Share

Bab 2.Lalai

Penulis: Ai nien
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-14 11:04:24

*Sembilan bulan yang lalu di Negri Kahyangan tepatnya kantor tempat produksi manusia.*

Han sedang sibuk dengan pekerjaannya.

Ia adalah malaikat yang bertugas meracik genetik makhluk di bumi seperti, golongan darah, sidik jari, warna kulit, warna mata, dan berbagai jenis bentuk tubuh lainnya.

Bisa dibilang pekerjaanya sangat rumit dan butuh ketelitian luar biasa.

Dia harus memasukkan ramuan sesuai takaran yang tertulis di dokumen. Misalnya, takaran lebar mulut dan tinggi hidung tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih. Jika tidak, akibatnya bayi yang lahir akan berbeda dengan wajah kedua orang tuanya.

"Tok ... tok ... tok ... " suara ketukan pintu dari luar. 

"Masuklah!"

Yejun pun masuk dengan membawa tumpukan berkas setelah dipersilahkan.

"Siang, Tuan Han! Ini berkas-berkas manusia yang akan lahir sembilan bulan ke depan."

"Aissh ... Kenapa banyak sekali?"

"Entahlah! Beberapa hari ini saya juga selalu lembur untuk mendata semuanya. Kalau begitu, saya pamit keluar dulu."

"Silahkan!"

Han mulai mengerjakan tugasnya dengan terburu-buru, "Aku harus cepat menyelesaikan secepatnya atau aku akan gagal menonton konser Yellow Pink malam ini."

Ya, malaikat tampan ini adalah Fanboy dari salah satu Girlgroup Korea selatan.

Dia kerap turun ke bumi menyamar menjadi manusia hanya untuk menyaksikan konser.

Tak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 20.32.

Kurang dari setengah jam, konser akan segera digelar. Tapi, masih tersisa beberapa berkas yang belum dikerjakan. Hal itu membuatnya semakin mempercepat pekerjaan.

"Berhati-hatilah saat bekerja, Han!" tegur Sang Ketua malaikat yang baru saja memasuki ruangan.

"Oh, Ketua Joon," kata pria itu sambil menoleh sebentar dan lanjut bekerja, "tentu saya sangat berhati-hati, Ketua. Saya hanya sedikit mempercepat pekerjaan."

"Kau ingat kesalahan yang kau perbuat 10 tahun yang lalu? Akibatnya, gadis manusia itu masih dibully orang-orang sekitarnya karena warna kulitnya terlalu gelap dan sangat bebeda dengan ras keluarganya."

"Ah, aku sangat merasa bersalah. Tapi, itu mungkin terjadi karena aku masih training. Dan aku yakin tidak akan melakukan kesalahan lagi. Aku sudah cukup lihai dalam bidangku sekarang."

"Semoga saja begitu."

Kemudian Ketua Joon keluar dari ruangan dan Han berhasil menyelesaikan pekerjaanya sebelum konser berlangsung.

*Sembilan bulan kemudian.*

Pemimpin malaikat dari bagian kematian melaporkan pada Ketua Joon selaku pimpinan dari bagian produksi manusia bahwa telah terjadi aksi kematian manusia sebelum tanggal takdirnya tiba. 

Mereka duduk saling berhadapan di meja kerja Ketua Joon.

"Kang Areum, wanita 23 tahun, domisili di bumi bagian Korea Selatan. Dia baru saja melakukan bunuh diri. Hal ini terjadi karena kesalahan bawahan Anda, Tuan Joon."

"Bagaimana bisa hal kematian disebabkan oleh bawahan saya? Bukankah ini tidak ada kaitannya?"

"Sesuai hasil yang kami amati, manusia bernama Kang Areum tersebut baru saja melahirkan tanpa status pernikahan. Ia meminta pasangannya untuk bertanggung jawab. Tetapi, pasangannya tidak yakin jika anak itu adalah darah dagingnya, sehingga meminta bukti dari tes DNA. Namun, hasil tes menununjukan anak itu bukan keturunannya meski faktanya anak tersebut memang benar keturunannya. Jadi, sudah jelas ini merupakan kesalahan dari pihak malaikat bagian produksi manusia."

Mendengar penjelasan dari pemimpin malaikat kematian, Ketua Joon segera memanggil Yejun dan Han sebagai tersangka untuk datang ke ruangan.

Mereka berdua pun telah sampai tanpa memakan waktu yang lama.

"Maaf sebelumnya. Ada perlu apa Ketua memanggil kami?" ucap Yejun.

"Duduklah! Baca laporan itu!"

