Home / Romansa / Maaf Om, Aku Mencintaimu / MOAM# 02. Kamu hanya istri kontrak!

Share

MOAM# 02. Kamu hanya istri kontrak!

Author: Ida Andriani
last update Last Updated: 2024-04-18 20:14:32

"Kita ke rumah sakit? Siapa yang sakit, Sayang?"

Laura tak menghiraukan pertanyaan dari Jovan. Wajahnya begitu bahagia saat Zehra mengatakan bersedia melakukan perjanjian gila dengannya. Laura langsung membawa Jovan menemui Zehra agar apa yang direncanakan cepat terkabul.

"Duduk, Sayang," ucap Laura pada Jovan dengan senyum cerianya. "Ini Zehra. Jadi, aku ...."

Jovan begitu marah mendengar ucapan demi ucapan dari mulut Laura. "Kamu gila, Laura!" sentak Jovan, membuat Zehra pun meremas jari-jarinya karena takut mendengar sentakan itu, apalagi saat Jovan menolaknya dengan jelas. "Aku tidak akan pernah melakukannya, Laura.

Laura mencekal tangan Jovan untuk menghentikan langkah pria itu. "Honey, tunggu!"

Jovan menatap Laura begitu tajam. "Kamu gila, Laura. Kamu lebih rela suamimu menikah lagi daripada kamu merelakan pekerjaanmu dan mengabulkan keinginanku? Kamu tidak mencintaiku, La. Cintamu hanya sebatas ucapan saja!"

Laura memeluk Jovan dari belakang saat sang suami hendak kembali pergi. "Justru karena aku terlalu mencintaimu, Jo. Aku tidak mau kehilanganmu. Aku mohon, Honey. Aku melakukan ini karena aku terlalu mencintaimu. Aku bisa saja pergi meninggalkanmu, bukan? Tapi aku tidak melakukannya karena aku mencintaimu."

Laura masih memeluk Jovan. "Atau jangan-jangan memang kamu yang sudah tidak mencintaiku, Jo?"

Jovan memejamkan matanya karena sang istri selalu bisa memutar balikkan fakta. Zehra sendiri hanya bisa terdiam menyaksikan bagaimana ungkapan cinta dari sepasang suami istri itu. Entah apa sebenarnya kekurangan sepasang suami istri itu, karena Zehra merasa tidak melihat sedikitpun kekurangan dari keduanya, kecuali hanya Laura yang tidak ingin mengandung.

"Katakan padaku, apa kamu sudah tidak mencintaiku, Jo?" tanya Laura lagi yang kini sudah melonggarkan pelukannya pada Jovan. "Kamu tahu bukan, bagaimana Mommy terus memojokkan aku karena aku belum juga hamil? Aku mencintaimu, Honey. Tapi kamu juga tahu arti karir ini untukku, bukan?"

Laura sedikit mendorong tubuh Jovan, lalu merangkul tangannya. "Honey, pernikahan ini hanya pernikahan kontrak agar kamu bisa memiliki keturunan dari darah dagingmu. Setelah Zehra melahirkan bayi itu, kalian bercerai dan hidup kita akan semakin bahagia karena keinginanmu tercapai dan aku tetap pada karirku."

Laura menoleh pada Zehra yang hanya masih menunduk. Ditariknya kembali tangan Jovan agar mau duduk dan mendengarkan tujuannya. Tatapan Jovan pun kini tertuju pada Zehra.

"Kamu masih muda, apa yang bisa kamu harapkan dari perjanjian konyol ini?"

Zehra menarik nafasnya dalam tanpa ingin menatap wajah Jovan. "Aku butuh uang, Tuan. Daddy ku harus segera melakukan operasi donor jantung. Jika tidak, maka nyawanya ...."

Jovan ikut menarik napas walau Zehra tidak melanjutkan ucapannya. "Siapa namamu?"

"Namanya Zehra, Honey," sahut Laura yang kini sudah sumringah lagi karena yakin Jovan sudah menyetujui keinginannya. "Daddynya jatuh sakit karena tekanan dari berbagai pihak. Dia putri Altan."

Jovan sedikit terbelalak mengetahui siapa gadis yang ada di depannya. "Kamu putri Altan?"

