Share

EMPAT

Author: Shisheyky
last update Last Updated: 2023-03-01 19:15:41

"Kepergianmu menciptakan luka lebar dan bagian terparahnya, rindu membuat luka semakin parah.”

Di sebuah mansion mewah suasana sepi juga sunyi menyelimuti.

Tidak ada ramai yang mengisi karena luka masa lalu yang enggan tertutup.

Setiap saat, harap mereka mulai menipis sebab belum ada sama sekali

tanda-tanda sosok yang dicari lekas ditemukan. Ingin rasanya menyerah.

Sudah belasan tahun mencari-cari, tetapi tak membuahkan hasil sama

sekali.

Wanita paruh baya memandangi figura berisi foto anak kecil yang

begitu cantik, bahkan mungkin sekarang lebih cantik. Air matanya

mengalir seiring rasa kerinduan yang kian menggunung. Sosok ibu yang

sangat terpukul. Hingga saat ini ia pun masih meyakinkan diri bahwa

putrinya masih hidup.

“Sayang, kamu di mana? Mom rindu sama kamu. Apa kamu baikbaik saja di luar sana? Setiap hari Mom tidak pernah absen untuk

merindukanmu dengan memandang wajah cantik kamu.”

Tangis sosok ibu itu terdengar pilu. “Mengapa orang seperti mereka

jahat kepadamu? Mengapa harus kamu yang diculik?”

Tanpa sadar, perkataan wanita itu terdengar oleh sang suami. Pria

itu juga sama merasakan kerinduan yang sulit untuk dideskripsikan.

Bergegas ia menarik sang istri dalam dekap. Mereka menangis dalam

diam, lebih tepatnya ia hanya bisa merapalkan beribu-ribu doa agar

segera dipertemukan dan berkumpul kembali dengan putri tercinta.

Aku rindu, Mas ....” Rossa membenamkan wajah dalam dada

suaminya dengan isak tangis tak terbendung. “Kapan putri kita akan

ditemukan, Mas? Aku kangen sama dia.”

“Sabar, Sayang. Sebentar lagi, sebentar lagi pasti putri kita akan

ditemukan,” balas Sauqi mencoba menenangkan juga memberi sedikit

kekuatan dengan membelai kepala sang istri. Embus napas panjang

terdengar. “Ini semua salahku. Andai saja Mas berpikir dua kali untuk

memecat dia, pasti sekarang putri kita masih bersama kita.”

“Nggak, Mas. Dia yang tidak memiliki otak. Dia egois karena tidak

menyadari kesalahannya sendiri. Dia yang korupsi, membuat laporan

keuangan yang tidak sesuai. Memang pada dasarnya dia dendam.”

Ucapan Rossa terdengar memelan. “Tapi ... kenapa harus ke putri kita,

Mas, kenapa?”

***

Putra sulung dari tujuh bersaudara sedang merenung. Tatapannya

yang kosong tertuju ke depan. Hidupnya begitu berantakan semenjak

sosok itu pergi. Rasa bersalah hingga kini memeluknya erat.

“Princess ... kamu di mana? Hidup Abang berantakan. Hidup Abang

tidak lagi berwarna semenjak kamu hilang. Maafkan Abang, Sayang,

karena tidak becus menjaga kamu.”

“Tidak bisakah takdir secepatnya menemukan kita? Abang sangat

merindukanmu.” Laki-laki itu mendongak, menatap langit-langit

aparteman yang polos. “Abang nggak pernah pulang ke mansion semenjak

kamu hilang, Sayang.”

Mata laki-laki itu terpejam. Rindunya membelenggu kuat hingga

rasa sakit menekan dada. “I miss you.” 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MY FAMILY IS VERY POSSESSIVE    DELAPAN

    Pahit berujung manis.”Ketiga putra Sauqi sudah sampai rumah dan berkumpul di mejamakan serta anggota keluarga lainnya, kecuali Ara karena perempuan itumasih membersihkan badan.“Ada masalah apa sampai menyuruhku pulang?” tanya putra pertamatanpa basa-basi dengan dingin, khas seorang Algeral Anggara AndersonElizabeth. “Jangan bilang, Mom menyuruhku pulang hanya karena rindu.”“Ada hal penting yang wajib kalian ketahui, terutama kalian bertiga.”“Apa?” tanya putra kedua. Ia adalah Andrian Anggara AndersonElizabeth.“Cepatlah, Dad, jangan basa-basi.” Putra ketiga tampak mencebikkesal. Namanya Andreas Leonard Anderson Elizabet.“Kita makan saja dulu. Pasti kalian bertiga sangat capek,” ucap Rossasembari tersenyum.Andri mendengkus sebal. “Kelamaan, Mom.”Rossa menghela napas panjang. “Bentar, Mom panggil dia.”Ketiga laki-laki itu saling berpandangan, tidak mengerti maksudsang mama. Dalam benak juga bertanya, siapa dia?Tak lama setelah itu, Ara datang. Perempuan itu berjalan men

  • MY FAMILY IS VERY POSSESSIVE    TUJUH

    “Takdir yang indah.”Saat ini Ara dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Gadis itu diapitoleh kedua abang, sedangkan orang tuanya berada di depan karena hariini enggan memakai sopir.Dua remaja laki-laki yang saat ini bersama Ara merupakan anakkelima dan keenam Tuan Sauqi dan Nyonya Rossa, yaitu Alden AddiesonAnderson Elizabeth dan Alvaro Dirgantara Anderson Elizabeth yangkerap disapa Alden dan Aro. Alvaro sendiri merupakan saudara kembardari Ara.Mobil Tuan Sauqi sudah berada di halaman rumah mewah nan besarmiliknya. Ara turun dari mobil, menatap kagum bangunan di depan,lebih tepatnya mansion atau wastu.“Ini sekarang menjadi rumah Ara juga,” kata Sauqi seakan mengertiakan perasaan takjub anak gadisnya.“Ayo, Princess,” ajak Alden untuk masuk, tetapi Ara tetap berdiam didepan pintu rumah.Heran, Aro bertanya, “Kenapa Princess diam saja?”“Ara takut. Bagaimana kalau mereka nggak mau nerima Ara lagi?”“Mereka sekarang sangat merindukanmu, Sayang. Mana mungkinmereka tidak mener