Yejun dan Han segera duduk di kursi kosong sesuai perintah lalu membaca laporannya.

"Saya akan bertanya pada Han sebagai tersangka pertama. Apakah kamu merasa atau bahkan menyadari telah melakukan sebuah kesalahan dalam pekerjaan sembilan bulan yang lalu?"

Termenung sejenak, sebelum akhirnya Han menjawab, "Saya rasa saya tidak melakukan kesalahan apa pun."

"Baiklah. Yejun sebagai tersangka kedua. Buka data  pembuatan manusia anak dari Kang Areum dan James William yang kamu kerjakan." 

Yejun menunjukkan data yang ia buat pada Ketua Joon. 

"Sudah kuduga ini kesalahan dari Han," ucapnya setelah memeriksa data membuat Han terbelalak.

"Data yang dibuat Yejun tidak ada yang salah. Jelas, kasus ini terjadi karena kelalaianmu saat bekerja. Ini bukan pertama kalinya kau membuat kesalahan, Han. Bahkan, kali ini sangat fatal! Kau mengakibatkan seorang anak manusia mengakhiri hidup dan membuat seorang bayi manusia terlantar. Kau akan dihukum."

Han hanya bisa menelan ludah mendengar dirinya akan dihukum.

"Ada dua pilihan hukuman untukmu. Rawat bayi malang tersebut atau hancur menjadi debu."

Mendengar itu, Han merasa pusing.

Merawat bayi manusia mungkin sangat berat, tetapi malaikat yang musnah karena kesalahan merupakan hal terhina.

Dengan berat hati ia memilih, "Saya bersedia diturunkan ke bumi untuk merawat bayi tersebut, Ketua."

   

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 38. Tempat Sampah

    Go Minji adalah nama pria yang sedang bersama Evelyn saat ini. Mereka berteman sangat akrab bahkan sering bertukar cerita tentang masalah yang sedang dialami masing-masing, meskipun dalam pertemanannya mereka lebih senang menggunakan kata-kata kasar dibanding kata-kata kasih sayang. Pertemuan itu adalah pertemuan yang tak pernah terduga setelah bertahun-tahun tidak memberi kabar satu sama lain. Mereka berpisah sejak mereka lulus SMP karena orang tua Minji harus pindah ke luar kota untuk mengurus pekerjaan. "Kau dulu sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dariku sampai aku memanggilmu Jerapah, tapi sekarang aku terlihat lebih tinggi. Apa selama ini kau tidak tumbuh? Hahaha ... " "Ah, aku tahu! Kau pasti sering mengalami patah hati hingga pertumbuhanmu terhambat oleh itu." lanjutnya masih dipenuhi dengan tawa. "Diam kau! Tubuhku masih termasuk tinggi jika dibandingkan dengan standar tinggi tubuh para wanita, Bodoh." "Ah, tapi yang jelas kau sering p

  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 37. Jerapah Pirang

    Kecepatan berjalan cepat di area teras rumah sakit jiwa yang dilakukan Ae Ra dalam mengejar Han tidaklah berjalan lancar. Beberapa pasien dan para perawat yang sedang melakukan aktivitas berlalu lalang menghambat langkahnya. Pada sebuah tikungan sudut bangunan di sana, seorang pasien tak diduga berlari kencang menabraknya hingga terjatuh. Begitu ia bangun kembali, Han bersama dengan Evelyn dan Hyunki sudah menghilang dari pandangannya. "Haisss ... Kenapa mereka berjalan bagaikan mengkuti lomba jalan cepat?" Nafasnya masih tak beraturan. "Hwa!" Dia berteriak kencang karena kedatangan Kang Areum yang muncul secara tiba-tiba. "Kupikir kau sudah terlatih sejak kecil melihat arwah sepertiku. Kenapa kau masih saja terkejut?" Ae Ra mendengus kesal, "Meski sudah terlatih, aku akan tetap terkejut jika kau muncul tanpa aba-aba." "Kau penasaran dengan pria yang tadi? Apa kau pikir dia seorang manusia atau hantu?" Ae Ra menggeleng se

