Alexa dan Leo berada di deretan sejumlah kendaraan yang berjejer di lampu merah. Di bawah teriknya sinar mentari yang terasa membakar kulit, Alexa mengipas wajahnya dengan tangan. Kepala dan matanya tak diam mengawasi sekitar, berharap akan menemukan pedagang asongan yang menawarkan minuman dingin kepadanya.
Matanya membulat ketika tak sengaja
melihat pria yang berada di dalam mobil berwarna hitam yang berada tak jauh di depan nya. Kebetulan pria itu membuka jendela mobil nya ketika mereka berada di lampu merah. Mengenakan kacamata hitam dan pandangannya fokus kedepan.
Hampir saja Alexa berteriak, jika tidak segera mengontrol diri. Pria itu adalah cowok yang selalu ia intai diam-diam selama ini. Yang selalu menghiasi mimpi nya dan selalu saja berhasil membuat konsentrasi nya belajar buyar hanya karena wajah dingin pria itu selalu muncul tiba-tiba.
"OMG ganteng banget." Alexa menepuk pundak kakak nya.Karena saat ini ia masih berada diatas motor yang di kendarai kakak nya.
"Apaan sih dek, baru sadar kalo kakak ganteng." Sahut Leo tanpa menoleh."Dih, dasar kang cilok. Siapa juga yang ngomongin kakak." Cibir Alexa tanpa mengalihkan pandangannya dari cowok incaran nya yang berada tak jauh di depan nya."Jadi siapa? tukang koran?" Ketus Leo."Apaan sih kak, gaje banget deh.""Kamu tuh yang gaje.""Dihh, cantik cantik gini di bilang gaje." Ucap Alexa tak mau kalah."Dih, cantik apaan. Jelek iya." Ledek Leo, ia sangat suka menjahili adik nya. Meski begitu, sebenarnya ia sangat menyayangi adik semata wayang nya ini."Dih kakak jahara.""Ihh, apaan pula itu jahara.""Auk ah, gelap." Rajuk Alexa seraya menggembung kan pipi nya."Dih, ngambekan.""Budu.."Leo hanya menggeleng kan kepala seraya tersenyum melihat tingkah adik nya yang sangat menggemaskan. Hingga ketika lampu lalu lintas telah berubah menjadi hijau, Leo langsung tancap gas tanpa memberi aba-aba. Membuat Alexa yang tak berpegangan terkejut dan berteriak karena ia hampir saja jatuh ke belakang."Aaaa... kakak !!" Teriak nya kencang, hingga membuat orang-orang yang berada di sana menoleh ke arah mreka. Tak terkecuali sang pria pujaan Alexa.Karena kini motor yang di kendarai Leo posisinya berada jauh lebih dekat dengan mobil pria itu.Alexa memegangi dada nya, sungguh ia sangat shock akibat ulah kakak nya.Sedangkan Leo hanya terkekeh, dan terus melajukan motor sport nya."Kakak jahat sama Alexa..!!" Teriak nya tanpa memperdulikan tatapan mata orang sekitar."Maaf dek, habis nya kamu bengong sih."Alexa tak menyahut, dan terdengar isakan tangis dari gadis itu membuat Leo merasa sanagt bersalah. Ia segera menepikan motor nya ke pinggir jalan yang agak sepi. "Dek, kamu nangis?" Tanya Leo setelah motor nya berhenti. Ia menoleh kebelakang untuk melihat keadaan adik nya.Alexa masih tak menyahut, kedua telapak tangan nya menutup wajah. Dadanya naik turun menahan tangis."Dek, maafin kakak ya. Kakak nggak bermaksud begitu." Ujar Leo dengan wajah yang merasa bersalah.Masih tidak ada sahutan dari adik nya itu, hingga Leo turun dari motor berinisiatif untuk memeluk.Alexa hanya menangis, sungguh ia sangat shock. Takut jika ia benar-benar jatuh terjengkang ke belakang, dan ia tak bisa membayangkan