Cinta Itu Tidak Datang Tiba-Tiba

Cinta Itu Tidak Datang Tiba-Tiba

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-11-21
Oleh:  Rumput hijau liarBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
20Bab
8Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Griselle Dayoung dan David, hidup di dua dunia yang berbeda. Griselle sebagai pewaris tunggal HANSENG group milik keluaranya. Di sisi lain David seorang pria misterius yang memulai segalanya dari nol. Griselle yang acuh dan bebas bertemu dengan David yang dingin dan selalu menghitung langkah dalam bertindak. "Bukannya tadi aku bertanya apakah tubuhmu baik-baik saja?" Jawab David sambil melirik ke arah Griselle. "Iya, lantas apa hubungannya antara tubuhku baik-baik saja dengan kamu mengantar makan siang ke kantorku?" Tanya Griselle dengan wajah bingung, hatinya merasa sedikit tidak nyaman. "Hari ini, aku sedang bereksperimen dengan menu baru. Karena nggak ada yang menjadi kelinci percobaan, walau dengan berat hati, aku pergi mengantar makanan buatanku ke kantormu. Menurutku setidaknya, di sana ada banyak pegawaimu yang bisa menjadi kelinci percobaan." Jawab David dengan santai. Griselle terdiam saat mendengar perkataan David, saat ini di dalam hatinya timbul keinginan yang sangat besar untuk menarik keras rambut dan menggigit daun telinga pria di depannya ini. Ternyata kebaikan David tadi siang hanya untuk menjadikan dirinya dan pegawainya sebagai kelinci percobaan. Rupanya dia mau membalas dendam, maki Griselle di dalam hati. "Melihat kamu kembali baik-baik saja, aku merasa sedikit tenang, artinya makananku masih layak untuk dimakan." David melanjutkan perkataannya masih dengan nada tenang, tanpa menyadari perubahan di wajah Griselle yang sudah menghitam. Wajah Griselle yang awalnya kelam, tiba-tiba berubah dengan cepat menjadi wajah penuh kelicikan. Perubahan wajah Griselle secepat membalikkan telapak tangan, dengan wajah penuh senyuman manis, dia berkata, "Tetapi aku tetap harus berterima kasih loh."

Lihat lebih banyak

Bab 1

Hari Perceraian

Di depan sebuah Pengadilan Negeri di ibukota, tampak seorang wanita sedang berjabat tangan dengan seorang pria.

"Semoga sukses ya. Nanti kalau kamu merindukanku, kamu bisa menghubungi aku kapan saja." Kata pria itu, Riko Darmawan, yang kini menjadi mantan suaminya, dengan senyuman di wajah.

"Iya, semoga kamu juga. Jangan lupa kalau sudah sekarat, hubungi aku kapan saja. Nanti kalau kamu mati, aku bisa ikut menyumbang kacang." Balas Griselle Dayoung, dengan wajah penuh senyum menatap mantan suaminya itu.

Riko menarik tangannya dan wajahnya memerah karena marah. Ia berjalan dengan langkah lebar menuju area parkir mobil. Senyum Griselle semakin lebar melihat hal itu, lalu ia melangkah ke arah mobilnya yang berada di sisi lain. Belum sempat kakinya melangkah, sebuah suara datang dari arah belakang Griselle.

"Akhirnya anakku terbebas darimu, sejak awal aku tidak pernah menyetujui pernikahan kalian. Aku harap kita tidak perlu bertemu lagi." Kata wanita tua itu, Karina, dia datang bersama seorang gadis muda lalu berdiri di hadapan Griselle.

Itu mertuanya..oh bukan, tetapi mantan mertua tepatnya, sedang gadis muda di samping mantan mertuanya, Viona, adik perempuan dari mantan suaminya.

"Sejak awal sudah kukatakan, kau hanya orang asing yang lewat dalam hidupku dan juga putraku, jauhi putraku di masa depan." Karina melanjutkan perkataannya, diiringi senyuman sinis yang terukir di bibirnya.

"Benar, jauhi kakakku. Dua tahun ini, dengan kehadiranmu dalam keluarga kami sudah membawa cukup banyak masalah. Juga sekarang kamu sudah tahu, jika sejak awal kakaku tidak pernah mencintaimu."

"Kakakku mau menerima dirimu hanya karena keluargamu yang kaya, bukan karena mencintai mu. Dan tanpa kamu atau keluargamu, kakakku pasti akan sukses, seperti sekarang." Viona mengatakan semuanya dengan tatapan penuh rasa jijik dan merendahkan pada Griselle.

Griselle mendekat, tangannya menyentuh dagu gadis itu, mengangkat dagu itu dan berkata dengan lirih "Iyaa..jangan kuatir, aku tidak akan pernah mendekati kakakmu lagi. Aku harap kalian akan tetap ingat tentang kejadian hari ini."

Griselle dengan kasar melepas dagu gadis itu, lalu ia melangkahkan kakinya arah mobil yang sudah menunggu.

"Tanpa keluargamu, kamu bukanlah apa-apa, dasar jalang." Kata gadis itu, ia hendak mengejar langkah kaki Griselle tetapi mamanya memegang lengannya dan menggelengkan kepalanya. "Jangan membuat keributan di sini."

Griselle tidak menghiraukan umpatan gadis itu, dia terus melangkahkan kakinya. Melihat Griselle yang menarik dagu adiknya dengan kasar, Riko keluar dari mobilnya dan kembali mendatangi Griselle.

