Wuusshhh!
Cahaya berpendar. Tubuh Kenan seolah disedot dari langit dan dia menghilang dalam cahaya dan dia tiba-tiba sudah berada di kamarnya dengan cahaya yang masih menyisa. Dia seperti seorang di sebuah panggung dan cahaya lampu yang terang sedang menyorotnya. Cahaya itu menghilang dan dia hampir jatuh.
Tangan Kenan menahan tubuhnya di meja belajar di samping kamar tidurnya. Dimana ini? Apakah aku sudah bangun dari mimpi? Pikir Kenan.
Tapi ..., itu bukanlah mimpi. Itu adalah kenyataan!
Benar! Itu terlalu aneh jika mimpi. Gadis bernama Aeera itu, dia bahkan tak bisa dilupakan oleh Kenan. Itu adalah wajah yang sangat cantik dan lugu. Itu bukan mimpi.
”Panggil aku lagi, Aeera!” teriak Kenan, tak ada jawaban dan hanya ada kesunyian.
”Tolong panggil aku lagi, Aeera. Kumohon, panggil aku lagi! Aku tidak mau hidup di dunia ini lagi! Biarkan aku hidup di dunia mimpi itu lagi!”
Kenan menjatuhkan lututnya di lantai. Dia benar-bener terpuruk, perasaan cemas, takut dan malu bercampur lagi menjadi satu. Tuhan, biarkan aku bisa bebas dan tidak lagi merasa cemas. Itu doa yang dipanjatkan oleh Kenan.
Dia menempelkan punggungnya ke tembok. Mengangkat kedua tangannya dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dia meratap lagi dan menangis. Dia tak berani menghadapi kehidupan. Seorang pemuda yang jiwanya tergoncang. Rasa malu dan ketakutan menjadi satu. Semua kenangan yang membuatnya terpuruk, satu persatu diingatnya.
Dan ..., dia akan menjerit lagi penuh ketakutan dan kecemasan.
”Aaaaaaaaa! Maafkan aku! Jangan sakiti aku!”
Braakk! Braakk!
Kenan memukul pintu atau memukul meja, dia bahkan kadang tidur sambil menutup dirinya dengan selimut. Dia juga akan berada di ujung kamarnya dan duduk sambil menutup wajahnya di kakinya. Menekuk kaki dan terpekur meratapi nasibnya. Untuk keluar dari kamarnya, dia seolah terbayang semua hal yang menakutkan. Dia keluar hanya untuk mengambil makanan atau meminum minuman saja.
Ketidakberdayaan, sungguh menghancurkan hidupnya.
Dari luar. Ibunya, Ghina. Dia meratapi nasib anaknya. Dia menahan dirinya dari bersuara, dia menahan sekuat tenaga dan hanya airmatanya yang terus jatuh, luruh dengan deras. Tangan bu Ghina menyentuh pintu kamar anaknya.
Sampai kapan kamu akan begini anakku, dan isaknya tertahan. Dia tak ingin terlihat dan terdengar sedih oleh puteranya. Dia harus kuat, dia akan menunggu kapanpun juga. Dia terus berdoa tanpa kenal lelah. Agar anaknya, kembali ceria dan bisa seperti orang normal pada umumnya.
Bu Ghina sudah mencoba untuk mencari keadilan, namun semua sudah berlalu. Pihak sekolah hanya meminta maaf dan tak bisa berbuat apa-apa. Mereka menyebutkan itu hanyalah kenakalan remaja sekolah yang terjadi pada umumnya.
Pihak sekolah juga beralasan, ketika mereka selesai dari sekolah, mereka akan melupakan banyak hal saat masih sekolah. Perundungan, perkelahian dan tindak kekerasan hanya akan menjadi kenangan. Mereka akan disibukkan dengan mencari pekerjaan, atau melanjutkan sekolah mereka.
Namun, tidak untuk Kenan. Mentalnya terluka dan dia tak bisa lagi menghadapi masa depan dengan baik. Hanya ketakutan dan jeritan yang dilakukan Kenan di kamarnya.
Sungguh tidak adil! Seorang ibu, yang hanya punya putera satu-satunya. Dia harus menanggung derita dan merasakan kepedihan karena anaknya menjadi sosok yang terkena tekanan mental yang berat.