bagaimana akhirnya."Maafin kakak ya, kakak bandel. Kakak jahat, kakakmu yang jelek ini keterlaluan. Maaf ya.." Bujuk nya seraya mengelus punggung Alexa."Kakak emang jahat, kakak jelek dan sangat keterlaluan!! kakak jelek !! kakak jelek..!!" Teriak Alexa di sela tangis nya."Iya, kakak tau. Tapi jelek nya jangan di ulang-ulang dong, kan makin jelek.""Kakak kan memang jelek..!!""Iya tau, kakak emang jelek. Tapi jangan di tegasin juga kali." Canda Leo hingga membuat Alexa tersenyum. Ia menurunkan telapak tangan yang semula menutupi wajahnya."Nah gitu dong, kalo senyum kan cantik." Goda Leo."Emang Alexa cantik, wleeek.." Alexa menjulurkan lidahnya. Jemari lentik nya menghapus sisa air mata yang berada di pipi nya. Leo membantu membersihkan wajah Alexa dengan penuh kasih."Dasar anak manja..!! cengeng. Gitu aja nangis. Gimana mau di ajakin balapan." Cibir Leo seraya kembali menaiki motor dan akan menjalankan motor itu kembali ke jalanan."Ihh kakak. Kakak balapan ya? Alexa aduin mama baru tau rasa." Ancam nya."Dasar pengadu.""Balapan itu nggak baik kak, nanti kalo kakak jatuh gimana? Mama pasti sedih banget.""Hadehh... jiwa Mak mak nya mulai deh keluar.""Apaan sih, orang serius juga.""Iya iya, Mak Mak bawel." Leo kembali menjalankan motor nya, kali ini ia pelan-pelan karena takut adik manja nya ini akan kembali menangis gegara shock.________Setibanya dirumah, Alexa segera masuk dan mengucapkan salam. Tapi tak ada yang menyahut."Mama kemana ya kak?" Tanya nya pada Leo. Sedangkan Leo hanya mengangkat bahu menandakan jika ia juga tidak tahu.Alexa menuju dapur diikuti oleh Leo, tenggorokan nya sangat haus dan saat ini ia butuh jus segar.Ketika sampai di dapur, matanya membulat mendapati mom dan Dady nya sedang bermesraan. Refleks Alexa menutup kedua matanya dan segera membalikkan tubuhnya. sedangkan Leo hanya tersenyum usil."Come on mom, dad. Kami sudah pulang pun kalian tidak tau?""Astaga." Mommy segera mendorong Dady nya kebelakang. Merasa malu di pergoki oleh kedua anak nya."Maaf kan mommy sayang, mom tidak mendengar kalian." Sesal nya seraya mendekati anak-anak nya yang terlihat lelah. Alexa pun kembali membalikkan tubuhnya, dengan senyum yang telah mengembang."Ahh kalian berdua mengganggu saja." Canda Dady seraya meneguk segelas air putih yang diambil nya dari kulkas.Sedangkan Leo dan Alexa hanya terkekeh melihat tingkah kedua orang tua mereka."Mom, bisakah kita berdua mendapatkan jus saat ini?" tanya Alexa."oh, sure. Sebentar mom buatkan."Mommy segera mengambil buah dari dalam kulkas.
"Biar Dady bantu sayang." Dady menawarkan diri."Thank you honey." Ucap mommy senang.Alexa dan Leo pun berpandangan, lalu beranjak meninggalkan dapur."Kalian berdua ganti lah pakaian dulu,selagi mommy membuat jus untuk kalian." Ujar mommy."Siap komandan." Sahut Alexa dan Leo berbarengan. Keduanya pun putar badan meninggal kan mom dan daddy di dapur."Jika aku menikah nanti, ingin seperti mereka. Selalu mesra dan selalu bahagia." Ujar Alexa dengan semangat."Kakak juga." Sahut Leo."Eh bocil kok udah ngomongin nikah. Jangan-jangan udah punya pacar ya?""Mana ada.""Hayoo.. ngaku kamu.""Nggak ada kakak jelek, tapi kalau cowok yang Alexa suka ada." Aku Alexa.