Zehra menyeka air mata yang kembali tiba-tiba mengalir ketika mengingat keadaan sang ayah. "Ya, apa Anda pun jijik padaku, Tuan? Seperti halnya semua orang termasuk saudara-saudara Daddy dan Mommynya yang langsung pergi meninggalkan kami karena kasus yang Daddy hadapi?"

Rahang Jovan mengeras mendengar penuturan pilu dari Zehra. Pria itu pun menoleh pada Laura, lalu kembali menatap Zehra. Rasa iba itu begitu Jovan rasakan karena tahu bagaimana kelanjutan kasus Altan yang memang rumit.

"Apa kamu tidak memikirkan masa depanmu? Kamu nanti--"

"Anda tidak perlu memikirkan masa depanku, Tuan. Aku sudah siap dengan segala konsekuensinya yang terpenting bagiku adalah, nyawa Daddy."

Tidak ada yang ingin Jovan katakan karena Jovan bisa mengerti apa yang dirasakan gadis muda itu. "Aku hanya kasihan padamu. Kamu masih muda."

"Jadi, bagaimana? Kamu setuju, Honey?"

Jovan ingin sekali menolak keinginan Laura. Jovan masih menimbang nasib Zehra nanti setelah melahirkan anaknya. Zehra akan jadi janda dan harus merelakan anaknya pada Laura. Akan tetapi, tidak Jovan pungkiri jika dirinya ingin sekali memiliki anak yang tidak bisa diberikan Laura karena karirnya.

"Zehra, kamu yakin dengan keputusanmu? Kamu harus rela melepaskan anakmu pada istriku nanti."

Zehra tak langsung menyahuti pertanyaan dari pria dewasa itu. Sebab, hatinya pun telah bertanya pada dirinya sendiri. Akankah Zehra rela memberikan anak yang dikandungnya pada Laura? Lalu, bagaimana nanti nasibnya sebagai janda? Jika untuk tidak jatuh cinta pada Jovan, mungkin masih bisa Zehra tangani, tapi merelakan anaknya pada Laura?

"Insya Allah aku siap dengan semua itu, Tuan. Asal Daddy bisa kembali sembuh dan hutang-hutang Daddy selesai."

Setelah semua orang setuju dengan semua persyaratannya, Jovan dan Laura pun mengurus segala urusan Altan. Tak ada yang ingin dilakukan Zehra selain bahagia karena akhirnya sang daddy bisa diselamatkan. Dan itu artinya sebentar lagi Zehra akan menjadi istri kedua dengan pernikahan di atas kertas.

Mereka juga melakukan beberapa perundingan, Jovan tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti keinginan sang istri. Pernikahan Jovan dengan Zehra pun akhirnya terlaksana. Pernikahan mereka hanya dihadiri oleh orang-orang penting dan orang terdekat Jovan saja. Bahkan, wali nikah Zehra dialihkan pada wali hakim sebab keadaan Altan yang belum memungkinkan.

"Zehra, malam ini kamu ikut kami pulang. Besok kamu boleh kembali ke rumah sakit," ujar Laura setelah Jovan dan Zehra sudah sah menjadi suami istri.

Zehra menoleh pada Jovan, lalu pada Laura. "Apa aku akan tinggal bersama kalian? Maksudku, aku tidak mau hidup seatap dalam dua keluarga. Aku tidak ingin membuat hubungan kita begitu canggung dan tertekan, Nyonya."

Mendengar ucapan Zehra, Laura sedikit marah. "Apa maksudmu, Zehra? Kamu tidak ingin tinggal bersama kami? Jangan mengada-ada kamu!"

Zehra menoleh pada Jovan yang masih diam tak menolak juga tak menyetujui permintaannya. "Aku minta maaf, Tuan. Aku rasa agar pikiranku tetap waras, aku tidak bisa hidup seatap dengan istri pertama Anda. Aku sadar akan statusku, tapi aku tidak ingin ada hati yang tersakiti baik aku maupun Nyonya Laura."

Laura hendak kembali menolak keinginan Zehra, tapi Jovan menghentikannya dengan menyetujui ucapan Zehra. "Kamu benar, Zehra. Kalian memang tidak bisa hidup satu atap."

Laura menggelengkan kepalanya tidak menyetujui. "Jo, apa maksudmu? Kamu tidak ingin aku tahu apa yang kalian lakukan di belakangku? Ini tidak mungkin, Jo. Kamu suamiku dan aku berhak tahu apa yang kamu lakukan dengan Zehra."

