Ken seorang pemburu roh muda jenius sedang melakukan tugasnya yaitu mengusir roh jahat. Hingga suatu hari ia tak sengaja bertemu dengan gadis di taman kota yang bernama Sera. Mereka sering marah-marah bahkan bertengkar hebat meski baru pertama kali bertemu karena adu nasib. Dan ketika akan berpisah, Ken menemukan gelang perak yang bertuliskan nama kekasihnya yang membuatnya curiga dengan Sera yang mengetahui keberadaan kekasihnya itu. Namun, Ken tidak mendapatkan jawaban yang ia inginkan lalu mereka berpisah. Sebenarnya, Sera tahu kapan ia mendapatkan gelang itu tapi ia tak mengatakannya. Mereka kembali bertemu di sebuah sekolah di tambah satu kelas yang sama. Akankah Sera mengatakan yang sebenarnya? Atau Ken akan terus mencari jawabannya?
View MoreRoh jahat adalah roh yang menginginkan kematian tanpa dasar yang jelas. Mereka merasuki tubuh manusia lalu membuat mereka kehilangan akal sehat sampai pada akhirnya memutuskan untuk bunuh diri karena tidak sanggup untuk hidup.
Tidak ada yang tahu asal-usul roh jahat seakan mereka sudah hidup berdampingan dengan manusia sejak dahulu kala—sejak nenek moyang masih hidup dan sejak bumi baru pertama kali dihuni manusia. Dan juga mereka berjumlah sangat banyak seperti tidak ada akar yang menopang mereka. Kematian, kematian, dan kematian itu yang terjadi ketika dirasuki oleh roh jahat. Meski begitu, ada organisasi khusus berinisial 'Dokter' yang melawan roh jahat agar kematian tak terjadi lagi. Tapi, jika akarnya tidak diketahui letaknya maka tidak ada gunanya melawan mereka yang terus bertambah banyak. ... “Ha ha ha! Menurutmu dengan pisau kecil itu kau bisa membunuhku?” tanya roh jahat yang mirip dengan hantu kain halloween. “Banyak omong juga, padahal kau sama sekali tidak bisa melukaiku.” Seorang pemuda—bernama Ken— berambut hitam model Korea dengan anting salib di kuping kirinya mengayunkan sebuah pisau bedahnya. Mereka berdua sedang berada di atas bangunan terbengkalai yang tinggi. Ia menatap sinis seraya mengibaskan jubah putihnya yang di dalamnya terdapat begitu banyak pisau bedah. Roh jahat itu melayang-layang di udara sambil tertawa kecil sebelum kemudian muncul begitu banyak paku kecil mengelilingi Ken. Ken menarik napas dan di saat yang bersamaan paku-paku itu melaju dengan cepat ke arahnya. Dia langsung melempar semua pisau bedahnya ke atas—menyisakan dua pisau di tangannya—sebelum ia terkena pakunya, Lalu ia menangkis beberapa paku sebelum kemudian terbang ke tempat pisau bedahnya yang melayang di udara. Ia menendang lima pisau ke roh itu tapi berhasil dihindari karena tubuhnya mirip kain, jadi ia mudah bergerak dan menghindar. Ken tidak menyerah begitu saja ia terus melempar pisau ke arahnya seraya menangkis paku-paku yang beterbangan. Namun, salah satu paku menembus kaki yang membuatnya mengerutkan dahi lalu terjatuh. “Pada akhirnya manusia hanyalah manusia. Membunuh kalian itu sangat mudah sama halnya dengan membunuh semut,” ucapnya. "Huh," Dengan darah mulai bercucuran dari kaki kirinya, ia bangkit berdiri seraya mengambil dua pisau bedah yang berada di dekatnya. Ia tersenyum miris seraya mengungkapkan rasa kesalnya terhadap roh jahat yang selalu merengut nyawa. Roh jahat itu tertawa sambil mengeluarkan kedua tangan kain lalu mengangkatnya ke