Share

42. Semua Ini Bukan Salahku

Jam weeker berbunyi nyaring. Aku terperanjat dengan napas memburu. Dengan gerak cepat aku meraih ponsel dan mengecek jam. Sudah pukul sebelas siang.

Entah kenapa aku sepulas ini. Ternyata tadi hanya mimpi buruk. Aku sampai khawatir Namira benar bekerja sama dengan Shella. 

Mengingat kejadian dalam mimpi ada sesuatu di akun Facebo*k. Tanpa mengulur waktu lagi aku membuka aplikasi itu dan mencari kabar hari ini.

Mulut seketika menganga karena banyak berita tentang kematian seorang lelaki berinisial G di gudang kosong dekat salon tempatku bekerja. Kabarnya dia gantung diri, tetapi ada bekas luka di sekitar wajahnya.

Aku menelan saliva sambil terus berusaha memperbaiki perasaan. Lebih baik hari ini absen bekerja dulu untuk memastiakan siapa lelaki itu. Ferdila sudah pergi ke kantor jadi tidak usah meminta izin. Toh, dia juga tidak akan menduga aku pergi ke lain tempat.

"Tuhan, kenapa aku yang merasa diteror padahal Vidia yang melakukan kesalahan?

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status