Share

aku kembali

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2022-05-04 17:36:40

Aku kembali ke rumah bersama Mas Hamdan dengan mobil yang sama. Setelah kubuka pintu aku langsung melampiaskan kemarahan. Kujatuhkan semua foto dengan bingkai-bingkai cantik yang tertata di bufet dekor ruang tamu dengan emosi yang sudah tak terkendali.

"Kupikir kita sudah bahagia dan utuh sebagai keluarga yang tidak akan terpisahkan, namun kenyataannya hatimu terbagi dua!"

Prang!

"Katamu, Mas tak akan meninggalkan atau menduakan cintaku!"

Prang!

Mas Hamdan yang kaget melihat kemarahanku dan terpana melihat perabotan yang bergulir dipecahkan, langsung mendekat dan menangkap kedua tangan ini, dia berusaha merangkulku tapi aku sudah muak dengannya.

"Tenang Aisyah!"

"Bagaimana aku bisa tenang, bagaimana aku meredam gejolak emosi cemburu melihatmu melindungi wanita itu, aku merasa kecil, rendah dan dicampakkan oleh sikapmu, Mas."

"Itu hanya sudut pandangmu, kau tak pernah tahu isi hatiku!"

"Kau sudah menunjukkannya. Kau sudah memperlihatkan padaku hatimu condong kemana! Kau bilang kau akan Adil, itu mustahil!" jawabku berapi-api.

"Aku janji untuk memuliakan istriku, aku janji akan menjadi suami yang baik. Asal kau merestui hatiku makin kuat jadi milikmu Aisyah!"

"Cukup! Jangan melempar omong kosong! Simpan saja puisimu untuk wanita itu. Kau sudah menikam jantung dan mencabik hatiku, Mas. Kau sudah meruntuhkan kepercayaan dan cinta ini," jawabku sambil menangis.

"Mari duduk dan tenangkan dirimu," ujarnya sambil menguncang bahuku.

"Tidak, maaf, aku mau pergi saja."

"Aku mohon, Aisyah, aku mohon, hanya kamu yang kumiliki," pintanya sambil menjatuhkan diri dan memegang lututku.

"Jika kau tahu hanya aku yang kau miliki, lalu kenapa kau ingin menjauhkanku darimu?!" teriakku.

"Aku hanya .... Maaf, Aisyah... Maafkan aku, kupikir aku bisa melelehkan hatimu dengan permintaan itu. Kupikir aku bisa melakukan pendekatan dan meyakinkan bahwa tidak ada yang berubah setelah itu."

"Ya Allah ...." Lututku gemetar dan aku langsung terjatuh di ke atas sofa dengan pandangan mata terbelalak.

"Dengar Aisyah Aku tidak mau terjebak dalam hubungan gelap di mana istriku tidak mengetahui apapun tentang perasaan yang kupendam. Aku ingin jujur agar kau menerimanya. Aku jatuh cinta pada gadis itu, sungguh," ucapnya dengan pandangan mata tegas padaku, aku tahu, dia tidak sedang bercanda dengan ungkapannya. Dia serius.

"Aku keberatan Mas, itu yang coba kusampaikan. Jika kau berbagi hati maka akan ada hati yang selalu merasa sedih. Bayangkan kau ingin menyatukan kami, coba kita bertukar posisi, sanggupkah kamu melihatku bermesraan dengan pria lain di dalam rumah ini, sementara kita akan bersama selamanya, kau sanggup?"

Pria itu terdiam, tak sanggup menjawab, bibirnya mengatup rapat dan pandangan matanya menunduk ke bawah. Dari bola mata hitam pekat itu, aku bisa melihat gumpalan lelehan bening yang siap meluncur. Aku tak tahu emosi apa yang sedang ia gambarkan, entah sadar dengan kata-kataku atau sedih karena memikirkan kekasih hatinya tak bisa ia rengkuh dalam pelukan. Yang pasti aku hanya mengutarakan ketegasan, bahwa aku menolak tegas poligami.