atas—memunculkan begitu banyak paku nan panjang serta runcing yang siap melubangi tubuh Ken. “Rasakan ini!” Kedua tangan itu mengayun ke depan dan serangan pun datang. Ken mengambil ancang-ancang, menguatkan genggaman pisaunya, dan melaju ke depan. Gerakannya seperti kilat, ia menangkis semua pakunya—meski ada paku yang menembus dirinya— ia terus melaju lalu memotong tangan kiri roh tersebut. “GRRR!” Roh jahat itu langsung marah dan kesal. Ratusan paku mulai menghujaninya lagi, kali ini ia tidak dapat menahannya karena ia masih melayang di udara. Ia hanya bisa berteriak kesakitan dengan tubuh penuh lubang dan hawa panas yang menyelimuti dirinya. “SEKARANG TAMAT RIWAYATMU!” Ken dengan tenaga terakhirnya melempar pisau bedahnya yang sudah ternoda oleh darah, meski berhasil dihindari. Di saat yang sama Ia kembali dihujani oleh paku. Ia menarik napas lalu menatap ke depan tiba-tiba tangan kanan kain itu terpotong. “Sayangnya riwayat hidupku tidak akan berakhir di sini!” Ia berpindah tempat dengan sangat cepat. Tidak hanya itu, ia juga menebas beberapa kali ke badan kainnya itu sebelum kemudian terdorong jatuh karena gelombang suara yang roh jahat itu hasilkan. Roh itu melarikan diri seraya menghindari pisau-pisau yang beterbangan ke arahnya. Ken mengejarnya dengan cara parkour melewati berbagai bangunan tinggi lainnya seraya menyerang. Namun, di saat akan mengenainya, roh jahat itu berbelok menuju ke kerumunan masyarakat yang saat itu sedang mengadakan acara. Roh jahat itu tertawa terbahak-bahak sebelum kemudian menghujani mereka dengan paku. Masyarakat langsung berhamburan, teriakan dimana-mana, serta tangisan anak kecil yang meratapi kedua orang tuanya yang sudah tewas. Roh itu melihat seorang anak yang sedang menangis, ia langsung masuk ke dalam tubuh anak itu membuat anak itu menangis darah. Dan di saat yang bersamaan, Ken datang dengan wajah yang sudah penuh dengan keringat karena menahan sakit. “Cih! Aku terlambat. Keluar! Jangan bersembunyi soalnya ini bukan petak umpet.” Ken menatap anak yang sudah di rasuki itu seraya melihat kekacauan di tempat itu. Bau daging yang sangat menyengat, darah segar berceceran dimana-mana, serta tawa puas dari roh jahat terdengar sangat jelas. Roh jahat itu mengancam akan membunuh anak itu jika Ken tidak membuang semua senjatanya. “Cepat lepaskan dia!” Ken hanya bisa mengerutkan dahi seraya membuang semua pisau bedahnya. “Bod*h! Menurutmu aku akan melakukannya.” Lagi-lagi ia dikelilingi oleh paku-paku tapi karena triknya masih sama ia bisa menangkisnya tapi tubuhnya sudah tak mampu bertahan jika ia melakukan gerakan cepat seperti tadi. Serangan pun datang ia menenangkan hatinya, mendinginkan pikirannya, lalu ia meneriakkan “KELUAR!” yang langsung membuat roh jahat itu terpental dari tubuh anak itu. Dengan cepat ia mengambil pisau bedahnya kembali lalu menangkis semua pakunya. Roh jahat itu semakin marah, ia langsung melarikan diri mencari orang untuk ia rasuki serta orang itu memiliki dendam yang amat kuat. Saat berada di taman kota, roh jahat itu melihat seorang gadis dengan luka lebam di sekujur tubuhnya dan perban yang ada di dahinya. Gadis itu—bernama Sera—sedang menangis tersedu-sedu seraya meneriakkan kekesalannya. “Anak itu!” Roh jahat itu langsung menuju ke arahnya. Tapi