Zehra memejamkan matanya semakin gila mendengar ucapan wanita itu. Dia yang meminta suaminya menikah lagi, tapi dia juga tidak rela jika suaminya hidup dengan istrinya yang lain. Sungguh Zehra tidak percaya jika ada istri seperti Laura di dunia ini.

"Tapi, Nyo--"

"Tidak, Zehra! Kamu hanya istri kontrak bagi suamiku, jadi kamu harus tahu batasanmu!"

Zehra meremas jari-jarinya mendengar ucapan penuh penegasan itu. "Ya Robb, baru segini saja rasanya begitu sakit. Bagaimana mungkin aku ...." Zehra tak sanggup meneruskan gumamannya karena semua itu terlalu menyesakkan, walau nyatanya Zehra tidak akan bisa lari dari hal menyesakkan itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 59. Keinginan Elvira

    "Zehra, Leon, kalian pulang lah. Terima kasih karena sudah menjengukku. Aku minta maaf karena sudah merepotkanmu." Zehra menoleh pada Leon yang mengangguk. "Iya, Om." Zehra masih meremas jari-jarinya cemas. Leon melihat Zehra begitu cemas, seperti ada sesuatu yang Zehra ingin katakan. "Ze, ada apa?" Jovan dan Elvira pun menoleh dan menatap Zehra. "Zehra, ada apa?" Zehra kembali meremas jari-jarinya. "Om, bolehkah aku bawa Andrew pulang ke rumahku? Hanya malam ini saja saat Om Jovan di rawat di sini." Jovan dan Elvira saling tatap. Mereka tahu jika Zehra mungkin khawatir pada keadaan Andrew karena Jovan saat ini tidak di rumah. Namun, Jovan merasa hatinya begitu tak rela membayangkan Zehra dan Leon bahagia bersama Andrew. "Zehra, apa itu tidak mengganggumu dengan Leon?" Zehra menoleh pada Leon. Zehra menunduk karena melupakan Leon sebagai suaminya. "Maaf, Le. Aku lupa izin dulu sama kamu." Leon menelan salivanya mendengar ucapan Zehra yang bahkan melupakan diriny

  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 58. Haruskah merelakannya?

    Sekian jam Zehra berada di ruangan Jovan, tak ada sedikitpun tanda-tanda kedatangan Laura. Zehra menoleh pada arah Elvira yang masih terduduk lemah di samping Jovan yang masih terlelap. Zehra bingung harus memulai pertanyaannya dari mana. "Mommy." Zehra memberanikan diri untuk menatap Elvira yang terlihat sendu. Elvira pun menatap Zehra dengan sorot mata yang menyedihkan. "Laura selingkuh, Zehra." Deg!! Tak ada sahutan dari Zehra karena Zehra sudah tahu semua itu. Entah harus senang atau tidak mendengar ucapan Elvira. Sebab, nyatanya semua itu membuat Jovan sampai jatuh sakit karena kenyataan yang terjadi pada rumah tangganya. "Selama ini Jovan selalu berusaha menjadi suami yang baik, yang setia, Jovan selalu memberikan apapun yang diinginkan oleh Laura. Tapi, kenapa? Kenapa dia tega melakukan ini pada putraku, Zehra?" Zehra menelan salivanya. Zehra bingung harus menanggapi ucapan Elvira seperti apa. Karena Zehra memang sudah tahu jika Laura berselingkuh. Zehra menyesal ka

  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 57. Jovan sakit

    Tok! Tok! Tok! Zehra dan Leon menoleh apa arah suara. Leon pun menarik senyumnya melihat siapa yang datang. Walau bagaimanapun perasaan cemburu itu pasti ada. Apalagi saat Leon teringat bagaimana Jovan menyentuh Zehra. "Apa kami ganggu kalian?" Elvira langsung menghampiri Andrew yang sudah terlelap. "Tidak kok, Moms. Andrew baru saja tidur. Aku stok ASI-nya dulu sebelum pulang." Elvira menoleh pada Jovan yang tidak mengatakan apapun selain hanya terdiam menatap wajah sang putra. Elvira begitu iba karena Jovan pasti saat ini begitu tersiksa. Selain Laura selingkuh, kini Jovan pun harus merelakan Zehra untuk Leon. Elvira pun menoleh pada Leon yang begitu setia menunggu Zehra. "Leon, terima kasih karena kamu masih mengizinkan isterimu memberikan ASI-nya pada Andrew." Leon mengangguk. "Tidak masalah, Aunty. Aku menerima apapun masa lalu Zehra, jadi aku pun harus rela saat-saat seperti ini, bukan?" Zehra menoleh pada Leon. "Terima kasih, Le." Jovan masih belum ingin m