"Jadi, kau sama sekali tak mau memberiku kesempatan? Kenapa kita tidak coba saja dan kalau tidak cocok maka aku akan meninggalkannya?"

tanyanya setelah mengusap air mata.

"Mas Hamdan pikir aku bodoh? Kurasa Mas tidak senaif itu! kurasa kamu paham betul bahwa pernikahan bukanlah hal yang bisa dipermainkan. Setelah bahagia dengan pengantin barumu, jika aku tak suka, kau akan menceraikannya? Kupikir itu tak akan terjadi karena daun muda lebih renyah dibanding daun kering," jawabku menggeleng tegas.

"Aku akan berusaha bersikap bijak, tak condong pada satu cinta."

Karena tak tahan dengan segala ungkapan permintaan yang tak tahu kapan ujungnya akhirnya aku memutuskan untuk mengambil ketegasan.

"Bukan tentang cinta saja Mas. Uang, perhatian dan waktu juga harus dibagi rata. Sikapmu juga tak bisa berbeda, Dan ya, tentang uang .. belakangan kebutuhan keluarga kita melonjak, anak-anak yang punya banyak kegiatan dan bimbingan belajar. Biaya sehari-hari, belum lagi cicilan, uang saku dan tabungan. Jika kemarin-kemarin aku berusaha untuk berhemat dan mencukupi pengeluaran dari nafkah yang kau berikan, maka sekarang aku harus bagaimana? Jika uang itu pas-pasan bahkan kurang untuk keluarga kita, bagaimana itu akan dibagi dua, haruskah kami makan sekali sehari agar gajimu cukup dimakan sebulan?!"

"Hah?!" Suamiku melongo, entah baru sadar bahwa selama ini aku prihatin dan mengencangkan ikat pinggang demi cicilan mobil impiannya, atau bagaimana? Aku tak tahu.

Yang pasti ucapanku langsung membuat Mas Hamdan mendongak terkejut, dia yang tadinya memelas dengan segala harapannya tentang cinta seakan ditampari dengan pukulan menyakitkan.

"Jadi, pikirkanlah! bukan siksa batin saja yang akan kau berikan pada kami semua, tapi derita diatas segala derita."

. Aku langsung bangkit dari tempat duduk dan beralih ke dalam kamar, kuturunkan cover dari atas lemari dan mengisinya dengan pakaian pakaian serta barang berharga milikku.

Dia yang tahu gelagat istrinya berniat pergi langsung mendekat dan merebut pakaian itu dari tanganku.

"Apa yang kau lakukan?"

"Aku akan pergi, akan kubawa serta anak-anak bersamaku!"

"Tidak bisa!"

"Kenapa tidak? melihat penyiksaan sudah di pelupuk mata mengapa aku harus bertahan seperti orang bodoh? hidupku sangat berharga Mas, Aku tidak akan membuang sedeti pun hanya untuk menyaksikan kau melukaiku!"

"Ini bisa dibicarakan baik-baik ...." Dia terus mengejarku yang berada di kamar anak-anak dan mengisi koper dengan pakaian mereka.

"Kalau begitu katakan dengan tega, kau pilih aku atau Maura! katakan!" bentakku dngan nada tinggi, tak peduli tetangga dengar atau tidak, yang jelas wajahku panas menahan murka.

"Ini tak bisa ...."

"Kenapa tak bisa ... atau, kau memang pilih dia kan?"

"Tidak, aku mencintaimu!"

"Kalau begitu perdebatan usai. Kau tidak akan menemui gadis itu dan kita akan bahagia lagi seperti dulu. Mungkin berita bahwa kau menyukai wanita muda akan tersebar di seluruh desa ini dan membuat dirimu dicibir, tapi seiring berjalannya waktu semua kisah itu akan terlupakan. Lupakan dia dan aku juga akan melupakan bahwa peristiwa hari ini tak pernah terjadi."

