Share

Bab 6.Terpukau Oleh Kesempurnaan

"Kita mulai dari membuat sarapan terlebih dahulu. Perhatikan baik-baik, oke!"

"Oke!" Mengacungkan jempol tangan kanan sementara tangan kiri menggendong bayi."

"Nyalakan kompornya terlebih dahulu seperti ini! Ceklik ..." bunyi kompor dinyalakan.

"Aku akan mengajarkan menu paling sederhana dulu. Yaitu ... telur ceplok." Gaya bicara Evelyn meniru pembawa acara progam memasak di stasiun televisi.

"Panaskan teflon! Lalu pecahkan telur diatasnya! Tambahkan sedikit garam! Ini yang namanya garam. Kau juga harus belajar membedakan mana garam, mana gula, dan lain-lain."

Han sangat fokus meperhatikan Evelyn, "Bagaimana cara membedakannya?"

"Kau bisa menjilatnya sedikit. Nanti lama kelamaan kau bisa membedakan hanya dengan melihatnya."

Han pun menjilat masing-masing toples bumbu menggunakan ujung jari dengan menampilkan ekspresi sesuai rasa. Evelyn yang sedang mengangkat telur, melirik ke arah Han, "Sudah matang ... Pakai sendok, Bodoh! Itu menjijikkan."

"Hehe ... " nyengir.

Evelyn sudah selesai menyajikan telur ceplok di atas meja makan.

Mereka berdua duduk berhadapan untuk sarapan.

"Kau sudah bisa mengikuti apa yang tadi aku contohkan?"

"Itu sangat mudah. Asal Nona tahu, pekerjaan saya100 kali lebih sulit dari pada itu."

"Orang sepertimu memangnya punya pekerjaan?"

"Tentu saja. Saya berada disini itu juga karena melakukan kesalahan pada pekerjaan."

"Ya ... ya ... ya ... " Menganggap seakan perkataan Han hanyalah bagian dari keanehannnya.

"Setelah sarapan aku akan mandi lalu mengajarimu pekerjaan yang lain. Kau dan bayimu juga harus mandi."

"Anda belum mencontohkan caranya mandi."

"What? Kau juga minta di ajari mandi?"

Han mengangguk polos menjawab pertanyaan Evelyn.

"Hisshhh ... Yasudah sana tidurkan bayimu di ranjang lalu segera ke kamar mandi!"

Sekarang mereka berdua sudah berada di kamar mandi. Evelyn melilitkan handuk pada setengah badan Han dan meminta Han melepas pakaiannya sendiri.

Han terlihat kesulitan apalagi ketika melepas kancing kemejanya. Hal itu membuat Evelyn tidak sabar hingga reflek membantunya. Ia melepas kancing dari bawah, sampai keatas ia terpaku menatap wajah sempurna Han. 

"Manusia bodoh ini ... Kenapa bisa begitu tampan?"

Tapi segera ia terbangun dari keterpukauan. Menggelengkan kepala lalu menyalakan shower secara tiba-tiba hingga membuat Malaikat itu kaget.

"Begini! Be-gi-ni caranya mandi!" berbicara sambil menyatukan gigi atas dan gigi bawah menandakan bahwa ia sangat kesal. Dengan kasar ia menyabun dan menyiram tubuh Han. Kemudian ia memberi handuk kering untuk dipakai Han. Lalu ia keluar.

Baru beberapa langkah keluar ia seperti baru teringat sesuatu hingga harus menepuk keningnya. "Aku lupa! manusia itu dan juga bayinya tidak memiliki baju ganti."

Kemudian ia mencarikan baju ganti di lemarinya. Untunglah dia memiliki beberapa koleksi kaos oversize yang muat dipakai Han. Tapi untuk celana, terpaksa ia memberikan seadanya yang dia punya.

Evelyn membawakannya ke kamar Han. Di sana Han sudah keluar dari kamar mandi. Ia melempar baju tersebut dari depan pintu.

"Pakai baju ini! Aku akan keluar sebentar untuk membeli beberapa baju bayi," teriaknya lalu segera pergi.

Satu setengah jam berlalu, Evelyn sudah kembali kerumah dengan membawa barang yang ia cari. Dia langsung menuju kamar Han dan sesuatu membuatnya tertawa. Hal itu tak lain dan tak bukan adalah karena melihat celana ketat miliknya yang dipakai oleh Han.

"Apa yang Anda tertawakan, Nona?" bertanya dengan polos. Sementara Evelyn masih saja tertawa.

"Apa yang terjadi pada Anda? Datang-datang malah begini?"

"Tidak papa." Mencoba untuk tenang.

"Aku baru saja membeli baju untukmu dan bayimu." Membuka tas belanjaan.

"Wah ... Terima kasih banyak, Nona roti."

"Berhenti memanggilku begitu!"

"Baiklah, Nona Evelyn!"

"Panggil Evelyn saja!"

"Oke, Evelyn!"

    

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status