  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 36. Wujud Asli

    Sudah hampir setengah jam Evelyn mondar-mandir karena bimbang ingin keluar dari kamar. Rasa malu atas tindakannya yang berani mencium Han masih ia rasakan. Berulang kali ia mengintip dari balik pintu untuk memastikan keberadaan Han. "Dia tidak ada. Sebaiknya aku keluar sekarang. Tapi ... Bagaimana kalau dia tiba-tiba muncul?" Matanya tidak menemukan keberadaan Han ketika ia mengintip sekali lagi. Dia melangkah dengan mengendap-endap layaknya pencuri. Empat lima langkah dari kamarnya sudah tercapai. Namun ... "Hah!" Spontan mengelus dada karena tiba-tiba Han keluar dari kamarnya. Tangannya yang gugup kelabakan menarik beberapa helai rambut ke belakang telinga. "Pagi, Ev!" sapa Han yang sebenarnya juga merasa gugup, namun ia sukses menyembunyikannya. "Pagi!" bola matanya kesana kemari seakan bingung ingin menatap ke mana. "Mau sarapan bersama?" tawar Han. "Bukannya aku menerima tawaranmu, tapi sejak awal aku memang ingin sarapan." Menuju meja makan dan disusul oleh Han. Sebuah

  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 35. Apakah ini Cinta?

    Di atas ranjang yang berbalut sprei warna navy polos, Han masih terbayang-bayang dengan perlakuan Evelyn kepadanya. Bahkan, ia masih memegangi dadanya yang berdetak dengan cepat.Ia berbaring tanpa bantal sambil menatap layar ponselnya yang terdapat foto dirinya dengan Jasmine. "Rasa suka ini berbeda dengan rasa suka pada Jasmine. Dan rasa bahagia ini sangat berbeda saat bertemu dengannya.""Mungkinkah ini yang disebut cinta?" Dengan cepat ia menggelengkan kepalanya. "Tidak. Hal ini tidak boleh terjadi." Bangkit dari tidurnya."Secepatnya aku harus mencarikan cinta sejatinya." Mengambil buku harian Evelyn yang masih ia simpan dan membacanya.'Dear My book,''Tadi sepulang sekolah, aku dan Stevan pergi ke suatu tempat dengan pepohonan yang rindang dan angin yang berhembus lembut.'Aku tidak tahu bagaimana dia yang baru pindah bisa mengetahui tempat seperti itu.''Dia menunjukkan sebuah rumah kecil yang terbuat dari kayu di atas salah satu pohon di sana.''Aku menyaksikan betapa lincahn

  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 34. Film Romantis

    Sebelum pulang ke apartemen, Han menyempatkan diri untuk membeli sebuah CD . Han langsung menuju ke kamar Evelyn begitu sampai di apartemen. Namun, ia tak menemukannya di sana. Tempat yang dituju setelahnya adalah kamarnya. Sudah pasti dia ada di sana bersama dengan Hyunki. Baru setengah perjalanan, ia sudah berpapasan dengan Evelyn di ruang tengah. "Hai, Ev! Kau baru dari kamar Hyunki?" "Ya. Aku baru saja menidurkannya. Kau sendiri dari mana?" "Saya habis keluar mencari udara segar. Em, kau mau menemani saya menonton film?" "Horor? Action? Komedi?" Han menggelengkan kepala. "Romance." "Seleramu sangat murahan. Tapi, baiklah. Akan kutemani." Mereka duduk bersebelahan di sofa panjang depan televisi. Film sudah mulai diputar. "Film romantis sangat membosankan. Aku pasti akan tertidur di petengahan film." Menguap. "Apa lagi tadi aku tidak tidur siang." "Saya pastikan kau tidak akan mengantuk, karena ini adalah film romantis terbaik menurut rekomendasi di Yucub." "Semoga saja.

  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 33. Akting

    Ae Ra tidak ingin Kang Areum mengetahuinya sekarang, jika dia mempunyai kelebihan melihat makhluk tak kasat mata karena ia belum merangkai rencana apapun. Jadi, ia berpura-pura terkejut karena melupakan sesuatu untuk mengalihkan hal tersebut. "Hah! Aku lupa belum membawa uang." Putar balik menghapiri James. "Kau belum memberiku uang." Menadahkan tangan kanannya. "Kau sangat Khawatir aku tidak membayar? Aku pasti akan mentransf ..." bicaranya terpotong. Ae ra mengode dengan menutup mulutnya menggunakan jari telunjuk dan memelankan suaranya, "Ssshhhttt ... Lihat di depan pintu!" James melihat ke arah pintu dan menyaksikan Kang Areum berdiri di sana. "Haissh ... Kalau begitu aku ikut denganmu." "Kita perlu berakting." Ae ra mulai berbicara dengan nada normal, "Berikan uangnya!" James sengaja menunjukkan rasa takutnya. "Aku ikut bersamamu. Aku tidak mau sendirian di sini. Wanita itu datang lagi. Lihat! Dia di depan pintu saat ini." Mengacungkan jarinya ke arah Kang Areum. "Mana?

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status