Share

MR. ICE
MR. ICE
Penulis: Septy

Prolog

Alexa Liona Alberto, seorang gadis muda yang cantik, ceria dan energik. Ia berasal dari keluarga yang selalu berkecukupan. Tak pernah kekurangan kasih sayang dari kedua orangtuanya dan ia mempunyai seorang kakak laki-laki yang selalu siaga menjaganya. Selalu menyayangi nya meski kadang suka usil pada Alexa.

Kini Alexa duduk di kelas XII IPA 1 di SMA favorit di kotanya. SMA favorit yang banyak diidamkan oleh para siswa. Selain terkenal, SMA tempat Alexa menimba ilmu itu mempunyai fasilitas yang lengkap. Sekolah elite yang meraih banyak prestasi dan kejuaraan Nasional. Bahkan sampai pada olimpiade Internasional. Tak heran jika banyak siswa ingin masuk kesana.

Saat ini Alexa berada dalam persembunyian, mengintip seorang pria yang duduk tak jauh dari tempat nya berdiri saat ini. Dengan setangkai gulali yang ia bawa sebagai bekal pengintaian.

Terlihat pria yang menjadi target nya itu sedang serius menatap laptop yang ada di hadapannya. Pria itu berada di sebuah cafe yang tak jauh dari sekolah. Setiap jam 3 sore, di sanalah pria itu selalu berada di waktu yang sama dan di jam yang sama.

Dan setiap pulang sekolah, Alexa akan diam-diam mengintai pria itu dari tempat yang tak terlalu jauh dan tak terlalu dekat pula. Agar tak ketahuan aksinya dalam mengintai pria itu. Nekat memang, tapi hanya itu cara yang bisa Alexa lakukan untuk melancarkan aksi nya dalam mengagumi pria tersebut.

Sudah dua tahun lebih Alexa melakukan aksi nya yang bisa di bilang tak masuk akal ini.

Bersembunyi selama 15 menit hanya untuk melihat pria pujaan nya dari kejauhan. Meski begitu, bisa membuat hatinya sangat senang.

Mengagumi dalam diam, eh ralat. Saat ini yang di rasakan Alexa bukan hanya sekedar kagum, tapi rasa itu berubah menjadi cinta. Ya, sungguh ia telah jatuh cinta pada pria yang selalu duduk di cafe seberang jalan di meja nomor 05 setiap hari nya.

Meja itu berada di dekat kaca, jadi Alexa bisa melihat dengan jelas dari luar. Apa saja yang pria itu lakukan disana. Pria itu putih, tampan dan manis. Membuat Alexa jatuh, sejatuh jatuh nya kedalam pesona yang pria itu tebarkan.

Apalagi saat pria itu membaca sebuah buku atau sebuah novel dengan kacamata yang bertengger di hidung mancung nya. Sungguh hati Alexa bisa meronta-ronta ingin berada lebih dekat dengan pria itu.

"Upps, dia melihat kesini." Alexa buru-buru menggeser tubuh nya ke pohon Pinus yang ada di dekat nya,kala pria itu melihat ke arahnya.

Lalu perlahan mengintip dari balik pohon pinus hanya untuk sekedar memastikan apakah pria itu masih ada disana atau tidak. Ia kebingungan kala tak mendapati pria pujaan nya sudah tak berada di sana. Meja itu kosong, yang tersisa hanya gelas putih yang berada diatas piring kecil. Sisa minuman yang tadi menemani sang Mr. Ice duduk disana. Di sanding dengan makanan ringan yang masih tersisa diatas piring cantik yang telah ditata sedemikian rupa. Pria itu tak ada lagi disana, membuat hati nya pun kecewa, dengan lesu ia menyeret kakinya yang terasa berat untuk meninggalkan tempat persembunyian nya.

Setiap harinya, Alexa akan datang kesana setiap jam 3 sore. Dan akan mengakhiri pengintaian nya jika sang pujaan sudah tak nampak lagi dalam cafe itu. Menyedihkan memang, tapi apadaya. Alexa hanya bisa mengagumi, tanpa bisa mendekati.

Alexa menatap arum manis yang berada ditangannya, kemudian memasukkan potongan Arum manis terakhirnya kedalam mulut. Seketika rasa manis yang sangat mendominasi meleleh di mulutnya. Rasa yang selalu di sukai Alexa. Manis dan lembut, dan berharap sang pujaan akan sama dengan Arum manis itu. Ya, hanya sekedar harapan yang suatu saat nanti akan terwujud. Semoga saja.

Alexa membuang tangkai Arum manis itu, lalu berjalan gontai seraya tertunduk lesu tanpa melihat arah depan, sehingga menabrak seseorang di depan nya.

"Aduuh.." Ia meringis, tubuh nya terdorong ke belakang. Mengusap kepalanya yang terbentur dan lumayan sakit menurutnya.

