Share

Bab 5.Makhluk Aneh

"Tok ... tok ... tok ... " suara pintu yang diketuk oleh Han.

"Nona Roti, bangunlah sebentar! Maaf kalau mengganggu tapi ini sangat darurat," katanya panik.

"Tok ... tok ... tok ..."

"Nona Roti!"

Suara berisik Han berhasil membangunkan Evelyn dari tidur nyenyaknya.

Dengan rambut berantakan dan tentunya dengan ekspresi marah, ia membuka pintu kamar.

"Sudah kubilang jangan mengganggu kenapa malah ribut-ribut tengah malam?"

"Tunda marahmu sebentar saja, Nona! Sesuatu terjadi pada Si bayi. Tolong bantu saya!"

Dia menarik tangan Evelyn menuju kamarnya.

"Owek ... owek ... "

"Lihatlah! dia belum berhenti menangis sedari tadi. Bahkan aku sudah membuatkan susu untuknya malah dia seperti menolak."

Mereka melangkah bersama mendekati si bayi.

Evelyn mengecek popoknya, "Hoek!"

Secara reflek, dia menutup hidung setelah melihat kotoran didalam popok bayi itu.

"Dia buang air besar. Cepat ganti popoknya!"

"Saya tidak tahu caranya. Saya belum pernah melakukan hal itu"

"Kau pikir aku pernah? Aku juga belum punya anak!"

"Tapi, setidaknya Nona sudah hidup sebagai manusia lebih lama."

"Apa kau merasa kau baru lahir?"

 

Bayi tersebut terus menangis di tengah keributan mereka.

Pada akhirnya, Evelyn pun mengalah dan mencoba mengganti popok dengan segenap rasa jijik.

Memegang popok di antara ujung jari telunjuk dan ibu jari. Lalu, melemparkannya ke arah Han, "Buang ke tempat sampah!"

Evelyn menahan nafas selama mengelap pantat bayi menggunakan tisu basah sampai akhirnya ia berhasil memakaikan popok baru.

"Fyuhh ... " Evelyn membuang nafas lega.

Namun baru sebentar suasana tenang, tiba-tiba, "Pruuutt ... "

Han buang angin!

Han yang sebelumnya belum pernah mengalami itu, merasa panik. Sama seperti ketika ia merasakan lapar pertama kali.

"Perutku terasa sangat sakit. Apa yang terjadi padaku?"

"Kau juga mau BAB? Cepat ke toilet, Bodoh!" kesal Evelyn.

"Bagaimana caranya?  Apa kau juga yang akan membersihkanku?"

"Kau gila? Sini cepat!" Menyeret tangan Han menuju toilet lalu memperagakan bagaimana cara BAB.

"Pertama, buka celanamu. Lalu duduk di atas sini. Setelah selesai, tekan tombol ini untuk menyiram kotoranmu. Bersihkan dirimu dengan tisu ini! Paham?"

"Paham," Dengan polos, dia hendak melepas celana di depan Evelyn.

"Eh eh eh!" cegah Evelyn, "aku keluar dulu baru kau boleh melepasnya."

"Makhluk apa dia sebenarnya?" kata Evelyn sambil mendengus kesal setelah keluar dari toilet.

Merasa lelah dan mengantuk, Evelyn tak sadar terlelap di samping bayi itu.

Sementara Han yang baru saja keluar dari toilet pun, ikut tertidur begitu saja.

Mereka terlihat seperti keluarga bahagia hingga pagi tiba.

"Eeek ... eeek ... eeek ... " rengekan bayi membangunkan Evelyn dari tidurnya.

"Ctak!" Evelyn menyentil kening Han yang masih tertidur pulas.

"Awh!" Han mengusap kening kesakitan

"Bayimu bangun. Buatkan susu untuknya!"

"Baiklah!"

Sementara Han membuat susu, Evelyn memangku bayi itu dan sesekali menciuminya, "Mmuah! Kau laki-laki tapi kau sangat cantik dan menggemaskan.

"Nona, kau terlihat sangat menyayanginya," ucap Han yang baru saja datang membawakan susu.

"Siapa namanya?" tanya Evelyn.

Han menggeleng, "Bagaimana jika Nona yang berikan nama?"

"Siapa namamu? Masukkan saja margamu ke dalam namanya."

"Nama saya Han. Saya tidak memiliki marga."

"Kau itu sebenarnya siapa? Kelakuanmu sangat aneh. Asal-usulmu juga tidak jelas."

"Sebenarnya, saya tidak boleh meceritakan siapa diri saya sembarangan. Tapi, karena saya mempercayai Nona, saya akan menceritakan dengan jujur agar Nona tidak bingung. Nona harus berjanji tidak boleh menceritakan ke siapa pun, ya?"

"Iya, aku janji."

"Jadi sebenarnya saya adalah malaikat yang ... "

Belum selesai Han berbicara, Evelyn sudah memotong karena menganggap Han selalu mengada-ngada, "Sudah-sudah kau adalah pria aneh. Mendengar ceritamu hanya akan membuang-buang waktu."

"Bayi ini kuberi nama Hwang Hyun Ki. Dia ikut marga keluarga besar kakekku."

"Terdengar bagus."

"Tentu! Oh ya, selama kau numpang di tempatku kau tidak boleh enak-enakan saja. Kau harus membuatkan sarapan untukku, makan malam juga membereskan rumah ini setiap hari."

"Pasti akan saya kerjakan, Nona. Tapi, tolong ajari aku sekali saja karena saya belum pernah melakukannya."

"Oke, hari ini aku tidak akan pergi ke toko untuk mengajarimu."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status