Ghina juga sudah mengundang seorang psikolog, namun Kenan ketakutan dan bahkan hampir melukai psikolog tersebut. Setelah itu, Kenan tak mau bertemu dengan siapapun lagi dan tak mau membuka pintunya kecuali dia sendiri yang membukanya.
Kini ..., hanya doa yang bisa dipanjatkan oleh bu Ghina dan berhadap bahwa suatu hari nanti. Puteranya itu sehat kembali dan tekanan mental dalam dirinya dapat dihadapi.
Bu Ghina menghapus airmatanya dan meninggalkan pintu kamar anaknya tersebut. Sebenarnya, Kenan tahu kalau ibunya berada di depan pintu. Dia dapat melihat dari lubang di bawah pintu. Seseorang tengah berdiri di depan pintunya.
Namun, ketidakberdayaan yang membuat dirinya seolah tak bisa bergerak. Tubuhnya gemetar jika mengingat perlakuan buruk teman-temannya yang selalu berbuat jahat padanya. Apalagi, saat hari wisuda sekolah.
Kenan dipermalukan dengan dimasukkan dalam sebuah kotak kardus besar dan dibuka di hadapan semua rekan sekelasnya. Kenan hanya memakai celana dalam dan disoraki, dipermalukan dan ditertawakan.
Kenan menggelengkan kepalanya, dia tak tahan mengingat itu semua. Dia hancur dan seolah hanya ingin kematian.
Namun, dia teringat dengan dunia mimpi yang baru saja dialami. Benar! Dia harus kembali lagi ke dunia itu. Dia harus tampil lebih hebat nantinya. Kenan mempersiapkan senjata apa yang akan digunakannya ketika dia dipanggil lagi. Dia memikirkan hal itu, semua harus ditaruh di meja dan ketika cahaya itu datang. Dia akan memilih senjata yang tepat untuk dibawa.
Itu benar!
***
Mayat iblis Roksan begitu besar memenuhi lapangan tempat latihan sihir. Para murid yang sudah terbang berlari ke Akademi Cyprus pun melihat dari kejauhan. Mereka melihat sebuah pertarungan yang epik. Ada pedang bercahaya yang sangat besar dan menembus langit. Pedang itu dengan cepat memenggal Iblis Roksan dengan sangat kuat.
Tekanan energi itu bahkan sampai dirasakan oleh semua murid saat mereka di Akademi. Dari kejauhan, mereka melihat iblis Roksan yang sangat besar dan tinggi terjatuh.
Itu luar biasa! Mereka berpikir bahwa kedua pelatih mereka, yaitu Rebeca dan Brandon mengalahkan Iblis Roksan. Mereka pun bersorak dan segera kembali ke tempat latihan itu. Saat tiba di sana. Mayat Iblis Roksan sudah di tanah dan kepalanya yang besar terpisah cukup jauh.
Mereka melihat dua pelatih dan juga Aeera.
Mereka semua mendekat dan bertanya apa yang terjadi. Kedua pelatih mereka saling berpandangan dan kemudian keduanya menatap Aeera yang masih menatap ke arah langit dengan tangannya memegang tongkat kecil peninggalan ibunya.
”Si sampah itu pasti sangat terpukau dengan kemampuan dua pelatih karena makhluk panggilan kedua pelatih mampu mengalahkan Iblis Roksan dengan mudah!” kata Asin yang menatap sambil meremehkan Aeera. Dia membenahi rambut panjangnya yang tadi sempat rusak karena berlari dari Iblis.
”Benar!” Samuel menyahut, ”Dia pasti sangat ingin memiliki makhluk panggilan seperti kedua guru kita!”
Satu lagi, Monica. Dia menatapi Aeera, ”Menyedihkan! Sampai kapan dia akan menjadi orang tak berguna. Bahkan, dia tidak memiliki makhluk panggilan dan hanya berdiri seperti patung!”
Berdiri seperti patung artinya adalah terlalu takjub dan terpesona hingga membeku.
”Kalian salah!” pelatih mereka Rebeca menatap semua muridnya.
Brandon mendekati para muridnya tersebut, ”Kalian harus tahu! Makhluk panggilan dari Aeera adalah sosok yang mengalahkan Iblis Roksan dengan pedang yang dimiliki makhluk panggilan tersebut!”
Betapa kagetnya para murid dan teman-teman Aeera. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi. Aeera yang selama dua tahun lebih, bahkan tak bisa memanggil apapun dan kini dia memanggil makhluk panggilan yang kuat?