  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 56. Milik Leon

    Plak!! Elvira menampar pipi Laura begitu keras. "Ini untuk kamu yang sudah mengkhianati putraku." Plak!! Elvira kembali menampar Laura. "Ini untuk sakit hatiku sebagai ibu dari Jovan." Plak!! Elvira masih belum puas. "Ini untuk kamu yang sudah membodohiku juga Jovan." Elvira hendak kembali menampar Laura, namun. Laura keburu berlutut. "Ampun, Mommy. Aku tahu aku salah, Moms. Aku mohon maafkan aku, Moms. Aku masih mencintai Jovan." "Cih!! Kamu bilang kamu cinta pada putraku? Lalu apa yang sudah kamu lakukan padanya, Laura?? Setelah apa yang Jovan berikan padamu, tapi kamu tega melakukan semua ini? Kamu memang pela**r, Laura!!" Jovan yang baru saja datang, menghentikan langkahnya. Laura menoleh pada arah suaminya. Laura tahu jika Jovan memang pria baik dan setia. Penyesalan itu terlihat dari sorot matanya, hanya saja, Laura memang lebih mencintai Mike dari pada Jovan. "Kita pulang, Moms. Untuk apa Mommy buang-buang waktu datang ke sini?" Jovan meraih tangan Elvira denga

  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 55. Jovan yang malang

    Brak!! "Aarghh!!" Jovan menggusar rambutnya prustasi. "Kenapa kamu tega melakukan ini padaku, Laura!" Jovan tidak menyangka jika nasibnya bisa semalang itu. Selama ini Jovan merasa begitu beruntung memiliki istri seperti Laura. Namun, nyatanya Jovan salah. Nyatanya Jovan adalah orang bodoh yang tidak bisa mengenali siapa Laura sebenarnya. Serapat-rapatnya mengubur bangkai, lama-lama tercium juga. Jovan tidak menyangka jika pertemuannya dengan Zehra adalah sebuah anugrah besar. Selain Jovan bisa merasakan rasanya menjadi seorang Daddy, kini Jovan pun bisa tahu siapa Laura sebenarnya. Jovan mengambil handphonenya, lalu menghubungi sang asisten. "Gerald, tolong segera kamu cek siapa nama pemilik di Royal Company cabang 1." Jovan berusaha untuk tetap kuat dan sadar karena Andrew. "Andrew, putraku." Jovan pun segera menemui sang putera yang untungnya masih anteng dalam mimpinya. Susi pun keluar dari kamar Andrew sesuai perintah Jovan. Pria itu mengecup kening sang bayi deng

  • Maaf Om, Aku Mencintaimu   MOAM# 54. Kamu milikku

    "Honey, apa kamu baik-baik saja? Aku merindukanmu, Mike." Laura mengecupi Mike yang sudah beberapa hari tidak ditemuinya. "Apa ini perbuatan Leon?" Laura meraba luka-luka di tubuh juga wajah Mike. Mike masih terdiam walau nyatanya begitu senang karena akhirnya bisa lolos dari sekapan Leon. Namun, Mike masih bingung siapa orang yang menyelamatkan Zehra hari itu, karena Leon dan asistennya datang setelah Mike babak belur. "Aku bersumpah akan membuat mereka menyesal sudah membuatmu seperti ini, Mike." "La, aku memang di sekap oleh Leon, tapi bukan Leon yang membuatku seperti ini." Laura menatap Mike dengan kening yang mengerut heran. "Apa maksudmu, Mike?" Mike menarik napasnya, lalu beranjak dari baringannya. "Hari itu ada pria asing memasang topeng menyelamatkan Zehra, dan Leon baru datang setelah aku seperti ini." "Apa?" Laura mencoba berpikir. "Jika bukan Leon, lalu siapa yang menyelamatkan Zehra, Mike?" "Aku juga tidak tahu, tapi sudahlah. Untuk saat ini itu tidak p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status