hari ini 1 bab dulu yaaa... xixixi. apakah udah ada jawaban bagaimana perasaan Kayden?
“Jangan mengatakan hal yang tidak masuk akal, Ethan ....” pinta Sophia dengan putus asa. “Aku tidak mau kehilanganmu! Kamu—““Dan aku juga tidak mau melibatkan kamu dalam semua ini,” sela Ethan.“Apa tidak ada cara lain?”Ethan tidak menjawab, ia hanya duduk dengan mata terpejam. Mencoba mencari jalan keluar tetapi tak ada satu pun yang dapat ia pikirkan.Sebelum tuntutan ini datang, ia sudah berusaha memegang kendali atas kekacauan. Tapi tidak bisa.Ia meminjam uang pada anggota keluarganya, tetapi tak seorang pun dari mereka yang mau terlibat sehingga hanya Ethan dan Sophia yang harus melewatinya.“Aku akan memikirkannya, Sophia ....” balas Ethan akhirnya.Beberapa hari berselang setelah putusan itu, Ethan mencoba menghubungi rekannya—yang telah membawa lari uang para investor—tetapi tentu saja ... pria itu 'jauh' darinya sekarang.Hanya sebuah jawaban singkat yang lantas mengakhiri hubungan mereka.“Kamu yang harus membayar, dan jangan coba melobiku, Ethan Lee!”Memaksa berapa kali
“Bunuh ... diri?”Evan menatap Ibu Joanna yang dengan berat hati harus membenarkannya.Anggukan yang beliau berikan telah memberinya jawaban, bahwa kalimat itu bukan sebuah karangan.“Mamamu adalah teman Ibu, Evan,” ucap Ibu Joanna. “Dulu kami berada di universitas yang sama sebelum mengambil jalan masing-masing. Mamamu menikah dengan seorang pria yang sangat mencintainya dan mereka memiliki kamu. Sementara Ibu gagal dalam pernikahan Ibu, lalu memilih untuk mengabdikan diri di panti asuhan ini, menggantikan pemilik terdahulunya.”Ibu Joanna terlihat menundukkan kepala dan sekali lagi menghapus air mata.“Beberapa tahun tidak bertemu, Mamamu ke sini dan menceritakan beban berat yang dia dan Papamu tanggung. Tanpa menemukan jalan keluar,” lanjut beliau. “Itu adalah waktu di mana Papamu difitnah melarikan uang dan diminta mengganti rugi atas tuduhan penggelapan dan penipuan. Kejadian yang akhirnya membuatmu kehilangan mereka selamanya.”Mendung yang sedari tadi hanya bergantung muram akh
Pagi ini ... mendung seperti sengaja menghalangi teriknya matahari di kota Seattle. Seolah membiarkan semua orang pergi dengan tenang tanpa perlu mengeluhkan panas yang mengiris kulit beberapa hari belakangan.Teduh, tapi juga muram. Dengan hati yang perih, Evan mengemudikan mobilnya bersama dengan Leah. Menuju ke sebuah panti asuhan tempat di mana ia dulu tinggal dan dibesarkan.Usai kenyataan pahit yang ia dengar dari kedua orang tua Leah perihal keterlibatan mereka atas hidup Evan, Tuan James dan Nyonya Emma berusaha menghubunginya.Tapi Evan memilih untuk tidak menjawab. Ia hanya tidak tahu bagaimana bersikap seandainya pertemuan di antara mereka kembali terjadi.Ia sempat mendengar Leah yang bicara diam-diam jauh di belakang rumah. Dari seruannya yang frustrasi dan mengatakan, ‘Jangan menghubungi kalau itu tidak untuk minta maaf!’ yang disebutkannya, Evan yakin itu adalah ayah dan ibunya.“Kalau masih belum siap mendengar, kita bisa menunda untuk datang,” ucap Leah yang duduk di
Masih cukup pagi saat Liora masuk ke dalam ruangan tempat di mana Kayden rutin berolahraga.Ruang gym, ia sendiri di dalam sana, mengikat rambutnya dan menggelar matras yoga.Sudah beberapa waktu belakangan ini kembali rutin ia lakukan setiap menjelang siang. Tapi hari ini, karena ada kegiatan yang harus dilakukannya nanti maka ia memilih lebih pagi.Ia akan membuat kue untuk menyambut Tuan Royan dan Nyonya Jessie yang datang nanti malam sehingga Liora memutuskan untuk yoga sekarang.Ia tak menemukan Kayden, sepertinya ia sibuk untuk membantu Evan—dan tentu Liora tak keberatan akan hal itu.Ia menghela dalam napasnya. Mengatur tubuhnya untuk menerima kedamaian lewat gerakan yang sudah lama ia hafal.Dulu, sebelum bertemu dengan Kayden ia memang sudah rutin yoga. Untuk merawat tubuhnya yang senantiasa harus sempurna selama menjadi model.Ya ... meski bukan model yang sangat terkenal.Cukup untuk setengah hingga satu jam, ia akan selalu segar setiap kali keluar dari sini.Liora mengarah
....Malam ini, di dalam kamarnya bersama dengan Kayden, Liora duduk di atas ranjang. Ia menggendong Elea sementara Lucca tengah terlelap dengan kedua tangan terlentang di sampingnya.Ia baru saja meminta kedua baby sitter yang merawat bayi kembarnya untuk masuk ke dalam kamar ini. Lucca kembali tidur setelah berguling ke sana ke mari selama beberapa kali. Sementara Elea baru selesai ia sendawakan setelah menyusu langsung darinya.Meski matanya menatap pada bayi cantik yang ada di lengannya ini, tapi pikiran Liora sedang tidak berada di sini.Ia tak bisa berhenti memikirkan Leah, dan juga Evan.Kemarin, Liora mendapat pesan dari Leah yang mengatakan bahwa sesuatu yang di luar kendalinya terjadi.Alasan sebenarnya mengapa Tuan James dan Nyonya Emma selama ini bersikeras menjauhkan Evan darinya adalah karena beliau berdua itu menyimpan sebuah rahasia kelam yang berkaitan dengan kedua orang tua Evan.Liora ingat kemarin ia sempat menanyakan, ‘Apakah orang tuanya Evan masih hidup?’ tetapi
Mata Leah terasa perih mendengar kalimat itu.Sederhana tetapi mengandung kelukaan yang hebat, yang bukan hanya menyiratkan kehilangan tetapi juga jawaban yang jelas, bahwa sekalipun kalimat maaf terlontar dari bibir kedua orang tuanya ... hal itu tak akan memperbaiki apapun.Tidak akan menggantikan lebih dari dua dekade hidup Evan tanpa dibersamai oleh ayah dan ibunya.Nyonya Emma selangkah maju, hendak menghampiri anak perempuannya yang tenggelam dalam nestapa itu. Tapi beliau segera berhenti saat Evan lebih dulu membantu Leah berdiri.Pemuda itu tak mengatakan apapun saat menggandeng tangan Leah menjauh dari ruang makan dan pergi tanpa meninggalkan kata.Semua yang dipendam oleh Leah tumpah kala ia mendengar ucapan sang ayah yang membuka rahasia kelam yang coba mereka kubur puluhan tahun lamanya.Hening memerangkap langkah yang membawa Evan serta Leah pergi. Ia meminta istrinya itu untuk masuk ke dalam mobilnya yang lalu dikemudikan oleh Evan meninggalkan halaman.Seratus meter dal