Share

Penasaran

“Ada apa, Penulis Zia?” tanya Sean dengan tatapan heran.

Gadis tersebut terlihat memainkan bibirnya dengan giginya, hingga lima detik berlalu tak ada suara yang keluar setelah memanggill dirinya. Gadis tersebut ternyata hanya bisa menngungkap rasa sukanya dalam hati, jadi bagaimana lelaki itu tahu kalau dirinya berkata terima kasih dan ia juga mencari Sean. Sepertinya ia perlu mengumpulkan keberanian yang lebih banyak lagi, tetapi kapan?

“Gadis kecil?” Zia tersentak dengan panggilan Sean barusan. Pikiran dan keberaniannya buyar. Sean masih menganggapnya gadis kecil.

“Ti—tidak apa-apa, Tuan. Aku hanya akan mengumpulkan materi untuk wawancaramu nanti sore,” kilah Zia menutupi rasa panik dan cemasnya.

“Baiklah, akan aku usahan untuk pulang cepat,” sahut Sean, kemudian lelaki itu tersenyum tipis sebelum menutup pintu kamar Zia.

Gadis itu terkulai lemas. Tubuhnya melorot dari posisi duduk tegapnya. Pikirannya kembali berkecambuk. Dia senang Sean masih mengingatnya, tetapi dengan sebuta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Barid Ishom
Bagus....tapi tambah koinnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status