Beranda / Fantasi / Malaikat Dihukum Jadi Babysitter / Bab 6.Terpukau Oleh Kesempurnaan

Share

Bab 6.Terpukau Oleh Kesempurnaan

Penulis: Ai nien
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-14 12:14:41

"Kita mulai dari membuat sarapan terlebih dahulu. Perhatikan baik-baik, oke!"

"Oke!" Mengacungkan jempol tangan kanan sementara tangan kiri menggendong bayi."

"Nyalakan kompornya terlebih dahulu seperti ini! Ceklik ..." bunyi kompor dinyalakan.

"Aku akan mengajarkan menu paling sederhana dulu. Yaitu ... telur ceplok." Gaya bicara Evelyn meniru pembawa acara progam memasak di stasiun televisi.

"Panaskan teflon! Lalu pecahkan telur diatasnya! Tambahkan sedikit garam! Ini yang namanya garam. Kau juga harus belajar membedakan mana garam, mana gula, dan lain-lain."

Han sangat fokus meperhatikan Evelyn, "Bagaimana cara membedakannya?"

"Kau bisa menjilatnya sedikit. Nanti lama kelamaan kau bisa membedakan hanya dengan melihatnya."

Han pun menjilat masing-masing toples bumbu menggunakan ujung jari dengan menampilkan ekspresi sesuai rasa. Evelyn yang sedang mengangkat telur, melirik ke arah Han, "Sudah matang ... Pakai sendok, Bodoh! Itu menjijikkan."

"Hehe ... " nyengir.

Evelyn sudah selesai menyajikan telur ceplok di atas meja makan.

Mereka berdua duduk berhadapan untuk sarapan.

"Kau sudah bisa mengikuti apa yang tadi aku contohkan?"

"Itu sangat mudah. Asal Nona tahu, pekerjaan saya100 kali lebih sulit dari pada itu."

"Orang sepertimu memangnya punya pekerjaan?"

"Tentu saja. Saya berada disini itu juga karena melakukan kesalahan pada pekerjaan."

"Ya ... ya ... ya ... " Menganggap seakan perkataan Han hanyalah bagian dari keanehannnya.

"Setelah sarapan aku akan mandi lalu mengajarimu pekerjaan yang lain. Kau dan bayimu juga harus mandi."

"Anda belum mencontohkan caranya mandi."

"What? Kau juga minta di ajari mandi?"

Han mengangguk polos menjawab pertanyaan Evelyn.

"Hisshhh ... Yasudah sana tidurkan bayimu di ranjang lalu segera ke kamar mandi!"

Sekarang mereka berdua sudah berada di kamar mandi. Evelyn melilitkan handuk pada setengah badan Han dan meminta Han melepas pakaiannya sendiri.

Han terlihat kesulitan apalagi ketika melepas kancing kemejanya. Hal itu membuat Evelyn tidak sabar hingga reflek membantunya. Ia melepas kancing dari bawah, sampai keatas ia terpaku menatap wajah sempurna Han. 

"Manusia bodoh ini ... Kenapa bisa begitu tampan?"

Tapi segera ia terbangun dari keterpukauan. Menggelengkan kepala lalu menyalakan shower secara tiba-tiba hingga membuat Malaikat itu kaget.

"Begini! Be-gi-ni caranya mandi!" berbicara sambil menyatukan gigi atas dan gigi bawah menandakan bahwa ia sangat kesal. Dengan kasar ia menyabun dan menyiram tubuh Han. Kemudian ia memberi handuk kering untuk dipakai Han. Lalu ia keluar.

Baru beberapa langkah keluar ia seperti baru teringat sesuatu hingga harus menepuk keningnya. "Aku lupa! manusia itu dan juga bayinya tidak memiliki baju ganti."

Kemudian ia mencarikan baju ganti di lemarinya. Untunglah dia memiliki beberapa koleksi kaos oversize yang muat dipakai Han. Tapi untuk celana, terpaksa ia memberikan seadanya yang dia punya.

Evelyn membawakannya ke kamar Han. Di sana Han sudah keluar dari kamar mandi. Ia melempar baju tersebut dari depan pintu.

"Pakai baju ini! Aku akan keluar sebentar untuk membeli beberapa baju bayi," teriaknya lalu segera pergi.