Seketika saja suamiku langsung lemas dan melungsur terduduk ke lantai, dia terguncang bungkam, sedang tubuhnya merapat ke dinding.j

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Andi Cory
seruh untuk dibaca
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   164

    Mungkinkah sikap arogan Mas Irsyad ditengarai oleh kecemburuannya yang begitu besar kepada Hamdan atau mungkinkah karena dendamnya padaku karena sudah menyakiti Elsa, entahlah, aku tak tahu, yang jelas aku merasa sangat sakit dan tersinggung. Air mataku berurai pedih dan menyesal. "Andai aku tidak termakan kata kata manis dan bujukan sejak awal, mungkin aku tidak akan pernah menikahi pria busuk seperti Irsyad. Dia hanya baik di awal dan kejam di akhir, dia benar benar membalikkan persepsiku tentang perilaku dan sifatnya."Pagi menjelang, matahari menyapa, tapi aku enggan menatapnya. Diri ini masih terbaring di ranjang meski waktu sudah menunjukkan pukul tujuh."Kamu tidak bangun untuk menyiapkan sarapanku dan anak-anak?""Aku sedang tidak enak badan dan kalian bisa beli makanan di drive thru, anak anak akan senang," jawabku dari balik selimut."Aneh sekali sikapmu hari ini Aisyah," gumamnya."Memangnya aku tidak boleh sakit memangnya sesekali aku tidak boleh libur dari rutinitas rum

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   163

    "Berani sekali istrimu memukulku, aku kesakitan Mas, aku kesakitan ...." Wanita itu meraung dan menjerit kesakitan sambil berusaha melindungi dirinya di belakang Mas Irsyad.Saat itu yang aku rasakan tidak ada lagi kewarasan, hanya sakit, panas hati dan amarah yang menggelegak. Saking tak tahannya aku dengan kekesalan, rasa-rasanya ubun-ubun ini ingin meleleh."Beraninya kau mengusik suamiku, menghapus ketentraman rumah tangga dan membuat hidupku tidak nyaman!" Aku melesat ke belakang Mas Irsyad, tanpa bisa dicegah aku langsung mencekik leher wanita itu sampai dia terdorong dan terdesak tepat di depan tangga rumah."To-tolong... Akh ... akkk ...." Wanita itu meronta "Aisyah, stop, ya Allah, Aish, please, lepasin Elsa." Mas Irsyad berusaha menengani tapi sia sia saja.Nafas wanita itu mulai sesak dan megap-megap, dia ingin mengatakan sesuatu tapi tidak bisa. Aku yang seakan dirasuki sebuah kekuatan besar terus menekan lehernya hingga nyaris saja wanita itu meregang nyawa dengan bola

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   162

    Seminggu kami jalani hidup tanpa tegur sapa dan saling menjauhi. Lebih tepatnya aku yang menjaga jarak dan menjauhi Mas irsyad. Begitu dia mendekati, terlebih ketika di kamar, anak aku langsung bangun dan memasang jarak. Bukannya dia tak mencoba membujuk hanya saja aku yang menolak bujukannya.Seperti ketika suatu malam dia mendekat, mencoba memeluk dan menciumku dengan paksa seperti yang selama ini dia lakukan kala aku merajuk kecil. Sontak, aku berontak dan mendorongnya. Aku menghardik dengan kesal agar dia jangan memaksakan dirinya padaku."Aku bukan pelacur atau wanita yang bisa kau perkosa kapan pun. Enyahlah dari hadapanku.""Mengapa kau marah sekali, aish. Ini sudah hampir seminggu, gak takutkah kamu akan dosa menolak hasrat suami.""Kenapa tidak kau bagi saja hasrat itu kepada wanita yang masih kau cintai!" Tentu saja Mas Irsyad terkejut dan wajahnya langsung pucat. Pria itu mengigit bibir lalu bersurut mundur."Apa? Kenapa diam, Kenapa tidak kau temui mantan istrimu lalu ung