"Astaga, siapa cowok itu?" Todong Leo."Ada deh." Ujar Alexa seraya berjalan meninggalkan kakak nya."Eh bawel, kamu harus bilang ke kakak siapa orang nya.""Nggak mau." Teriak Alexa seraya berlari menaiki tangga menuju kamar nya."Bilang dulu siapa ..!!" Teriak Leo, tetapi Alexa tak menghiraukan nya dan terus berlari."Bener- bener tuh anak. Woy, sekolah dulu yang bener! " Teriak Leo. Ia pun berjalan menuju kamar nya untuk mengganti pakaian.Alexa Pov Bel tanda pelajaran berakhir berbunyi, riuh suara siswa bergemuruh dipenjuru kelas. Waktu yang sangat ditunggu semua siswa termasuk aku. Ada siswa yang tak segan berteriak, "Yeay.. pulang." Jeritnya seraya berdiri, mengundang gelak tawa seisi kelas. Sedangkan guru mata pelajaran hanya bisa menggelengkan kepalanya. Tak lama kemudian Bu Ria, guru Fisika itu keluar kelas dengan beberapa buku ditangan nya. Membuat para siswa yang sudah tak tahan untuk pulang, segera berhamburan keluar. Aku pun segera bergegas merapikan buku, ku masukkan ke dalam tas ransel berwarna hitam favoritku. Aku ingin segera pergi dari kelas untuk melakukan kegiatan rahasia ku. Aku siap akan berdiri ketikaAmel, teman sebangku menarik lengan ku saat melihat diriku hendak beranjak pergi. "Buru-buru banget sih?" Tanya Amel penasaran. Ku urungkan niat untuk berdiri, menoleh ke arah sumber suara.
Aku masih disini, di bawah pohon di seberang cafe tempat ku mengintai. Ya, mengintai buruan ku. Hihihi..Terkadang, aku selalu insecure, aku sadar bahwa tak mungkin bisa mendapatkan nya tanpa ada usaha. Sikap cuek yang selalu terpasang di wajah nya membuat ku paham,tipe lelaki macam apa dia. Sesering apapun aku muncul di sekitar nya, dia tak akan memperhatikan aku walau sekilas. Bahkan mustahil bagi nya untuk melirik ku, gadis biasa yang berpakaian biasa dengan potongan rambut yang super biasa juga.Di samping itu, aku juga mengkhawatirkan sesuatu yang selalu ada dalam pikiran ku. Apa yang akan terjadi dua detik setelah aku menegur nya nanti? Apa kira-kira yang akan terlintas di pikiran nya tentang aku? Bagaimana nilaiku di matanya nanti? Apakah dia akan tetap cuek, sinis, galak atau malah senang? Ahhh aku bisa gila memikirkannya. Perasaan ini benar-benar nyata, rasa suka yang menggebu. Eh bukan, ini tak bisa di katakan rasa suk
Siang ini langit terlihat gelap, di hiasi awan hitam yang bergelayut tak mau pergi. Di iringi suara Guntur yang membuat ku merinding. Seberkas cahaya berkilatan dilangit, menambah seramnya cuaca sore ini. Guntur saling bersahutan tak mau kalah, menggelegar memekakkan telinga. Sesekali aku menutup telinga ku karena kaget dan takut.Aku duduk sendirian di salah satu bangku di dalam kelas, berada disudut dekat jendela. Netra ku melihat keluar jendela, memandangi setitik demi setitik air yang mulai turun membasahi bumi. Bukankah jatuh itu sakit? Tapi tidak dengan hujan. Ia berkali-kali jatuh, tapi tak pernah sedikitpun ia mengeluh dan tak berhenti memberikan ketentraman serta kesuburan pada bumi. Harusnya kita belajar pada hujan, meski ia jatuh berkali-kali tapi ia selalu berakhir baik untuk semua makhluk.Ku bingkai senyum tipis dengan tulus, tak lupa mengucap syukur pada Tuhan. Aku tak begitu menyukai hujan, karena saat ini membuat ku tertahan di dalam kelas