dari belakang ia terkena tiga pisau bedah. Roh jahat itu tidak menyerah, ia terus melaju begitu juga dengan Ken. Menyerang dan menghindar sebelum pada akhirnya roh jahat itu sampai duluan, “Siapa yang cepat ia adalah pemenangnya,” ucap mereka berdua. Roh jahat itu hendak merasukinya tapi dari belakang Ken juga hendak memenggalnya. “AAAAAH!” Sera menoleh ke arah mereka dengan teriakan terkejut setengah mati hingga hampir pipis di roknya akibat kedatangan mereka berdua.Almin mengecek sekitaran lalu meminta mereka untuk bergegas pergi dari sini. Namun, belum sempat untuk berlari mereka semua tiba-tiba terjatuh tanpa sebab seakan ada yang menarik kaki mereka.Dari jauh, terdengar suara dedaunan yang amat sangat berisik. Secara mengejutkan, Almin terangkat ke atas, ia mencoba meraih dahan pohon tapi sayang belum sempat meraihnya sesosok bayangan hitam muncul dan menelannya."Almin? ALMIN! DASAR!" Repi berdiri lalu menerjang bayangan hitam itu.Bayangan itu juga ikut menerjang serta hendak melahap Repi, tetapi Embi dengan berani menarik Repi hingga jatuh ke belakang hingga terguling dengan begitu Embi yang di lahap.Tidak ingin perjuangan mereka sia-sia, Yuri langsung membantu mereka semua untuk berdiri lalu berlari sekencang mungkin kecuali Sera yang ketakutan hingga tak mampu mengerakkan kakinya.Yuri yang sangat kesal menyeret Sera tapi sayang bayangan hitam itu melemparkan kayu nan runcing ke arah mereka. Dengan sigap, Yuri langsung menjadi dinding
Semua menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang diperlukan lalu memasukkannya ke dalam mobil sewa. Pada awalnya Sera sempat ragu tetapi dirinya mempercayai perkataan Repi bahwa semuanya akan baik-baik saja.Mereka berangkat pagi-pagi dengan suhu udara yang menusuk kulit hingga membuat mereka bersin-bersin karena sangat dingin. Meski begitu, mereka tetap melanjutkan perjalanan menuju ke tempat perkemahan.Selama perjalanan, Sera hanya bisa menatap luar jendela mobil dengan wajah gelisah dan bergumam tidak jelas. Repi yang duduk di sebelahnya langsung menenangkan Sera dengan berbagai candaan."Ikan ikan apa yang profesinya ngelawak tapi gak ngelawak?" "Ikan apa?""Ikan badut ...Ketawa sedikit aja meski gak lucu.""Sudah tahu tidak lucu." Sera lanjut menatap luar.Tanpa ia sadari, ia dan teman-temannya sedang di awasi dari jarak yang amat jauh seakan sudah menanti kedatangan mereka. Sesuatu itu juga tampak melirik Sera lalu menghilang ketika Sera menoleh ke arahnya meski jaraknya sangat
"Sera! Ayo bangun. Bukankah kita akan berkemah besok? Jika kamu terus-menerus tidur besok kamu kesulitan tidur." Suara nan lembut terdengar.Dengan membuka matanya perlahan, Sera yang masih muda—sekitar 13 tahun—terbangun dari mimpinya yang menurutnya cukup mengerikan.Perempuan yang memanggilnya adalah Jasmine—yang lebih tua 4 bulan dari Sera—dia berambut panjang serta selalu bersikap seperti seorang ibu."Dasar! Sera, memangnya kamu itu kukang? Setiap hari hanya bisa tidur?" kesal seorang perempuan yang tatapannya tajam serta rambutnya pendek tapi berantakan."Hei! Jangan terlalu kasar Repi! Sera itu masih kecil," bela Jasmine."Kecil? Sebaiknya kau cuci matamu dulu!" ejek Repi.Tidak lama setelah mereka berdebat muncul perempuan lainnya. Salah satunya Embi berambut pendek tapi lurus, Nami dengan kuncir kudanya, dan Almin yang bersanggul plus berkacamata.Almin seperti pemimpin, dia sangat tegas tapi tetap kalem. Almin meminta mereka untuk bergegas menyiapkan semua barang dan melihat