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   161

    Seminggu kami jalani hidup tanpa tegur sapa dan saling menjauhi. Lebih tepatnya aku yang menjaga jarak dan menjauhi Mas irsyad. Begitu dia mendekati, terlebih ketika di kamar, anak aku langsung bangun dan memasang jarak. Bukannya dia tak mencoba membujuk hanya saja aku yang menolak bujukannya.Seperti ketika suatu malam dia mendekat, mencoba memeluk dan menciumku dengan paksa seperti yang selama ini dia lakukan kala aku merajuk kecil. Sontak, aku berontak dan mendorongnya. Aku menghardik dengan kesal agar dia jangan memaksakan dirinya padaku."Aku bukan pelacur atau wanita yang bisa kau perkosa kapan pun. Enyahlah dari hadapanku.""Mengapa kau marah sekali, aish. Ini sudah hampir seminggu, gak takutkah kamu akan dosa menolak hasrat suami.""Kenapa tidak kau bagi saja hasrat itu kepada wanita yang masih kau cintai!" Tentu saja Mas Irsyad terkejut dan wajahnya langsung pucat. Pria itu mengigit bibir lalu bersurut mundur."Apa? Kenapa diam, Kenapa tidak kau temui mantan istrimu lalu ung

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   160

    Tak mau terus menyiksa batinku sendiri dengan terus menguping pembicaraan Mas Irsyad dan mantan istrinya akhirnya kuputuskan untuk turun saja mengambil air minum dan kembali ke kamar.Namun sebelum aku melanjutkan langkah, kembali perasaan marahku meronta-ronta. Haruskah aku melabrak dan meneriakinya, lalu mencecarnya dengan banyak pertanyaan mengapa dia berani sekali menelepon wanita lain di tengah malam dan memberinya kata-kata yang indah. Oh Tuhan, hatiku dilema.Ingin kutahan diri tapi rasa haus seakan menusuk tenggorokan sehingga aku tidak punya pilihan.Dengan gaun tidur yang masih menjuntai ke lantai, aku berjalan ke dapur. Melihatku tiba-tiba datang pria itu terkesiap dan kaget. Dengan salah tingkah dia segera mematikan ponsel dan menyembunyikan benda itu di bawah dudukannya. Tapi sayang, aku melihatnya.Aku yang pura-pura tidak tahu apa-apa hanya berjalan dengan cuek lalu mengambil gelas dan memencet dispenser lantas kuteguk air sambil berusaha menahan diriku."Kok belum tid

  • Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa   159

    Hal yang baru saja dia katakan memantik sebuah keheranan di hatiku. Di satu sisi dia ingin aku membiarkannya untuk berhubungan baik dengan Elsa namun sebaliknya ketika aku dan Mas Hamdan berkomunikasi dan hendak menjalin hubungan baik lagi, dia seakan sangat keberatan dan benci."Mungkinkah suamiku adalah penganut pernikahan terbuka di mana dia bebas melakukan apa saja dengan dunia dan teman wanita, sementara aku akan terjerat dan harus mematuhi semua aturan yang dibuat. Bukankah itu tidak adil?!"Alangkah arogan dirinya ketika mengatakan bahwa aku tidak boleh turut serta dalam acara aqiqah yang diselenggarakan Mas Hamdan sementara dia terus malah padaku agar bisa menemui mantan istrinya dengan berbagai alasan kurasa jika aku sudah jengah sendiri dan bosan, dia akan kutinggalkan.Kadang timbul kesesakan tersendiri di dalam hatiku, keheranan entah mengapa aku selalu gagal menjalin tali pernikahan. Apakah aku memang harus ditakdirkan punya suami ajaib yang tidak pernah sesuai dengan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status