Hari ini aku bahagia sekali, Karena aku diperbolehkan membawa mobil sendiri.Aku melajukan mobil berwarna merah kesayanganku,hadiah dari Daddy ketika aku berulang tahun yang ke 17 tahun lalu. Aku menuju cafe dimana my Mr. ice berada. Ku parkikan mobil tak jauh dari cafe, kulirik jam berwarna putih yang setia melingkar di pergelangan tangan ku.Pukul 15.15 tapi kenapa Mr. Ice belum muncul?Aku masih setia berada dalam mobil ku tanpa berniat keluar sedikit pun, hingga aku mulai lelah menunggu. Karena tak ada tanda-tanda kemunculan dari sang Mr. ice,Tenggorokan ku mulai diserang rasa haus, aku melirik ke luar jendela mobil. Mencari pedagang minuman yang biasa berlalu lalang, namun tak jua aku temui.Hingga aku memutuskan untuk turun, melangkah menuju cafe biasa Mr. ice menghabiskan waktu.Hitung-hitung sekalian aku mencari tau keberadaan Mr. ice yang mungkin saja pindah tempat duduk. Hihihi...Aku memesan milkshake vanila kesukaaan ku
Aku belajar dengan giat untuk mencapai nilai tertinggi agar bisa masuk ke fakultas impian ku. Eh tunggu dulu...Semenjak aku melihat Mr.ice di kampus yang sama dengan kak Leo, haluanku jadi berubah. Kalian sudah pasti bisa menebak kemana haluanku sekarang.Ya, aku tak lagi ingin masuk ke fakultas impianku. Melainkan berpindah haluan ingin masuk ke fakultas di mana Mr. ice berada. Agak konyol memang, tapi ya... mendapatkan cinta Mr. ice merupakan impian ku juga bukan? Bukan kah mimpi harus di kejar? Aku tidak salah bukan? HihihiMemikirkan menjadi kekasih Mr. Ice... ahh... membuat hatiku lemas. Aku tak sabar menantikan hal itu. Dan aku harus mengalami hal yang membahagiakan itu. Harus...!!!!Hingga aku bertekad, akan masuk ke kampus itu. Karena itu langkah awal ku untuk lebih dekat dengan nya.Hari ini adalah hari kelulusan ku, dan yeahh... sudah ku tebak! Aku Lulus dengan nilai terbaik. Bukan nya sombong, tapi otakku lumayan lah... Hi
Hari ini tepat dua Minggu aku menginjak kan kakiku sebagai mahasiswa di kampus ini. Kampus kebanggaan kakak ku yang selama ini sama sekali tak pernah aku lirik dan tidak pernah ada didaftar kampus pilihanku. Tapi semuanya berubah semenjak aku tahu bahwa Mr. ice kuliah disini. Semuanya sudah aku pastikan jika benar dia anak kampus sini. Karena selama ini aku mengintainya sepanjang waktu. Eh, bukankah itu bukan rahasia lagi? Dan kalian semua tau itu. Hihihi...Aku berjalan menyusuri setapak demi setapak jalan menuju taman kampus. Tempat dimana aku melihat Mr. ice di kampus ini. Kepalaku tak mau diam, melihat ke kiri dan ke kanan mencari keberadaan sang pujaan. Berharap bisa menemukan wajah tampan nya hari ini. A
Mr ice berjalan perlahan tanpa memutuskan pandangan nya terhadap ku. Dan ini seketika membuatku gila! Aku bisa saja kehilangan akal sehatku jika saja Xylnacia sahabatku tidak segera menyadarkan ku."Alexa !!" Teriak Xylnacia tepat di telingaku yang seketika membuat aku kaget."Lu ngagetin gue aja ah." Protes ku tak terima. "Gendang telinga gue bisa pecah denger suara cempreng Lu!""Abisnya lu sih daritadi gue panggil kagak nyahut. Gue kira lu kesambet setan." Gerutu nya sambil memanyunkan bibir.iya gue kesambet setan. Eh bukan Ding! kesambet malaikat tampan tak bersayap. Ucapku dalam hati.Mr ice melewati
Terik nya sinar mentari menusuk kulit. Segera aku berlari mencari tempat yang teduh untuk menyelamatkan kulitku yang terasa terbakar. Tidak ada pohon apapun disini, hingga aku berlari menuju halte bus yang tak jauh dari kampus."Ini gara-gara kakak. Kalo aja nggak pergi sama temen nya, nggak mungkin aku kesusahan seperti ini." Gerutu ku seraya berlari perlahan.Aku bernafas lega karena mendapat tempat untuk menghalangi sinar mentari yang terik siang ini. Segera aku mendaratkan bokong ke bangku panjang yang tersedia di sana. Ku ayun kan kakiku seraya bersenandung kecil. Menghilang kan kejenuhan selagi menunggu bis datang.Ya, aku memutuskan untuk naik bis saja. Karena Bater