Beranda / Romansa / Malam Membara Bersama Pamanmu / 114. Diterjang Badai Dalam Semalam

Share

114. Diterjang Badai Dalam Semalam

Penulis: Almiftiafay
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-18 08:33:30
‘Liora, yang selamanya akan selalu menjadi putri kecilnya Mama, kita bertemu lagi nanti di taman bunga yang pernah kita bicarakan ya?’

Suara Nyonya Marry memenuhi indera pendengar Liora.

Senyumnya terlihat manis, tetapi Liora tak bisa menggapai tangannya yang tengah melambai.

‘Tidak, Ma ... aku tidak bisa. Jangan pergi!’

Napasnya tersengal saat gemuruh suara petir menampar kesadaran Liora keras-keras. Ia mengerjap saat matanya terbuka, menyadari dirinya sedang duduk menyandarkan tubuhnya di salah satu pilar penyangga yang ada di rumah sakit.

Sentuhan lembut di bahunya membuat Liora menata napasnya yang seakan putus.

Sudah sejak semalam ia tidak pulang demi mengetahui kebenaran di balik kematian ibunya yang aneh.

Sepertinya ia baru saja direnggut lelap selama beberapa menit sebelum Annie menyentuhnya.

“Nona, Nyonya Marry sudah bersiap dimakamkan,” ucapnya.

Liora memandang sekitar, langit sedang tak bersahabat sejak kemarin bahkan itu berlanjut hingga hari ini, seolah melengkapi
Almiftiafay

sudah tahu kenapa Kayden sulit dihubungi? Thor update 1 dulu pagi ini. Nanti kita kembali dengan bab yang lebih mengoyak hati ☺️

| 17
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
yg kuat liora. ada si kembar yg akan menemani mu
goodnovel comment avatar
Christy Lino
Aq tgu plot twistnx yg bkin snewen plus nyengir
goodnovel comment avatar
Luly Chan
kasian banget Liora. semoga bisa melewati badai ini
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    300. Yang Tak Terduga

    Ibunya dilarikan ke rumah sakit. Dari saksi mata yang ikut ke sana, Evan mendengar bahwa beliau keluar malam itu untuk membelikan obat karena salah satu adik pantinya ada yang demam.Tapi dalam perjalanan pulang, seorang pria yang tengah mabuk mengendarai motornya tanpa aturan dan menabraknya.Setelah pertolongan pertama untuk membuat ibunya tetap bertahan hidup berhasil, masalah lain timbul.Biaya untuk operasi ibunya yang diklaim mengalami ruptur hati sangat mahal dan tidak bisa ditutupi oleh asuransi.Ibunya dibawa masuk ke ruang bedah saat Evan harus memikirkan bagaimana caranya ia membawa beliau pulang kelak.Setelah memberi tahu adik pantinya yang paling besar, Evan memandangi ponselnya. Dalam hati ia berpikir, 'Bagaimana kalau aku meminjam pada orang tua temanku?'Apa mereka akan memberi pinjaman? Mengingat jumlahnya yang cukup besar?Evan berhenti menggulir ponselnya. Di kursi tunggu di depan kamar bedah itu, ia yang seperti telah hilang arah melihat foto Kayden di berita yang

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    299. Terima Kasih Sudah Mempertemukan Aku Dengan Kayden Baldwin

    Saat Evan ceritakan apa yang didapatkannya hari ini, Ibu Joanna tak bisa membendung harunya. Beliau menyeka air matanya saat keduanya telah duduk di ruang tamu yang ada di panti asuhan, selepas pulang dari gereja."Syukurlah," ucap Ibu Joanna, tersenyum hangat dan keibuan seraya mengusap pipi Evan."Doa ibu dikabulkan, kamu mendapat kemudahan, Nak. Selamat ya?"Evan mengangguk, tentu ia tak menyebutkan perihal dirinya yang 'dibuang dan dikhianati' oleh teman-temannya pasca project itu selesai.Ia kabarkan saja hal yang bahagia pada Ibunya yang telah banyak memikul beban itu."Terima kasih, berkat doa Ibu juga aku dipertemukan dengan Tuan Kayden," balasnya. "Nanti, uang yang aku dapat dari kerja paruh waktu bisa untuk biaya sekolah adik-adik yang lain. Tahun ini Edo akan masuk SMA, 'kan?""Terima kasih kamu sudah mau membantu Ibu, tapi sisihkan juga untuk dirimu. Ibu masih bisa mendapatkan biaya untuk adik-adikmu. Semoga ke depannya ... tidak ada lagi yang perlu singgah di rumah ini, m

