sudah dimulai… ia pastikan, tidak akan ada satupun orang yang terlibat dalam pembunuhan kakaknya lepas, mereka harus menanggung akibatnya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
7 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status