Di sisi lain, Aeera tengah tersenyum menatap langit. Dia merasa bahagia karena bisa memanggil makhluk panggilan. Bahkan, makhluk panggilaannya itu benar-benar membuatnya merasa bahagia. Tidak ada makhluk panggilan seperti yang dia panggil.
Bentuknya seperti manusia, seperti dirinya. Dan ..., bahkan dia memiliki nama dan sangat lucu.
Kalandra! Tuan Kalandra! Kita pasti akan bertemu lagi. Pandangan Aeera masih menatap langit, dia pasti akan bertemu dengan Kalandra lagi.
Dunia yang kini dikuasai oleh ras Monster dan ras Iblis. Manusia hanya menjadi budak dan bahkan menjadi mainan dari kedua ras yang menguasai dunia. Manusia mempelajari kekuatan sihir pemanggilan untuk menghadapi ancaman yang mengancam mereka.
Aeera yakin, dia akan bisa menghadapi semua ancaman yang akan menyakitinya. Dia memiliki makhluk panggilan yang kuat sekarang.
Kalandra! Aeera pun tersenyum kembali.
Berikan komentar kalian semua...
Kenan menangkap Aeera, kecepatan terbangnya mengarah ke Aeera yang terjatuh. Tim yang lain bisa mengurusi mereka sendiri, mereka semua adalah seorang petarung dan penyihir. Mereka turun ke bawah. Kenan menurunkan Aeera. Sera dan Regas ikut turun, tujuh orang berkumpul kembali. Asap masih mengepul di langit karena ledakan serangan tiba-tiba.Di depan mereka, muncul dua manusia dengan pakaian armor hitam. Mereka juga penyihir!”Mereka adalah ...,” suara Sera yang kaget melihat dua orang yang berdiri tersebut.”Siapa mereka, Sera?” tanya Regas.”Rania dan Rasya!”Apa!Kenan tidak paham dengan kekagetan semua orang. Dia pun bertanya pada Yuhas.Yuhas menjelaskan jika Rania dan Rasya adalah dua penyihir yang sudah lama menghilang. Mereka adalah penyihir kuat yang pernah melawan Raja Iblis, tapi mereka kemudian hilang. Keduanya adalah penyihir saudara kandung yang sangat kuat. Semua manusia sepuluh tahun lalu, mengakui kekuatan mereka.”Jadi ..., apa tujuan kalian ke Raktus!” suara Rania mem
Raja Iblis, Helios.Helios duduk di singgasananya, beberapa pengawal berdiri di belakangnya, di depannya duduk para petinggi dari bawahannya. Pasukan elit di bawah kekuasaan langsung Helios datang. Mereka semua menunggu perintah dari Helios.”Regius dikalahkan oleh para manusia. Ini di luar perkiraan. Mereka telah mulai berani melawanku!”Pasukan Helios terdiam. Mereka benar-benar takut jika Helios murka. Namun, sedetik kemudian Helios tiba-tiba tersenyum.”Shodam! Apakah laporanmu kemarin bisa dipercaya?” tanya Helios dan gigi taringnya terlihat.Shodam menggerakkan kedua tangannya ke depan, ”Informasi itu akurat, Rajaku. Mereka sedang menuju Pegunungan Raktus untuk mencari senjata mitos Pedang Halilintar!”Pasukan Helios saling berpandangan, mereka baru mengetahui informasi itu. Siapa mereka? Apakah para menusia lemah itu mencoba untuk melawan Iblis dan Monster. Apakah mereka ingin mencoba melawan lagi?”Ha.. ha.. ha..!” tawa Helios diselingi matanya yang menyala.”Aku tugaskan pada
”Aku akan menemani Aeera untuk mengalahkan Iblis dan Monster!”Para raja yang tersisa dari seluruh kerajaan di dunia saling melihat satu sama lain. Ratusan tahun, atau bahkan ribuan tahun. Semua manusia hanya berada dalam penindasan, selalu ada perlawanan untuk bebas. Namun, semua pupus dan musnah. Tak ada yang berhasil, bahkan ketika pahlawan manusia paling kuat sekalipun.Semua harapan sudah putus, para manusia seperti menerima kenyataan dan menyerah untuk melawan. Mereka semua sudah pasrah untuk menjadi para budak bagi monster dan iblis.”Ini adalah perjuangan sia-sia, kalian hanya akan menjadi tumbal,” suara raja Eros.Beberapa raja ikut menganggukkan kepalanya, mereka tidak ingin ambil resiko. Kunci Langit adalah salah satu artefak yang menjaga para manusia dengan kekuatan tersebut. Mereka mampu membuat artefak dan juga membuat sihir array kuat dengan tambahan kekuatan dari Kunci Langit. Jika misi ini gagal, para monster dan iblis bisa saja mendapatkan Kunci Langit dan para manus
”Pergilah bersama para pahlawan, Kalya,” ratu Elsa membelai rambut lurus Kalya.”Aku akan merindukan Ibu,” Kalya berusaha tegar.Bangsa Elf telah mengambil keputusan, sang ratu Elsa telah memberikan tugas pada putrinya Kalya. Dia harus menjadi bagian dari tim yang akan mencoba membebaskan dunia ini dari Iblis dan Monster. Kalya ditugaskan untuk membantu Aeera dan Kenan untuk mencari Pedang Halilintar. Dan, Genio ditugaskan untuk melindungi Kalya. Mereka membawa Kompas Emas yang kini dipegang oleh Kalya.Mereka mencoba percaya sekali lagi pada takdir langit. Mereka telah melihat kemampuan Kalandra yang merupakan makhluk panggilan Aeera. Dia mampu mengalahkan Regius dan menyembuhkan sang Ratu. Maka, bangsa Elf meminjamkan Kompas Emas pada mereka.”Ratu Elsa,” suara Aeera pelan, ”Kami akan menjaga putri anda dengan seluruh hidup kami. Kita punya kesempatan untuk membuat dunia ini kembali hijau dan bebas.”Ratu Elsa tersenyum, ”Gadis yang cantik. Aku percaya padamu.”Ini adalah hari perp
Jamuan makan berjalan lancar, Kenan diminta memberi pidato setelah semua makan dengan lahap. Kenan kaget karena dia diminta oleh Putri Kalya untuk memberi semangat pada bangsa Elf.Kenan gemetar, dia berdiri dari kursinya dan semua orang diam melihatnya. Kakinya gemetaran, dia masih teringat semua hal yang menimpa dirinya. Kelemahan dan ketidakberdayaan, bullying, penghinaan dan bahkan disiksa. Keringat dingin membasahi tubuhnya. Kenan pucat.Kenan menutup matanya, dia masih gemetaran.Pluk!Tangan kecil memegang tangan Kenan yang gemetaran, Kenan kaget. Kenan membuka matanya dan melihat tangan kecil itu, tangan Aeera yang tersenyum pada Kenan memberinya motivasi. Kenan pun tersenyum pada Aeera dan melihat ke semua orang, semua bangsa Elf menunggu kata-kata dari Kenan.”Teman-teman semua!”Suara Kenan penuh semangat, semua melihat ke arah Kenan dan terdiam.”Sudah cukup main-mainnya! Kita akan hancurkan Raja Iblis dan Raja Monster dan membebaskan manusia dan elf! Kita semua akan hidup
Wooooossshh!Energi kuat dihempaskan Kenan ke tubuh Regius, energi yang begitu besar diserapnya secara berlebihan. Di sisi lain, Aeera merasa tubuhnya lemah. Aeera kehilangan semua mana energi miliknya. Kekuatan dirinya dan makhluk panggilannya terhubung, energi yang begitu besar dikerahkan Kenan.Aeera terjatuh ke tanah.”Putri Aeera, anda tidak apa-apa?” tanya Yuhas.Saat Regius dikalahkan, Aeera tersenyum. Ledakan kuat terjadi, berbarengan dengan habisnya energi mana divine yang dimiliki Aeera. Tuan Kalandra terjatuh dan tubuhnya disambar energi halilintar.”Tuan Kalandra ...!”JEGLEEERR!***Wooossshhh!Kenan membuka matanya, ruangan atap putih. Ini di kamarnya? Bagaimana bisa Kenan kembali saat kemenangannya baru saja didapatkan.Ah! Sial!Kenan menghembuskan napasnya. Setidaknya, dia ingin terlihat keren terlebih dahulu setelah mangalahkan si Regius itu. Hilang sudah gaya kerennya dengan gagah, setelah kemenangan itu. Kenan menggerutu beberapa kali.Kenan duduk dari dipan milikn