"Apa maumu...hah!" Teriak Riko dengan mata melotot hampir keluar dan salah satu tangannya menangkap lengan Griselle sedangkan telapak tangan kanannya sudah terangkat siap untuk menampar wajah Griselle

Griselle menepis tangan Riko yang menangkap lengannya lalu menangkis tangan Riko yang sudah terangkat. Griselle memajukan tubuhnya selangkah ke depan Riko. "Jika kamu yakin bisa menang, cobalah" Ucap Griselle pelan disertai lengkungan di bibirnya dan tatapan meremehkan.

Riko tersadar, ia pun menurunkan tangannya. Dia ingat Griselle jago taekwondo, bahkan setelah menikah pun Griselle masih berlatih tiap hari di pekarang rumah mereka. Walau mungkin bisa mengimbanginya, keributan akan memancing orang-orang untuk berdatangan, Riko tidak mengharapkan hal itu terjadi.

"Urusan kita sudah selesai, jangan coba-coba menyentuh keluargaku. Percayalah, aku juga bisa menghancurkanmu dan keluargamu." Ucap Riko lirih yang hanya bisa di dengar oleh mereka berdua lalu ia berbalik pergi ke arah mobilnya.

"Aku menunggunya." Griselle membalas sambil melangkah ke arah mobil, di dalam sudah menunggu Lily dan Adriana, dua sahabatnya.

Di dalam mobil, sambil menyetir Riko melirik ke arah Viona dengan tajam, dan berkata dengan nada keras,"Umurmu hampir tujuh belas tahun, bertindaklah dengan otakmu bukan emosimu. Kau pikir saat ini kita sanggup menghadapi keluarga Griselle?"

"Kamu pikir keluarga Griselle takut pada keluarga kita? Jika sampai terjadi sesuatu dengan Griselle karena kita, keluarga kita pasti akan hancur. Keluarga Griselle tidak bertindak apapun karena mengingat hubungan baik dengan almarhum papa. Lain kali pakai otakmu kecilmu itu sebelum bertindak."

"Sudah...Viona masih kecil. Riko, kamu sendiri tahu, jika rasa tidak suka Viona terhadap Griselle dan keluarganya bukanlah satu atau dua tahun." Karina melakukan pembelaan terhadap putrinya. Riko terdiam dan wajah Viona memucat oleh kata-kata keras kakaknya. Suasana di dalam mobil menjadi sunyi.

"Jangan mengusik Griselle untuk saat ini dan di masa depan. Biar kakak yang menyelesaikan semuanya dengan Griselle dan keluarganya." Suara Riko dengan nada lebih lembut kembali terdengar.

“Say, apa yang kadal itu katakan?” Suara Lily terdengar saat Griselle membuka pintunya, setelah duduk dengan santai.

“Hanya ancaman kosong.” Jawab Griselle santai.

“Ooh…nyalinya sudah mulai membesar, dia kira dengan kekayaannya sekarang dia sanggup menghadapi Hanseng Group.” Adriana yang sedang menyetir, ikut mengomentari.

“Dia hanya cangkang kosong, opa dan papaku tidak mau bertindak keras hanya karena mengingat hubungan baik dengan almarhum papa Riko. Jika tidak…”Griselle tidak melanjutkan perkataannya.

“Tidak perlu dipikirkan, itu hanya kadal kecil. Apa rencanamu selanjutnya?” Lily memotong perkataan Griselle, ia tidak ingin mendengar tentang mantan Griselle itu karena sejak awal ia memang tidak menyukainya.

“Tetap berkerja di perusahaan papa lalu membuka usaha, kalian ada minat bergabung?” Tatapan Griselle mengarah ke arah jalan raya, ia sedang memikirkan sesuatu.

“Maksudmu kita bertiga membuka usaha bersama?” Tanya Lily sambil menatap Griselle.

“Ya, tetapi kalian yang menghandle perusahaan kita, aku akan fokus membantu di perusahaan papaku.”

“Aku setuju, tidak ada masalah.” Lily langsung menyetujui tanpa berpikir.

“Kamu langsung setuju saja, kamu sendiri nggak mikir kondisimu?” Adriana mengingatkan Lily akan permasalahan yang kini dia hadapi. Lily sendiri sedang menjalani proses perceraian dengan suaminya.

“Memangnya kenapa? Cerai sudah pasti, tidak ada kata damai. Dengan usaha papaku, aku memang tidak akan kuatir dengan keuangan. Tetapi di masa depan, perusahaan itu pasti ada di tangan kakakku. Lebih baik punya usaha sendiri.” Balas Lily dengan panjang lebar.

“Bagaimana? Kamu keberatan Adriana?” Tanya Griselle kepada Adriana. Dengan tatapan masih ke arah jalan, Adriana menjawab dengan santai, “Lakukan, aku tinggal resign. Toh aku juga belum ada beban apapun. Nggak ada salahnya kita mencoba berjuang bersama.”

“Betul, kita nggak tahu bagaimana suami kita kelak. Setidaknya kita punya sesuatu yang menjadi pegangan jika suami kita bertingkah.” Sahut Lily.

“Kalau kalian memang setuju, nanti aku akan pinjam ke papa untuk modal kita. Aku yang mengeluarkan modal, kalian yang menghandle perusahaan. Ada masalah dengan perusahaan, kita diskusikan bersama, jadi kita semua punya kekuasaan yang sama. Soal laba kita membaginya secara rata, bagaimana?”

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
20 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status