  • MY FAMILY IS VERY POSSESSIVE    ENAM

    “Jika ini mimpi, kumohon, jangan bangunkan aku. Aku ingin merasakankebahagiaan ini lebih lama lagi walau hanya sekadar mimpi.”Ara melangkah terburu untuk mengantarkan pesanan padapelanggan. Hari yang cukup sibuk di tempat kerja karena sedang ramairamainya didatangi pelanggan. Ia sampai di depan sebuah meja ditempatisatu orang laki-laki yang tampak terlihat sibuk sekali dengan laptop.“Permisi,” ucap Ara sopan, kemudian diangsurkannya gelasdari nampan. Entah karena tangannya terlalu licin atau kurang kuatmenggenggam gelas, minuman tersebut seketika tumpah mengenailaptop.Sontak laki-laki itu langsung terkejut. Murkanya memuncak karenasegala hal yang sedang dikerjakan musnah. “Lo buta, hah?! Nggak bisahati-hati?! Nganterin minum doang nggak becus!”“Maaf ... Kak. Saya nggak sengaja,” ujar Ara dengan bibir bergetar. Iamenunduk ketakutan.“Dengan kata maaf apa laptop gue bisa idup lagi?! Sekarang gue maulo tanggung jawab! Ganti laptop gue!”Menggeleng takut, gadis itu semakin m

  • MY FAMILY IS VERY POSSESSIVE    LIMA

    "Berdamai dengan takdir adalah sebaik-baiknya pilihan. Bila kamu terima apa yang ditakdirkan, pasti kamu tak akan semudah itu mempersalahkan.”Jam istirahat telah berbunyi seperti biasa. Kedua sahabat Ara pergi kekantin, sedangkan gadis itu makan bekal di kelas. Hingga bekalnya habis,jam istirahat masih tersisa, juga teman-temannya belum kembali ke kelas.Bosan, ia memutuskan untuk berjalan-jalan sejenak di taman sekolah.Sepertinya berada di sana akan sedikit menenangkan pikiran.Ara memilih untuk duduk di kursi yang telah disediakan. Dilihatnyabunga-buga mekar yang tampak indah. Awan teduh memayungi ditambahangin sepoi berembus.Tiba-tiba terlintas di pikiran Ara tentang kejadian samar yangterekam di benak. Apakah keluarga mencarinya? Mengapa dirinyasangat sulit mengingat apa yang terjadi di masa lalu? Potongan-potongankecil memorinya tidak lengkap dan cenderung samar. Namun, yangdiingatnya, ia memiliki keluarga, beberapa kakak laki-laki, ayah juga ibuyang baik, hingga tiba

  • MY FAMILY IS VERY POSSESSIVE    EMPAT

    "Kepergianmu menciptakan luka lebar dan bagian terparahnya, rindu membuat luka semakin parah.”Di sebuah mansion mewah suasana sepi juga sunyi menyelimuti.Tidak ada ramai yang mengisi karena luka masa lalu yang enggan tertutup.Setiap saat, harap mereka mulai menipis sebab belum ada sama sekalitanda-tanda sosok yang dicari lekas ditemukan. Ingin rasanya menyerah.Sudah belasan tahun mencari-cari, tetapi tak membuahkan hasil samasekali.Wanita paruh baya memandangi figura berisi foto anak kecil yangbegitu cantik, bahkan mungkin sekarang lebih cantik. Air matanyamengalir seiring rasa kerinduan yang kian menggunung. Sosok ibu yangsangat terpukul. Hingga saat ini ia pun masih meyakinkan diri bahwaputrinya masih hidup.“Sayang, kamu di mana? Mom rindu sama kamu. Apa kamu baikbaik saja di luar sana? Setiap hari Mom tidak pernah absen untukmerindukanmu dengan memandang wajah cantik kamu.”Tangis sosok ibu itu terdengar pilu. “Mengapa orang seperti merekajahat kepadamu? Mengapa harus

  • MY FAMILY IS VERY POSSESSIVE    TIGA

    “Jangan takut, dunia itu menarik.”Ara masuk bagian belakang kafe tempatnya bekerja. Menyapabeberapa karyawan yang ditemui, lekas berganti seragam di ruang ganti.Setelah dirasa penampilannya rapi, ia segera keluar.“Ara! Mbak minta tolong, ya, bawain minuman ini untuk meja nomertujuh!”Ara menoleh pada Mbak Santi yang memanggil, diterimanya nampantersebut, lantas bergegas mengantarkan pesanan tersebut.“Permisi,” ucap Ara sopan, lalu menata gelas minuman di mejatersebut. Saat ingin berbalik, tangannya dicekal oleh salah satu remaja disana. Ditatapnya laki-laki itu dengan alis berkerut. “Ada apa, Kak?”Kala sepasang mata itu bersitatap, sesuatu di dada menyentak hebat.Mata itu. Ia tidak percaya atas apa yang dilihat bola matanya sendiri.“Bro?” Panggilan temannya membubarkan lamunan.Laki-laki itu tersadar, lalu melepas cekalan, wajahnya berpaling.“Nggak apa-apa.”Meski merasa aneh dengan laki-laki itu, tetapi Ara tidak mau ambilpusing. Ia melenggang pergi untuk melanjutkan pe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status