Semua Bab MR. ICE: Bab 1 - Bab 10
44 Bab
Prolog
  Alexa Liona Alberto, seorang gadis muda yang cantik, ceria dan energik. Ia berasal dari keluarga yang selalu berkecukupan. Tak pernah kekurangan kasih sayang dari kedua orangtuanya dan ia mempunyai seorang kakak laki-laki yang selalu siaga menjaganya. Selalu menyayangi nya meski kadang suka usil pada Alexa. Kini Alexa duduk di kelas XII IPA 1 di SMA favorit di kotanya. SMA favorit yang banyak diidamkan oleh para siswa. Selain terkenal, SMA tempat Alexa menimba ilmu itu mempunyai fasilitas yang lengkap. Sekolah elite yang meraih banyak prestasi dan kejuaraan Nasional. Bahkan sampai pada olimpiade Internasional. Tak heran jika banyak siswa ingin masuk kesana. Saat ini Alexa berada dalam persembunyian, mengintip seorang pria yang duduk tak jauh dari tempat nya berdiri saat ini. Dengan setangkai gulali yang ia bawa sebagai bekal pengintaian.Terlihat pria yang menjadi target nya itu sedang serius menatap laptop yang ada di hadapannya. Pria itu b
Baca selengkapnya
Mom and Dad
  Alexa dan Leo berada di deretan sejumlah kendaraan yang berjejer di lampu merah. Di bawah teriknya sinar mentari yang terasa membakar kulit, Alexa mengipas wajahnya dengan tangan. Kepala dan matanya tak diam mengawasi sekitar, berharap akan menemukan pedagang asongan yang menawarkan minuman dingin kepadanya. Matanya membulat ketika tak sengaja  melihat pria  yang berada di dalam mobil berwarna hitam yang berada tak jauh di depan nya. Kebetulan pria itu membuka jendela mobil nya ketika mereka berada di lampu merah. Mengenakan kacamata hitam dan pandangannya fokus kedepan. Hampir saja Alexa berteriak, jika tidak segera mengontrol diri. Pria itu adalah cowok yang selalu ia intai diam-diam selama ini. Yang selalu menghiasi mimpi nya dan selalu saja berhasil membuat konsentrasi nya belajar buyar hanya karena wajah dingin pria itu selalu muncul tiba-tiba. "OMG ganteng banget." Alexa menepuk pundak kakak nya. Karena saat
Baca selengkapnya
Mr. Ice
Alexa Pov Bel tanda pelajaran berakhir berbunyi, riuh suara siswa bergemuruh dipenjuru kelas. Waktu yang sangat ditunggu semua siswa termasuk aku. Ada siswa yang tak segan berteriak, "Yeay.. pulang." Jeritnya seraya berdiri, mengundang gelak tawa seisi kelas. Sedangkan guru mata pelajaran hanya bisa menggelengkan kepalanya. Tak lama kemudian Bu Ria, guru Fisika itu keluar kelas dengan beberapa buku ditangan nya. Membuat para siswa yang sudah tak tahan untuk pulang, segera berhamburan keluar.   Aku pun  segera bergegas merapikan buku, ku masukkan ke dalam tas ransel berwarna hitam favoritku. Aku ingin segera pergi dari kelas untuk melakukan kegiatan rahasia ku. Aku siap akan berdiri ketikaAmel, teman sebangku menarik lengan ku saat melihat diriku hendak beranjak pergi. "Buru-buru banget sih?" Tanya Amel penasaran. Ku urungkan niat untuk berdiri, menoleh ke arah sumber suara.
Baca selengkapnya
Tunggu aku Mr. Ice
  Aku masih disini, di bawah pohon di seberang cafe tempat ku mengintai. Ya, mengintai buruan ku. Hihihi..Terkadang, aku selalu insecure, aku sadar bahwa tak mungkin bisa mendapatkan nya tanpa ada usaha. Sikap cuek yang selalu terpasang di wajah nya membuat ku paham,tipe lelaki macam apa dia. Sesering apapun aku muncul di sekitar nya, dia tak akan memperhatikan aku walau sekilas. Bahkan mustahil bagi nya untuk melirik ku, gadis biasa yang berpakaian biasa dengan potongan rambut yang super biasa juga.Di samping itu, aku juga mengkhawatirkan sesuatu yang selalu ada dalam pikiran ku. Apa yang akan terjadi dua detik setelah aku menegur nya nanti? Apa kira-kira yang akan terlintas di pikiran nya tentang aku?  Bagaimana nilaiku di matanya nanti? Apakah dia akan tetap cuek, sinis, galak atau malah senang? Ahhh aku bisa gila memikirkannya. Perasaan ini benar-benar nyata, rasa suka yang menggebu. Eh bukan, ini tak bisa di katakan rasa suk
Baca selengkapnya
Hujan
 Siang ini langit terlihat gelap, di hiasi awan hitam yang bergelayut tak mau pergi. Di iringi suara Guntur yang membuat ku merinding. Seberkas cahaya berkilatan dilangit, menambah seramnya cuaca sore ini. Guntur saling bersahutan tak mau kalah, menggelegar memekakkan telinga. Sesekali aku menutup telinga ku karena kaget dan takut.Aku duduk sendirian di salah satu bangku di dalam kelas, berada disudut dekat jendela. Netra ku melihat keluar jendela, memandangi setitik demi setitik air yang mulai turun membasahi bumi. Bukankah jatuh itu sakit? Tapi tidak dengan hujan. Ia berkali-kali jatuh, tapi tak pernah sedikitpun ia mengeluh dan tak berhenti memberikan ketentraman serta kesuburan pada bumi. Harusnya kita belajar pada hujan, meski ia jatuh berkali-kali tapi ia selalu berakhir baik untuk semua makhluk.Ku bingkai senyum tipis dengan tulus, tak lupa mengucap syukur pada Tuhan. Aku tak begitu menyukai hujan, karena saat ini membuat ku tertahan di dalam kelas