"Apa yang terjadi padanya? Apa dia …." Sera menahan ucapannya."Tidak mungkin. Dia sangat hebat dan kuat bahkan sekarang pun aku sama sekali tidak bisa menyainginya." Ken mengangkat kepalanya.Suasana dingin dan pemandangan nan asri terpampang di depan mereka. Sera menyadari sesuatu yaitu, hari sudah semakin larut bahkan jalanan menjadi gelap gulita.Dan juga Sera menyadari sesuatu yang lain yaitu bunga di taman bermekaran tanpa sinar matahari dan kupu-kupu yang berterbangan kesana kemari.Mungkin karena memiliki ciri khas khusus makanya hal seperti ini sudah biasa—itu yang dipikirkan Sera. Sambil berdiri, Sera meminta Ken untuk memberikannya senter jika punya."Ada." Ken berdiri lalu menggandeng Sera menuju ke rumahnya."Mana? Kok, kamu ikut?" tanyanya."Ada. Senternya aku biar kalau mataku menatapmu tidak silau. Bukankah ini senter paling keren?" gombalnya.Sera hanya bisa tersenyum malu. Di tengah jalan, Sera sempat gemetar akibat rasa takut yang menghantuinya sebab akhir-akhir ini
Melihat Ken yang antusias, Serei mengajaknya ke dalam hutan agar aman dari manusia-manusia lainnya yang menganggap Ken bukan manusia.Tentu saja, bahaya terus mengintai Ken di dalam hutan—roh jahat yang tidak menerima keberadaan Ken serta hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan yang berbahaya.Serei mengetahui hal tersebut tapi tetap membawa Ken kesana, tentu saja Serei akan melindunginya sepenuh hati hingga Ken siap pergi ke dunia luar."Pelajaran yang akan aku ajarkan dulu adalah bahasa, huruf, dan angka. Kita mulai bahasa dulu." Serei mengambil daun lebar yang dijadikan buku dan ranting untuk dijadikan pensil."Bagaimana kamu bisa memahami bahasaku, Serei? Dan juga aku bisa memahami bahasamu. Apa kamu juga berasal dari tempat tinggalku?" "Oh, itu …Kamu akan tahu suatu hari nanti," Sera mengelak.Mereka pun melanjutkan pelajaran dengan suasana riang. Hingga tanpa sadar malam telah tiba, mereka berdua menghentikan pelajaran dan mencari tempat untuk tidur.Biasanya Serei tidur di atas pohon t
Beberapa tahun yang lalu …"Tangkap, Tuan muda!" ucap seseorang dengan zirah lengkap.Seorang anak laki-laki—Ken—melarikan diri istana yang sangat teramat megah serta peradaban terlihat sangat maju berbeda dengan planet bumi yang manusia tinggali.Ken yang masih muda sekitar berumur 6 tahun menyadari bahaya yang sedang direncanakan oleh seseorang. Dia sadar bahwa keluar dari istana sangat sulit karena itu dia bertarung menggunakan tangan kosong.Meski sempat kalah, dia tidak menyerah dan terus melarikan diri hingga menemukan sebuah portal rahasia di ruang bawah tanah istana."Tuan muda ada di sana!" "Bertaruh atau tidak? Aku pilih bertaruh!" Ken memasuki portal itu seketika portal itu menghilang bersama Ken tanpa meninggalkan jejak.Para penjaga yang berbaju zirah berkumpul ke tempat itu seraya membongkar satu tempat ke tempat lain. Mereka sama sekali tidak bisa menemukan Ken."Mungkin dia pergi menggunakan portal yang aku buat." Muncul seseorang di belakang mereka."Hormat!" Semua p
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments