Share

3. Aeera dan Kenan

Penulis: Ideabadar
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-22 18:06:58

”Apakah ini mimpi?” Kenan membuka tangannya ke masing-masing arah, dia membuka tangannya. Pena masih dipegang di tangan kanannya. Rasanya sangat sejuk dan itu adalah sebuah tempat yang sangat nyaman. Mimpi itu memang indah, tidur adalah cara terbaik untuk memghilangkan kepenatan dan kecemasan.

Mata Kenan sempat terpaku melihat wajah putih dan sangat cantik di depannya. Wanita itu terlihat sangat sederhana, wajahnya bagai pualam saat purnama. Benar-benar indah. Tapi, pakaiannya seperti pakaian seorang ... penyihir? Baju putih dan ada rompi di luarnya. Dia memakai gaun yang mirip dengan seorang penyihir.

”Tuan Roh! Aku mohon, kalahkan Iblis Roksan. Dia akan menghancurkan kami semua! Lindungi kami!” wanita cantik itu berkata lagi.

Kenan merasa heran, dia sendiri melihat sekeliling sekali lagi.

”Apakah ini, mimpi?” tanya Kenan.

”Tidak tuan Roh, ini adalah kenyataan. Saya memanggil anda dengan kekuatan penuh saya sebagai penyihir. Tolong kalahkan Iblis Roksan untuk melindungi kami!”

Kenan masih bingung, dia melihat wanita cantik yang terlihat khawatir tersebut. Ada dua orang di belakangnya yang berumur sekitar tiga puluh tahun. Keduanya terlihat terluka dan memegangi dada mereka.

”Apakah ini dunia fantasi?” tanya Kenan sekali lagi.

”Tidak tuan Roh, ini adalah bumi. Tolong kami, kalahkan Iblis Roksan.”

”Ib ..., Iblis Roksan! Di mana dia berada?” tanya Kenan.

”Di belakang anda, tuan Roh. Tolong, kalahkan dia!” Aeera terlihat semakin panik.

Kenan melihat kesungguhan di wajah wanita muda dan cantik itu. Jika tak bisa menjadi pahlawan di dunia nyata dan hanya menjadi pengecut. Maka, di dunia mimpi ini, dia harus menjadi pahlawan yang menyelamatkan gadis cantik. Itu akan sangat menyenangkan.

”Mana Iblis itu!” Kenan terlihat percaya diri. Dia berbalik ke belakang. Dia mendapatkan arahan dari Aeera untuk melihat ke belakang.

Monster besar dengan ukuran, seperti sebuah hotel tingkat empat. Itu Iblis? Kenan sempat kaget dan mundur tiga langkah karena makhluk besar bernama Iblis Roksan itu amat mengerikan dengan mata besar yang menyala merah. Benar-benar, mimpi saja seperti kenyataan.

”Wihhh! Mimpi yang sangat nyata! Bahkan monster besar itu seperti nyata. Mirip film Megamen! Pahlawan datang dan berubah! Sungguh luar biasa!” Kenan merasakan mimpinya kali ini nyata. Dia sangat senang. Dia merasa bisa bebas di dunia mimpi. Tidak lagi takut dan cemas!

Kenan bahkan berkacak pinggang, dia merasa sangat bahagia di sini. Dia melihat ke belakang, dua orang terlihat masih terluka dan di belakang jauh sana. Ada semacam bangunan yang tinggi. Seperti kastil atau kerajaan. Kenan berbalik lagi dan melihat Iblis besar yang melotot dengan matanya yang merah.

”Manusia! Apakah kamu mau mati! Kenapa kamu kegirangan ketika bertemu dengan Roksan, Iblis terkuat di benua Toman!” Roksan dengan suara yang besar dan menakutkan. Dia berteriak ke arah Kenan.

Kenan masih kagum, ”Benar-benar seperti nyata! Ini luar biasa! Baru kali ini, mimpiku terlihat nyata!” tangan Kenan mengepal kuat. Rasanya ada sesuatu di tangannya. Itu adalah pulpen? Kenapa di mimpi ada pulpen? Kenan pun melihat lagi puplen di tangannya. Ini pulpen yang tadi akan dia gunakan untuk menulis di kertas permintaan maaf untuk Ibunya? Kenapa terbawa dalam mimpi?

”Tuan Roh, aku adalah Aeera. Murid dari akademi sihir Cyprus. Saya yang memanggil anda ke sini. Dunia kami akan hancur, tolong kami kalahkan iblis Roksan sekarang juga!” Aeera yang cantik itu menangkupkan kedua telapak tangannya di depannya. Dia bahkan menjatuhkan kedua lututnya. Mirip di film laga romantis. Ah! Ini mimpi yang luar biasa.

Mimpi apa-apaan ini sebenarnya? Kenan benar-benar bingung, semuanya seperti nyata! Dan, tentu saja, gadis secantik itu? Wajahnya tidak kalah cantik dengan, Luna! Benar, Kenan jadi teringat wanita yang ditaksirnya selama tiga tahun di sekolah dulu. Sejak itu, dia tak pernah melihat seorang wanita sama sekali.

Kecuali ..., hanya mengurung diri di kamarnya.

Benar! Meskipun ini hanya mimpi. Jadikanlah mimpi ini, bahwa dia sebagai seorang pahlawan. Kenan yang kurus dan rambut panjang sebahu tersebut. Dia membusungkan dadanya dan terlihat sedikit bergaya. Biarlah hanya di dalam mimpi, dia akan menjadi seorang Hero, ha... ha... ha...

”Ha.. ha... ha...!” Kenan tertawa sekarang.

Dua orang di belakang Aeera yang merupakan guru sihirnya menjadi heran. Bagaimana bisa makhluk panggilan dengan tubuh kurus dan bentuk seperti manusia. Bisa apa dengan tubuh seperti itu dan bahkan wajahnya sangat suram. Kedua matanya seolah keluar, apakah makhluk panggilan Aeera ini merupakan makhluk yang tidak pernah tidur?

Belum pernah mereka melihat makhluk panggilan bentuknya sama seperti mereka, manusia. Tapi, manusia ini memiliki pakaian yang berbeda dari kebanyakan manusia. Tubuhnya kurus dan cekung, rambutnya acak-acakan dan dia memakai celana panjang. Keduanya menggelengkan kepalanya.

Benar-benar bakat yang payah dari Aeera. Dia adalah anak dari seorang pelayan kerajaan. Entah siapa ayahnya, Ibunya merawatnya dengan banyaknya hinaan. Saat serangan monster di kediaman Aeera yang tumbuh remaja, Ibunya meninggal demi melindungi puterinya. Pelayan yang lain Iba setelah Aeera sebatang kara. Mereka mengirimnya ke akademi sihir Crypton.

Belas kasihan para guru di akademi Crypton pun merawat Aeera. Namun, bakatnya memang rendah dalam sihir. Kecuali sebuah tongkat yang ditinggalkan khusus dari ibunya itu. Dan kini, dengan tongkat itu, dia memanggil makhluk panggilan yang aneh dan bahkan tak memiliki energi divine sama sekali, energi mana pun tidak ada.

Lalu, apa yang bisa dilakukan makhluk panggilan Aeera itu? Bahkan, makhluk panggilan itu hanya tertawa dan berkata mimpi dan mimpi. Benar-benar aneh!

”Sebenarnya, apa yang kamu imajinasikan saat melakukan panggilan pertamamu itu Aeera?” tanya Rebeca pada muridnya itu.

Aeera pun melihat gurunya itu, ”Aku tak pernah bisa melakukan sihir pemanggilan. Maka, aku berharap dapat memanggil makhluk panggilan terkuat di dunia ini. Jadi aku yakin, dia adalah makhluk panggilan terkuat!”

Kenan mendengarkan pembicaraan mereka berdua. Makhluk panggilan! Apakah mereka baru saja mengatakan bahwa dirinya adalah makhluk panggilan? Apakah ini seperti dalam cerita fantasi yang menyebutkan bahwa seseorang necromancer dapat memanggil makhluk?

Kenan mulai bingung dengan itu semua, semua ini nyata. Ini bukan mimpi! Kenan turun ke rumput, dia mencabut rumput itu dan melihatnya. Rumput itu nyata! Kenan menampar pipi kanannya.

Plak!

”Aduh, sakit!”

Mimpi yang benar-benar nyata. Luar biasa! Kenan masih memanggapnya sebagai mimpi.

”Tuan Roh, sekali lagi. Kalahkan Iblis Roksan itu! Aku membutuhkan bantuanmu!”

Kenan tak tega melihat permohonan gadis cantik itu, dia pun mendekati gadis itu dan mengangkat tangannya, membantunya berdiri.

”Aku akan mengalahkannya! Tentu saja, kamu tidak boleh berlutut pada siapapun, aku mohon!”

”Kalau begitu, tolong kalahkan dia! Dia akan membunuh kami semua!”

Seperti sebuah genderang perang yang dibunyikan, sayup-sayup Kenan dalam imajinasinya mendengar musik dari film kepahlawanan. Diiringi lagu yang hanya didengarnya, dia pun maju ke depan. Langkahnya dibuat tegak penuh percaya diri.

Di belakangnya, Aeera tersenyum dan berharap agar makhluk panggilannya menang. Kenan sendiri tidak enak dengan senyuman keyakinan itu. Dia sendiri melihat iblis besar dan tinggi itu. Bagaimana dia mengalahkan Iblis tersebut? Harusnya dia punya senjata! Tapi, senjata apa?

”Kalian membosankan. Matilah kalian semua!” Iblis Roksan mengamuk dan mengangkat tangan kanannya, dia bersiap dengan kekuatan tekanan yang luar biasa. Dia akan menghancurkan mereka semua.

Senjata! Senjata! Kenan hanya terpikirkan pulpen. Dia teringat sebuah film yang pernah ditontonnya dulu. Film yang sangat terkenal, Galaxy Wars. Benar, itu pedang yang bisa menjadi gagang dan bisa memunculkan senjata kosmik yang hebat.

Kenan melihat Pulpennya, ada tombol untuk mengeluarkan jarum penanya. Kenan memegangnya dengan tangan kanannya. Dia membali ujung pena ke atas.

Mimpi tetaplah mimpi, jika harus menjadi pahlawan, maka jadilah seorang pahlawan. Meski hanya di dunia mimpi!

Tangan kiri Kenan menekan bagian belakang pulpen dan sebuah pedang cahaya muncul dari ujung pena tersebut. Mirip seperti film Galaxy Wars. Ini luar biasa! Mimpi yang hebat!

Tangan Iblis Roksan mengarah pada mereka. Tekanan yang kuat dan Kenan dengan gagah berani, dia menganggap ini mimpi. Dia pasti bisa terbang! Kenan menerjang maju dengan pedang cahaya itu, dia melompat dengan tinggi.

Wuuusssshh! Luar biasa! Dia melompat tinggi.

Kenan melewati tangan besar Roksan yang mengarah ke bawah, dia menebas lengan raksasa itu hingga putus.

Hebat! Mimpi luar biasa! Kenan bersemangat dan dia menolak lengan yang masih ada. Dia mengarah ke kepala Iblis Roksan.

Lehernya! Ultimate dengan kekuatan terakhir. Seorang pahlawan datang dan membela keadilan.

Wuuusshhh! Bruuusshhh!

Kenan melewati leher Iblis Roksan dengan cepat, dia menebas leher itu dengan pedang bercahaya yang kini memanjang disertai energi besar. Kepala Iblis Roksan putus, dan Kenan melewati tubuh Iblis besar yang menakutkan itu.

”Ini luar biasa! Luar biasa! Mimpi yang hebat!” Kenan sangat bahagia, dia melompat terlalu jauh dan di depannya ada sebuah pohon.

Bruusshhh! Dia membentur pohon itu hingga pohon itu pecah!

”Aduh! Sakit juga ternyata!” Kenan bergulingan setelah pohon tumbang. Dan dia berhenti, dia langsung berdiri lagi. Dan melihat tubuh raksasa Iblis itu ambruk dan menciptakan suara gemuruh dan bumi yang bergetar.

Benar-benar hebat!

Rebeca dan Brandon bahkan membuka mulutnya begitu saja karena takjub. Mereka melihat keajaiban, bagaimana bisa makhluk panggilan sekuat itu? Mereka dibuat takjub tak percaya.

Aeera tersenyum melihat semua itu dan dia berlari ke arah Kenan yang berdiri dengan tegak, gagah berani. Aeera mencapainya.

”Terima kasih, tuan Roh. Siapa nama Anda?” senyuman Aeera begitu indah.

”Ehm..., ehm..., namaku Kalandra! Panggil saja aku Kalandra! Lalu, siapa namamu gadis?”

Aeera tersipu malu, ”Tuan Kalandra, namaku ..., Aeera. Terima kasih sudah datang. Jadi ..., aku akan memanggilmu lagi jika aku dalam kesulitan. Dan ... terima kasih!”

Mereka saling tersenyum. Aeera memegang tongkat kecilnya, ada permata di ujungnya. Dia mengarahkan tongkatnya ke depan.

”Kembalilah, wahai tuan Kalandra, ke tempatmu berasal!” Aeera memutar ujung tongkat kecilnya.

Kenan Kalandra, itulah nama Kenan. Dia memahami sesuatu sekarang, apakah ini bukan mimpi?

”Tung ... tunggu, Aeraa tung!”

Splash! Cahaya berpendar menyambar tubuh Kenan. Seperti ribuan cahaya yang menerangi.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Makhluk Panggilan Terkuat   45. Perjalanan Berlanjut

    Ha .. ha.. ha..Kenan tertawa lepas, Kenan kini sedang berbincang dengan Sadewa, Bos Mega Multi. Mereka berbincang di belakang panggung. Kenan langsung tertawa di belakang panggung setelah selesai memberikan pidato, atas terpilihnya mencari perwakilan perusahaan dalam mengelola seluruh CSR perusahaan.Sekretaris Sadewa tak habis pikir, kenapa sang Bos memilih pemuda itu. Pemuda itu bahkan tidak punya sopan santun pada bosnya, Sadewa. Mereka berdua terlihat akrab, dan Feri si Sekretaris tak habis pikir. Kapan mereka bertemu dan kapan mereka menjadi sangat akrab. Selama ini, sebelum bangun dari komanya, Bos Sadewa terkenal sangat tegas, disiplin dan tak peduli dengan orang lain kecuali hanya bisnis.Selama Sadewa Koma, seluruh perusahaan ditangani oleh Feri. Dia sangat setia pada Sadewa, meskipun begitu dia masih penasaran kenapa pemuda di depannya ini dipilih begitu saja tanpa ada proses seleksi sama sekali.Sadewa melihat keheranan sang sekretaris, dia membiarkan Kenan tertawa lalu men

  • Makhluk Panggilan Terkuat   44. Reuni Besar

    Kenan memasuki halaman rumahnya, dan dia melihat Ibunya duduk di depan rumahnya. Saat melihat Kenan, sang Ibu bangun dari duduknya dan berdiri. Tak lupa, senyuman Ibunya menyambut kedatangan Kenan.Keduanya tersenyum, semilir angin menerpa keduanya.”Kamu cukur rambut?””I ... Iya Ibu. Ibu ... Ibu sudah makan?”Ghina mengelus rambut Kenan, airmatanya hampir saja menetes. Namun, Ghina menahannya agar tidak jatuh.”Ibu belum makan, ibu menunggumu.”Kenan tahu, sejak Kenan pergi dan melawan monster dan iblis di dunia Aeera. Ibunya pasti tak beranjak dari tempat duduknya di depan rumah, menantikan Kenan.”Ayo makan bersama, Ibu.”Ghina mengangguk, keduanya tak pernah merasakan hal seperti itu sudah beberapa tahun lamanya. Ghina mampu menyimpan bahagianya itu dengan baik, dia tidak ingin membuat Kenan kehilangan saat-saat dirinya melawan ketidakberdayaannya. Ghina membiarkan Kenan mampu berdiri tegak dengan kemauannya sendiri.***”Kenan, ini ada surat dari temanmu. Ibu baru menyerahkannya

  • Makhluk Panggilan Terkuat   43. Pertarungan Akhir

    Helios kehilangan makhluk panggilan itu, pedangnya yang menyerang dengan energi terkuat tak bisa membunuh makhluk panggilan itu. Tiga serangannya gagal, makhluk panggilan itu kini melayang di udara dan pedang legendari itu melayang di depannya.Ledakan besar terjadi dan serangan energi pedang Helios bahkan mengenai banyak pasukannya yang berada di luar gerbang kerajaan Saranjana.Kenan menghembuskan napasnya perlahan, dia melayang mendekati Pedang Halilintar dan memegangnya. Setelah melakukan distorsi waktu dan mengembalikan hingga saat ini, Pedang Halilintar sudah mengorbankan energi dan jiwanya. Pedang Halilintar sudah mencapai batasnya, sekarang giliran Kenan yang harus berjuang.”Tuan Pedang, apakah kamu mendengarku?”Tak ada sahutan. Kenan tahu sekarang, jiwa Tuan Pedang hilang dan hanya tersisa Pedang Halilintar saja.”Hei, Helios! Aku sudah selamat dari tiga seranganmu, lepaskan Aeera sekarang!” teriak Kenan dan mengarahkan ujung pedang pada Helios.Mata Helios membesar, dia mar

  • Makhluk Panggilan Terkuat   42. Aku Kembali, Aeera!

    WOOOONGGGG!JEGLAAARRR!Aku datang Aeera! Aku datang!Slap!Dimana ini? Kenan melihat sesuatu yang berbeda, dia menoleh ke semua sisi. Dan, dia hanya melihat kehancuran. Tak ada apapun kecuali kehancuran dan ledakan tanah dimana-mana. Namun, ada beberapa sisa puing dari sebuah kerajaan.Kenan mencoba mencerna apa yang terjadi, bau busuk kematian ada di semua tempat dan tempat itu terbakar habis oleh ledakan yang dahsyat. Dan ... Kenan gemetaran, karena dia merasakan bahwa tempat itu sangat familiar yang merupakan kerajaan Saranjana. Kerajaan yang ditinggalkannya tiga jam yang lalu.Tidak mungkin!Bruk!Kenan terduduk, lemah dan tak bisa berpikir jernih.Kemana semua orang? Apakah dia sudah terlambat? Tidak mungkin!Kenan mengumpulkan energi, meskipun kini dia bukan makhluk panggilan Aeera. Namun, Kenan yakin bisa terbang.SYUUTTT!Benar, Kenan melayang di udara dan semakin tinggi, melihat radius kehancuran yang begitu dahsyat sampai ke semua penjuru. Mata memandang setiap penjuru, dan

  • Makhluk Panggilan Terkuat   41. Aku Datang, Aeera!

    ”Ibu ... aku harus pergi. Aku tidak tahu apakah aku bisa kembali ke rumah, tapi seseorang membutuhkan bantuanku. Jika aku tidak datang, maka aku akan menjadi seorang pengecut selamanya. Aku tidak bisa mengatakan detailnya, tapi ... ””Pergilah ... kamu sudah besar dan tahu apa yang harus kamu lakukan.” Ghina memutus penjelasan Kenan. Ghina tahu Kenan punya rahasianya dan dia hanya ingin meyakinkan ibunya untuk meminta izin pergi.Ghina tersenyum pada puteranya, ”Jika urusanmu sudah selesai, pulanglah ke rumah.”Airmata Kenan tak lagi bisa disembunyikan, meleleh begitu saja. Kenan memeluk ibunya sekali lagi, keduanya hanyut dalam perasaan haru. Sudah setengah jam Kenan tak bisa menahan airmatanya bersama Ibunya.Namun, dia harus datang ke peperangan terakhir. Pedang Halilintar memberinya waktu tidak lebih dari tiga jam, dan tentu saja, Aeera sedang menunggunya.”Aku pergi ibu.”Kenan melepaskan pelukan Ibunya, dia mencium tangan Ibunya dan keluar dari pintu rumahnya. Lima langkah dari p

  • Makhluk Panggilan Terkuat   40. Waktumu Tidak Banyak

    Saat Aeera menghancurkan manik-manik ikatan sihirnya dengan makhluk panggilannya. Saat itu, waktu terdistorsi sejenak. Kenan melihat siluet lelaki berbentuk hologram terbias dari Pedang Halilintar. Sosok itu, manusia!”Kenan, aku juga manusia. Aku tak bisa berbuat lebih dari kemampuanku, kini ikatanmu dengan gadis penyihir itu berakhir. Kamu akan kembali ke duniamu dan tak akan bisa kembali lagi ke dunia ini. Aku juga punya pilihan, untuk tetap di sini, atau kembali ke kehidupanku sebelumnya.””Tuan Pedang, kumohon padamu. Jangan pergi, tolonglah Aeera dan semua orang di dunia ini. Demi aku, jika aku tak bisa kembali, tolong jaga Aeera. Aku akan melakukan apa pun untuk menebusnya. Tolonglah aku, Tuan Pedang.”Kenan gemetar, matanya sembab, bulir air menetes. Ketidakberdayaan yang menimpa dirinya, berlagak sebagai makhluk panggilan terkuat! Sungguh ironi! Dia hanya seorang manusia yang tak memiliki daya dan upaya sama sekali. Kini, dia menyadari kelemahannya.”Aku mohon Tuan Pedang ...!

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status