Satu setengah jam berlalu, Evelyn sudah kembali kerumah dengan membawa barang yang ia cari. Dia langsung menuju kamar Han dan sesuatu membuatnya tertawa. Hal itu tak lain dan tak bukan adalah karena melihat celana ketat miliknya yang dipakai oleh Han.

"Apa yang Anda tertawakan, Nona?" bertanya dengan polos. Sementara Evelyn masih saja tertawa.

"Apa yang terjadi pada Anda? Datang-datang malah begini?"

"Tidak papa." Mencoba untuk tenang.

"Aku baru saja membeli baju untukmu dan bayimu." Membuka tas belanjaan.

"Wah ... Terima kasih banyak, Nona roti."

"Berhenti memanggilku begitu!"

"Baiklah, Nona Evelyn!"

"Panggil Evelyn saja!"

"Oke, Evelyn!"

    

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 38. Tempat Sampah

    Go Minji adalah nama pria yang sedang bersama Evelyn saat ini. Mereka berteman sangat akrab bahkan sering bertukar cerita tentang masalah yang sedang dialami masing-masing, meskipun dalam pertemanannya mereka lebih senang menggunakan kata-kata kasar dibanding kata-kata kasih sayang. Pertemuan itu adalah pertemuan yang tak pernah terduga setelah bertahun-tahun tidak memberi kabar satu sama lain. Mereka berpisah sejak mereka lulus SMP karena orang tua Minji harus pindah ke luar kota untuk mengurus pekerjaan. "Kau dulu sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dariku sampai aku memanggilmu Jerapah, tapi sekarang aku terlihat lebih tinggi. Apa selama ini kau tidak tumbuh? Hahaha ... " "Ah, aku tahu! Kau pasti sering mengalami patah hati hingga pertumbuhanmu terhambat oleh itu." lanjutnya masih dipenuhi dengan tawa. "Diam kau! Tubuhku masih termasuk tinggi jika dibandingkan dengan standar tinggi tubuh para wanita, Bodoh." "Ah, tapi yang jelas kau sering p

  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 37. Jerapah Pirang

    Kecepatan berjalan cepat di area teras rumah sakit jiwa yang dilakukan Ae Ra dalam mengejar Han tidaklah berjalan lancar. Beberapa pasien dan para perawat yang sedang melakukan aktivitas berlalu lalang menghambat langkahnya. Pada sebuah tikungan sudut bangunan di sana, seorang pasien tak diduga berlari kencang menabraknya hingga terjatuh. Begitu ia bangun kembali, Han bersama dengan Evelyn dan Hyunki sudah menghilang dari pandangannya. "Haisss ... Kenapa mereka berjalan bagaikan mengkuti lomba jalan cepat?" Nafasnya masih tak beraturan. "Hwa!" Dia berteriak kencang karena kedatangan Kang Areum yang muncul secara tiba-tiba. "Kupikir kau sudah terlatih sejak kecil melihat arwah sepertiku. Kenapa kau masih saja terkejut?" Ae Ra mendengus kesal, "Meski sudah terlatih, aku akan tetap terkejut jika kau muncul tanpa aba-aba." "Kau penasaran dengan pria yang tadi? Apa kau pikir dia seorang manusia atau hantu?" Ae Ra menggeleng se

  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 36. Wujud Asli

    Sudah hampir setengah jam Evelyn mondar-mandir karena bimbang ingin keluar dari kamar. Rasa malu atas tindakannya yang berani mencium Han masih ia rasakan. Berulang kali ia mengintip dari balik pintu untuk memastikan keberadaan Han. "Dia tidak ada. Sebaiknya aku keluar sekarang. Tapi ... Bagaimana kalau dia tiba-tiba muncul?" Matanya tidak menemukan keberadaan Han ketika ia mengintip sekali lagi. Dia melangkah dengan mengendap-endap layaknya pencuri. Empat lima langkah dari kamarnya sudah tercapai. Namun ... "Hah!" Spontan mengelus dada karena tiba-tiba Han keluar dari kamarnya. Tangannya yang gugup kelabakan menarik beberapa helai rambut ke belakang telinga. "Pagi, Ev!" sapa Han yang sebenarnya juga merasa gugup, namun ia sukses menyembunyikannya. "Pagi!" bola matanya kesana kemari seakan bingung ingin menatap ke mana. "Mau sarapan bersama?" tawar Han. "Bukannya aku menerima tawaranmu, tapi sejak awal aku memang ingin sarapan." Menuju meja makan dan disusul oleh Han. Sebuah

  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 35. Apakah ini Cinta?