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    298. Pria Minim Bicara

    “Ya,” jawab Kayden dibersamai dengan anggukannya.Evan kemudian bangun dari duduknya di bawah kanopi halte, menundukkan kepalanya pada Kayden. Yang meski beberapa saat lalu Evan bisa mendengar tawa lirihnya dan sekian millimeter kedua sudut bibirnya terangkat, tapi wajahnya terlihat kaku. Seolah beberapa liter formalin baru saja dituangkan di sana.“A-apa yang ... Anda lakukan di sini?” tanya Evan, jujur saja ia bingung mengapa Kayden ada di sekitaran kampus dan menghentikan mobilnya.Saat itu Evan berpikir, ‘Tidak mungkin ‘kan kalau dia sengaja menemuiku?’“Menemuimu,” jawab Kayden, mematahkan keraguan yang baru saja bergulir di dalam hatinya.Jika sekarang Evan masih mengunyah gummy bear, ia bisa pastikan ia akan tersedak dan makanan manis itu tersangkut di kerongkongannya.“Me-menemui saya?” ulang Evan memastikan. “Memangnya Anda masih ingat siapa—““Evan.”Evan terangkat kedua alisnya, cukup terkejut bahwa Kayden masih mengingatnya dengan jelas.“U-untuk apa menemui saya?”“Bicara

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    297. Dimanfaatkan Lalu Dibuang

    Hari itu, ia sedang duduk di kafe bersama dengan beberapa temannya yang tergabung dalam satu tim project teknologi prototype VR yang dibeli oleh agensi besar kenamaan di Seattle, Evermore.Mereka seperti sedang merayakan keberhasilan dengan membeli sejumlah makanan di sana.Tidak ada hal yang aneh kecuali mereka, para pemuda yang senang karena usaha mereka dihargai dan dibayar dengan setara.Hingga sebuah ucapan datang dari meja di samping kanan mereka dengan celetukan yang membuat Evan dan tiga orang temannya seketika terdiam.“Kamu tahu yang mana yang namanya Evan Lee?” tanya salah seorang dari beberapa mahasiswa yang duduk di sana.“Tahu. Yang pakai kemeja hitam,” jawab yang lainnya.“Dia yatim-piatu yang besar di panti asuhan, aku pernah melihatnya pulang ke sana.”“Kenapa dia bisa diterima di kalangan anak orang kaya itu?”“Kenapa lagi memangnya? Karena dia tidak punya uang untuk melakukan penelitian. Jadi dia harus menumpang hidup pada anak orang kaya yang tidak punya bakat itu

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    296. Bagiku, Kau Masih Sama Dengan Anak Sembilan Belas Tahun Itu

    Evan terus saja mengumpat seolah tak ada hari esok untuk melakukannya. Mungkin karena ia masih belum mendapat pelampiasan dengan menghantamkan tangannya pada Regan, ia mengumpamakan pria itu dengan berbagai macam benda.Tawa di basement parkiran itu pecah hingga Kayden meminta untuk membubarkan diri.Kali ini, Kayden tidak diantar pulang oleh Evan, melainkan oleh Mark.Kayden meminta Evan agar tidak menyetir sebab hatinya dalam kondisi yang sedang tidak baik-baik saja. Ia tahu betul bahwa kemarahan yang membuat semua orang tertawa itu sebenarnya hanyalah sebuah cara untuk menghibur hatinya dari kenyataan yang lebih pahit, sebuah kehilangan.“Aku bisa diantar pulang oleh Mark,” kata Kayden pada Evan. “Kamu pulanglah dengan Rowan, biar dia yang menyetir mobilnya. Kamu duduk saja jadi penumpang. Tidak baik menyetir dalam keadaan kacau seperti ini, Evan.”Terdengar peduli, seperti dikatakan oleh seorang kakak lelaki pada adiknya.Evan mengangguk, tak memberi penolakan dan memilih untuk me

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    295. Selangkah Lebih Dekat, Tua-tua Bau Karat

    Sepasang mata Regan terlihat memindai Kayden yang berdiri di dalam sana. Secara cepat, seperti sedang mengamati pakaian yang dikenakan Kayden, jam tangan mahal yang melingkar di pergelangan tangannya, sepatu hitamnya yang modis, dan wangi bergamot mahal yang menguar di dalam sana. Regan tampak mengangguk samar, hampir tak kentara. Seolah ekspresinya sedang mengatakan, ‘Boleh juga ....’ Kayden melirik ke samping kanannya, tempat di mana Evan berdiri dengan tegang dan jari-jari yang saling merapat. Matanya meruncing, terlihat sangat jelas sedang mengendalikan diri dari iblis yang memberontak dalam dirinya agar tak mendadak menerjang pria paruh baya itu dan membuatnya babak belur. “Anda akan masuk atau tidak?” tanya Kayden setelah lebih dari enam puluh detik berlalu dalam kebisuan. “Iya,” jawab Regan. Ia mengayunkan kakinya untuk masuk ke dalam lift. Dengan diikuti oleh dua orang pria yang berjalan di belakangnya. Yang bersikap seolah tak mengenal Kayden dan Evan padahal mereka i

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status