Baca selengkapnya
I Found You
Hari ini aku bahagia sekali, Karena aku diperbolehkan membawa mobil sendiri.Aku melajukan mobil berwarna merah kesayanganku,hadiah dari Daddy ketika aku berulang tahun yang ke 17 tahun lalu. Aku menuju cafe dimana my Mr. ice berada. Ku parkikan mobil tak jauh dari cafe, kulirik jam berwarna putih yang setia melingkar di pergelangan tangan ku.Pukul 15.15 tapi kenapa Mr. Ice belum muncul?Aku masih setia berada dalam mobil ku tanpa berniat keluar sedikit pun, hingga aku mulai lelah menunggu. Karena tak ada tanda-tanda kemunculan dari sang Mr. ice,Tenggorokan ku mulai diserang rasa haus, aku melirik ke luar jendela mobil. Mencari pedagang minuman yang biasa berlalu lalang, namun tak jua aku temui.Hingga aku memutuskan untuk turun, melangkah menuju cafe biasa Mr. ice menghabiskan waktu.Hitung-hitung sekalian aku mencari tau keberadaan Mr. ice yang mungkin saja pindah tempat duduk. Hihihi...Aku memesan milkshake vanila kesukaaan ku
Baca selengkapnya
Berubah haluan
Aku belajar dengan giat untuk mencapai nilai tertinggi agar bisa masuk ke fakultas impian ku. Eh tunggu dulu...Semenjak aku melihat Mr.ice di kampus yang sama dengan kak Leo, haluanku jadi berubah. Kalian sudah pasti bisa menebak kemana haluanku sekarang.Ya, aku tak lagi ingin masuk ke fakultas impianku. Melainkan berpindah haluan ingin masuk ke fakultas di mana Mr. ice berada. Agak konyol memang, tapi ya... mendapatkan cinta Mr. ice merupakan impian ku juga bukan? Bukan kah mimpi harus di kejar? Aku tidak salah bukan? HihihiMemikirkan menjadi kekasih Mr. Ice... ahh... membuat hatiku lemas. Aku tak sabar menantikan hal itu. Dan aku harus mengalami hal yang membahagiakan itu. Harus...!!!!Hingga aku bertekad, akan masuk ke kampus itu. Karena itu langkah awal ku untuk lebih dekat dengan nya.Hari ini adalah hari kelulusan ku, dan yeahh... sudah ku tebak! Aku Lulus dengan nilai terbaik. Bukan nya sombong, tapi otakku lumayan lah... Hi
Baca selengkapnya
Bertemu Jin
 Hari ini tepat dua Minggu aku menginjak kan kakiku sebagai mahasiswa di kampus ini. Kampus kebanggaan kakak ku yang selama ini sama sekali tak pernah aku lirik dan tidak pernah ada didaftar kampus pilihanku. Tapi semuanya berubah semenjak aku tahu bahwa Mr. ice kuliah disini. Semuanya sudah aku pastikan jika benar dia anak kampus sini. Karena selama ini aku mengintainya sepanjang waktu. Eh, bukankah itu bukan rahasia lagi? Dan kalian semua tau itu. Hihihi...Aku berjalan menyusuri setapak demi setapak jalan menuju taman kampus. Tempat dimana aku melihat Mr. ice di kampus ini. Kepalaku tak mau diam, melihat ke kiri dan ke kanan mencari keberadaan sang pujaan. Berharap bisa menemukan wajah tampan nya hari ini. A
Baca selengkapnya
Koplak Bin Somplak
 Mr ice berjalan perlahan tanpa memutuskan pandangan nya terhadap ku. Dan ini seketika membuatku gila! Aku bisa saja kehilangan akal sehatku jika saja Xylnacia sahabatku tidak segera menyadarkan ku."Alexa !!" Teriak Xylnacia tepat di telingaku yang seketika membuat aku kaget."Lu ngagetin gue aja ah." Protes ku tak terima. "Gendang telinga gue bisa pecah denger suara cempreng Lu!""Abisnya lu sih daritadi gue panggil kagak nyahut. Gue kira lu kesambet setan." Gerutu nya sambil memanyunkan bibir.iya gue kesambet setan. Eh bukan Ding! kesambet malaikat tampan tak bersayap. Ucapku dalam hati.Mr ice melewati
Baca selengkapnya
Pingsan
 Terik nya sinar mentari menusuk kulit. Segera aku berlari mencari tempat yang teduh untuk menyelamatkan kulitku yang terasa terbakar. Tidak ada pohon apapun disini, hingga aku berlari menuju halte bus yang tak jauh dari kampus."Ini gara-gara kakak. Kalo aja nggak pergi sama temen nya, nggak mungkin aku kesusahan seperti ini." Gerutu ku seraya berlari perlahan.Aku bernafas lega karena mendapat tempat untuk menghalangi sinar mentari yang terik siang ini. Segera aku mendaratkan bokong ke bangku panjang yang tersedia di sana. Ku ayun kan kakiku seraya bersenandung kecil. Menghilang kan kejenuhan selagi menunggu bis datang.Ya, aku memutuskan untuk naik bis saja. Karena Bater
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status