    Di atas ranjang yang berbalut sprei warna navy polos, Han masih terbayang-bayang dengan perlakuan Evelyn kepadanya. Bahkan, ia masih memegangi dadanya yang berdetak dengan cepat.Ia berbaring tanpa bantal sambil menatap layar ponselnya yang terdapat foto dirinya dengan Jasmine. "Rasa suka ini berbeda dengan rasa suka pada Jasmine. Dan rasa bahagia ini sangat berbeda saat bertemu dengannya.""Mungkinkah ini yang disebut cinta?" Dengan cepat ia menggelengkan kepalanya. "Tidak. Hal ini tidak boleh terjadi." Bangkit dari tidurnya."Secepatnya aku harus mencarikan cinta sejatinya." Mengambil buku harian Evelyn yang masih ia simpan dan membacanya.'Dear My book,''Tadi sepulang sekolah, aku dan Stevan pergi ke suatu tempat dengan pepohonan yang rindang dan angin yang berhembus lembut.'Aku tidak tahu bagaimana dia yang baru pindah bisa mengetahui tempat seperti itu.''Dia menunjukkan sebuah rumah kecil yang terbuat dari kayu di atas salah satu pohon di sana.''Aku menyaksikan betapa lincahn

  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 34. Film Romantis

    Sebelum pulang ke apartemen, Han menyempatkan diri untuk membeli sebuah CD . Han langsung menuju ke kamar Evelyn begitu sampai di apartemen. Namun, ia tak menemukannya di sana. Tempat yang dituju setelahnya adalah kamarnya. Sudah pasti dia ada di sana bersama dengan Hyunki. Baru setengah perjalanan, ia sudah berpapasan dengan Evelyn di ruang tengah. "Hai, Ev! Kau baru dari kamar Hyunki?" "Ya. Aku baru saja menidurkannya. Kau sendiri dari mana?" "Saya habis keluar mencari udara segar. Em, kau mau menemani saya menonton film?" "Horor? Action? Komedi?" Han menggelengkan kepala. "Romance." "Seleramu sangat murahan. Tapi, baiklah. Akan kutemani." Mereka duduk bersebelahan di sofa panjang depan televisi. Film sudah mulai diputar. "Film romantis sangat membosankan. Aku pasti akan tertidur di petengahan film." Menguap. "Apa lagi tadi aku tidak tidur siang." "Saya pastikan kau tidak akan mengantuk, karena ini adalah film romantis terbaik menurut rekomendasi di Yucub." "Semoga saja.

  • Malaikat Dihukum Jadi Babysitter   Bab 33. Akting

    Ae Ra tidak ingin Kang Areum mengetahuinya sekarang, jika dia mempunyai kelebihan melihat makhluk tak kasat mata karena ia belum merangkai rencana apapun. Jadi, ia berpura-pura terkejut karena melupakan sesuatu untuk mengalihkan hal tersebut. "Hah! Aku lupa belum membawa uang." Putar balik menghapiri James. "Kau belum memberiku uang." Menadahkan tangan kanannya. "Kau sangat Khawatir aku tidak membayar? Aku pasti akan mentransf ..." bicaranya terpotong. Ae ra mengode dengan menutup mulutnya menggunakan jari telunjuk dan memelankan suaranya, "Ssshhhttt ... Lihat di depan pintu!" James melihat ke arah pintu dan menyaksikan Kang Areum berdiri di sana. "Haissh ... Kalau begitu aku ikut denganmu." "Kita perlu berakting." Ae ra mulai berbicara dengan nada normal, "Berikan uangnya!" James sengaja menunjukkan rasa takutnya. "Aku ikut bersamamu. Aku tidak mau sendirian di sini. Wanita itu datang lagi. Lihat! Dia di depan pintu saat ini." Mengacungkan jarinya ke arah Kang Areum. "Mana?

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status