"Siapa sih?" Gerutu nya, sembari mengangkat kepala. Hingga cengiran terbit di wajah nya kala mendapati kakak nya yang sedang bertolak pinggang dengan memasang wajahnya yang garang.

"Eh, kakak." Alexa menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Apa?" Ujar Pria berperawakan tinggi yang tadi ia tabrak.

"Kakak ngapain disini?" Tanya Alexa pura-pura tidak tahu.

"Nyari cilok." Sahutnya asal.

"Kan disini nggak ada yang jual cilok kak?" Tanya Alexa bingung.

"Kamu tukang cilok nya!!" Jawab kakak Alexa  seraya menarik hidung adik nya dengan gemas.

"Dih, kakak sakit tau!" Mengusap hidung nya yang memerah.

"Kamu itu ya, di jemput di sekolah nggak ada mulu. Taunya disini, ngapain sih? jadi penghuni pohon Pinus?"

"Yaela kak, mana ada penghuni pohon secantik dan seimut ini!" Ujarnya dengan percaya diri.

"Mana ada cantik, jelek gitu!"

"Yaela kak, aku itu cantik dan imut imut tau." Alexa pura-pura cemberut.

"Nggak ada imut-imut, yang ada amit-amit." Cibir Leo.

"Dih, tapi sayang kan?" Alexa mengedipkan matanya seperti boneka, yang mengundang gelak tawa kakak nya.

Leo pun tak tahan untuk tidak mengacak rambut adik tersayang nya itu. Kata-kata yang dilontarkannya hanyalah candaan semata, karna ia sangat suka menjahili sang adik. Sesungguhnya ia sangat menyayangi adik nya yang bawel.

"Pulang Yook, dah sore nih. Nanti mommy khawatir." Ajak Leo.

"Ayok, tapi Gendong ya!" Pinta Alexa.

"Hilih, Deket ini." Ujar Leo seraya menunjuk motor sport nya yang berada tak jauh dari mereka.

"Alexa capek, mau ya?" Ia memohon dengan wajah memelas yang dibuat-buat.

"Ya udah sini." Leo berjongkok, menuruti kemauan adik tersayang nya untuk di gendong.

"Yee, makasih kakak ku sayang." Alexa berjingkrak kegirangan. Dengan cepat ia segera naik ke punggung kakak nya.

"Baik banget sih." Puji nya dengan senyum yang terus saja mengembang menambah kecantikan gadis itu.

"Kakak kan selalu baik, apa sih yang nggak buat kamu." Ujar Leo seraya terus berjalan menuju motor nya berada, dengan Alexa di gendongan nya.

"Iya, iya Alexa percaya." Sahut nya dari belakang gendongan.

Leo pun tersenyum, ia sangat menyayangi adik nya itu. Apapun akan ia lakukan untuk Alexa, dan tak ingin membuat adik nya itu bersedih.

Hingga mereka sampai di tempat motor Leo berada. Leo menurunkan Alexa perlahan, mengambil helm dan memasangkannya ke kepala Alexa dengan perlahan.

"Terimakasih." Ujar Alexa tulus. Leo hanya mengangguk dan tersenyum.

Keduanya pun menaiki motor tersebut dengan Alexa yang memeluk kakak nya. Motor yang itu melesat meninggalkan tempat itu.

Jika orang yang tak mengenal mereka, pasti akan mengira mereka berdua adalah sepasang kekasih. Karena kedekatan mereka yang tak berjarak dan kasih sayang yang mereka berdua tunjukkan, akan membuat orang akan salah mengira.

Leonardo Alberto, kakak dari Alexa Liona Alberto. Anak pengusaha terkenal di kota nya, tampan dan pria yang penuh kasih sayang. Di gandrungi banyak wanita di kampus nya, tapi Leo tidak pernah menanggapi mereka. Karena ia tak ingin berpacaran terlebih dahulu sebelum ia lulus, dan itu prinsip nya.

Tak jauh dari tempat yang mereka berdua tinggalkan, ada sepasang mata yang sejak tadi melihat kedekatan mereka berdua. Berdiri tak jauh dari ujung jalan, mengenakan kemeja berwarna putih sebatas siku. Mengenakkan sneaker putih yang semakin membuat nya keren. Sorot matanya tajam, mengawasi pergerakan Alexa dan Leo yang mulai menghilang di kejauhan. Wajah itu dingin tanpa ekspresi, tak ada senyum apalagi keceriaan.

Setelah bayangan Alexa dan Leo benar-benar menghilang, ia menuju sebuah mobil BMW berwarna hitam. Dengan segera Pria itu memasuki mobil nya, dan bergegas pergi dari sana.

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Marliana Bungan Turu
alexa lucu bget...
goodnovel comment avatar
Marliana Bungan Turu
lucu banget sih alexa...
goodnovel comment avatar
Syafakhaira
Alexaaaaaaa...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status